You are on page 1of 32

PERMASALAHAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN PESERTA

JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)


DI PUSKESMAS TANJUNG PINANG KOTA JAMBI

Disusun Oleh :

1. Mulia Oloan Harahap,S.Ked G1A214007


2. Dona Violita S.Ked G1A214009

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS
PUSKESMAS TANJUNG PINANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
PHRS tentang Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKN). Selanjutnya sholawat
beserta salam penulis haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, manusia
biasa yang luar biasa yang telah mengukir sejarah peradaban dalam kejayaan
Islam dengan tinta emas. Semoga Kejayaan Islam tersebut bisa terwujud kembali.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu hingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya: Kepala
Puskesmas Tanjung Pinang dr. Emildan Pasai selaku pembimbing, petugas
puskesmas yang menangani masalah jamkesmas/da/BPJS, perawat-perawat yang
telah memberikan banyak masukan, dan teman-teman satu kelompok di
Puskesmas Tanjung Pinang Jambi.
Demikianlah kata pengantar yang penulis sampaikan. Penulis menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saran dan kritik
dari semua pihak sangat diperlukan agar pada penulisan yang akan datang dapat
diperbaiki.

Jambi, Desember 2014

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di Indonesia, falsafah dan dasar Negara Pancasila terutama sila ke-5
mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hal ini juga termaktub dalam UUD
1945 pasal 28H dan pasal 34, dan diatur dalam UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan. Dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak
yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Setiap
orang juga mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan
sosial. 1,2
Masalah kesehatan nasional sampai saat ini masih cukup tinggi dilihat
dari indicator keberhasilan secara umum, yaitu : angka harapan hidup 70,5,
angka kematian ibu 228/100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi
34/1.000 kelahiran hidup, angka prevalensi gizi kurang 18,4 %. Status
kesehatan tersebut akan lebih buruk pada kelompok masyarakat miskin yaitu 4
kali lebih besar. 1,2
Penyebab buruknya aspek kesehatan di Indonesia adalah tidak
meratanya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pemerataan dalam aspek kesehatan sangat sulit dicapai di Indonesia mengingat
kondisi geografis Indonesia yang berpula-pulau yang membuat pembangunan
fasilitas kesehatan pada daerah-daerah tertentu masih sangat kurang. Hal
tersebut diperparah dengan kesenjangan ekonomi rakyat Indonesia membuat
hanya masyarakat berpenghasilan tinggi yang mampu menjangkau biaya
kesehatan yang cenderung mahal. Sedangkan masyarakat yang berpenghasilan
rendah tidak dapat menjangkau biaya layanan kesehatan sehingga muncul
diskriminasi pelayanan kesehatan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah pada tahun 2004
mengeluarkan Undang-Undang No. 40 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan social wajib

3
bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu program dari SJSN adalah Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) melalui suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS). Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program
pemerintah yang bertujuan untuk memberikan jaminan kesehatan menyeluruh
bagi setiap rakyat Indonesia. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional. Asuransi kesehatan social yang bersifat wajib berdasarkan Undang-
Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial. Tujuannya adalah
agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga
mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak.1-3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari materi
ini adalah:
a. Apa definisi dari JKN?
b. Apa tujuan dan prinsip JKN?
c. Apa landasan hukum tentang program JKN?
d. Bagaimana kepesertaan JKN?
e. Apa saja manfaat JKN?
f. Bagaimana Pembiayaan JKN?
g. Bagaimana Pelayanan JKN?
h. Bagaimana Pengorganissian JKN?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
layanan kesehatan peserta JKN di Indonesia khususnya Puskesmas
Tanjung Pinang.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program jaminan kesehatan
di Indonesia khususnya di Puskesmas Tanjung Pinang.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab masalah dalam pelaksanaan
program jaminan kesehatan di Puskesmas Tanjung Pinang.

1.4. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Senior

4
Sebagai tugas yang merupakan salah satu syarat pelaksanaan kepaniteraan
klinik untuk menambah wawasan di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
2. Bagi Puskesmas Tanjung Pinang
a. Puskesmas Tanjung Pinang dapat mengetahui pelaksanaan program
JKN di wilayah kerjanya.
b. Puskesmas Tanjung Pinang dapat melakukan identifikasi dan analisis
masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah
dari program JKN di wilayah kerjanya.
3. Bagi Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau data untuk melaksanakan
penelitian terkait

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian JKN


Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory)
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak

5
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh Pemerintah.1,4
2.2 Tujuan dan prinsip JKN
Tujuan JKN agar semua penduduk indonesia terlindungi dalam sistem
asuransi sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak.4
Jaminan Kesehatan Nsional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berikut :1,4,7
1. Prinsip Kegotong-royongan
Gotong royong sesungguhnya sudah menjadi salah satu prinsip dlam hidup
bermasyarakat dn juga merupakan salah satu akar dalam kebudayaan kita.
Dalam SJSN, primsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu
peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau
yang yang berisiko tinggi dan peserta yang sehat membantu yang sakit.
Dengan demikin, melalui prinsip gotong royog jaminan sosial dapat
menumbuhkan keadiln sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
2. Prinsip kepesertaan yang bersifat wajib dan tidak selektif
Adalah prinsip mengharuskan seluruh penduduk menjadi peserta jaminan
sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.
3. Prinsip dana amanat
Adalah bahwa iuran dengan hasil pengembangannya merupakan dana titipan
dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta
jaminan social
4. Prinsip nirlaba.
Adalah prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil
pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya dari
seluruh peserta.
5. Prinsip Keterbukaan
Adalah prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar dan jelas
bagi setiap peserta.
6. Prinsip Kehati-hatian
Adalah prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman dan tertib
7. Prinsip Akuntabilitas
Adalah prisip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan.

6
8. Prinsip Portabilitas
Adalah prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta
berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara kesatuan
Republik Indonesia.
9. Hasil Pengelolaan dana Jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar-besarnya kepentingan peserta.
Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip ekuitas adalah kesamaan dalam
memperoleh pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis yang tidak terikat
dengan besaran iuran yang telah dibayarkannya. Kesamaan memperoleh
pelayanan adalah kesamaan jangkauan finansial ke pelayanan kesehatan.

2.3 Landasan Hukum


1. UU No.40 tahun 2004 tentang SJSN menggantikan program-program
jaminan sosial yang ada sebelumnya (Askes, Jamsostek, Taspen dan Asabri)
yang dinilai kurang hasil memberikan manfaat yang berarti kepada
penggunanya karena jumlah pesertanya kurang, jumlah dinilai manfaat
program-program kurang memadai.5
2. Peraturan Presiden republik Indonesia No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan.6
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
Pasal 1: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat
BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial.
Pasal 3: BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian
jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap Peserta
dan/atau anggota keluarganya.7
4. UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. PP No.101 Tahun 2012 tentang PBI
Jamkesmas
a) Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34

7
mengamanatkan ayat (1) bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar
dipelihara oleh negara, sedangkan ayat (3) bahwa negara bertanggungjawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak.
b) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495).
c) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286).
Jamkesmasda
a. Keputusan Gubernur Jambi No. 657 tentang penetapan data base rumah
tangga sangat miskin hasil verifikasi tahun 2011.
b. Peraturan Gubernur Jambi No. 12 tahun 2014 tentang anggaran pendapatan
dan belanja daerah tahun anggaran 2014
c. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi No. 133a tahun 2014
tentang Petunjuk teknis jaminan kesehatan masyarakat daerah (Jamkesmasda).

2.4 Kepesertaan JKN


A. Ketentuan Umum 1,8
1. Peserta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meliputi :
a. Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar
iuran atauyang iurannya dibayar pemerintah.
b. Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdiri atas 2
kelompok yaitu : Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan
kesehatan dan peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan
kesehatan.
c. Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan adalah fakir
miskin dan orang tidak mampu.
d. Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan adalah
Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, Pekerja Bukan
Penerima Upah dan anggota keluarganya, serta buruh Pekerja dan
anggota keluarganya.
Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya

8
Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang bekerja dan
berusaha atas risiko sendiri. Terdiri atas :
- Pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri
- Pekerja lain yang memenuhi kriteria peerja bukan penerima upah.
Bukan pekerja dan anggota keluarganya
Bukan pekerja adalah setiap oranhg yang tidak bekerja tetapi
mampu membayar iuran jaminan kesehatan. Terdiri atas :
- Investor
- Pemberi kerja
- Penerima pensiun
- Veteran
- Perintis kemerdekaan
- Bukan pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah.
2. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diberikan nomor identitas
tunggal oleh Badan Penyelenggara Sosial Kesehatan (BPJS). Bagi
peserta : Askes social dari PT. Askes (Persero), jaminan pemeliharaan
kesehatan (JPK) dari PT. (Persero) Jamsostek, program Jamkesmas dan
TNI/POLRI yang belum mendapatkan nomor identitas tunggal peserta
dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan),
tetap dapat mengakses pelayanan dengan menggunaan identitas yang
sudah ada.
3. Anak pertama sampai dengan anak ketiga dari peserta pekerja penerima
upah sejak lahir secara otomatis dijamin oleh Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).
4. Bayi baru lahir dari :
a. Peserta pekerja bukan penerima upah
b. Peserta bukan pekerja
c. Peserta pekerja penerima upah untuk anak keempat dan
seterusnya;
Harus didaftarkan selambat-lambatnya 3x24 jam hari kerja sejak yang
bersangkutan dirawat atau sebelum pasien pulang (bila pasien dirawat
kurang dari 3 hari). Jika sampai waktu yang telah ditentukan pasien tidak
dapat menunjukkan nomor identitas peserta JKN maka pasien dinyatakan
sebagai pasien umum.

9
5. Menteri Sosial berwenang menetapkan data kepersertaan Penerima
Bantuan Iuran (PBI). Selama seseorang ditetapkan sebagai peserta
penerima bantuan iuran, maka yang bersangkutan berhak mendapatkan
manfaat pelayanan kesehatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional.
6. Sampai ada pengaturan lebih lanjut oleh pemerintah tentang Jaminan
Kesehatan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
maka gelandangan, pengemis, orang terlantar dan lain-lain menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah. Demikian juga untuk penghuni
panti-panti sosial serta penghuni rutan/lapas yang miskin dan tidak
mampu.
B. Hak dan kewajiban peserta1,4,9,10
Hak peserta
1. Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh peyanan
kesehatan
2. Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta
prosedur pelyanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan; dan
4. Menyampaikan keluhan/ pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau
tertulis kekantor BPJS Kesehatan.
Kewajiban peserta
1. Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang
besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian,
kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan
tingkat1
3. Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh
orang yang tidak berhak;
4. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.

C. Masa Berlaku Kepesertaan


a) Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional berlaku selama yang
bersangkutan membayar iuran sesuai dengan kelompok peserta.

10
b) Status kepesertaan akan hilang bila peserta tidak membayar iuran atau
meninggal dunia.
c) Ketentuan lebih lanjut terhadap hal tersebut di atas, akan diatur oleh
Peraturan BPJS

D. Administrasi Kepesertaan3-6,
Pekerja Penerima Upah4
Pendaftaran secara kolektif
a. Mengisi dan Menyerahkan formulir daftar isian peserta serta
melampirkan Pas foto berwarna terbaru ukuran 3cm x 4cm masing-
masing satu lembar.
b. Pendaftaran secara berkelompok kolektif disampaikan dalam
bentuk format data yang disepakati.
Pendaftaran secara Perorangan
1. Pemberi kerja penyelenggara Negara, terdiri dari :
Pejabat Negara : Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP)
dilampiri dengan pas foto berwarna terbaru masing-masing satu
lembar ukuran 3cm x 4cm. (kecuali bagi anak usia balita), serta
dapat menunjukkan dokumen sebagai berikut :
a. Asli/Fotokopi petikan SK penetapan sebagai Pejabat Negara
yang dilegalisir
b. Asli/foto copy Daftar Gaji yang dilegalisasi olehpimpinan
unit kerja;
c. Asli/foto copy KP4 yang dilegalisasi;
d. Asli/foto copy Kartu Keluarga dan KTP(diutamakan KTP
elektronik);
e. Foto copy surat nikah;
f. Foto copy akte kelahiran anak/surat keteranganlahir/SK
Pengadilann Negeri untuk anak angkat;
g. Surat Keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi(bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan usia ke 25 tahun).
Pegawai Negeri Sipil; Mengisi Formulir Daftar Isian
Peserta (FDIP) yang di tanda tangani oleh pimpinan unit kerja
dan stempel unit kerja. Daftar Isian Peserta dilampiri dengan pas
foto terbaru masing-masing 1 (satu) lembar ukuran 3 cm x 4 cm

11
(kecuali bagi anak usia balita); serta menunjukkan/
memperlihatkan dokumen sebagai berikut :
a. Asli/foto copy SK PNS terakhir;
b. Asli/foto copy Daftar Gaji yang dilegalisasi oleh pimpinan
unit kerja;
c. Asli/foto copy KP4 yang dilegalisasi
d. Asli/foto copy Kartu Keluarga dan KTP (diutamakan KTP
elektronik);
e. Foto copy surat nikah;
f. Foto copy akte kelahiran anak/surat keterangan lahir/SK
Pengadilan Negeri untuk satu anak angkat yang ditanggung;
g. Surat Keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan usia ke 25 tahun)
Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada BUMN/BUMD;
Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) yang di tanda
tangani oleh pimpinan unit kerja dan stempel unit kerja. Daftar
Isian Peserta dilampiri dengan pas foto terbaru masing-masing 1
(satu) lembar ukuran 3 cm x 4 cm (kecuali bagi anak usiabalita);
serta menunjukkan/ memperlihatkan dokumen sebagai
berikut :
a. Asli/foto copy Daftar Gaji yang dilegalisasi oleh pimpinan
unit kerja;
b. Asli/foto copy SK PNS yang dipekerjakan pada
BUMN/BUMD;
c. Asli/foto copy Kartu Keluarga dan KTP (diutamakan KTP
elektronik);
d. Foto copy surat nikah;
e. Foto copy akte kelahiran anak/surat keterangan lahir/SK
Pengadilan Negeri untuk anak angkat;
f. Surat Keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan usia ke 25 tahun).
Anggota TNI dan POLRI; Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta
(FDIP) dengan melampirkan pas foto terbaru masing-masing 1
(satu) lembar ukuran 3 cm x 4 cm (kecuali bagi anak usia balita)

12
serta menunjukkan/memperlihatkan dokumen sebagai
berikut:
a. Asli/foto copy SK kepangkatan terakhir;
b. Asli/foto copy Daftar Gaji yang dilegalisasi oleh pimpinan
unit kerja;
c. Asli/foto copy KU 1 yang dilegalisasi;
d. Asli/foto copy Kartu Keluarga dan KTP (diutamakan KTP
elektronik);
e. Foto copy surat nikah;
f. Foto copy akte kelahiran anak/surat keterangan lahir/SK
Pengadilan Negeri untuk satu anak angkat yang
ditanggung;
g. Surat Keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan usia 25 tahun).
Pejabat Negara Non Pegawai Negeri (Presiden,Menteri,
Gubernur/Wkl Gubernur, Bupati/Wkl Bupati,Walikota/Wakil
Walikota, DPR, DPD, DPRD); Mengisi Formulir Daftar Isian
Peserta (FDIP) dengan melampirkan pas foto berwarna terbaru
ukuran 3 cm x 4 cm masing-masing 1 (satu) lembar (kecuali
bagi anak usia balita) serta menunjukkan/memperlihatkan
dokumen sebagai berikut :
a. Asli/foto copy SK pengangkatan sebagai pejabat Negara;
b. Asli/foto copy Kartu Keluarga dan KTP (diutamakan KTP
elektronik);
c. Foto copy surat nikah;
d. Foto copy akte kelahiran anak/surat keterangan lahir/SK
Pengadilan Negeri untuk anak angkat;
e. Surat Keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampaidengan usia 25 tahun).
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri; Mengisi Formulir
Daftar Isian Peserta (FDIP) dengan melampirkan pas foto
berwarna terbaru ukuran 3cm x 4 cm masing-masing 1 (satu)
lembar (kecuali bagi anak usia balita) serta
menunjukkan/memperlihatkan dokumen sebagai berikut :
a. Asli/foto copy SK Pengangkatan dari kementerian/lembaga;

13
b. Asli/foto copy Daftar Gaji yang dilegalisasi oleh pimpinan
unit kerja;
c. Foto copy KTP (diutamakan KTP elektronik);
d. Foto copy surat nikah; Foto copy akte kelahiran anak/surat
keterangan lahir/SK Pengadilan Negeri untuk anak angkat;
e. Surat Keterangan dari sekolah/ perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan usia 25 tahun).

2. Pegawai Swasta/Badan Usaha/Badan Lainnya; Mengisi Formulir


Daftar Isian Peserta (FDIP) dengan melampirkan pas foto berwarna
terbaru ukuran 3 cm x 4 cm masing-masing 1 (satu) lembar
(kecuali bagi anak usia balita) serta
menunjukkan/memperlihatkan dokumen sebagai berikut :
a. Bukti diri sebagai Tenaga Kerja / karyawan aktif pada
perusahaan;
b. Perjanjian Kerja / SK pengangkatan sebagai pegawai;
c. Asli/foto copy Kartu Keluarga dan KTP (diutamakan KTP
elektronik);
d. Bukti potongan iuran Jaminan Kesehatan;
e. Foto copy surat nikah;
f. Foto copy akte kelahiran anak/surat keterangan lahir/SK
Pengadilan Negeri untuk anak angkat;
g. Bagi WNA menunjukkan Kartu Ijin Tinggal Sementara/Tetap
(KITAS/KITAP).
Pekerja Bukan Penerima Upah4
A. Pendaftaran Secara Kolektif :
Mengisi dan menyerahkan Formulir Daftar Isian Peserta serta
melampirkan Pas foto berwarna terbaru ukuran 3 cm x 4 cm
masing-masing 1 (satu) lembar.
Pendaftaran secara berkelompok kolektif disampaikan dalam bentuk
format data yang disepakati.
B. Pendaftaran secara perorangan :
Pekerja diluar Hubungan Kerja atau Pekerja Mandiri; Mengisi
Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) serta melampirkan pas foto

14
terbaru masing-masing 1 (satu) lembar ukuran 3 cm x 4 cm (kecuali
bagi anak usia balita), serta menunjukkan/memperlihatkan
dokumen sebagai berikut :
a. Asli/foto copy Kartu Keluarga dan KTP (diutamakan KTP
elektronik);
b. Foto copy surat nikah
c. Foto copy akte kelahiran anak/surat keterangan lahir yang
menjadi tanggungan.
d. Bagi WNA menunjukan Kartu Ijin Tinggal Sementara/Tetap
(KITAS/KITAP).
Kelompok Paguyuban/Koperasi/Asosiasi; Mengisi Formulir Daftar
Isian Peserta (FDIP) dengan melampirkan pas foto terbaru masing-
masing 1 (satu) lembar ukuran 3 cm x 4 cm(kecuali bagi anak usia
balita), serta menunjukkan/memperlihatkan dokumen sebagai
berikut :
a. Asli/foto copy Kartu Keluarga dan KTP (diutamakan KTP
elektronik);
b. Bagi WNA menunjukkan Kartu Ijin Tinggal Sementara/ Tetap
(KITAS/KITAP).
Bukan Pekerja4
A. Pendaftaran secara kolektif :
Jumlah anggota kelompok minimal 2 (dua) anggota; Mengisi dan
menyerahkan Formulir Daftar Isian Peserta serta melampirkan Pas
foto berwarna terbaru ukuran3 cm x 4 cm masing-masing 1 (satu)
lembar.Pendaftaran secara berkelompok kolektif disampaikan
dalam bentuk format data yang disepakati.
B. Pendaftaran secara perorangan :
1) Investor; Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) dan
melampirkan Pas foto terbaru ukuran 3 cm x 4 cm sejumlah 1
(satu) lembar, dengan menunjukan/memperlihatkan:
a. Asli/foto copy Kartu Keluarga/KTP
b. Bagi WNA menunjukkan Kartu Ijin Tinggal Sementara/Tetap
(KITAS/KITAP).

15
2) Pemberi Kerja; Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) dan
melampirkan pas foto terbaru ukuran 3 cm x 4 cmsejumlah 1
(satu) lembar, dengan menunjukan/memperlihatkan:
a. Asli/foto copy Kartu Keluarga/KTP
b. Bagi WNA menunjukkan Kartu Ijin Tinggal Sementara/Tetap
(KITAS/KITAP).
3) Penerima Pensiun :
Penerima Pensiun PNS; Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta
(FDIP) serta melampirkan pas foto terbaru ukuran 3 cm x 4 cm
sejumlah 1 (satu) lembar, dengan menunjukan:
a. Asli / foto copy Kartu Keluarga/KTP;
b. Asli/ fotocopy surat tanda bukti penerima pensiun atau
KARIP;
c. Fotocopy surat nikah
d. Asli/Fotocopy akte kelahiran anak/keterangan lahir, surat
keputusan pengadilan negeri untuk anak angkat;
e. Surat keterangan sekolah / perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun).
Penerima Pensiun Pejabat Negara; Mengisi Formulir Daftar
Isian Peserta (FDIP) dan melampiri pas foto terbaru ukuran 3
cm x 4 cm sejumlah 1 (satu) lembar dengan menunjukan /
memperlihatkan :
a. Asli/foto copy Kartu Keluarga/KTP
b. Fotocopy surat tanda bukti penerima pension atau KARIP
c. Fotocopy surat nikah, akte kelahiran anak/keterangan lahir,
surat keputusan pengadilan negeri untuk anak angkat.
d. Surat keterangan sekolah / perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun).
Penerima Pensiun TNI dan POLRI; Mengisi Formulir Daftar
Isian Peserta (FDIP) dan melampirkan pas foto terbaru ukuran
3 cm x 4 cm sejumlah 1 (satu) lembar dengan menunjukan /
memperlihatkan :
a. Asli/foto copy Kartu Keluarga/KTP;
b. Fotocopy surat tanda bukti penerima pension atau Kartu
tanda peserta ASABRI;
c. Fotocopy surat nikah;

16
d. Fotocopy akte kelahiran anak/keterangan lahir,surat
keputusan pengadilan negeri untuk anak angkat;
e. Surat keterangan sekolah / perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun).
Perintis Kemerdekaan; Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta
(FDIP) dan melampiri pas foto terbaru ukuran 3 cm x 4 cm
sejumlah 1 (satu) lembar dengan menunjukan /
memperlihatkan :
a. Asli/foto copy Kartu Keluarga/KTP; SKEP Perintis
Kemerdekaan.
b. Fotocopy surat nikah
c. Fotocopy akte kelahiran anak/keterangan lahir,
d. surat keputusan pengadilan negeri untuk anak angkat;
e. Surat keterangan sekolah / perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun).
Veteran; Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) dan
melampirkan pas foto terbaru ukuran 3 cm x 4 cm sejumlah 1
(satu) lembar dengan menunjukan /memperlihatkan :
a. Asli/foto copy Kartu Keluarga/KTP;
b. Asli/foto copy piagam petikan SK Pengesahan Gelar
Kehormatan Veteran RI;
c. Fotocopy surat nikah;
d. Fotocopy akte kelahiran anak/keterangan lahir,surat
keputusan pengadilan negeri untuk anakangkat;
e. Surat keterangan sekolah / perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun).
Penerima Program Pensiun Badan Usaha/Badan Lainnya;
Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) dan melampirkan
pas foto terbaru ukuran 3 cm x 4 cm sejumlah 1 (satu) lembar
dengan menunjukan /memperlihatkan asli/foto copy Kartu
Keluarga dan KTP.
Janda/Duda/Anak Yatim/Anak Piatu dan Anak Yatim Piatu dari
Penerima Pensiun PNS / TNI / Polri / Pejabat Negara /
Veteran/Perintis Kemerdekaan; dengan ketentuan mengisi
Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP) dan melampiri pas foto

17
terbaru ukuran 3 cm x 4 cm sejumlah 1 (satu) lembar dengan
menunjukan /memperlihatkan:
a. Asli/foto copy Kartu Keluarga dan KTP;
b. Surat Keputusan Janda/Duda/Anak Yatim/Anak Piatu dan
Anak Yatim Piatu;
c. Fotocopy akte kelahiran anak/keterangan lahir, surat
keputusan pengadilan negeri untuk anak angkat.
d. Surat keterangan sekolah / perguruan tinggi (bagi anak
berusia lebih dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun).
Pekerja Informal; Mengisi Formulir Daftar Isian Peserta
(FDIP) dan melampirkan pas foto terbaru ukuran 3 cm x 4 cm
sejumlah 1 (satu) lembar dengan menunjukan
/memperlihatkan asli/foto copy Kartu Keluarga dan KTP
Anggota Keluarga Lain
Anggota keluarga lain dapat diikutsertakan dengan ketentuan :
membayar iuran, mengisi Formulir Daftar Isian Peserta (FDIP)
dan melampirkan pas foto terbaru ukuran 3 x 4 cm sejumlah 1
(satu) lembar dengan menunjukan / memperlihatkan asli/foto
copy Kartu Keluarga dan KTP dan bagi WNA menunjukan
Kartu Ijin Tinggal Sementara/Tetap (KITAS/KITAP)

2.5 Manfaat JKN


Manfaat Jaminan Kesehatan terdiri atas 2 jenis yaitu manfaat medis
berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan
ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas
Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.1,3
Manfaat medis bersifat pelayanan perorangan: promotif, preventif, kuratif &
rehabilitatif termasuk BMHP dan obat sesuai kebutuhan medis.
Manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulan hanya
diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi
tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan :

18
a. Penyuluhan Kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan
mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan
sehat.
b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis
Tetanus dan Hepatitis (DPTHB), Polio, dan Campak.
c. Keluarga Berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi
dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga
berencana. Vaksin untuk imunisasi dasr dn alat kontrasepsi dasar
disediakan oleh Pemerinth dan/atau Pemerintah Daerah.
d. Skrining Kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi risiko penyakit dan mencegh dmpak lanjutan dari risiko
penyakit tertentu.
Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komperehensif, masih
ada manfaat yang tidak dijamin meliputi : a. Tidak sesuai prosedur, b.
Pelayanan di luar fasilitas kesehtan yang bekerja sama dengan BPJS, c.
Pelayanan bertujuan kosmetik, d. General Checkup, pengobatan alternatif, e.
Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi, f.
Pelayanan kesehatan pada saat berencana dn, g/ Pasien bunuh diri/ penyakit
yang timbul akibat kesengajaan untuk menyiksa diri sendiri/ bunuh diri/
narkoba.

2.6 Pembiayaan JKN1


Sistem Kesehatan Nasional pada prinsipnya terdiri dari dua bagian
besar yaitu sistem pendanaan dan sistem layanan kesehatan. Subsistem
pendanaan kesehatan menggambarkan dan mengatur sumber-sumber
keuangan yang diperlukan untuk terpenuhinya kebutuhan kesehatan
penduduk. Pendanaan kesehatan dapat bersumber dari (1) pendanaan langsung
dari masyarakat (disebut out of pocket) yang dibayarkan dari
perorangan/rumah tangga kepada fasilitas kesehatan; (2) pendanaan dari
Pemerintah dan atau Pemda; (3) pembayaran iuran asuransi sosial yang wajib
sebagaimana diatur dalam UUSJSN; (4) Pendanaan oleh pihak ketiga, baik

19
oleh pemberi kerja atau oleh peserta asuransi; dan (5) bantuan pendanaan dari
berbagai sumber baik dalam maupun luar negeri. Berdasarkan UU Nomor
40/2004 tentang SJSN dan UU Nomor 36/2009 tentang Kesehatan, pendanaan
layanan kesehatan perorangan akan bertumpu dari iuran wajib yang akan
dikelola oleh BKesehatan. Sementara pendanaan bersumber dari kantong
perorangan/keluarga, pemberi kerja baik langsung atau melalui asuransi
kesehatan swasta akan menjadi sumber dana tambahan (top up) layanan
kesehatan perorangan. Sedangkan sumber dana dari Pemerintah/Pemda tetap
diperlukan untuk mendanai bantuan iuran bagi penduduk miskin dan tidak
mampu serta pendanaan program kesehatan masyarakat yang tidak ditujukan
untuk layanan orang per orang.
1. Iuran
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara
teratur oleh peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk Program
Jaminan Kesehatan, (pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan
Kesehatan Nasional)
2. Pembayar Iuran
Bagi peserta PBI, Iuran dibayar oleh pemerintah
Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, Iurannya dibayar oleh Pemberi
kerja dan pekerja.
Bagi peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja,
Iuran dibayar oleh peserta yang bersangkutan.
Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional di tetapkan melalui
peraturan Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan
perkembangan social, ekonomi dan kebutuhan dasar hidup yang layak.
3. Pembayaran Iuran
Setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan
berdasarkan persentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu
jumlah nominal tertentu (bukan penerima upah dan PBI)3
Setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya,
menambahkan iuran peserta yang menjadi tanggung jawabnya dan
membayarkan iuran tersebut setiap bulan kepada BPJS Kesehatan secara
berkala (paling lambat tanggal 10 setiap bulan). Apabila tanggal 10
(sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja

20
berikutnya. Keterlambatan pembayaran iuran untuk pekerja penerima upah
dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total
iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan, yang
dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang tertunggak oleh pemberi
kerja. Sedangkan, Keterlambatan pembayaran iuran untuk peserta bukan
penerima upah dan bukan pekerja dikenakan denda keterlambatan sebesar
2% (Dua persen) perbulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak
untuk waktu 6 (Enam) bulan yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran
yang tertunggak.1,3
Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan pekerja
wajib membayar iuran JKN pada setiap bulan yang dibayarkan paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan.
Pembayaran iuran JKN dapat dilakukan diawal. 3
4. Cara Pembayaran Fasilitas Kesehatan
BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama dengan system kapitasi.3 Tarif kapitasi yang harus
dibayarkan yaitu :

No Jenis fasilitas kesehatan Kapitasi (Rp)


tingkat pertama
1. Puskesmas 3000 6000
2. RS Pratama/Klinik 8.000 10.000
Pratama/Dokter Praktek
2.7Pelayanan JKN1
3. Dokter Gigi Praktek 2.000
1. Jenis
Pelayanan
Ada dua jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh peserta JKN, yaitu
berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis), serta akomodasi dan
ambulans (manfaat non medis). Ambulans hanya diberikan untuk pasien
rujukan dari fasilitas kesehatan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS
Kesehatan.
2. Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus
memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

21
Pertama. Bila peserta memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan,
maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratn medis.
3. Kompensasi Pelayanan
Bila di suatu daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi
syarat guna memenuhi kebutuhn medis sejumlah peserta, BPJS kesehatan
wajib memberikan kompensasi yang dapat berupa : penggantian uang
tunai, pengiriman tenaga kesehatan atau penyediaan fasilitas kesehatan
tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan untuk biaya pelayanan
kesehatan dan transportasi.
4. Penyelenggaraan Pelayaan Kesehatan
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan meliputi semua fasilitas kesehatan
yang menjalin kerja sama dengan BPJS kesehatan baik fasilitas kesehatan
milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi
persyaratan melalui proses kredensialing dan rekredensialing.

2.8Pengorganisasian1
1. Lembaga Penyelenggaraa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
JKN diselenggarakan oleh BPJS yang merupakan hukum publik milik
Negara yang bersifat non profit dan bertanggung jawab kepada Presiden.
BPJS terdiri atas Dewan Pengawas dan Direksi.
Dewan Pengawas terdiri dari tujuh orang anggota : dua orang unsur
Pemerintah, dua orang unsur pekerja, dua orang unsur pemberi kerja, satu
orang unsur tokoh masyarakat, dewan pengawas tersebut diangkat dan
dihentikan oleh presiden.
A. Fungsi, Tugas dan Wewenang Dewan Pegawas
Dalam melaksanakan pekerjaannya, dewan pengawas mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pelaksanaan tgas BPJS dengan uraian sebagai
berikut :
1) Fungsi dewan pengawas adalah melakukan pengawasan atas
pelaksanaan tugas BPJS
2) Dewan pengawas bertugas untuk
a. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengelolaan dan
pengembangan dana jaminan sosial dan direksi,
b. Melakukan pengawasan atas pelaksnaan pengelolaan dan
pengembangan dana jaminan sosial dan direksi,

22
c. Memberikan saran, nasihat dan pertimbangan kepada direksi
mengenai kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan BPJS dan,
d. Menyampaikan laporan pengawasan penyelenggaraan jaminan
sosial sebagai bagian dari laporan BPJS kepada presiden dengan
tembusan kepada DJSN.
3) Dewan Pengawas berwenang untuk :
a. Menetaokan rencana kerja anggaran tahunan BPJS,
b. Mendapatkan dan/atau meminta laporan dari Direksi,
c. Mengakses data dan informasi mengenai penyelenggaraan BPJS,
d. Melakukan penelaahan terhadap data dan informasi mengenai
penyelenggaraan BPJS, dan
e. Memberikan saran dan rekomendasi kepada presiden mengenai
kinerja direksi
B. Fungsi, Tugas, dan Wewenang Direksi
Dalam menyelenggarakan JKN, direksi BPJS mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang sebagai berikut:
1) Direksi berfungsi melaksanakan penyelenggaraan kegiatan operasional
BPJS yang menjamin peserta untuk mendapatkn manfaat sesuai dengan
haknya.
2) Direksi bertugas untuk :
a. Melaksanakan pengelolaan BPJS yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi,
b. Mewakili BPJS di dalam dan di luar pengadilan, dan
c. Menjamin tersedianya fasilitas dan akses bagi dewan pengawas untuk
melaksanakan fungsinya.
3) Direksi berwenang untuk :
a. Melaksakan wewenang BPJS,
b. Menetapkan struktur organisasi beserta tugas pokok dan fungsi, tata
kerja organisasi, dan sistem kepegawain,
c. Menyelenggarakan manajemenkepegwaian BPJS termasuk
mengangkat, memindaghkan dan memberhentikan pegawai BPJS serta
menetapkan penghasilan pegawai BPJS,
d. Mengusulkan kepada presiden penghasilan bagi dewan pengawas dan
direksi,
e. Menetapkan ketentuan dan tata cara pengadaan barang dan jasa dalam
rangka penyelenggaraan tugas BPJS dengan memperhatikan prinsip
transparansi, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas,

23
f. Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS paling banyak Rp.
100.000.000.000 ( seratus miliar rupiah) dengan persetujuan dewan
pengawas,
g. Melakukan pemindahtanganan aset tetap BPJS lebih dari Rp.
100.000.000.000 ( seratys miliar ruupiah) sampai dengan Rp.
500.000.000.000 (lima ratus miliar rupiah) dengan persetujuan
presiden, dan
h. Melakukan pemindahtangann aset tetap BPJS lebih dari Rp.
500.000.000.000 (lima ratus miliar rupaih) dengan persetujuan dewan
perwakilan rakyat republik Indonesia
2. Hubungan Antar Lembaga
BPJS melakukan kerja sama dengan lembaga pemerintah, lembaga lain
didalam negeri atau di luar negeri dalam rangka meningkatkan kualitas
penyelenggaraan program jaminan sosial.
3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional
merupakan bagian dari sistem kendali mutu dan biaya. Kegiatan ini
merupakan tanggung jawab Menteri Kesehatan yang dalam
pelaksanaannya berkoordinasi dengan Dewan Jaminan Kesehatan
Nasional.
4. Pengawasan
Pengawasan terhadap BPJS dilakukan secara dan internal. Pengawasan
internal oleh organisasi BPJS meputi : a. Dewan pengawas, b. Satuan
pengawas internal. Sedangkan pengawasan eksternal dilakukan oleh : a.
DJSN, b.Lembaga Pengawasan Independen.
5. Tempat dan Kedudukan BPJS
6. Kantor pusat BPJS berada di ibu kota negara, dengan jaringannya di
seluruh Kabupaten/ kota1,3

24
BAB III
MASALAH PELAYANAN KESEHATAN JAMINAN KESEHATAN
NASIONAL DI PUSKESMAS

3.1 Profil Puskesmas Tanjung Pinang


Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang Kota Jambi berdiri Tahun
1974, dengan nama Puskesmas Inpres 5/74. Puskesmas Tanjung Pinang
berada bersama 3 puskesmas lainnya dalam Kecamatan Jambi Timur.
Keberadaannya strategis dengan wilayah kerja yang luas dan jumlah
penduduk yang banyak.
Wilayah kerja puskesmas mencakup 5 kelurahan, yaitu:
- Kelurahan Tanjung Pinang
- Kelurahan Kasang
- Kelurahan Kasang Jaya
- Kelurahan Rajawali
- Kelurahan Sijenjang.
Batas-batas wilayah Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang adalah :

25
Sebelah Timur berbatasan Kelurahan Tanjung Sari
Sebelah Barat berbatasan Kelurahan Pasar Jambi
Sebelah Utara berbatasan Sungai Batanghari
Sebelah Selatan berbatasan Kelurahan Talang Banjar
DI Puskesmas Tanjung Pinang terdapat 6 program pokok yakni :
- Pemberantasan Penyakit menular,
- Kesehatan ibu dan anak,
- Gizi,
- Promosi kesehatan,
- Kesehatan lingkungan serta
- pelayanan kesehatan yang bermutu pada masyarakat
Puskesmas Inpres 5/74 Tanjung Pinang memiliki luas wilayah 2.021 km2.
Dengan jumlah penduduk sampai Desember Tahun 2013 berdasarkan data
dari kecamatan adalah 38.171, yang terdiri dari :
No Kelurahan Jumlah penduduk
1. Tanjung Pinang 12.883 jiwa
2. Rajawali 8.090 jiwa
3. Kasang 6.015 jiwa
4. Kasang Jaya 7.022 jiwa
5. Sijenjang 4.162 jiwa
J U M LA H 38.171 jiwa

3.2 Jumlah kepesertaan JKN di Puskesmas Tanjung Pinang


3.2.1. Jumlah Peserta JKN tahun 2014
Bulan Jumlah Peserta
Januari 19.371
Februari 16.717
Maret 17.892
April 18.286
Mei 20.631
Juni 21.507
Juli 22.219
Agustus 22.397
September
Oktober

26
3.2.2. Jumlah Kunjungan peserta BPJS di Puskesmas Tanjung Pinang
Januari-Oktober Tahun 2014
Bulan Jamkesmas Jamkesmasda BPJS SKTM Jumlah
Januari 980 320 23 0 1223
Februari 790 244 795 0 1829
Maret 702 112 811 0 1625
April 707 42 661 0 1410
Mei 689 76 1296 0 2061
Juni 698 16 1638 0 2352
Juli 653 13 1098 0 1764
Agustus 738 20 1637 0 2395
September 872 21 1193 12 2098
Oktober 582 29 966 0 1577

Kepesertaan JKN (BPJS) merupakan salah satu masalah yang dihadapi


di Puskesmas Tanjung Pinang karena masih banyak warga dari luar wilayah
kerja Pusksemas yang datang berobat ke Puskesmas Tanjung Pinang
.. masyarakat banyak yang belum memahami pelaksanaan BPJS
itu sendiri. Banyak warga yang berasal dari luar wilayah kerja puskesmas
Tanjung Pinang dimana kartu BPJSnya tidak terdaftar dipuskesmas datang
berobat ke puskesmas Tanjung Pinang, padahal mereka bukan masyarakat
yang tinggal di 5 kelurahan wilayah kerja puskesmas sehingga mereka mau
tidak mau harus membayar secara mandiri. Sama halnya di Perusahan,
dimana BPJS pelayananannya tidak tersedia poli gigi, banyak karyawan yang
berobat ke poli gigi Puskesmas Tanjung Pinang tidak mau membayar padahal
dia tidak termasuk anggota BPJS wilayah tersebut...(Sumber: Hasil
wawancara dengan Bagian TU di puskesmas Tanjung Pinang, kak Nur)

3.3 Pelayanan Kesehatan bagi peserta JKN


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu
sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting dan sebagai
ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Puskesmas yaitu
suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam

27
bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu.
Puskesmas Tanjung Pinang merupakan pusat pelayanan kesehatan
rawat jalan dan rawat inap tingkat pertama.Semua peserta JKN di lingkungan
wilayah kerja puskesmas Tanjung Pinang mendapatkan pelayanan kesehatan
dasar yang meliputi: pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap tingkat
pertama beserta jaringannya Puskesmas Pembantu (Pustu).
Peserta tidak diperbolehkan langsung berobat ke rumah sakit tanpa
melalui pelayanan di Puskesmas dan jaringannya. Dikarenakan pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada peserta menerapkan pelayanan berjenjang
berdasarkan rujukan. Pasien yang baru pertama kali mengalami sistem rujukan
ini biasanya di rujuk terlebih dahulu ke rumah sakit kota RS. Abdul Manap,
sedangkan pasien ulangan dapat langsung di rujuk ke rumah sakit Raden
Mattaher.
Sistem rujukan yang diterapkan kepada peserta JKN (BPJS) tersebut
sudah sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku, namun pada
kenyataannya dilapangan prosedur tersebut malah membuat rasa
ketidaknyamanan bagi peserta JKN (BPJS). Namun disisi lain bagi peserta
yang sudah terbiasa dengan prosedur sistem rujukan tersebut hal ini tidaklah
memberatkan.

3.4 Pendanaan program JKN di Puskesmas Tanjung Pinang


Sistem pendanaan JKN yang dikelola oleh BPJS adalah secara sistem
kapitasi dimana BPJS memberikan anggaran tertentu kepada suatu pelayanan
kesehatan di suatu daerah untuk melayani sejumlah peserta atau membayar
sejumlah tetap per kapita per bulan (kapitasi). Anggaran tersebut sudah
mencakup jasa medis,biaya perawatan, biaya penunjang, dan biaya obat-obatan
yang penggunaan rincinya diatur sendiri oleh pimpinan pelayanan
kesehatan.dimana, Mengenai besarnya pembayararan kepada Fasilitas

28
Kesehatan untuk setiap wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
BPJS dan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut. Dengan demikian,
sebuah pelayanan kesehatan akan lebih leluasa menggunakan dana seefektif
dan seefisien mungkin. Dimana di puskesmas Tanjung Pinang ini terdiri dari 2
dokter umum dan 2 dokter gigi serta 33 orang tenaga medis lainnya.

29
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas
Tanjung Pinang, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a) Jumlah Peserta BPJS di Puskesmas Tanjung Pinang pada bulan Oktober
tahun 2014 sebanyak Orang.
b) Kepesertaan BPJS merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh
Puskesmas Tanjung Pinang dikarenakan pasien yang berobat di Puskesmas
Tanjung Pinang adalah pasien yang tidak terdaftar diwilayah kerja
puskesmas.
c) Puskesmas Tanjung Pinang merupakan pusat pelayanan kesehatan rawat
jalan dan rawat inap tingkat pertama. Dalam hal pelayanan, Puskesmas
Tanjung Pinang sudah menjalani tugasnya sebagai pelayanan kesehatan
rawat. Pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan di Puskesmas.
d) Dana BPJS didapatkan dengan cara iuran, Setiap peserta wajib membayar
iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari upah (untuk
pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bukan
penerima upah dan PBI). BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama dengan sistem Kapitasi.
4.2 Saran
1. Puskesmas diharapkan dapat melakukan promosi kepada
masyarakat mengenai program BPJS. Hal ini juga dapat dilakukan
mengingat sebagian masyarakat yang tinggal di daerah pelosok mungkin
belum mengetahui tentang adanya program BPJS ini yang dapat mereka
gunakan untuk berobat secara gratis.
2. Puskesmas diharapakan dapat lebih meningkatkan dan
memperbanyak upaya-upaya kesehatan diluar gedung untuk mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga cakupan akan meningkat

30
sehingga seluruh masyarakat khususnya masyarakat miskin dapat
mengakses pelayanan kesehatan dasar.

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Penyusun. Buku pegangan sosialisai jaminan kesehatan nasional


(JKN) dalam sistem jaminan sosial nasional. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2014
2. Depkes RI. Petunjuk teknis program jaminan kesehatan masyarakat di
puskesmas dan jaringannya. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2009
3. Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan. Diunduh 05 Desember 2014 dari URL:
http://www.depkes.go.id/downloadbuletin%20Jamkesmas.pdf
4. Badan Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan nasional : Thabrany, H.
2009.Sebuah Policy paper dalam analisis Kesesuaian Tujuan dan Struktur
BPJS. Jakarta : Hasullah Thabrany
5. Kementerian Kesehatan RI. Pelatihan Jaminan Kesehatan bagi Petugas
Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.2012. Hal 1-34
6. Depkes RI. UU No.40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional. Di Akses tanggal 06 Desember 2014. Di Unduh dari URL :
www.depkes.go.id/.../UU_No.40_Th_2004_ttg_sistem_jaminan_sosial.
7. Menteri Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
28 tahun 2014 Tentang Pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan
nasional. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014
8. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor
12 Tahun 2013. Di akses tanggal 06 Desember 2014. Di Unduh dari URL :
www.jkn.kemkes.go.id/.../perpres%20No.%2012%20Th%202013%20tt%.
9. BPJS Kesehatan. Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan. Di
akses tanggal 13 Juni 2014. Diunduh dari URL : sappk.itb.ac.id/buku-
Panduan-Layanan-bagi-Peserta-BPJS-Kesehatan.

32

You might also like