You are on page 1of 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN PNEUMONIA

TUGAS INDIVIDU
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Anak
yang dibina oleh Ibu Triana Setijaningsih, SPD, M.Kes.

Oleh:

Aprilla Wulan G.C


1301300041 / IIB

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN BLITAR
September 2014
LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA

KONSEP MEDIS
a. Pengertian
Merupakan keradangan pada parenkim paru yang terjadi pada masa anak-
anak dan sering terjadi pada masa bayi. Penyakit ini timbul sebagai penyakit
primer dan dapat juga akibat penyakit komplikasi.
Klasifikasi berdasarkan anatomi dan etiologis ( IKA FKUI)
1. Pembagian anatomis
Pneumonia Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari
satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal
sebagai pneumonia bilateral atau ganda.
Pneumonia Lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir
bronckiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk
membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya
disebut juga pneumonia lobularis.
Pneumonia Interstitial (bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi
dalam dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta
interlobular.
2. Pembagian etiologis
Bacteria: Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptococcus
hemolyticus, streptococcus aureus, hemophilus influinzae, bacillus
Friedlander, mycobacterium tuberkolusis.
Virus : Respiratory Syncytial Virus, Virus influenza, Adenovirus,
Virus sitomegalitik.
Mycoplasma pneumonia.
Jamur: Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neuroformans,
blastomyces dermatitides, coccidodies immitis, aspergilus species,
candida albicans.
Aspirasi: Makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion,
benda asing.
Pneumonia hipostatik.
Sindrom loeffler.
Berdasarkan pedoman MTBS (2000), pneumonia dapat diklasifikasikan
secara sederhana berdasarkan gejala yang ada. Klasifikasi ini bukanlah
merupakan diagnose medis dan hanya bertujuan untuk membantu para petugas
kesehatan yang berada dilapangan untuk menentukan tindakan yang perlu
diambil, sehingga anak tidak terlambat mendapatkan penanganan. Klasifikasi
tersebut adalah:
1. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat gejala:
Ada tanda bahaya umum, seperti anak tidak bisa minum/menetek,
selalu memuntahkan semuanya, kejang atau anak letargis/tidak sadar.
Terdapat tarikan dinding dada kedalam.
Terdapat stridor (suara napas bunyi grok-grok saat inspirasi).
2. Pneumonia, apabila terdapat gejala napas cepat. Batasan napas cepat
adalah:
Anak usia 2-12 bulan apabila frekuensi napas 50x/ menit atau lebih.
Anak usia 12 bulan- 5 tahun apabila frekuensi napas 40x/ menit atau
lebih.
3. Batuk bukan pneumonia, apabila tidak ada tanda tanda pneumonia atau
penyakit sangat berat.

b. Etiologi
Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus, mikoplasma, jamur dan
protozoa. Bakteri penyebab pneumonia: bakteri gram positif (streptococcus
pneumonia/ pneumococcal pneumonia, staphylococcus aureus) dan bakteri
gram negative (haemophilus influenza, pseudomonas aeruginosa, kleibsiella
pneumonia, dan anaerobic bacteria). Atypical bacteria (legionella
pneumophila dan mycoplasma pneumonia). Virus penyebab pneumonia
adalah influenza, parainfluenza, dan adenovirus. Jamur penyebab pneumonia:
kandidasis, histoplasmosis, dan kriptokokkis. Protozoa adalah penyebab
pneumonia: pneumokistis karinii pneumonia.

Adapun yang dapat menjadi factor resiko adalah: merokok, polusi udara,
infeksi saluran pernapasan atas, gangguan kesadaran (alcohol, overdosis obat,
anestesi umum), intubasi trachea, imobilisasi lama, terapi imunosupresif
(kortikosteroid, kemoterapi), tidak berfungsinya sistem imun (AIDS) dan sakit
gigi.

c. Tanda dan Gejala


Apabila menemukan klien dengan penyakit pneumonia, maka gejala-
gejala yang dapat ditemui pada klien secara umum adalah,
Klien demam biasanya cukup tinggi.
Sakit kepala, lelah
Berkeringat
Batuk dengan tidak produktif sampai produktif dengan sputum yang
keputihan.
Takipnea , dispnea
Bunyi napas ronki atau ronki kasar
Pekak pada saat perkusi
Nyeri dada
Pernapasan cuping hidung
Pucat sampai sianosis (bergantung pada tingkat keparahan)
Foto toraks bercak bercak dengan distribusi peribronkial
Perilaku sensitif, gelisah, letargik
Gastrointestinal anoreksia, muntah, diare, dan nyeri abdomen.
d. Pathofisiologi

Normal (sistem pertahanan terganggu)

Organisme

Virus Sal. napas bag. bawah Stapilokokus


pneumokokus

Kuman pathogen Trombus


mencapai bronkioli Eksudat masuk ke
terminalismerusak alveoli
sel epitel bersilia,
Toksin, coagulase
sel goblet

alveoli
Permukaan lapisan
Cairan edema+
pleura tertutup tebal
leukosit ke alveoli
Sel darah merah, eksudat thrombus
leukosit,pneumokokus vena pulmonalis
mengisi alveoli
Konsolidasi paru
Nekrosis
Leukosit fibrin
Kapasitas vital, mengalami
compliance menurun, konsolidasi
hemiragik

Leukositosis

Bersihan jalan Kekurangan Intoleransi


napas tidak volume cairan aktivitas
efektif

Defisiensi
Ketidak efektifan pola napas Pengetahuan
e. Penatalaksanaan
1. Medis
Pemberian antibiotic seperti: kortimoksazol dan amoksilin.
Pilihan pertama Pilihan kedua
Kortimoksazol 2x sehari amoksilin 2x sehari
selama 5 hari selama 5 hari
Usia atau BB Tablet Tablet Sirup Sirup
dewasa anak
2-4 bln (4- <6kg) 1/4 1 2,5 ml 2,5 ml
4-12 bln (6- <10kg) 1/2 2 5,0 ml 5 ml
12 bln- 5 th (10- <19kg) 1 3 7,5 ml 10 ml

Pemberian antipiretik, analgetik dan bronchodilator.


Pemberian oksigen (O2).
Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi.
Hospitalisasi (bergantung tingkat keparahan penyakit)
Jika efusi pleura: perlu torasentesis atau drainase slang toraks.
2. Keperawatan
Pasien menjalani tirah baring selama infeksi menunjukkan tanda-tanda
penyembuhan.
Teknik teknik nafas dalam untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan
mengurangi resiko atelektasis.
Jika dirawat di RS, pasien diamati dengan cermat dan secara continu
sampai kondisi klinis membaik.

f. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi apabila klien pneumonia tidak tertangani
secara cepat dan tepat adalah,
Abses kulit dan jaringan lunak
Pneumonia interstisial kronis
Etelektasis segmental atau lobaris kronis
Rusaknya jalan napas
Efusi pleura
Kalsifikasi paru
Bronchitis obliteratif dan bronkiolitis
Atelektasis persisten
Perikarditis

g. Pencegahan
Penggunaan vaksin polisakarida dianjurkan pada individu tertentu, seperti
anak-anak yang berusia lebih dari 2 tahun yang berisiko menderita
pneumokokus atau berisiko menderita penyakit serius (imunisasi). Bayi atau
anak-anak yang menderita pneumonia kambuhan harus dievaluasi lebih lanjut
untuk adanya fibrosis kristik.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

1. Usia. Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak. kasus terbanyak terjadi
pada anak berusia dibawah 3 tahun dan kematian terbanyak terjadi pada bayi
yang berusia kurang dari 2 bulan.
2. Keluhan utama: sesak napas
3. Riwayat penyakit:
Pneumonia virus
Didahului oleh gejala-gejala infeksi saluran napas, termasuk rhinitis dan
batuk, serta suhu badan lebih rendah daripada pneumonia bakteri.
Pneumonia virus tidak dapat dibedakan dengan pneumonia bakteri dan
mukuplasma.
Pneumonia stafilokokus (bakteri)
Didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas atau bawah dalam
beberapa hari hingga 1 minggu, kondisi suhu tinggi, batuk dan mengalami
kesulitan pernapasan.
4. Riwayat penyakit dahulu
Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan bagian atas.
Riwayat penyakit campak/fertusis (pada bronkopneumonia).
5. Pemeriksaan fisik
Inspeksi. Perlu diperhatika adanya takipnea, dispnea, sianosis sirkumoral,
pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula nonproduktif
menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik napas. Batasan
takipnea pada anak 2-12 bulan adalah 50x/ menit atau lebih, sementara
untuk anak berusia 12 bulan- 5 tahun adalah 40x/ menit atau lebih. Perlu
diperhatikan adanya tarikan dinding dada kedalam pada fase inspirasi.
Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada kedalam akan tampak jelas.
Palpasi. Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar,
fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin
mengalami peningkatan (tachycardia).
Perkusi. Suara redup pada sisi yang sakit.
Auskultasi. Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara
mendekatkan telinga ke hidung/ mulut bayi. Pada anak yang pneumonia
akan terdengar stridor. Sementara dengan stetoskop, akan terdengar suara
napas berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan ronkhi basah pada
masa resolusi. Pernapasan bronchial, egotomi, bronkofoni, kadang-kadang
terdengar bising gesek pleura.
6. Penegak diagnosis
Pemeriksaan laboratorium
Leukosit 18.000-40.000/mm3
Hitung jenis didapatkan geseran kekiri.
LED meningkat.
X-foto dada
Terdapat bercak-bercak infiltrate yang tersebar (bronkopneumonia) atau
yang meliputi satu/ sebagian besar lobus/ lobules.

Rumusan Masalah

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif


2. Ketidak efektifan pola nafas
3. Defisit volume cairan
4. Intoleransi aktivitas
5. Defisiensi pengetahuan

Diagnosa Keperawatan (PES)

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif


Definisi: ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari
saluran pernapasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.
Dapat dihubungkan dengan:
a. Inflamasi trakea bronchial, pembentukan edema, peningkatan produksi
sputum.
b. Nyeri pleuritik.
c. Penurunan energy, kelemahan.
Kemungkinan dibuktikan oleh:

a. Perubahan frekuensi, kedalaman pernapasan


b. Bunyi napas tak normal, penggunaan otot aksesori.
c. Dispnea, sianosis
d. Batuk, efektif/tak efektif, dengan/tanpa produksi sputum.

2. Ketidak efektifan pola nafas


Definisi: inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak member ventilasi adekuat.
Dapat dihubungkan dengan:
a. Perubahan membrane alveolar-kapiler (efek inflamasi).
b. Gangguan kapasitas pembawa oksigen darah (demam, perpindahan
kurvaoksihemoglobin).
c. Gangguan pengiriman oksigen (hipoventilasi).

Kemungkinan dibuktikan oleh:

a. Dispnea, sianosis
b. Takikardia
c. Gelisah/perubahan mental
d. Hipoksia

3. Defisit volume cairan


Definisi: penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini
mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada
natrium.
Factor risiko meliputi:
a. Kehilangan cairan berlebihan (demam, berkeringat banyak, napas mulut/
hiperventilasi, muntah).
b. Penurunan masukan oral.

Kemungkinan dibuktikan oleh:

[Tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat


diagnose actual].
4. Intoleransi aktivitas
Definisi: ketidakcukupan energy secara fisiologis maupun psikologis untuk
meneruskan atau menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas
sehari-hari.
Dapat dihubungkan dengan:
a. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
b. Kelemahan umum.
c. Kelelahan yang berhubungan dengan gangguan pola tidur yang
berhubungan dengan ketidaknyamanan, batuk berlebihan dan dispnea.

Kemungkinan dibuktikan oleh:

a. Laporan verbal kelemahan, kelelahan, keletihan.


b. Dispnea karena kerja, takipnea.
c. Takikardia sebagai respons terhadap aktifitas.
d. Terjadinya/ memburuknya pucat/ sianosis.

5. Defisiensi pengetahuan b/d keadaan penyakit


Definisi: ketiadaan defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topic
tertentu.
Dapat dihubungkan dengan:
a. Kurang terpajan
b. Kesalahan interpretasi
c. Kurang mengingat

Kemungkinan dibuktikan oleh:

a. Permintaan informasi.
b. Pernyataan kesalahan konsep
c. Kegagalan memperbaiki/berulang
DAFTAR PUSTAKA

Betz, C.L. & Sewden, L.A. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri, Ed. 5.
Terjemahan oleh Meiliya, E. Jakarta: Kedokteran EGC.

Doenges, M.E., Moorhouse, M.F. & Geissler, A.C. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan. Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Terjemahan oleh Kariasa, I.M. & Sumarwati, N.M.
Jakarta: Kedokteran EGC.

Hidayat, A.A.A. 2007. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Buku 2. Jakarta:


Salemba Medika.

Manurung, S., Suratun., Krisanty, P. & Ekarini, N.L. 2009. Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem Pernapasan Akibat Infeksi. Jakarta: CV trans Info Media.

Nurarif, A.H. & Kusuma, H. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Media Hardy.

Nurarif, A.H. & Kusuma, H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Yogyakarta: Media Action.

Nursalam., Susilaningrum, R., & Utami, S. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi Dan
Anak (Untuk Perawat Dan Bidan). Jakarta: Salemba Medika.

You might also like