You are on page 1of 4

ARTIKEL 1

Judul : Reaching The Poor with Aduquately Iodized Salt Through The Supplementary
Nutrition Programme and Midday Meal Scheme in Madhya Pradesh, India.

Pembahasan :

1. Context : Situasi
Madhya Pradesh, salah satu provinsi di India, bukan merupakan provinsi atau
daerah penghasil garam. Dimana garam untuk konsumsi berasal dari Rajasthan dan
Gujarat, yang merupakan provinsi tetangga. Selain itu, garam yang beryodium sedikit
sering dijual dalam harga yang lebih murah dibandingkan dengan garam yang
beryodium cukup. Sehingga, masyarakat Madhya Pradesh yang kebanyakan adalah
kurang mampu akan cenderung membeli garam yang lebih murah, yakni garam yang
beryodium hanya sedikit. Situasi dan kondisi ini lah yang kemudian menjadi sebab
terbentuknya kebijakan "Supplementary Nutrition Programme of the Integrated Child
Development Services" dan "The Midday Meal Scheme". Namun, tak lama kemudian
pemerintah menggabungkan kedua program tersebut menjadi sebuah program
bernama Sanjha Chulha. Penggabungan kedua program ini bertujuan agar para staf
dapat lebih fokus kepada edukasi dan konseling gizi dan kesehatan kepada masyarakat.

2. Actors : Pemerintah
Kebijakan Sanjha Chulha ini melibatkan Departemen Pengembangan Anak
dan Perempuan, Departemen Panchayat dan Pembangunan Desa serta Departemen
Pendidikan di pemerintahan Provinsi Madhya Pradesh, India.

3. Proses
3.1. Identifikasi Masalah
Pada tahun 1986, pemerintah India sudah menerapkan kebijakan yang
diadopsi dari Universal Salt Iodization (USI), yakni kebijakan yang melarang
penjualan garam tidak beryodium sebagai garam konsumsi. Nampaknya,
kebijakan ini berhasil diterapkan di Indonesia, namun dinyatakan kurang efektif
terhadap penduduk miskin. Dinyatakan bahwa masih terdapat 294 juta
penduduk India yang memiliki resiko tinggi terhadap Iodine Deficiency
Disorders (IDDs), dimana kebanyakan penduduk ini merupakan masyarakat
yang kurang mampu.
Provinsi Madhya Pradesh merupakan provinsi terbesar kedua di India.
Dimana 37% penduduknya merupakan penduduk miskin. Selain itu, provinsi ini
bukan merupakan daerah penghasil garam, sehingga akses terhadap garam
beryodium semakin terbatas.
Karena terdapat kesulitan akses terhadap garam beryodium serta cukup
tingginya status kemiskinan penduduk, beberapa kelompok advokasi mendesak
pemerintah setempat untuk segera mengatasi hal tersebut. Sehingga pada tahun
2009, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membuat dua program yaitu
"Supplementary Nutrition Programme of the Integrated Child Development
Services" dan "The Midday Meal Scheme", yang kemudian kedua program
tersebut digabungkan menjadi sebuah program bernama Sanjha Chulha.
3.2. Formulasi Kebijakan
Pembuatan kebijakan Sanjha Chulha melibatkan tiga departemen di
pemerintahan Provinsi Madhya Pradesh yaitu Departemen Pengembangan Anak
dan Perempuan, Departemen Panchayat dan Pembangunan Desa dan
Departemen Pendidikan. Selain itu, pelaksanaan kebijakan ini juga melibatkan
beberapa staf yang kemudian dilatih untuk memberikan edukasi mengenai
garam beryodium kepada masyarakat.
3.3. Implementasi
Supplementary Nutrition Programme merupakan suatu program yang
menyediakan makanan dalam bentuk seperti ransum untuk ibu hamil, ibu
menyusui dan bayi dari umur 6 - 35 bulan. Selain, itu juga disediakan makanan
(hot meals) untuk anak-anak umur 3-6 tahun. Tujuan utama dari program ini
ialah untuk meningkatkan asupan kalori pada wanita dan anak di komunitas
berpendapatan rendah.
Sementara program Midday Meal Scheme adalah program yang
menyediakan makan siang gratis di sekolah-sekolah untuk anak berumur 6-14
tahun. Yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak-anak serta
meningkatkan kehadiran anak di sekolah.
Sanjha Chulha merupakan gabungan dari kedua program tersebut yang
menyediakan dapur umum, dimana disana semua makanan dimasak untuk
dibagikan kepada para ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak, yang sudah
disebutkan pada kedua program di atas. Tentu makanan yang dimasak ialah
menggunakan garam yang beryodium cukup.
Implementasi kegiatan ini tidak hanya terpaku pada penggunaan garam
beryodium cukup di semua makanan yang dimasak di Sanjha Chulha, tetapi
juga diadakan pelatihan pada staf-staf program mengenai keuntungan
menggunakan garam beryodium, bagaimana cara menyimpan garam yang baik
di dapur umum, serta bagaimana memonitor level yodium di garam
menggunakan alat tes garam.
3.4. Monitoring dan Evaluasi
Program Sanjha Chulha selalu dipantau secara rutin oleh pemerintah
yang menilai bagaimana implementasi dari program tersebut dan menguji level
yodium pada garam yang digunakan. Dilakukan pula pengawasan lapangan
yang disponsori oleh the United Nation Children's Fund untuk menguji kadar
yodium pada garam di dapur umum setiap bulannya. Selain itu, mereka juga
memonitor mengenai bagaimana garam disimpan, kemasan garam serta
kebersihan di dapur umum.

4. Hasil
Sanjha Chulha berhasil diimplementasikan di semua anganwadi centre di
Provinsi Madhya Pradesh. Dinyatakan bahwa 83% bayi umur 6-35 bulan yang
terdaftar di anganwadi centre sudah menerima ransum yang bisa dibawa pulang yang
dimasak menggunakan garam beryodium cukup. Sementara 89% anak umur 3-6 tahun
yang terdaftar di anganwadi centre menerima 2 makanan (meals) per hari yang sudah
dimasak dengan garam beryodium selama lebih dari 21 hari per bulannya.
Sanjha Chulha juga berhasil diimplementasikan pada semua SD dan SMP yang
berpartisipasi dalam program Midday Meal Scheme sebelumnya. Sebanyak 78%
siswa SD dan 79% siswa SMP sudah menerima makan siang yang dimasak dengan
garam beryodium cukup pada setiap hari sekolah.
Selain itu, data hasil monitoring menunjukkan bahwa 79% dan 83% dapur
umum dikunjungi oleh pengawas lapangan di tahun 2010 dan 2011. Diketahui bahwa
dapur umum tersebut telah menggunakan garam beryodium cukup secara konsisten
untuk memasak makanan.
Beberapa dapur umum lain yang tidak dikunjungi, pun menggunakan garam
beryodium. Namun kemudian diketahui bahwa terjadi penurunan kadar yodium pada
garam karena penyimpanan garam yang tidak tepat. Karena itu, staf kemudian dilatih
ulang mengenai bagaimana cara menyimpan garam yang benar.

You might also like