Professional Documents
Culture Documents
RUAS MERBAU-KUBULANGKA
Oleh :
Disetujui Pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui, Diketahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Pembangunan sistem transportasi yang efisien, efektif dan terpadu sangat diperlukan
dalam upaya menekan biaya transportasi, sehingga produk-produk industri dan
pertanian menjadi lebih kompetitif di pasar internasional yang pada gilirannya
mendatangkan devisa khususnya bagi daerah dan negara pada umumnya.
ii
memiliki 2 pondasi sumuran. Dengan masa pelaksanaan selama 164 hari kalender
dan 180 hari masa pemeliharaan.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
iv
1.8. Sistematika Penyusunan Laporan ..................................................................7
v
3.4 Analisa Struktur ...........................................................................................33
4.2 Bahan............................................................................................................43
vi
5.5 Pembangunan Bangunan Bawah ..................................................................69
5.5.3 Pembuatan Lantai Kerja Abutment, Abutment dan Sayap Abutment ..77
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................90
vii
2 Lampiran Surat-surat ....................................................................................90
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar IV.14 Excavator Long Arm ......................................................................53
x
Gambar V.12 Elastomeric ........................................................................................81
xi
BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka memasuki era tinggal landas seperti sekarang ini, terlihat jelas usaha
pemerintah untuk menaikkan taraf hidup masyarakat. Salah satu bidang yang
dirasakan sangat mendesak adalah pengadaan sarana dan prasarana perhubungan,
mengingat pertumbuhan lalu-lintas khususnya angkutan darat di daerah Tanggamus
dari waktu ke waktu terus berkembang dan perlu diadakan sarana dan prasarana yang
memadai. Pada umumnya persoalan lalu-lintas dewasa ini berkisar pada kemampuan
jalan yang tidak memadai dengan beban lalu-lintas yang ada dan banyaknya
jembatan yang tidak layak lagi dari segi konstruksi, begitu pula kurangnya alternatif
pembangunan jembatan, karena adanya hambatan dana pembangunan. Untuk
mendukung pengadaan sarana dan prasarana pemerintah harus menyediakan dana
yang cukup besar dan dana tersebut biasanya berasal dari bantuan APBD/APBN, dll.
Prasarana yang menjadi inti dalam laporan ini adalah prasarana perhubungan darat
yaitu jembatan yang memungkinkan suatu daerah akan menjadi maju dan tidak
terisolir dengan daerah lainya, seingga hubungan ekonomi, perdagangan, sosial
budaya, dan keperluan lainya menjadi lancar.
1
perhubungan antara dua desa tersebut semakin meningkat sedangkan jembatan yang
ada saat ini dinilai kurang atau tidak mampu lagi melayani arus lalu-lintas yang ada.
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar ini terletak di dusun Limau Gandar
Pekon Merbau, Kecamatan Kelumbayan Barat, Kabupaten Tanggamus.
2
Gambar I.1 Peta Kabupaten Tanggamus
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
Kabupaten Tanggamus
Merbau-Kubulangka)
3
o Pemilik Proyek : Pemerintah Kabupaten Tanggamus selaku
Tanggamus
2012
4
1.5.2. Data Teknis
I. Pekerjaan Persiapan :
a. Direksi Keet
b. Mobilisasi Peralatan
c. Persiapan Obat-obatan
d. Pemasangan Papan Nama Proyek
e. Pengukuran Ulang dan Pemasangan Bouplank
5
c. Pembuatan Lantai Kerja Bawah Sumuran/Pondasi, Sumuran, Lantai Kerja
Bawah Abutment dan Abutment
d. Pekerjaan Pembesian
e. Pemasangan Rubber Bearing Perletakan Elasromeric
1. Pembesian Abutment
2. Pengecoran Abutment dan Sayap
3. Pembuatan Plat Injak
4. Pemasangan Perancah
6
jelas mengenai proyek. Metode pengumpulan data sebagai dasar untuk menyusun
laporan ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :
Laporan Kerja Praktek ini disusun dalam 6 (enam) bab yang mencakup halhal yang
berhubungan dengan pelaksanaan Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar.
Secara garis besar sistematika penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah sebagai
berikut :
1. BAB I. PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan Laporan Kerja Praktek yang berisi latar belakang, maksud
dan tujuan proyek, lokasi proyek, datadata proyek, ruang lingkup pekerjaan, metode
pengumpulan data dan sistematika penyusunan laporan.
Berisi uraian tentang manajemen proyek yaitu : uraian umum, unsurunsur pelaksana
pembangunan proyek, susunan organisasi pelaksana proyek dan pengendalian
proyek.
7
4. BAB IV. BAHAN DAN PERALATAN
Berisi tentang bahan / material serta peralatan-peralatan yang digunakan, baik tipe,
klasifikasi serta fungsinya.
Merupakan kesimpulan uraian, bahasan yang terdahulu, serta saran yang dibutuhkan
untuk proyek yang bersangkutan. Disamping itu juga disertai fotofoto dokumentasi
dan lampiran lampiran yang berupa datadata maupun gambargambar
perencanaan.
8
BAB II MANAJEMEN PROYEK
Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks.
Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya
proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan proyek harus
diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik ,
sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan
komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang
peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di
dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. Pengorganisasian tersebut
merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahaptahap pelaksanaan
pekerjaan dalam mencapai sasaran. Sedangkan organisasi proyek merupakan suatu
sistem yang melibatkan banyak pihak yang bekerja sama dalam melaksanakan
serangkaian kegiatan. Oleh karena itu unsur-unsur yang terlibat dalam pengelolaan
harus saling bekerja sama dan mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas,
kewajiban serta wewenang yang telah diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-
masing. Keuntungan dari adanya organisasi dalam suatu proyek adalah :
9
biaya, dan kualitas yang telah ditetapkan agar mencapai tujuan / sasaran proyek
konstruksi.
Cepat lambatnya suatu pekerjaan juga tergantung pada banyaknya jumlah pekerja.
Makin banyak jumlahnya maka pekerjaan tersebut akan makin cepat selesainya.
Namun hal ini belum tentu menjamin seberapa efektif pekerja tersebut melakukan
pekerjaannya. Sebaiknya jumlah pekerja disesuaikan dengan banyaknya pekerjaan,
tingkat kesulitan, dan target waktu yang telah ditetapkan. Sebab jumlah pekerja yang
banyak akan menambah beban biaya yang harus dikeluarkan.
Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana pembangunan proyek
meliputi pemberi tugas ( Owner ), kontraktor pelaksana dan perencana. Ketiga unsur
pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai
kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam pengelolaan Proyek Pembangunan
Jembatan Lubuk Gandar adalah sebagai berikut :
10
PEMBERI TUGAS (OWNER)
Pemberi tugas ( pemilik proyek ) adalah seseorang atau badan hukum atau instansi
yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikannya. Pemilik
proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
11
Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.
Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen
pembayaran kepada kontraktor.
Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor.
2.2.2 Perencana
Perencana adalah badan yang menyusun program kerja, rencana kegiatan dan
pelaporan serta ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku. Perencanaan
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
12
Melaksanakan pembinaan,pengawasan dan pengendalian dibidang bina
program.
Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai perencanaan adalah CV. REKA
KARYA KONSULTAN.
2.2.3 Kontraktor
Pada proyek ini pihak yang bertindak sebagai kontraktor adalah CV INDOTEKNIK
PRIMA SOLUSI.
13
2.3 SUSUNAN ORGANISASI PELAKSANA PROYEK
Organisasi merupakan alat yang vital dalam pengendalian dan pelaksanaan proyek.
Organisasi proyek dikatakan berhasil jika mampu mengendalikan tiga hal utama
yaitu mutu, waktu dan biaya. Suatu organisasi mempunyai ciri-ciri adanya
sekelompok orang yang bekerja sama atas dasar hak, kewajiban dan tanggung jawab
masing-masing.
Dalam organisasi suatu proyek dijelaskan batasan-batasan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan kedudukan dan fungsi masing-masing. Dengan adanya batasan-
batasan tersebut dapat dihindari adanya tumpang tindih tugas, maupun pelemparan
tanggung jawab, sehingga semua permasalahan yang timbul dapat ditanggulangi
secara menyeluruh, terpadu dan tuntas.
Pemberi tugas (owner) dari Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar adalah
Pemerintah Kabupaten Tanggamus selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
dan Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanggamus.
1. Pengguna Anggaran.
14
Membentuk Panitia Pelelangan Pekerjaan Bagian Proyek yang dipimpinnya.
Menetapkan HPS ( Harga Perhitungan Sendiri ) untuk Pelelangan Pekerjaan
dari bagian proyek yang dipimpinnya.
Menetapkan pemenang pelelangan pekerjaan proyek yang dipimpinnya.
Menandatangani SPK / Kontrak Pekerjaan Proyek yang dipimpinnya.
Bertanggung jawab atas penyelesaian proyek.
2. Pemegang Kas.
3. Direksi Pekerjaan.
15
4. Pembukuan.
5. Juru Bayar
16
o LOAN, OECF
Memeriksa laporan keuangan rutin dan insidentil.
Memeriksa laporan keuangan yang akan dikirim.
Mempersiapkan Surat Permintaan Pembayaran Pembangunan
(SPPP) baik Beban Tetap ( BT ) maupun Beban Sementara ( BS ).
6. Pengawas Lapangan
17
7. Laboratory Technician
PENGGUNA ANGGARAN
Drs. Hi. Muklis Basri, ST. MT. Msi
NIP. 19610203 1981 1101 001
18
2.3.2 Struktur Organisasi Perencanaan
Perencanaan dari Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar adalah CV. REKA
KARYA KONSULTAN. (Informasi terbatas, Penulis tidak mendapatkan informasi
tentang bagan struktur organisasi perencana).
1. General Superintendent
19
Membuat laporan bulanan serta evaluasinya dengan mengacu kepada laporan
harian dan mingguan dari Construction Engineer.
Membuat laporan secara berkala mengenai status pemakaian material dan
keuntungan proyek.
Menolak material dari suplier yang tidak memenuhi standar.
3. Quality Control
4. Quality Assurance
Tugas dan tanggung jawab Administration and Finance Manager antara lain :
20
Membantu pengendalian dalam melaksanakan perencanaan dan monitoring
pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan proyek.
Mengelola tugas-tugas perencanaan teknis dan material.
Mengelola tugas-tugas metode pelaksanaan.
6. Superintendent
21
GENERAL SUPERINTENDENT
YAN HARDMAN, S.T.
QUANTITY SAFETY
SURVEYOR ENGINEERING
WIJI EMAN
ENGINEERING SUPERTINTENDENT
SOEHARTO HANAFI
22
2.4 PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek adalah suatu sistem untuk mengawasi pelaksanaan proyek agar
pihak-pihak yang terlibat dalam proyek dapat berfungsi dan bekerja secara optimal,
efisiensi waktu dan tenaga kerja. Pengendalian proyek tidak hanya dilakukan pada
satu aspek saja, melainkan pada semua aspek yang mempengaruhi jalannya
pembangunan. Pengendalian dalam setiap aspek dituntut untuk memberikan hasil
yang optimal dan sesuai standar dan spesifikasi yang ada. Dengan demikian
efesiensi, efektifitas waktu, mutu dan biaya dapat tercapai. Suatu keadaan yang
menyimpang dari standar dan spesifikasi yang ada yang harus diatasi.
b. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan proyek tersebut sesuai
dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah disetujui. Pengendalian biaya ini
dilakukan dengan cara pengontrolan masing-masing bagian pekerjaan dengan
perhitungan dari analisa harga satuan. Dari perhitungan dan pengontrolan setiap saat
maka akan terlihat jika ada penyimpangan yang tidak sesuai dengan anggaran yang
direncanakan.
23
c. Pengendalian Waktu
Pelaksanaan suatu proyek harus tepat waktu sesuai dengan rencana sehingga
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, Pengendalian waktu dimaksudkan untuk
mengetahui apakah proyek berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Pengendalian waktu dilakukan dengan menggunakan Time Schedule, Bar Chart dan
Network Planning. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Time Schedule
Time schedule adalah suatu pembagian waktu terperinci yang disediakan untuk
masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari permulaan sampai dengan pekerjaan
berakhir. Time schedule diperlukan oleh semua pihak sebagai pedoman koordinasi
dan kerjasama antar bagian pelaksana proyek di lapangan. Dalam time schedule
waktu pekerjaan diatur sedemikian rupa sehingga setiap pekerjaan dapat berjalan
baik dan lancar.
Sebelum proyek dilaksanakan pelaksana harus mengetahui rencana kerja yang telah
dicantumkan dalam time schedule agar waktu yang tersedia benar-benar efektif dan
efisien untuk pekerjaan tersebut. Time schedule digunakan sebagai dasar
pertimbangan penambahan personalia sesuai dengan perkembangan pelaksanaan
pekerjaan. Dalam hubungan dengan bahan dan alat yang digunakan, time schedule
ini akan mencegah penyimpangan bahan yang tepat diperoleh, serta menjaga
keefektifan pemakaian alat-alat berat yang disewa, dengan demikian penghematan
biaya dan waktu akan lebih baik.Tetapi pelaksanaan time schedule secara umum
sering mengalami hambatanhambatan yang disebabkan oleh:
Keadaan cuaca yang tidak memungkinkan dilaksanakan pekerjaan.
Kesalahan yang dibuat pelaksana.
Ketidakteraturan penyediaan bahan.
Perubahan-perubahan yang diinginkan pemberi tugas.
2. Bar Chart
Bar chart merupakan metode yang bersifat praktis dan sederhana yang berfungsi
untuk pengendalian proyek, sangat memudahkan pelaksana proyek dalam
24
mengerjakan bagian pekerjaannya. Bar chart yang dibuat kontraktor harus diperiksa
dan disetujui Direksi. Hal-hal yang dapat dilihat pada suatu bar chart adalah :
Jenis-jenis pekerjaan yang ada di proyek.
Waktu yang disediakan untuk setiap jenis pekerjaan.
Kapan waktu pekerjaan harus dimulai dan dilaksanakan.
3. Network Planning
Dalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, maka
pengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian yang
menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera diselesaikan dengan baik.
25
1. Menentukan sasaran.
2. Menentukan standart dan criteria sebagai acuan dalam rangka mencapai
sasaran.
3. Merancang atau menyusun system informasi, pemantauan, dan laporan hasil
pelaksanaan pekerjaan.
4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah
direncanakan).
5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standart, criteria, dan
sasaran yang telah ditentukan.
Pada suatu proyek, manajer proyek perlu memperhatikan tentang anggaran yang
telah ditetapkan dalam perencanaan proyek, manajer tidak dapat menafsirkan bahwa
sebesar anggaran itulah akhir biaya proyek. Anggaran adalah suatu perkiraan yang
disusun berdasarkan informasi yang tersedia pada saat pembuatan anggaran. Ada
beberapa asumsi yang digunakan untuk merumuskan ketidakpastian yang dihadapi
proyek sehingga menjadi bagian dari anggaran proyek. Oleh sebab itu, rencana
proyek yang dibuat sebelum dimulai dan dituangkan dalam Petunjuk Operasional
(PO) haruslah memuuat sifat:
26
Dengan dimilikinya sifat-sifat ini dalam rencana proyek, semua pihak akan dapat
mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat lebih besar selama proyek
berjalan dan dapat pula realisasi biaya proyek lebih kecil dari pada anggarannya
setelah proyek selesai asalkan proyek tersebut dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
Dalam proyek ini pengendalian biaya dilakukan dengan memeriksa apakah biaya
yang sudah dikeluarkan sesuai dengan kemajuan atau progress prestasi yang telah
dicapai. Hal ini dapat diketahui dengan melihat kurva S, kurva S secara grafis
27
menyajikan beberapa ukuran kemajuan komulatif pada suatu sumbu tegak, terhadap
waktu pada sumbu mendatar. Kurva S ini digambarkan pada suatu diagram yang
menunjukkan jadwal pelaksanaan pekerjaan. Diagram ini disebut bar chart. Jumlah
biaya yang dikeluarkan dapat diukur menurut kemajuan yang dicapai.
Bar chart adalah diagram batang yang menggambarkan berbagai pekerjaan yang
dapat diselesaikan dalam satu-satuan waktu tertentu. Dalam suatu proyek, bar chart
diuraikan menjadi beberapa macam pekerjaan kemudian diperkirakan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan tersebut. Lamanya waktu
ini diperkirakan data-data yang dipakai serta pengalaman kerja sebelumnya dan
dibuat secara parallel tanpa mengabaikan cash flow dari biaya. Bar chart dilengkapi
dengan kurva S untuk membandingkan antara lamanya suatu pekerjaan dengan
bobot.
Karena satuan waktu yang dipakai adalah mingguan, maka elevasi terhadap biaya
yang telah dikeluarkan dilakukan mingguan pula. Besarnya biaya yang telah
dikeluarkan ini dibandingkan dengan rencana anggaran biaya dan dicari
prosentasenya. Dengan mengetahui nilai prosentase dan posisi waktu saat ini dapat
digambarkan kurva S actual ke bar chart yang memuat kurva S rencana.
Dari perbandingan kurva S actual dan kurva S rencana akan diperoleh kemungkinan:
28
2.4.2 Sistem Koordinasi dan Laporan Pekerjaan
1. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi membahas permasalahan yang ada yaitu permasalahan yang dapat
menghambat berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan proyek. Rapat koordinasi yang
dilakukan bersifat insidentil, yaitu rapat diadakan jika timbul masalah dalam
pelaksanaan proyek dan harus segera dipecahkan.
2. Reporting
Reporting (Laporan Prestasi Kerja) yang dilakukan dalam proyek ini adalah laporan
harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
29
BAB III PERENCANAAN STRUKTUR
Di dalam bab ini akan diuraikan perencanaan struktur jembatan yang meliputi
perencanaan struktur atas dan perencanaan struktur bawah, dengan mengacu pada
standar dan ketentuan sebagai berikut :
30
3.2 DASAR DASAR PERENCANAAN JEMBATAN
1. Pemilihan Lokasi/Alinyemen
Pada umumnya jembatan-jembatan direncanakan dengan mengikuti rencana
alinyemen dari jalan raya yang telah ditentukan terlebih dahulu, akan tetapi dalam
kondisi khusus dimana kemungkinan-kemungkinan untuk membangun jembatan
yang telah ditentukan tersebut tidak memungkinkan (karena kondisi tanah atau
kondisi aliran sungai) maka dimungkinkan alinyemen jalan sedikit dikorbankan.
3. Stabilitas Konstruksi
Stabilitas jembatan tentu saja menjadi tujuan utama dari perencanaan jembatan,
dengan selalu terikat pada prinsip bahwa konstruksi harus memenuhi kriteria : kuat,
kokoh dan stabil. Dalam perencanaan dimungkinkan dilakukan kajian alternatif,
sehingga dipilih alternatif yang paling baik.
4. Ekonomis
Pertimbangan konstruksi juga harus memperhitungkan faktor ekonomis. Dengan
biaya seekonomis mungkin dapat dihasilkan jembatan yang kuat dan aman.
5. Pertimbangan Pelaksanaan
Metode pelaksanaan harus mempertimbangkan kondisi lalu lintas yang ada agar tetap
berjalan dengan aman dan lancar.
31
6. Pertimbangan Pemeliharaan
Pertimbangan aspek pemeliharaan dalam perencanaan jembatan akan tetap
mendapatkan perhatian perencana dalam memilih bahan konstruksi dan tipe
konstruksinya, misalnya faktor pengaruh air, garam zat korosif dan sebagainya.
8. Estetika
Bentuk penampilan yang sesuai dengan lingkungan sekitarnya perlu dpertimbangkan
dalam pemilihan tipe setiap elemen konstruksi jembatan.
a. Data tanah setempat dimana jembatan akan dibangun. Hal ini penting untuk
menentukan tipe pondasi yang akan digunakan.
b. Data banjir sungai, guna mengetahui tinggi muka air banjir yang akan
digunakan untuk menentukan peil lantai jembatan. Sedangkan kecepatan
aliran sungai dan debit banjir digunakan sebagai dasar untuk merencanakan
konstruksi abutment jembatan.
c. Data tentang kepadatan lalu lintas serta tekanan gandar yang direncanakan
akan melewatinya.
d. Data topografi untuk memperoleh karakteristik topografi daerah perencanaan.
32
e. Data penunjang lainnya untuk mendapatkan informasi lapangan kaitannya
dengan aspek pelaksanaan dan analisis lainnya, misalnya tentang tenaga
kerja, material, harga satuan dan lain-lain.
Lebar jembatan
Bentang jembatan
Konstruksi jembatan, meliputi konstruksi bagian bawah dan konstruksi
bagian atas jembatan
Material yang dibutuhkan
33
e. Gempa bumi
f. Gesekan pada tumpuan
3. Beban Khusus, yang terdiri dari :
a. Gaya sentrifugal
b. Gaya aliran dan benda hanyutan
c. Gaya dan beban pada saat pelaksanaan
34
untuk pembangunan jembatan Kali Serang Jepara dapat ditekan seminimal
mungkin,namun tetap memperhitungkan kekuatan konstruksi ,keamanan dan
kelayakan selama umur rencana bangunan.Biaya anggaran yang semestinya
digunakan untuk penyelidikan tanah bisa dimanfaatkan untuk menambah sarana
pelengkap dan pendukung.Untuk menghindari adanya penyalahgunaan anggaran
maka pengawas lapangan sesuai dengan wewenangnya mengontrol dan
mengevaluasi setiap pengeluaran diluar rencana awal.
3.5.2 Pondasi
Pondasi adalah bagian struktur yang berada dibawah jembatan dan berfungsi
meneruskan beban-beban di atasnya ke tanah keras.Setelah diadakan analisis
pendahuluan dan dengan mempertimbangkan kondisi tanah dasar serta beban yang
didukung,maka proyek ini memilih pondasi Tiang Pancang
3.5.3 Abutment
1. Pembesian Beton.
Pada saat besi diambil dari pabrik maka akan disertai sertifikat tes pabrik sehingga
dapat diketahui kekuatan tarik besi.Apabila tidak ada tes dari pabrik,maka tes
dilakukan di laboratorium. Penempatan besi di lapangan ditata sedemikian rupa
sesuai dengan diameter dan potongan, sehingga memudahkan pengecekan dan
35
pengambilan pada saat akan dipasang.Pemotongan besi digunakan bar-cutter dan
pembengkokan dilaksanakan dengan bar- bender.
3. Pekerjaan Bekisting.
Untuk cetakan beton pada abutmen digunakan multipleks diperkuat kayu-kayu stut,
agar memudahkan pembongkaran bekisting dan juga untuk menjaga permukaan
beton maka permukaan bekisting dilapisi dengan minyak bekisting.
36
Chek-list pembesian kolom,bersama direksi / pengawas.
Memasang panel bekisting dan perkuatan yang diperlukan.
Chek list bersama dengan pihak terkait terhadap posisi,dimensi serta
kekokohan bekisting.
Memasang perancah untuk alat bantu kerja.
Menyiapkan beton Ready Mix.
Pelaksanaan cor beton.
Oprit jembatan berfungsi untuk melandaikan jalan yang menuju dan meninggalkan
jembatan sehingga pada waktu memasuki jembatan tidak terlalu menanjak.
Perencanaan oprit dibuat seekonomis mungkin sehingga dari segi biaya rendah serta
segi estetikanya memenuhi syarat keindahan.
Struktur atas merupakan bagian atas suatu jembatan yang berfungsi menampung
beban-beban yang ditimbulkan oleh lalu lintas orang dan kendaraan maupun lainnya,
yang kemudian menyalurkannya ke bangunan bawah. Pada Proyek Pembangunan
Jembatan Kali Serang Jepara ini struktur atas direncanakan menggunakan Rangka
Baja dan Beton Bertulang.
37
3.7 SARANA PERLENGKAPAN DAN PENDUKUNG
Sarana pelengkap dan pendukung berguna untuk menunjang bangunan pokok agar
dapat berfungsi dengan baik, antara lain :
1. Sandaran (Railling )
Railling jembatan berfungsi sebagai pagar pengaman bagi para pengguna jasa jalan,
selain itu juga berfungsi sebagai nilai estetika.
38
BAB IV BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA KERJA
Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan serta tenaga kerja pada suatu proyek
memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
Penggunaan alat dan bahan yang dipilih, serta tenaga kerja harus sesuai dengan
standar dan kondisi lapangan.
Peralatan kerja yang digunakan terdiri dari alat-alat berat dan alat-alat pelengkap
lainnya, baik yang digerakan secara manual atau mekanis. Pemilihan jenis peralatan
yang digunakan dalam suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang
mempengaruhi proses penyelesaian suatu pekerjaan secara cepat dan tepat.
Pertimbangan dari segi biaya sehubungan dengan penggunaan peralatan harus tetap
ada, artinya harus ada optimasi dari harga produksi per satuan waktu untuk setiap
peralatan yang digunakan. Selama pelaksanaan pekerjaan diproyek, pemeliharaan
dan perawatan terutama untuk alat-alat berat harus dilakukan secara rutin, sehingga
kondisi alat selalu baik dan siap pakai. Hal ini sangat penting agar dalam
pelaksanaan nanti tidak terhambat karena adanya kerusakan pada peralatan kerja.
Bahan/material yang digunakan harus sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat Teknis) dan telah mendapat persetujuan dari konsultan MK
39
(Manajemen Konstruksi) dengan menunjukan contoh-contohnya. Pihak konsultan
MK memeriksa bahan/material yang datang secara langsung, apakah bahan itu sesuai
dengan contoh atau tidak. Jika disetujui, maka pekerjaan dapat dilanjutkan, namun
jika tidak, maka diganti sesuai dengan permintaan konsultan MK atau sesuai dengan
RKS.
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek
karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu
pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa manusia merupakan sumber
daya yang kompleks dan sulit diprediksi sehingga diperlukan adanya usaha dan
pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja. Dalam manajemen
tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan :
40
a. Identifikasi jenis dan jumlah bahan. Pemesanan suatu bahan harus didahului
dengan proses pengamatan dan pemilihan bahan sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan desain. Setelah diketahui spesifikasi bahan yang
digunakan, maka dilanjutkan dengan penentuan jumlah bahan yang
dibutuhkan untuk setiap pekerjaan konstruksi. Perhitungan jumlah kebutuhan
bahan disesuaikan dengan rencana pekerjaan yang nantinya akan dibagi
berdasarkan satuan yang tersedia di pasaran, dalam hal ini bahan disediakan
oleh supplier.
b. Pertimbangan akan kualitas bahan biasanya didasarkan pada nama baik
produsen dan supplier yang menyediakan bahan bermutu baik, yang telah
diketahui oleh kontraktor.
c. Faktor harga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan karena semakin
murahnya harga bahan maka biaya pengeluaran proyek dapat diperkecil. Hal
ini tentu saja akan menguntungkan kontraktor. Saat kontraktor memutuskan
untuk menggunakan bahan dengan harga termurah, aspek kualitas bahan
tidak perlu dikesampingkan.
Bahan konstruksi yang akan digunakan juga harus melalui beberapa prosedur
terlebih dahulu. Adapun prosedur tersebut adalah seperti pada gambar berikut :
41
Gambar Bagan IV.1 Prosedur Bahan Konstruksi
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
42
4.2 BAHAN
Besi beton yang digunakan adalah hasil produksi pabrik-pabrik baja yang terkenal,
dengan standar mutu besi beton U-32. Sebelum mendatangkan besi beton, seluruh
ukuran dan daftar bengkokan besi beton disiapkan dan dimintakan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan. Besi beton yang telah datang disimpan pada tempat yang
terlindung, ditumpuk dan tidak menyentuh tanah serta dijaga agar tidak berkarat
ataupun rusak karena cuaca.
Besi beton yang digunakan dalam pembangunan Jembatan Lubuk Gandar beraneka
macam ukuran dan panjang, disesuaikan dengan perencanaan dan kebutuhan pakai
besi. Ada besi beon yang telah dibengkokan oleh pekerja yang disesuaikan dengan
fungsinya.
Besi siku digunakan sebagai pelindung beton trotoar untuk mengantisipasi terjadinya
penggerusan terhadap beton.
Siku yang digunakan dalam pembangunan Jembatan Lubuk Gandar adalah besi siku
berukuran 70 x 70 x 7.
43
Gambar IV.2 Besi Beton
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
44
2. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan
bangunan lainnya. Semen yang digunakan dalam pembangunan Jembatan Lubuk
Gandar adalah semen Holcim.
Karena sifatnya mudah mengeras, material dengan penanganan khusus seperti semen
sebaiknya disimpan di tempat yang terlindung dari air. Beri naungan yang
melindunginya dari air hujan dan jangan menempatkan semen bersentuhan langsung
dengan tanah. Untuk itu, beri balok-balok kayu yang dilapisi tripleks sebagai
pelindungnya.
3. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara
0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di
45
beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Pasir tidak
dapat di tumbuhi oleh tanaman, karena rongga-rongganya yang besar-besar.
Agregat halus pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5% berat kering dan
tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak. Pasir untuk spesi
pasangan dan plesteran, harus seluruhnya dapat melalui saringan dengan lubang-
lubang persegi 3 mm.
46
4. Split
Batu Split Untuk Cor Beton Bertulang ternyata mempunyai bentuk bervariasi sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan dalam membuat sebuah konstruksi bangunan. Istilah
bentuk atau tipe Batu Split Untuk Cor Beton Bertulang disebutkan sesuai ukurannya
ada 1-2, 2-3, dan 3-4 dalam ukuran centi meter.
5. Batu Belah
Batu belah merupakan batu bulat yang dipecah menjadi bongkahan-bongkahan yang
lebih kecil. Batu belah sangat baik untuk pondasi lajur dan pondasi setempat karena
ujungnya runcing sehingga satu dan yang lainnya akan saling mencengkram cukup
kuat dalam pondasi. Batu belah yang baik harus keras, padat, bersih dan tidak lapuk.
Batu belah sebagai batuan dari lava, komponen breksi gunung api dan batuan beku
47
intrusi, umumnya menempati daerah resapan dan lingkungan mata air sehingga
penambangannya memerlukan kehati-hatian agar tidak merusak lingkungan.
Plywood atau sering disebut tripleks adalah sejenis papan pabrikan yang terdiri dari
lapisan kayu (veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama. Plywood merupakan
salah satu produk kayu yang paling sering digunakan. Plywood bersifat fleksibel,
murah, dapat dibentuk, dapat didaur ulang, dan tidak memiliki teknik pembuatan
yang rumit. Plywood biasanya digunakan untuk menggunakan kayu solid karena
lebih tahan retak, susut, atau bengkok
48
Gambar IV.8 Plywood/Triplex
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
49
Gambar IV.10 Kayu Kasau
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
7. Paku
Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja, yang
digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Paku
umumnya ditembuskan pada bahan dengan menggunakan palu atau nail gun yang
digerakkan oleh udara bertekanan atau dorongan ledakan kecil. Pelekatan oleh
paku terjadi dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal dan gaya tegangan
pada arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk mencegah paku keluar.
50
Gambar IV.11 Paku
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
8. Pipa Galvanis
Pipa galvanis adalaah pipa besi lunak yang dilapisi dengan timah, pipa galvanis
diproduksi dengan berbagai ukuran maupun ketebalan dindingnya, disesuaikan
dengan kegunaannya ukuran panjang standar adalah 6 m.
Gambar IV.12
Pipa Galvanis
Proyek
Pembangunan
Jembatan Lubuk
Gandar
51
9. Kawat Bronjong
Bronjong kawat adalah kotak yang terbuat dari anyaman kawat baja berlapis seng
yang pada penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegah erosi yang dipasang pada
tebing-tebing, tepi-tepi sungai, yang proses penganyamannya menggunakan mesin.
Acuannya adalah SNI 03-0090-1987 tentang Mutu dan Cara Uji Bronjong dan Kawat
Bronjong, dan syarat bahan baku mengacu pada SNI 03-6154-1999 tentang Kawat
Bronjong.
52
4.3 PERALATAN
53
Gambar IV.16 Molen
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
54
Gambar IV.18 Selang Pompa Air
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
55
Gambar IV.20 Genset
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
56
4.4 TENAGA KERJA
Dalam hal ini tenaga kerja yaitu semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan suatu
proyek, baik yang ahli/profesional sampai tenaga kerja pemborong/buruh.
Penempatan tenaga kerja harus dsesuaikan antara keahlian tertentu sehingga
pekerjaan yang dihasilkan menjadi efisien dan efektif. Dalam pelaksanaan pekerjaan,
tenaga kerja dibagi beberapa bagian sebagai berikut :
1. Tenaga kerja ahli adalah pegawai yang ditempatkan dalam pekerjaan proyek
yang sedang berlangsung. Jenis tenaga kerja ini memegang peranan yang
penting terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen dengan tenaga
kerja lainnya untuk menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan
pekerjaan. Meliputi tenaga pelaksana yang tingkat pendidikannya sarjana,
sarjana muda dan memiliki pengalaman dibidang masing-masing,
2. Mandor, dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu,
misalnya: dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan
ringan, dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan,
menangani pekerjaan acuan, pembesian, pengecoran dan mengawasi
pekerjaan tenaga kerja bawahannya.
3. Tenaga tukang harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara
kerja yang sederhana. Tukang dalam proyek tempat penulis kerja praktek
dibagi menjadi lima bagian yaitu tukang besi (rebarmen), tukang batu
(mason), tukang kayu (carpenter), tukang las dan tukang listrik. Tukang besi
mengurusi segala macam kegiatan yang berhubungan dengan
pembesian/pemasangan tulangan, tukang batu bertugas dalam pengecoran
dan pembuatan lantai kerja, tukang kayu bertugas untuk mengurusi segala
macam pekerjaan yang berhubungan dengan kayu baik bekisting hingga
servis lainnya.
4. Tenaga kasar, memerlukan kondisi yang kuat dan sehat untuk pengangkutan
bahan, alat dan lain-lain.
57
5. Tenaga keamanan (security), bertugas menjaga keamanan lokasi proyek,
prosedur penerimaan tamu serta membuka dan menutup pintu jika ada truk
bahan bangunan atau mobilisasi alat yang akan masuk kelokasi proyek.
58
15. Engineering Manager Ahli dalam perencanaan teknik dan pembuatan
desain
16. Site Engineering Ahli dalam teknologi pelaksanaan pekerjaan
17. Scheduler & Monitoring Ahli dalam pengendalian waktu proyek dan
pembuatan time schedule
18. drafter Ahli dalam pembuatan gambar teknik baik
manual maupun dengan komputer
19. BBS Ahli dalam penjadwalan pekerjaan besi tulangan
20. Chief Temporary Ahli dalam bidang alat berat baik perbaikan
Technision maupun pemeliharaan
21. Chief Warehouse Ahli dalam manajemen/pengaturan tata letak
penumpukan material
22. Accountant and Ahli dalam bidang administrasi proyek, surat
Administration menyurat dan sebagainya (bagian umum)
23. Operator Alat Berat Ahli dalam mengoperasikan dan mengemudikan
alat berat
24. Mandor Ahli dalam pemilihan tenaga kerja serta
mengkoordinakan para tukang
25. Tukang Besi Ahli dalam pemasangan tulangan
26. Tukang Batu Ahli dalam pekerjaan pengecoran
27. Tukang Kayu Ahli dalam pekerjaan kayu (pembuatan
bekisting)
28. Tukang Listrik Ahli dalam instalasi listrik
29. Tukang Las Ahli dalam pengelasan (pekerjaan bekisting dan
besi)
59
Gambar IV.21 Tenaga Kerja
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
60
BAB V PELAKSANAAN PROYEK
61
Direksi keet dapat berupa bangunan darurat yang terbuat dari tiang kaso, dinding
papan susun ataupun bangunan permanent yang mana selanjutnya dapat digunakan
sebagai tempat penjaga malam, tempat penyimpanan material ataupun bangunan
yang terdapat disekitar proyek yang telah mendapat perseujuan pengguna jasa (
owner ). Ukuran direksi keet ditentukan oleh skala proyek yang dikerjakan.
Penempatan nya tidak terlalu jauh dari lokasi bangunan yang di kerjakan, sehingga
dapat mempermudah mobilisasi pekerja maupun bahan material jembatan. Pada
pembangunan jembatan Lubuk Gandar, lokasi yang di pilih untuk menjadi direksi
keet adalah rumah salah satu pelaksana pekerjaan. Letaknya sangat dekat dengan
lokasi jembatan yang akan dibangun. Kurang lebih berjarak 50 m.
62
2. Mobilisasi peralatan
Mobilisasi terdiri dari pekerjaan persiapan dan pelaksanaan, termasuk, tapi tidak
terbatas pada kebutuhan-kebutuhan untuk mobilisasi personil, peralatan, pemasokan,
dan suplemen lainnya yang diperlukan ke lokasi pekerjaan, untuk pembangunan
kantor, gudang dan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk bekerja di proyek, dan
untuk seluruh pekerjaan dan operasi lainnya yang harus dilakukan atau biaya yang
diperlukan sebelum mulainya berbagai item pekerjaan kontrak di lokasi pekerjaan.
Mobilisasi dianggap selesai bila Kontraktor dapat melaksanakan dan diterima oleh
Konsultan mengenai pemenuhan masing-masing persyaratan yang terkait yang
disebutkan dalam kontrak.
Pada tahap awal kegiatan pelaksanaan pembangunan jembatan, peralatan utama yang
harus didahulukan untuk dimobilisasi adalah mesin pengaduk beton (concrete
mixer), peralatan galian tanah dan alat pompa air (water pump)
Adapun rencana dari mobilisasi alat dapat dilihat pada dokumen penawaran.
Lamanya mobilisasi ini akan disesuaikan dengan kebutuhan peralatan berat di
lapangan sehingga tidak perlu menyediakan lapangan khusus untuk parkir alat berat
di proyek. Untuk bangunan dan fasilitas penunjang akan dipersiapkan segera di
proyek dan termasuk pada kegiatan mobilisasi yang paling awal. Pekerjaan
demobilisasi akan dilaksanakan bertahap untuk peralatan dimana peralatan yang
sudah tidak dibutuhkan akan dikembalikan ke pool. Untuk mobilisasi alat alat berat
kontraktor berkoordinasi dengan owner (Pemilik Proyek) dan aparat terkait.
63
Gambar V.2 Mobilisasi Molen
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
64
3. Penyediaan obat-obatan yang diperlukan
65
4. Pemasangan papan nama proyek
Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada tahap awal pelaksanaan pekerjaan
agar pekerjaan atau pembangunan jembatan dapat diketahui banyak orang dan
dinyatakan legal serta terbukti kebenarannya bahwa pekerjaan tersebut sebelumnya
telah direncanakan oleh berbagai pihak. Dibawah ini adalah gambar/foto papan nama
proyek pembanguna jembatan Lubuk Gandar.
66
5.3 PERSIAPAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
67
pematokan dan pengukuran ulang. Pekerjaan pematokan dan pengukuran
ulang dilakukan bersama-sama dengan pihiak pengguna barang/jasa atau
Dinas Pekerjaan Umum kab. Tanggamus, bersama dengan konsultan
perencana atau konsultan pengawas. Pengukuran ulang dilakukan
terhadap kondisi fisik alur sungai, jalan masuk kendaraan, pemasangan
titik acuan, titik awal penempatan abutment dan lain-lain. Setelah
dilakukan pengukuran dibuat laporan detail dari hasil survey tersebut.
68
5.4 RUANG LINGKUP PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
1. Pembesian Abutment
2. Pengecoran Abutment dan Sayap
3. Pembuatan Plat Injak
4. Pemasangan Perancah
Pekerjaan pembangunan bawah terdiri dari pekerjaan galian dan urugan tanah,
pembuatan lantai kerja sumuran dan sumuran, lantai kerja abutment, abutment dan
sayap abutment, plat injak dan pemasangan rubber bearing perletakn elasromeric.
Pembangunan tersebut terbuat dari beton bertulang dengan mutu yang telah
ditentukan dalam kontrak. Pada pelaksanaan pembuatan struktur beton bertulang,
bahan material yang diperlukan dikirim oleh pemasok ke lokasi pembangunan
jembatan. Pelaksanaan pembuatan mortar beton dilakukan dilokasi pekerjaan,
demikian halnya dengan pelaksanaan pembesian.
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan dalam pembuatan bangunan bawah adalah
pekerjaan galian tanah untuk pondasi abutment. Pekerjaan galian harus dilaksanakan
hingga garis, ketinggian dan elevasi yang telah ditentukan dalam gambar atau
ditunjukan oleh Direksi Pekerjaan. Permukaan galian tanah maupun batu yang telah
selesai dan terbuka terhadap air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki
cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari genangan.
69
pekerjaan pengurugan dengan alat berat ini rata-rata 120 m3/hari. Material diperoleh
dari penggalian didaerah jalan atau tempat lain yang diperbolehkan. Jarak angkut
pulang pergi dump truck tidak lebih dari 4 km.
Lokasi yang akan dipotong (cutting) haruslah terlebih dahulu dilakukan pekerjaan
clearing dan grubbing yang bertujuan untuk membersihkan lokasi dari akar-akar
pohon dan batu-batuan.
70
Melakukan pengujian kepadatan tanah dengan tes kepadatan (uji Density Sand Cone
Test) di lapangan.
c. Galian Struktur
Pada pekerjaan galian struktur ini mencakup galian pada segala jenis tanah
dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam gambar untuk
struktur. Pekerjaan galian ini hanya terbatas untuk galian lantai pondasi
jembatan.
71
Gambar V.7 Tanah Digali dan Dimuat
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
Pondasi ini terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan
pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton bertulang dengan
diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan
dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri unit-
unit beton pracetak. Penurunan dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di
bawah dasarnya. Berat beton pada sumuran memberikan gaya vertical untuk
mengatasi gesekan (friction) antara tanah dengan beton, dan dengan demikian
sumuran dapat turun.
Ketepatan pematokan pada sumuran sangat penting karena tempat yang digunakan
oleh sumuran sangat besar. Akibat kesalahan pematokan, bersama-sama dengan
kemiringan yang terjadi pada waktu sumuran diturunkan, dapat menyebabkan
sumuran itu berada di luar daerah kepala jembatan atau pilar. Hal ini merupakan
72
tambahan pekerjaan untuk memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan
meneruskan beban vertical dari bangunan atas kepada bangunan bawah secara
eksentris.
Garis tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari sumuran harus
ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk memastikan bahwa titik-titik
referensi tersebut tidak terganggu pada saat pembangunan sumuran.
Harus diperhatikan penentuan letak tiap segmen untuk memastikan bahwa segmen
baru akan mempunyai alinyemen yang benar sepanjang sumbu vertical.
Hal ini penting terutama pada waktu suatu segmen ditambahkan pada sumuran yang
tidak (keluar dari) vertical. Secara ideal kemiringan ini harus diperbaiki sebelum
penambahan segmen berikutnya. Setelah pekerjaan pematokan selesai, dilakukan
penggalian pendahuluan untuk memberikan jalan awal melalui mana sumuran akan
diturunkan. Sisi galian ini harus sedapat mungkin vertical.
73
2. Dinding Sumuran dari Unit Beton Pracetak
Beton pracetak yang pertama dibuat harus ditempatkan sebagai unit yang
terbawah. Bilamana beton pracetak yang pertama dibuat telah diturunkan,
beton pracetak berikut-nya harus dipasang di atasnya dan disambung
sebagimana mestinya dengan adukan semen untuk memperoleh kekakuan dan
stabilitas yang diperlukan. Penurunan dapat dilanjutkan 24 jam setelah
penyambungan selesai dikerjakan.
74
melakukan upaya untuk mengurangi geseran antara dinding luar sumuran
dengan tanah di sekelilingnya.
6. Pengisian Sumuran
Sumuran harus diisi dengan beton siklop K175 sampai elevasi satu meter di
bawah pondasi telapak. Sisa satu meter tersebut harus diisi dengan beton
K250, atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
75
Pada pekerjaan pembangunan Jembatan Lubuk Gandar, telah direncanakan bahwa
ukuran untuk lantai kerja sumuran adalah sebesar 10 cm, dan untuk sumurannya
berdiameter 200 cm. Untuk lantai kerja menggunakan mutu beton struktur K-175,
sedangkan untuk sumuran digunakan mutu beton struktur K-225. Pekerjaan
pembesian yang dilakukan untuk sumuran dilakukan dilokasi pembangunan. Begitu
pula pemasangan acuan atau bekisting untuk sumuran. Pada tahap pemasangan
tulangan struktur untuk sumuran dilakukan dengat cermat, ditempatkan sesuai
gambar rencana. Besi tulangan didudukan dengan kuat dan diganjal dengan
menggunakan beton tahu berukuran 5 x 5 x 2 cm.
76
5.5.3 Pembuatan Lantai Kerja Abutment, Abutment dan Sayap
Abutment
Lantai kerja untuk abutment sama ukurannya dengan sumuran. Berukuran 10 cm.
Ukuran panjang abutmentnya adalah 5 m dengan tinggi 8,06 m. Mutu beton untuk
abutment dan sayap abutment yang dipakai sesuai dengan ketentuan pembangunan
Jembatan Lubuk Gandar yaitu menggunakan beton struktur K-225.
77
Gambar V.10 Abutment
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
Pelat Injak adalah suatu konstruksi yang berada sebelum konstruksi utama jembatan.
Pelat injak berfungsi memberi bidang datar sebelum memasuki lantai jembatan
sehingga dapat meminimalisir kerusakan pada lantai jembatan
Yang membedakan proses pembesian dan perakitan tulangan pada plat injak adalah
adanya lapisan plastik yang sengaja dihamparkan seluas plat injak. Maksud adanya
plastik tersebut adalah supaya kadar air yang berada pada cor beton plat injak tidak
berpindah ke tanah atau sebaliknya, bila plat injak langsung diletakkan tepat di atas
tanah tanpa lapisan plastik tersebut.
Walaupun struktur plat injak posisinya berada di belakang back wall abutmentnya,
namun sebenarnya struktur plat injak itu merupakan struktur tersendiri yang terpisah
dari struktur jembatan utama, pada saat perakitan tulangan pun tidak ada tulangan
dari plat injak yang diikat dengan tulangan dari abutment. Plat injak berfungsi
menghubungkan jalan dan jembatan sehingga tidak terjadi perubahan ketinggian
78
yang terlalu mencolok pada keduanya. Secara khusus, fungsi dari struktur plat injak
adalah untuk mencegah terjadinya penurunan setempat (settlement) pada tanah dasar
di belakang jembatan, yang diakibatkan adanya beban kendaraan sebagai beban
terpusat pada daerah di belakang back wall abutment, dimana kendaraan cenderung
mengurangi kecepatan bila hendak memasuki jembatan tepat di belakang back wall
abutment, sehingga diperlukan suatu struktur beton bertulang yang harus mampu
menahan beban rencana tersebut akibat gaya rem kendaraan dan beban mati
kendaraan.
79
ini penggunaan Elastomer Bearing Pad ada dalam berbagai aplikasi di mana
dukungan struktural yang fleksibel dan / atau getaran isolasi diperlukan.
Aplikasi yang umum dalam penggunaan Elastomeric Bearing Pad antara lain :
80
Gambar V.12 Elastomeric
Proyek Pembangunan Jembatan Lubuk Gandar
Pekerjaan pembangunan atas terdiri dari pembuatan gelagar, diafragma dan lantai
beton, pemasangan perancah, pekerjaan bangunan pelengkap seperti pembuatan tiang
sandaran, trotoar, pipa sandaran, dan pipa-pipa pembuangan, dan pekerjaan pasangan
batu kali untuk leneng jembatan.
81
lebih kecil. Untuk penyelenggaraan konstruksi jembatan komposit, hal ini patut
dipertimbangkan terutama apabila diperlukan perancah-perancah yang cukup mahal
sehingga menjadi kurang ekonomis.
Gelagar
82
Diafragma
Dalam rekayasa struktur, diafragma adalah sebuah sistem struktur yang digunakan
untuk memindahkan beban lateral dinding geser atau bingkai terutama melalui
pesawat tegangan geser.
Beban lateral ini biasanya angin dan gempa beban, tetapi beban lateral lainnya
seperti tekanan tanah lateral atau tekanan hidrostatik juga bisa ditangkal oleh
tindakan diafragma.
Diafragma struktur sering melakukan tugas ganda sebagai sistem lantai atau sistem
atap di sebuah gedung, atau dek jembatan, yang sekaligus mendukung beban
gravitasi.
Lantai Jembatan
Berfungsi untuk memikul beban lalu lintas yang melewati jembatan serta
melimpahkan beban dan gaya-gaya tersebut ke gelagar memanjang melalui gelagar-
gelagar melintang.
Pelat lantai ini dapat terdiri dari pelat panel yang dipasang diantara gelagar
memanjang ataupun cor setempat. Panel ini berfungsi sebagai bekisting pada
pengecoran pelat lantai. Pelat lantai dari beton ini mempunyai ketebalan total 20 cm.
83
5.6.3 Pekerjaan Bangunan Pelengkap
1. Tiang Sandaran
Berfungsi untuk mengaman kan pejalan kaki. Direncanakan menahan gaya 100 kg/m
setinggi 90 m dari lantai trotoar dengan jarak tiang sandaran 200 cm. Tiang sandaran
dengan trotoar terbuat dari beton bertulang dan untuk sandarannya dari pipa besi
galvanis dengan diameter 3, serta parapet dari plat besi.
2. Trotoar
Yang dimaksud dengan trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak didaerah
manfaat jalan, diberi lapisan permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari
permukaan perkerasan jalan dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas
kendaraan. Fungsi utama trotoar adalah untuk memberikan pelayanan kepada
pejalan kaki tersebut. Trotoat juga berfungsi memperlancar lalu lintas jalan
raya karena tidak terganggu oleh lalu lintas pejalan kaki. Ruang dibawah
84
trotoar dapat digunakan sebagai ruang untuk menempatkan utilitas dan
pelengkap jalan lainnya.
Perlu diingat sebelum pekerjaan galian maupun timbunan harus didahului dengan
pekerjaan clearing dan grubbing, maksudnya adalah agar lokasi yang akan
dilakerjakan tidak mengandung bahan organik dan benda-benda yang mengganggu
proses pemadatan. Timbunan dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan
tertentu dan dilakukan proses pemadatan.
85
1. Timbunan Biasa
Pada timbunan biasa ini material atau tanah yang biasa digunakan berasal dari
hasil galian badan jalan yang telah memenuhi syarat.
2. Timbunan Pilihan
Pada pekerjaan timbunan ini tanah yang digunakan berasal dari luar yang
biasa disebut borrowpitt. Tanah ini digunakan apabila nilai CBR tanah dari
timbunan kurang dari 6%.
86
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan, data dan informasi yang telah diperoleh dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem kerja atau metode pelaksanaan pekerjaan yang profesional akan
memudahkan pelaksanan di lapangan sehingga schedule pekerjaan
diharapkan tidak mengalami keterlambatan.
2. Keberhasilan suatu proyek sangat ditentukan oleh perencanaan yang matang
serta kerja sama dan manajemen yang baik dari semua pihak.
3. Pengawasan yang intensif selama pelaksanaan proyek sangat diperlukan
dalam upaya menghindari penyimpangan anggaran .
4. Pengendalian mutu, waktu dan biaya secara teratur dan kontinue dapat
mengurangi kendala kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan
proyek.
5. Fasilitas dan peralatan proyek yang memadai serta tenaga kerja yang terampil
,berpengalaman dan disiplin sangat menentukan keberhasilan proyek.
6. Bahan - bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proyek harus masuk
dalam spesifikasi bahan standart dan disesuaikan dengan rencana beban yang
akan diterima.
87
6.2 SARAN
88
DAFTAR PUSTAKA
89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1 FOTO-FOTO PROYEK
2 LAMPIRAN SURAT-SURAT
3 ABSENSI KERJA PRAKTEK
4 TIME SCHEDULE
5 LAMPIRAN GAMBAR KERJA
6 LEMBAR ASISTENSI
90
91