You are on page 1of 5

Nama : Moch Yefri Firmansah

NIM : 155020107111027

Review The Rise and Fall of Communism

Kemunculan Komunisme di Rusia

Pada tahun 1914 pecah Perang Dunia I. Rakyat Rusia dilibatkan dalam perang tersebut dengan jumlah
biaya sangat besar untuk kepentingan Tsar yang kecil. Kepentingan Tsar adalah hanya karena keterikatannya
pada Pripel Etente 1907 dengan Prancis serta obsesinya tentang gerakan Pan Slavisme mengenai Serbia Raya.
Rakyat sudah jemuh perang, perang politik air hangat sudah membebani rakyat. PD I akan lebih membebani
lagi. Perang ini banyak ditentang oleh rakyat terutama Lenin yang selalu meneriakkan Slogan anti perang
sebab itu hanya perangnya kaum kapitalis. Rakyat dalam keadaan sudah lapar butuh makanan tetapi tentara
hanya disuruh perang. Akhirnya terjadilah revolusi sosial pada bulan Februari sampai Oktober 1917. Dalam
revolusi ini Kaisar melarikan diri dan akhirnya dibunuh. Dengan demikian kekuasaan pemerintah sistem
absolud telah berakhir. Zaman akan berganti yaitu terbentuknya masyarakat komunis oleh kelompok kecil
revolusioner yang dikenal dengan Bolsyewik.

Komunisme mulai masuk di Uni Soviet pada saat kekalahannya pada Perang Dunia I, yang diusung
oleh Lenin dengan pengaruh dari Karl Marx yang muncul sebelumnya. Terdapat peristiwa Revolusi Bolshevik
yaitu revolusi yang menjatuhkan masa kepemimpinan Tsar, yang kemudian digantikan oleh Lenin. Gerakan
Lenin didukung saat Tsar tengah melemah posisinya dan akhirnya berhasil melakukan revolusi Bolshevik
tersebut. Lenin mengatakan bahwa revolusi harus dilakukan oleh kaum buruh lewat partai politik dan fungsi
partai komunis adalah mendepak kaum borjuis(pemilik modal) dan kemudian mengembalikan hak-hak kaum
buruh(proletar). Pada masa kepemimpinan Lenin, komunisme dengan coraknya dikenal dengan istilah
Leninisme. Komunisme dibawah komando Lenin bertujuan untuk menyatukan negara-negara di Eurasia yakni
Uni Soviet dan sekitarnya. Seluruh warga negara harus bersatu untuk menghapuskan kelas dalam
masyarakat. Dengan tidak adanya perbedaan kelas maka negara akan dapat maju dan mencapai
kemakmuran bersama.

Lenin menyimpang dari Marx. Lenin setuju tentang revolusi tetapi bila keadaan telah mendesak
revolusi tidak perlu menunggu matangnya kapitalisme. Revolusi dapat saja terjadi di negara seperti di Rusia,
walaupun jumlah kaum buruhnya masih sedikit. Dalam hal ini Lenin menilai bahwa Rusia saat itu telah mulai
memasuki tahap kapitalismeistim awal. Namun hal yang menjadi kritikannya yaitu dengan apa perlawan
yang harus dilakukan. Leninisme berhasil mendepak otoritarianisme Tsar Nicholas di Revolusi Bolshevik. Tapi
tidak semua unsur di revolusi ini mendukung gagasan Lenin, faktanya Lenin juga haus akan kekuasaan.
Setelah berhasil mendepak Tsar, Lenin mendirikan Uni Soviet atau uni rakyat yg dipimpin oleh Lenin.

Revolusi Rusia

Pada masa pemerintahan Tsar Nicholas II (18941917), pemerintahan sangat reaksioner dan bersifat
otokratis. Akan tetapi, dalam bidang ekonomi sangat progresif, terutama dalam bidang industri, seperti
industri tekstil, pertambangan, batubara, dan besi. Dengan industri yang maju inilah maka muncullah kaum
buruh. Pada tahun 1905 terjadi pemberontakan kaum buruh yang bertujuan untuk menuntut perbaikan nasib
dan persamaan hak. Hal ini selaras dengan semboyan mereka, yakni sama rasa sama rasa. Di samping itu,
rakyat juga menuntut adanya pemerintahan yang liberal. Pada saat itu, Rusia mengalami kekalahan dalam
perang melawan Jepang. Di tengah-tengah situasi yang sedang kacau itu, Tsar Nicholas II masih mampu
mengatasi keadaan dengan mengambil tindakan dengan menjamin kebebasan berserikat dan pembentukan
Duma (DPR).
Namun dalam Duma itu sendiri terjadi pertentangan antara kaum Sosialis dan kaum Liberalis. Kaum
Sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis, sedangkan kaum Liberal menghendaki adanya
monarkhi konstitusional. Nicolas II bersikap keras, dan memihak kepada kaum Sosialis sehingga Duma
dibubarkan. Hal inilah yang kemudian mendorong timbulnya revolusi

Komunisme dalam Prateknya di Uni Sovyet

Setelah berhasil memimpin revolusi tahun 1917, Lenin mendirikan suatu negara yang menerapkan
prinsip-prinsip komunis ajaran Karl Marx. Ia mengeluarkan Undang-Undang Dasar baru Rusia tahun 1918
yang masih mencerminklan tahapan awal komunis. Berdasarkan Undang-Undang Dasar itu Lenin mulai
memusnahkan golongan-golongan yang dianggap penindas. Mereka terdiri dari tuan-tuan tanah, pejabat
negara, penguasa dan polisi Tsar. Selama dalam tahapan awal ini maka kekuasaan dapat dipusatkan pada
pemerintahan pusat.

Dalam menerapkan prinsip-prinsip komunis pada tahap awal ini, pertanian dijalankan secara kolektif
yang dikerjakan bersama-sama, milik, bersama, biaya bersama dan hasilnya dibagi menurut berat ringannya
tugas masing-masing. Tanah milik negara dan perseorangan tidak diperbolehkan dimiliki secara perorangan.
Adapun seluruh hasil yang diperoleh para pekerjja dari tanah negara diperuntukkan untuk umum. Caranya
hasil produksi itu semuanya diserahkan kepada negara dan nanti negara yang membagi dengan adil.

Industri dan pabrik-pabrik itu milik negara dan hasil barang pabril itu digunakan untuk umum oleh
sebab itu hasil produksi semuanya diserahkan kepada negara dan negara yang membagi dengan adil. Namun
demikian ekonomi dan pertanian komunis belum dapat terlaksana dengan baik. Kaum bulak enggan
menyerahkan hasil bumi untuk negara. Petani juga tidak mau menanam yang lebih dari yang dibutuhkan.
Tetapi kebijakan perekonomian baru atau New Economic Policy (NEP) selama tujuh tahun berjalan baik hasil
bumi boleh dijual bebas tetapi disamping itu diadakan pertanian kolektif dan pertanian negara untuk
menyaingi pertanian bebas dari kaum kulak. Dengan demikian kaum kulak makin terdesak dan makin banyak
kaum tani yang bergabung dalam pertanian kolektif.

Periode Stalin

Di bawah pemerintahan Stalin, konsep " sosialisme di satu negara "menjadi prinsip utama dari
masyarakat Soviet. Dia menggantikan Kebijakan Ekonomi Baru yang diperkenalkan oleh Lenin pada awal
tahun 1920 dengan komando ekonomi terpusat, meluncurkan periode industrialisasi dan kolektivisasi yang
mengakibatkan transformasi cepat dari Uni Soviet yang merupakan masyarakat agraris menjadi kekuatan
industri. Namun, perubahan ekonomi bertepatan dengan pemenjaraan jutaan orang di kamp-kamp kerja dan
deportasi orang untuk daerah-daerah terpencil.

Pergolakan awal di bidang pertanian mengganggu produksi pangan dan mengakibatkan bencana
kelaparan Soviet dari 1932-1933, yang dikenal sebagai Holodomor di Ukraina. Kemudian, dalam periode yang
berlangsung 1936-1939, Stalin menerapkan kampanye melawan dugaan musuh dalam rezimnya, yang
disebut Big Purge, di mana ratusan ribu orang dieksekusi. Tokoh utama dalam Partai Komunis, seperti
Bolshevik, Leon Trotsky, dan beberapa pemimpin Tentara Merah tewas setelah dinyatakan bersalah
bersekongkol untuk menggulingkan pemerintah dan Stalin.

Pada bulan Agustus tahun 1939, Stalin menandatangani pakta non-agresi dengan Nazi Jerman yang
membagi pengaruh dan wilayah mereka di Eropa Timur, yang mengakibatkan invasi mereka ke Polandia pada
bulan September tahun itu, tapi kemudian Jerman melanggar perjanjian dan meluncurkan invasi besar ke
Uni Soviet pada bulan Juni 1941. Pasukan Soviet berhasil menghentikan serbuan Nazi setelah Pertempuran
yang menentukan di Moskow dan Stalingrad.

Setelah mengalahkan kekuatan Poros di Front Timur, Tentara Merah ditangkap di Berlin pada bulan
Mei 1945, secara efektif mengakhiri perang di Eropa untuk Sekutu. Uni Soviet kemudian muncul sebagai salah
satu dari dua negara adidaya yang diakui dunia, selain Amerika Serikat. konferensi Yalta dan Potsdam
mendirikan pemerintahan komunis yang setia kepada Uni Soviet di Blok Timur sebagai negara penyangga,
yang diperlukan Stalin untuk invasi lain. Dia juga membina hubungan dekat dengan Mao Zedong di Cina dan
Kim Il-sung di Korea Utara.

Periode Nikita Khrushchev dan Leonid Brezhnev

Stalin memimpin Uni Soviet melalui tahap rekonstruksi pasca-perang, yang mengakibatkan
ketegangan dengan dunia Barat yang dikenal sebagai Perang Dingin. Selama periode ini, Uni Soviet menjadi
negara kedua di dunia yang berhasil mengembangkan senjata nuklir, serta meluncurkan Rencana Besar untuk
Transformasi Alam dalam menanggapi kelaparan luas yang lain dan Proyek Konstruksi Besar Komunisme.
Pada tahun-tahun setelah kematiannya, Stalin dan rezimnya telah dikutuk dalam berbagai kesempatan,
terutama pada tahun 1956 ketika penggantinya Nikita Khrushchev mengecam warisannya dan memulai
proses de-Stalinisasi. Dia tetap menjadi tokoh kontroversial hingga saat ini, banyak orang menganggapnya
sebagai seorang tirani mirip dengan musuh masa perang Adolf Hitler.

Beberapa program de-stalinisasi lain yang digalakkan oleh Khrushchev yang dimulai ketika dia
menjadi pemimpin Uni Soviet pada tahun 1956 di antaranya :

Hubungan lebih damai dengan Barat

Pengurangan kewenangan polisi rahasia

Pelepasan ribuan tahanan politik

Dorongan pada seni, terutama sastra

Peningkatan ekonomi dan standar hidup rakyat

Setelah Nikita Khruschev mundur bulan oktober 1964 pucuk pimpinan Sentral Partai Komunis
dipegang oleh Leonid Brezhnev. Dengan naiknya Brezhnev berarti menguatnya kembali kubu konservatif
partai yang dimana membawa Uni Soviet kembali ke era Stalin. Jika pada masa Khruschev terjadi Destalinisasi
maka pada masa Brezhnev maka terjadi Dekhruschevsasi. Setelah Voroshilow pensiun. Brezhnev menduduki
posisi penting sebagai Ketua Dewan Tertinggi Uni Soviet. Hal ini terjadi sebelum Khruschev memebersihkan
orang-orang yang menentang kebijakan demokratisasi Khruschchev seperti : Malenkov, Kaganovich dan
Molotov.

Dalam pemerintahannya, Brezhnev bersikap hati-hati dan konservatif dan membawa dia ke dalam
puncak kekuasaan namun sikap Brezhnev inilah nantinya yang justru lebih menjatuhkan wibawa uni soviet
tak hanya di mata rakyatnya sendri tetapi juga di dunia internasional. Periode ini ditandai dengan berbagai
stagnisasi di bidang ekonomi, politik dan menguatnya semangat oposisi di kalangan masyarakat.

Setelah Brezhnev wafat pada 1982; para pengganti langsungnya, yang dipilih melalui kesepakatan di
kalangan pejabat pucak partai, adalah pria tua yang menjabat hanya untuk waktu yang singkat. Mantan
kepala KGB Yuri Andropov (berusia 68 tahun). Yuri Andropov tidak bertahan lama karena ia wafat pada tahun
1984. Kemudia dia digantikan oleh Konstantin Chernenko, seorang pria dari generasi Brezhne. Namun ia juga
memerintah hanya sebentr setahun kemudian pada tahun 1985 ia wafat. Setelah kematian Chernenko Maret
1985 Majelis Tinggi Uni Soviet memilih seorang tokoh muda yang nantinya akan membawa pengaruh besar
bagi kehidupan, tak hanya bagi warga soviet tetapi juga seluruh umat manusia. Dia adalah Mikhail
Gorbachev, tokoh paling muda yang pernah memimpin partai komunis dalam sejarah Uni soviet. Mikhail
Gorbachev mengambil alih, mewakili kelompok usia yang lebih muda dan lebih berpengetahuan luas. Para
anggota kelompok ini memulai karirer mereka di masa-masa yang lebih tenang setelah kematian stalin.

Periode Gorbachev : Perestorika dan Glasnost

Mikhail Gorbachev sadar betul bahwa terjadi masalah-masalah di dalam negerinya dan ia ingin sekali
memperbaikinya. Ia memahami betul permasalahan ekonomi yang terus memburuk sebagai warisan
kepimpinan sebelumnya. Stagnasi ekonomi akibat pemborosan dan rendahnya produktivitas, memerlukan
satu penangan yang mendasar. Masalah sosial politik dalam negeri merupakan timbunan persoalan akibat
sistem represif, telah membawa negara ini ke jurang kehancuran. Selain itu untuk mempertahankan
pengaruh Uni Soviet, rela mengorbankan kekuatan ekonominya. Berbagai misi miliiter dikirim ke negara-
negara ke seluruh pelosok dunia. Terdapat juga perlombaan senjata nuklir yang membahayakan umat
manusia.

Permasalahan domestik maupun internasional yang harus dihadapi oleh Mikhail Gorbachev inilah
yang harus dihadapi dan dipecahkan. Hal pertama yang dilakukannya dalah memaklumkan
diselanggarakannya sebuah kurs (kebijakan) reformis yang kemudian dikenal dengan Perestorika
(restrukturisasi). Sebagai penggerak Perestorika diangkat juga semboyan: Demokratiya(demokrasi) dan
Glasnost (keterbukaan).

Perestorika adalah sebuah restrukturisasi untuk mengantisipasi proses stagnasi (zastoy) dan
kelumpuhan total, dengan menciptakan mekanisme percepatan (uskorenie) yang efektif bertumpu pada
kinerja dan karya nyata masyarakat, pada perkembangan demokrasi dan perluasan keterbukaan. Pada
dasarnya Perestorika adalah proses yang ditujukan untuk memperbaiki dan mempeharui struktur
pemerintahan dan masyarakat Soviet yang pada akhirnya ditujukan untuk memperkuat sistem sosialisme.
Tujuan akhir ini dari langkah reformis ini adalah untuk memperbaiki masyarakat Soviet secara politik,
ekonomi dan moral.

Kebijakan dari Mikhail Gorbachev menimbulkan pro dan kontra namun Mikhail Gorbachev dengan
kualitas kepimpinannya dapat menghadapi penentang perestroika.

Bidang ekonomi

Pemerintahan melakukan perluasan idependensi perusahaan-perusahaan negara,serta memperkuat


perkembangan sektor koperasi. Pada musim panas tahun 1990 pemerintah memperbolehkan sistem
kepemilikan pribadi dan privitasi. Dimulailah Ekonomi Pasar di mana salah satu program yang cukup
terkenal Program 500 hari. Namun langkah tersebut tidak dapat memperbaiki keadaan, justru menambah
beban hidup dan kecemasan di masyarakat.

Bidang Budaya

Glasnost dan demokratisasi membawa perubahan yang berarti bagi kehidupan intelektual dan
perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya. Dihapuskannya sensorship terhadap pers yang bersifat
ideologis yang selama ini mengekang kebebasan berpikir dan berekspresi. Kehidupan spiritual keagamaan
merupakan salah satu yang tersentuh angin keterbukaan yang dihembuskan lewat Glasnost dan Perestroika.
Terjadinya restorasi tempat-tempat beribadah dan tempat-tempat beribadah dan tempat-tempat suci
berbagai agama.

Bidang Politik

Glasnost (keterbukaan) dan Demokratizatsiya (demokratisasi). Pemikiran Politik Baru termasuk


inisiatif diakhirinya Perang Dingin. Glasnost (keterbukaan) berasal dari kata golos yang artinya suara. Ini
mengisyaratkan bahwa pembungkaman yang tersistemasi selama tujuh dasarwasa telah mengakibatkan
tidak terakomodasinya partisipasi publik dalam proses kehidupan politik dan sosial. Glasnost (keterbukaan)
memungkinkan masyarakat Soviet mengetahui tak hanya sisi baik, tapi juga sisi buruk masyarakat Soviet.
Gorbachev (1988) tentang Glasnost (keterbukaan) menyatakan, Kita berusaha mencapai keterbukaan yang
lebih besar dalam semua aspek kehidupan masyarakat.

Kebijakan Luar negeri

Arah kebijakan baru Uni Soviet di bawah Gorbachev ini tentu membawa angin segar bagi hubungan
Uni Soviet dengan negara-nergara Barat dan As. Uni Soviet yang selama ini dianggap sebagai imperium
Setan, dianggap telah memunculkan wajah baru yang ramah pada masa kepimpinan Gorbachev. Dengan
adanya memperbaiki hubungan dengan lawan politik Perang Dingin ini dapat mengurangi ketegangan antara
hubungan antara dua kekuatan adidaya yang menguasai dunia secara tidak langsung pasca Perang Dunia II.
Namun di sisi lain, porsi perhatian Moskow terhadap sekutu tradisional yang tergabung dalam Pakta
Warshawa menjadi berkurang.

Berakhirnya Perang Dingin dan Pecahnya Uni Soviet

Gorbachev berhasil meredakan ketegangan internasional. Dalam semangat glasnost, dia mengajui
dengan terus terang bahwa prospek yang merugikab ekonomi negerinya memaksa dia menyokong bukan
hanya hubungan-hubungan internasional yang normal tetapi juga penghentian perlombaan senjata.
Contohnya, Pada tahun 1988, Gorbachev menarik tentara Uni Soviet dari Afganistan dan mengakui pada
invansi pada tahun 1979 adalah sebuah kesalahan.

Pada tahun 1989, Prestroika dan glasnost menyebar di kalangan masyarakat Eropa Barat yang
membenci dominasi Uni Soviet. Selama tahun 1989 dan 1990, diseluruh Eropa Timur rakyat memperlibatkan
kebencian mereka kepada kepemimpinan Komunis dan menuntut pembaharuan demokratis. Kebijakan
Glasnost dan Perestroika yang dijalankan pemerintah Gorbachev ternyata membawa pengaruh bagi semakin
menguatnya gerakan separatisme, akibat semangat keterbukaan dan demokratisasi yang menjadi inti dari
kebijakan tersebut. Berbagai konflik antaretnis yang selama ini bersembunyi, mulai muncul menjadi konflik
terbuka.

Ketidakmampuan pemerintah pusat dalam menangani masalah ekonomi juga semakin mendorong
ketidakpuasaan di republik-republik konstituen Uni Soviet. Ketidakpuasaan ini pada gilirannya mendorong
munculnya kekuataan oposisi setempat yang mulai menyerukan ide-ide separatisme. Situasi yang krusial ini
dipahami oleh pemimpinan Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Untuk mengatasi kehancuran yang mungkin
terjadi Gorbachev mengundang para pemimpin republik Soviet dalam pertemuan di Novo-Ogaryov.

Pada tanggal 19 Agustus disiarkan Maklumat Pemimpin Uni Soviet yang mengumumkan tentang
pemberhentian Mikhail Gorbachev dari jabatan Presiden karena alasan kesehatan dan penyerahan mandat
kepada Wapres Gennady Yanaev, serta dibentuknya Komite Negara untuk Keadaan Darurat (GKCP) dan
pengumuman keadaan darurat di daerah-daerah.

Tanggal 8 Desember beberapa pemimpin republik mengadakan pertemuan rahasia tanpa


mengundang Gorbachev. Pemimpin ketiga negara bagian yakni: Boris Yeltsin (RSFSR), Leonid Kravchuk
(Ukraina SSR) dan S. Shushkevich (Belarus SSR) mengumumkan berakhirnya Uni Soviet dan negara-negara
bekas konstituennya membentuk apa yang disebut Sodruzhestvo (Persemakmuran Negara-Negara
Merdeka).

Tanggal 24 Desember 1991 Mikhail Gorbachev secara resmi mengundurkan diri sebagai presiden Uni
Soviet dan secara otomotis mengakhiri eksistensi Uni Soviet. Revolusi yang terjadi akhir dekade abad XX telah
membawa kehancuran Uni Soviet yang telah dibangun selama lebih kurang tujuh dasarwasa. Uni Soviet
runtuh, menyisakan kepingan-kepingan negara-negara berdaulat. Rusia bersama republik lainnya (minus
negara-negara Baltik) bekas raksasa komunis ini membentuk sebuah uni baru dengan hubungan yang lebih
longgar yang menjamin kedaulatan masing-masing.

You might also like