You are on page 1of 13

PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI MINYAK MENTAH

15.48 No comments

Bahan plastik dalam pemanfaatannya di kehidupan manusia memang tak dapat dielakkan. Sebagian
besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam menjalankan aktivitasnya. Plastik memang
memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya. Secara umum, plastik memilik idensitas yang
rendah, bersifat isolasi terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi,
ketahanan suhu terbatas, serta ketahanan bahan kimia yang bervariasi. Selain itu, plastik jugaringan,
mudah dalam perancangan, dan biaya pembuatan murah. Namun plastik yang
digunakan memiliki kelemahan, yaitu tidak mudah terurai meskipun dalam waktu 100 tahun. Hal
tersebut mengakibatkan terjadinya penumpukan sampah plastik di
sungai, selokan dantanah, sehingga dibutuhkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Saat ini solusi yang ada membutuhkan biaya yang


cukup besar salah satu contohnyaadalah pembuatan plastik degradable .Pada proses
pembuatan plastik degradablemembutuhkan waktu yang lama
untuk pembuatan formulanya sehingga memerlukan biaya yang
besar. Oleh karena itu saya membuat suatu solusi untuk memanfaatkan sampah plastikmenjadi sesuatu
yang lebih berguna dengan menggunakan biaya yang relatif murah.

Berkaitan dengan alasanalasan di atas maka saya ingin menguraikan penjelasan pemanfaatan
sampah plastik tersebut menjadi minyak menggunakan prinsip pirolisis.Pirolisis adalah dekomposisi kimi
a bahan organik maupun anorganik melalui
proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material
mentah akanmengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas.
Untuk mendapatkan minyak melaluipirolisis, gas yang dihasilkan harus diubah menjadi fasecair .

Selain dilator belakangi melimpahnya sampah plastik, kelangkaan terhadap minyak bumi menjadi salah
satu faktor untuk pembuatan minyak ini, saya menggunakan pencarian data di internet, karena sangat
tidak memungkinkan jikalau mempraktikkan pemanfaatan sampah plastik tersebut dengan
menggunakan bahan-bahan yang tidak ada di daerah sekitar.
Sampahplastik dibuat menjadi minyak mentah yang
dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatanbahan bakar.

Proses pengolahannya selain relatif murah,


dan tidak menimbulkan pencemaran udara biladibandingkan dengan penghancuran plastik dengan cara
dibakar.

Dari uraian di atas penulis mengambil judul Pengolahan Sampah Plastik MenjadiMinyak Mentah.

Sampah Plastik yang Beredar dipasaran

Sampah merupakan sesuatu yang telah di buang dan mungkin sudah tidak bisa lagi untuk dimanfaatkan
kembali. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses
alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan
selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan
konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.

Jenis-jenis sampah :

a. Berdasarkan sumbernya

1. Sampah alam

2. Sampah manusia

3. Sampah konsumsi

4. Sampah nuklir

5. Sampah industri

6. Sampah pertambangan

b. Berdasarkan sifatnya

1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)


Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering,
dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos, pupuk sederhana, tambahan
pakan ternak, kerajinan tangan dan sebagainya. Sampah organik lebih cepat terurai daripada sampah
anorganik.

2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus
makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini
dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya.
Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan
gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Sampah anorganik memerlukan waktu yang lama untuk terurai. Sampah kertas dapat terurai selama 2-5
bulan. Sampah organik dapat terurai selama 1-6 bulan. Sampah plastik dapat terurai selama 50-80
tahun. Sampah kaleng dapat terurai selama 80-100 tahun. Bahkan styrofoam tidak dapat dihancurkan.
Coba bayangkan jika kita tidak menghemat sampah terutama sampah anorganik kita dapat membuat
bumi ini seperti gunungan sampah.

c. Berdasarkan bentuknya

1. Sampah Padat

Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat
berupa sampah rumah tangga, sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah
organik merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti
sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-
potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi.

a) Biodegradable yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob
atau anaerob, seperti sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

b) Non-biodegradable yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi
menjadi.

o Recyclable ialah sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

o Non-recyclable ialah sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

2. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam : sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.

Limbah rumah tangga : sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi, yaitu padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua
fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa
dikaitkan dengan polusi.

Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga
dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk
industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan
jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah
sembarangan misalnya membuang ke selokan.

3. Sampah alam

Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui prosesdaur ulang alami. Seperti
halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjaditanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini
dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

4. Sampah manusia

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang
disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah
pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dansanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat
dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

5. Sampah Konsumsi

Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata
lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan
manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan
sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

6. Limbah radioaktif

Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia.
Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan
aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang
namun kadang masih dilakukan).

Menanggulangi Sampah

Agar sampah tidak menggunung di mana-mana sebaiknya kita melakukan program 4R. 4R adalah reduce
(mengurangi), Reuse (Menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang) dan Replace (mengganti).

Reduce artinya kita dapat mengurangi penggunaan bahan bahan yg tidak ramah lingkungan. Cara
yang dapat di lakukan adalah :

1. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi tas plastik yg sulit di uraikan.

2. Membeli kemasan isi ulang untuk deterjen, shampo, sabun, atau kecap daripada selalu memberi
kemasan yg baru setiap kali habis. Seperti membeli barang kebutuhan dengan kemasan besardan
mengurangi pembelian barang yang tidak terlalu kita butuhkan

Reuse berarti menggunakan kembali barang yang masih dapat digunakan. Caranya adalah

1. Menggunakan buku tulis yang kertasnya masih kosong untuk catatan atau coret coret

2. Menggunakan kedua sisi kertas

3. Botol air mineral daapat digunakan untuk pot bunga

Recycle adalah mendaur ulang mengolah sampah menjadi barang baru yang dapat kita
gunakan.Misalnya kita membuat kompos, membuat wadah tissue, membuat pot bunga dan masih
banyak Lagi. Biasanya jika kita mendaur ulang barang-barang bekas kita dapat membuahkan suatu
keuntungan. Keuntungannya adalah kita dapat menjualnya dan kita dapat mengurangi sampah yang ada
disekitar kita.

Replace adalah mengganti barang-barang yang sulit diuraikan atau mengganti barang-barang sampah.
Biasanya kita hanya mengenal program 3 R. Tetapi bagi saya apabila program 3 R ditambah menjadi 4 R
mungkin hasilnya akan lebih baik. Contoh dari Replace adalah.

1. Mengganti styrofoam dengan kertas minyak.

2. Mengganti tissue dengan sapu tangan.

3. Mengganti botol plastik yang dapat diremukan dengan botol plastik keras.

Sampah Plastik

Sampah plastik tergolong dalam sampah non organik yang sangat berbahaya bagi lingkungan karena
sangat sulit dan membutuhkan waktu dan proses yang lama yaitu 1.000 tahun untuk dapat diuraikan
secara alami di tanah dan 450 tahun untuk terurai di air. Penyumbang terbesar atas sampah plastik ini
adalah aktivitas bisnis ritel sehari-hari diseluruh penjuru dunia. Sehari-hari, dijumpai berbagai produk
terutama produk pangan menggunakan kemasan yang beragam baik bahan, bentuk, warna maupun
fungsi dasarnya. Kemasan aseptik, modifikasi atmosfir dan tetra pak adalah jenis kemasan modern yang
dalam proses pembuatannya menggunakan bahan kemasan plastik. Selain plastik, bahan kemasan yang
banyak digunakan untuk produk pangan dan hasil pertanian lainnya diantaranya kertas, aluminium foil,
gelas, logam dan kayu. Untuk mengatasi masalah sampah plastik ini, penggunaan plastik degradable
diyakini menjadi satu jawaban. Plastik ini diklaim dapat diuraikan dalam waktu 24 bulan. Merupakan
waktu yang sangat pendek jika dibandingkan dengan proses penguraian plastik konvensional. Langkah
penggunaan plastik degradable ini telah banyak dilakukan oleh perusahaan ritel makanan seperti Hoka-
Hoka Bento, Carefour, Alfamart, Indomart dan perusahaan ritel lainnya di Indonesia.

Hasil penelitian PT lion Superindo(2008) mengungkapkan fakta yang sangat mencengangkan dimana
penggunaan kantong plastik oleh masyarakat dunia dalam periode satu tahun sekitar 1 trilyun kantong
plastik digunakan oleh penduduk dunia. Ini berarti setiap menitnya ada sekitar 2 juta kantong plastik
yang dibuang atau setiap orang menggunakan sekitar 170 kantong plastik tiap tahun. Padahal untuk
memproduksi plastik, setiap tahunnya diperlukan 12 juta barel minyak dan 14 juta batang pohon yang
mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik terurai dalam
tanah.

Sampah plastik dapat menyebabkan perubahan iklim. Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan,
sampah plastik mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik membutuhkan
sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya. Proses produksinya sangat tidak hemat
energi. Pada tahap pembuangan di lahan penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas
rumah kaca.

Jika sampah-sampah plastik itu dibentangkan maka, dapat membungkus permukaan bumi setidaknya
hingga 10 kali lipat. Adanya fakta ini maka dapat kita bayangkan, bumi akan dibungkus oleh sampah
plastik setebal 10.000 lapisan dalam 100 tahun kedepan jika tidak ada penanganan tepat untuk
mengatasi masalah ini. Sungguh luar biasa dan akan menjadi masalah besar bagi bumi dan mahluk hidup
yang ada didalamnya.

Usaha mengecilkan volume sampah plastik dengan membakar, malah menimbulkan masalah tersendiri,
dengan pembakaran tak sempurna atau suhu pembakaran kurang dari 500 derajat Celcius, pembakaran
plastik akan menghasilkan gas dioksin. Gas ini bersifat karsinogenik atau bisa menimbulkan kanker jika
terhirup makhluk hidup. Gas yang dihasilkan oleh pembakaran ini akan menjadi racun yang sangat
berbahaya bagi mahluk hidup. Gas ini justru akan lebih berbahaya dibanding tumpukan sampah plasik
didalam tanah atau dilautan. Gas ini dapat bergerak kemana saja dibawa angin dan secara tidak sadar
dapat dihirup oleh mahluk hidup, termasuk manusia.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa masyarakat perlu untuk membatasi penggunaan dari kantong
plastik yaitu.
a) Sampah plastik kini telah menjadi bahan terbanyak yang mencemari laut, dan sampah ini telah
membunuh banyak kehidupan laut, seperti ikan paus, dan lain sebagainya.

b) Kantong plastik yang ringan dan mudah diterbangkan angin, sehingga mudah berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dan telah meberikan andil yang cukup besar dalam kamacetan saluran air
perkotaan. Hal ini dapat menyebabkan banjir, bahkan menimbulkan penyakit karena lingkungan yang
kotor.

c) Proses penguraian plastik yang cukup lama, 1.000 tahun untuk dapat diuraikan secara alamiah di
tanah dan membutuhkan waktu sekitar 450 tahun untuk dapat diuraikan di air akan menjadi masalah
yang sangat besar bagi bumi. Bumi akan dipenuhi oleh pastik dan akan mengganggu siklus hidup mahluk
hidup didalamnya, terutama tumbuhan. Tumbuhan akan sulit untuk tumbuh ditanah yang dipenuhi
dengan plastik.

d) Pasar untuk daur ulang plastik ini sangat kecil, sehingga kemungkinan untuk mendaur ulang
sampah plastik ini sengat kecil karena tidak akan mampu memberikan nilai tambah.

Penggunaan Plastik Degradable

Plastik adalah polimer rantai panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit
molekul berulang, atau monomer. Plastik terbentuk dari produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik
yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Plastik adalah salah satu benda yang sudah menjadi
bagian penting dari kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini. Hampir setiap aktifitas yang kita
lakukan berhubungan dengan plastik, terutama sebagai media untuk pembungkus. Ketika kita
berbelanja kita selalu mendapatkan plastik sebagai media untuk membungkus, ketika kita membeli
minuman, hampir semua menggunakan botol plastik sebagai kemasan, ketika kita membeli makanan,
dibungkus dengan plastik juga, ketika membeli peralatan elektronik, kita juga mendapatkan plastik
disana sebagai pembungkus. Plastik adalah salah satu benda yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan
masyarakat sehari hari. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-
kota besar.

Menurut UNEP (2011) bahwa komposisi beberapa plastik yang digunakan sebagai tempat pengemas
dibuat dengan berbeda-beda tergantung dari industri pembuatnya. Dan telah diketahui ada beberapa
komponen atau senyawa yang berbahaya yang terdapat di dalam plastik yang mana bila terkena
manusia akan menyebakan gangguan kesehatan . Komponen-komponen berbahaya tersebut anatara
lain zat adiktif flame-retardants yang mengandung bromin, selain zat adiktif tersebut terdapat pula
kandungan nitrogen, halogen, sulfur atau senyawa kimia berbahaya yang lain.

Selain itu plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup
berbahaya bagi lingkungan. Karena sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk,
tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan akhirnya
menjadi masalah bagi lingkungan.
Plastik Degradable

Plastik degradable adalah plastik yang dibuat dengan menggunakan bahan dari tumbuhan sehingga
mudah diuraikan kembali oleh microba dan alga. Degradable artinya bisa dihancurkan oleh mahluk
hidup menjadi substansi lain yang berbeda struktur kimia secara signifikan. Jenis dari plastik degradable
antara lain.

a. Bioplastik

Disebut juga dengan Plastik kompos, yaitu Sebuah plastik yang mengalami degradasi biologis selama
proses pengomposan (2-3 bulan) untuk menghasilkan karbon dioksida, air, senyawa anorganik dan
biomassa pada tingkat yang konsisten atau dikenalsebagai bahan kompos dan tidak meninggalkan residu
visual atau bahan beracun.

b. Plastik Biodegradable

Sebuah plastik yang bisa terdegradasi dimana degradasi harus dilakukan dengan bantuan
mikroorganisme alami selama periode waktu tertentu (2-3 tahun di tempat pembuangan sampah).

c. Plastik Degradable

Sebuah plastik berbasis minyak yang mengandung aditif kimia yang mengalami perubahan signifikan
dalam struktur kimianya sehingga akan berubah menjadi partikel yang lebih kecil. Proses degradasi
material yang dipicu oleh kondisi lingkungan tertentu (seperti sinar matahari, panas dan kelembaban).
Residu bukan makanan bagi mikroorganisme dan tidak biodegradable atau Compostable.

Jika ditilik dari proses penguraian plastik ini, ada beberapa manfaat lingkungan yang berpotensi dapat
diperoleh dari penggunaan plastik degradable dibandingkan dengan plastik konvensional berbasis
minyak bumi, antara lain.

a) Kompos berasal dari bagian plastik biodegradable meningkatkan komponen organik tanah seperti
air dan nutrisi retensi, dengan mengurangi bahan kimia dalam tanah akan menekan perningkatan
penyakit tanaman.

b) Dengan kantong plastik yang degradable ini, maka tempat untuk pembuangan sampah akan
semakin kecil, karena proses penguraian yang semakin cepat.

c) Energi yang dibutuhkan dalam pembuatan plastik degradable umumnya jauh lebih rendah
dibandingkan untuk non-degradable plastik atau plastik konvensional. Pengecualian adalah biopolimer
PHA yang mengkonsumsi input energi yang sama dengan polietilena. Ini akan mengurangi penggunaan
energi untuk proses produksi.

d) Plastik degradable juga menawarkan manfaat lingkungan yang penting melalui, dalam banyak
kasus, penggunaan sumber daya energi terbarukan dan efek gas rumah kaca akan berkurang.
Berkaitan dengan penggunaan plastik degradable ini, maka jumlah sampah plastik yang tertimbun
akan berkurang hingga 225 kali, dengan asumsi plastik konvensional dapat terurai dalam waktu 450
tahun, sedangkan plastik degradable hanya membutuhkan waktu 2 tahun untuk terurai menjadi
partikel-partikel kecil yang tidak berbahaya bagi tanah dan air. Perubahan yang cukup signifikan untuk
mengatasi masalah sampah plastik dunia. Jika setiap kantong plastik yang digunakan adalah plastik
degradable, maka tumpukan sampah plastik di samudera pasifik utara akan berangsur berkurang setiap
tahunnya, namun untuk menghilangkan tumpukan ini akan membutuhkan waktu yang sangat lama,
dengan asumsi plastik konvensional terurai selama 450 tahun, jika dunia sejak saat ini menggunakan
plastik degradable secara keseluruhan, dibutuhkan waktu setidaknya 450 tahun agar tumpukan sampah
plastik yang ada bisa menghilang.

Pengolahan Sampah Plastik Menjadi Minyak Mentah

Plastik selain dapat digunakan sebagai tempat pengemas, limbahnya pun juga dapat dimanfaatkan dan
diolah menjadi suatu yang berguna, salah satunya menjadi minyak. Namun tidak semua plastik dapat
diolah (secara optimal) menjadi minyak, seperti beberapa jenis plastik PET, PVC, PS. Aplikasi penggunaan
minyak olahan plastik antara lain diesel generator sets untuk pembangkit listrik, bahan bakar untuk
pompa pengairan atau irigasi, bahan bakar untuk boiler, bahan bakar untuk transport publik, input
minyak mentah untuk kilang minyak, untuk sumber bahan bakar lainnya. Plastik tersebut dipanaskan
untuk menghasilkan gas selanjutnya gas didinginkan untuk menghasilkan minyak, gas dan karbon.
Plastik memiliki densitas yang rendah, bersifat isolasi terhadap listrik, mempunyai kekuatan mekanik
yang bervariasi, ketahanan suhu terbatas, serta ketahanan bahan kimia yang bervariasi.

Minyak Mentah

Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari hidrokarbon
bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan
sangat sedikit komponen yang mengandung logam.

Untuk mendapatkan minyak melalui minyak mentah dapat dilakukan suatu proses yang disebut
pirolisis. Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik maupun anorganikmelalui
proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan
mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Untuk mendapatkan minyak maka gas yang
dihasilkan harus diubah menjadi fase cair. Menurut Engr et al. (2011) bahwa pirolisis untuk sampah
plastik (polyethylene) yang berjalan tanpa oksigen memerlukan suhu tinggi sekitar 430oC sedangkan
untuk pirolisis menggunakan katalis polietilena memerlukan suhu sekitar 550oC dan bila menggunakan
katalis, maka rasio antara plastik dan katalis adalah 1:4 itu untuk menghasilkan jumlah tertinggi
hidrokarbon. Limbah plastik yang cocok untuk pirolisis seperti HDPE (high density polyethylene), LDPE
(low density polyethylene), polypropylene, polistiren, polivinil alkohol, polioksimetilen,poliamida,
poliuretan, polyphenylene, polivinil klorida dan lain-lain.
Sumber : Engr et al., 2011

Sampah Plastik Menjadi Minyak Mentah

Beberapa teknik kimia dengan memanfaatkan panas telah dilakukan untuk mengubah sampah plastik PP
(Polypropylene) dan LDPE (Low density polyethylene) menjadi beberapa produk yang menguntungkan.
Beberapa penelitian telah dilakukan dan dikatakan bahwa suhu yang dibutuhkan untuk mendegradasi
plastik adalah 510 520C dan pada saat itu akan dihasilkan produk hidrokarbon berbentuk cair (Andras,
2007).

Selain itu ada beberapa penelitian yang mengatakan bahwa pirolisis PP adalah pada temperatur 250C -
450C agar didapatkan cairan hidrokarbon (WCM et al., 1994) dan ada juga penelitian selanjutnya
dimana proses pirolisis tersebut dibantu dengan katalis agar didapatkan hasil akhir produk hidrokarbon
yang baik dengan jumlah hidrokarbon dan senyawa aromatik yang tinggi bila dibandingkan dengan
pirolisis tanpa katalis. Karena itulah sebuah penelitian dilakukan untuk mengetahui jumlah hidrokarbon
yang dihasilkan pada pada suhu rendah dengan atau tanpa menggunakan katalis.

Pada jurnal tersebut dikatakan bahwa sampel plastik yang digunakan untuk penelitian adalah PP dan
LPDE. Pemilihan sampel plastik tersebut dikarenakan PP dan LPDE memiliki titik leleh yang relatif
rendah. Pada alat percobaan yang digunakan tidak menggunakan keadaan vakum dengan suhu antara
100 C - 400 C dan dilengkapi dengan penampung asap yang memang tidak bisa mengkondensasi.
Perlakuan awal yang dilakukan, sampah dicuci dari kotoran yang menempel lalu dipotong kecil-kecil
untuk mempermudah degredasi.

Reaksi yang terjadi di dalam alat, pada suhu 100 C plastik akan mulai mengalami melting (pelelehan).
Suhu naik menjadi 270 terjadi perubahan dari cairan menjadi uap. Uap akan keluar melewati
kondensor, dan hasil dari kondensasi tersebut adalah minyak cair (minyak mentah ). Pada intinya bila
pirolisis dilakukan pada suhu 100C - 270C minyak yang akan didapat adalah 20-30%, dan bila dinaikan
lagi menjadi suhu 325C maka minyak yang akan didapatkan adalah 40% dan bila dilakukan pada suhu
diatas 400 maka minyak yang didapat akan lebih maksimal. Proses Pirolisis berlangsung lama, hal itu
dikarenakan proses tersebut terjadi pemotongan rantai hidrokarbon yang panjang menjadi rantai
hidrokarbon yang pendek. Ketika rantai hidrokarbon yang pendek tersebut dinaikkan suhunya lagi maka
akan menghasilkan minyak cair (90%), dan beberapa senyawa lain (6%) seperti methane, ethane,
propane dan butane yang mana senyawa ini tidak bisa dikondensasi (jadi masih tetap berbentuk uap)
selain itu pirolisis plastik juga akan menghasilkan padatan warna hitam sebanyak 4%. Karena minyak
yang dihasilkan masih tercampur dengan air, dan kadar abu sisa maka perlu adanya pemurnian minyak,
hingga didapat densitas minyak sebesar 0,75g/ml.

Hasil dari destilasi sampah plastik (minyak mentah) merupakan campuran dari beberapa komponen.
Minyak yang dihasilkan dari pirolisis sampah plastik secara umum bebas dari kontaminasi seperti timah,
sulfur dan nitrogen. Namun perlu pemurnian kembali agar didapatkan minyak dengan kualitas yang
setara dengan petroleum dan dapat diaplikasikan untuk kebutuhan masyarakat, misalnya mesin diesel.
Perbandingan mutu petroleum secara umum dengan mutu petroleum hasil olahan limbah plastik
sebagai berikut :

Sumber : UNEP, 2011

Alat dan Bahan

Pada proyek pengolahan sampah plastik menjadi minyak mentah ini menggunakan bahan berupa
sampah plastik tipe HDPE (High Density Polyethylene) seperti shopping bag, bungkus detergen. Alat-alat
yang digunakan adalah alat sederhana berupa kaleng biskuit bekas, pipa besi (panjang 2,5 meter), gelas
penampung, penyangga, kompor gas.

Prosedur Kerja

Prosedur pertama, mengelas pipa besi agar mudah digunakan sehingga berbentuk seperti pada
rancangan dan melubangi tutup kaleng biskuit seukuran dengan keliling pipa besi (gambar 2.3.5) agar
selama pembakaran uap terkurung di dalam kaleng dan uap yang dihasilkan maksimal. Lalu, tutup
kaleng tersebut disambungkan dengan pipa besi yang sudah dilas dengan mengelasnya juga agar tidak
ada sedikit pun uap yang keluar saat pembakaran berlangsung.

Sampah-sampah plastik yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam kaleng biskuit bekas, lalu kaleng
tersebut ditutup rapat-rapat dengan penutup yang telah dilas dengan pipa besi. Kemudian kaleng
tersebut diletakkan di atas kompor gas dan pipa besi yang telah tersambung dengan tutup kaleng
disangga dan diujung bawah pipa diletakkan wadah penampung minyak (pastikan posisi pipa miring agar
uap bisa mengalir). Prosedur selanjutnya kompor dinyalakan dan ditunggu hingga minyak
menetes. Pembakaran dilakukan di ruang terbuka agar kaya O2 yang sangat penting dalam proses
pembakaran.

Pada proses ini panas yang digunakan sekitar 100 0C dan pemanasan dilakukan secara terus-menerus
menyebabkan suhu semakin naik sekitar 270 0C, panas ini tidak setinggi panas yang digunakan pada
pengolahan minyak mentah pada industri-industri besar karena alat pemanas yang kita gunakan adalah
kompor gas. Kondensor pada proyek ini berasal dari besi dalam keadaan dingin yang menyebabkan
minyak dapat menetes, jadi tidak perlu menggunakan es batu pada proses kondensasinya. Hasilnya,
setelah 1 jam proses berlangsung didapatkan minyak mentah yang berwarna kuning agak keruh,
penetesan pertama dan berikutnya memiliki interval waktu yang sama. Dalam waktu 1 jam minyak
mentah yang dihasilkan dapat mencapai 9 ml. Bau dari minyak mentah yang dihasilkan adalah bau gas
yang sangat menyengat. Bau dari minyak yang dihasilkan diperkirakan akibat adanya gas seperti
metana, prophane, etana dan butana. Setelah 1 hari didiamkan minyak tersebut membentuk suatu
endapan berwarna putih. Setelah proses selesai pada kaleng biskuit bekas terdapat padatan warna
hitam, dan hal tersebut sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa pirolisis plastik juga akan
menghasilkan padatan warna hitam sebanyak 4%. Oleh sebab itu minyak mentah yang dihasilkan ini
perlu melalui beberapa proses lagi, salah satu prosesnya adalah pengilangan atau penyulingan (refining),
yang mana penyulingan merupakan proses perubahan minyak mentah menjadi produk yang dapat dijual
(marketeble product) melalui kombinasi proses fisika dan kimia.

Adapun kekurangan dari proyek pengolahan sampah ini meliputi :

1. Pada pipa seharusnya dilakukan perlakuan pendinginan agar dihasilkan minyak yang lebih banyak

2. Pipa besi yang digunakan harus panjang, untuk memaksimalkan kondensasi

3. Sampah yang akan didegradasi sebaiknya dipisahkan berdasarkan titik lelehnya sehingga
dihasilkan, hasil minyak yang maksimal.

4. Perlu adanya tambahan untuk penampungan gas seperti metane, prophane, etana dan butana
sehingga tidak dihasilkan bau menyengat yang tidak enak.

Simpulan

Plastik merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup
berbahaya bagi lingkungan. Karena plastik memiliki sifat-sifat yang antara lain tidak dapat membusuk,
tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan akhirnya
menjadi masalah bagi lingkungan. Oleh karena itu kita melakukan sesuatu agar limbah plastik dapat
bermanfaat yaitu dengan mengolahnya menjadi minyak. Dengan demikian secara tidak langsung kita
dapat mengurangi limbah plastik yang ada.

Penggunaan plastik degradable merupakan salah satu cara mengatasi menumpuknya sampah
plastic yang sulit terurai. Kareana plastik degradable adalah plastik yang ramah lingkungan yang terbuat
dari tumbuhan sehingga mudah diuraikan kembali oleh microba dan alga. Namun, pembuatan plastik
degradable membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar. Beberapa perusahaan ritel makanan
seperti Hoka-Hoka Bento, Carefour, Alfamart, Indomart dan perusahaan ritel lainnya di Indonesia telah
menggunakan plastik ini.

Berdasarkan prinsip pirolisis dengan menggunakan alat sederhana untuk mengolah limbah
plastik menjadi minyak dapat diperoleh minyak mentah dengan warna kuning agak keruh, bau yang
menyengat, dan padatan hitam di dalam kaleng bekas pembakaran. Dalam waktu 1 jam minyak mentah
yang dihasilkan dapat mencapai 9 ml.

Saran

Jika membuang sampah harus dipilah-pilah antara yang organik dan anorganik.Seperti sampah
kertas ditempat sampah warna kuning, sampah plastik ditempat sampah warna merah dan sampah
daun ditempat sampah warna hijau.
Masyarakat lebih bisa memanfaatkan sampah plastic yang beredar dipasaran agar menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi kehidupan, seperti mendaur ulang sampah plastik yang tidak mudah terurai.

You might also like