Professional Documents
Culture Documents
Absract
The aims of this study were to evaluate prototype biomass stove by using wood fuel (dry
biomass), to account number of wood fuel used to boil water, time for boil, fire of
temperature, water temperature, pan temperature, hot energy and water heating efficiency.
Descriptive analysis was used to evaluate prototype biomass stove by using wood fuel
about 1 kg with three replicates. The evaluation showed that by using wood fuel process
water boiled faster than that using fuel. To make water boiled only needed 6 minutes using
93 g of wood fuel while fire temperature was 792C . To boil water about 2 liter using
stove biomass needed 6 minutes using total fuel of 92,87 g. Fire temperature observed was
792C, where pan wall temperature was 256C and water temperature was 105C. Total
heat energy used to boil water was: 7336,73 cal; 2507,49 cal and 1578,79 cal. Efficieny of
water heat that was calculated from water boil process by using stove biomass was 38,5%.
Prototype stove biomassa needed smaller hole out of fire to make flame not so high, and
adding hole of wind in side of fuel tube to make air aeration better and to control
equipment volume fuel.
Key words: prototype biomass stove, wood fuel, water heat efficiency
Pendahuluan
Meningkatnya harga minyak bumi dan meledak. Akibatnya sampai saat ini usaha
kesadaran manusia akan semakin mencari dan mengembangkan penggunaan
menipisnya cadangan minyak bumi, maka energi baru terus dilakukan. Salah satu
usaha-usaha mencari dan mengembangkan sumber energi yang dapat dikembangkan
energi alternatif baru terus dilakukan, dan keamanannya terjamin adalah
terutama pemenuhan kebutuhan energi pemanfaatan energi biomassa.
untuk rumah tangga yaitu minyak tanah. Energi biomassa bersumber dari
Usaha pemerintah untuk mengganti pembakaran selulosa kayu bakar tumbuhan
minyak tanah dengan elpiji mengalami atau tanaman yang sudah dikeringkan.
hambatan karena masyarakat belum Jenis-jenis biomassa yang banyak
terbiasa dengan penggunaan elpiji. Selain digunakan masyarakat sampai saat ini
itu masyarakat merasa takut karena berita antara lain: batang, cabang, ranting
di media cetak maupun media elektronik di pepohonan, sabut kelapa, tempurung
beberapa daerah, bahkan di daerah Sulawsi kelapa, arang tempurung dan lain-lain.
Utara sendiri masyarakat merasa takut Krisis energi yang terjadi di seluruh
akibat tangki elpiji sering bocor dan dunia akhir-akhir ini telah membuat
76
C.F. Mamuaja dan L.Y. Hunta/ Buana Sains Vol 12 No 1: 75-82, 2012
7. Ukur air dengan gelas ukur sebanyak 2 14. Bersamaan dengan itu stop watch
L kemudian ditimbang ditekan
8. Masukkan ke dalam panci 15. Pengambilan data dilakukan dengan
9. Siram bahan bakar kayu dengan meletakkan ujung sensor termokopel di
minyak tanah sebanyak 3 tutup penuh api, di dinding panci dan di air
botol aqua Variabel yang di amati dan dihitung adalah:
10. Nyalakan bahan bakar kayu dengan 1. Waktu pemanasan yaitu berapa waktu
korek api yang diperlukan untuk mendidihkan air
11. Biarkan bahan bakar menyala sampai 2L
konstan 2. Peningkatan suhu api
12. Setelah nyala api dianggap konstan, 3. Peningkatan suhu dinding panci
ukur suhu nyala api dengan 4. Peningkatan suhu air
menggunakan termokopel 5. Penggunaan bahan bakar
13. Panci yang berisi air 2 L diangkat 6. Penggunaan energi panas
kemudian diletakkan di atas kompor 7. Efisiensi pemanasan air
Hasil dan Pembahasan yang ada di dalam panci yaitu air sebanyak
2 L. Dikatakan terkonveksi karena di
Spesifikasi kompor biomassa
dalam panci terdapat 2 L air dimana air ini
Bahan bakar yang digunakan adalah bersentuhan dari dinding bagian dalam
biomassa kering (kayu). Tempat bahan panci kemudian air bergera meninggalkan
bakar selain berfungsi sebagai tempat permukaan panci bercampur/bergabung
menaruh biomassa kering, juga sebagai dengan fluida lain yang ada di dalam panci
tempat nyala api proses pindah panas. membawa panas ke molekul-molekul fluida
Proses pindah panas terdiri atas nyala yang belum panas tetapi ketika fluida yang
api yang sudah konstan yang teradiasi ke panas dalam hal ini air meninggalkan
panci alumunium. Sentuhan nyala api dinding panci bagian dalam diganti oleh
dengan panci di bagian dasar dan samping molekul fluida yang lain lebih dingin dan
merupakan pindah panas radiasi. setelah panas fluida tersebut meninggalkan
Dikatakan pindah panas radiasi karena dinding bagian dalam panci, diganti dengan
nyala api melewati ruang kosong kemudian molekul fluida lain. Proses ini berlangsung
menyentuh dinding bagian luar dari panci terus menerus sampai air mendidih atau
alimunium. Setelah itu menyebabkan sekitar 100C (titik didih air). Ketiga proses
terjadinya proses pindah panas radiasi pindah panas yang terjadi pada pemanasan
dimana panas dari nyala api kompor di air ini boleh terjadi karena perbedaan
terima oleh dinding bagian luar dari panci temperatur. Makin tinggi perbedaan
alumunium. Hasil pengamatan khusus temperatur (T) makin cepat proses
untuk nyala api di awal proses pindah pandah panas atau proses air mendidih.
panas khususnya menit-menit awal nyala Hasil pengamatan perbedaan suhu dapat di
api sebagian membungkus/menyentuh lihat pada Gambar 3, peningkatan suhu
dinding bagian luar panci tetapi di menit api. Karena keterbatasan alat ukur maka
ke-4 nyala api dari bahan bakar kayu bakar sebagian data suhu pindah panas tidak
kering hanya menyentuh bagian terdeteksi tetapi mengacu pada teori dan
dasar/bawah dari panci yang berdiameter definisi pindah panas maka diasumsikan
22 cm atau berjari-jari 11 cm. Pindah panas bahwa pindah panas konduksi terjadi
kemudian berlanjut pada pindah panas karena suhu permukaan bagian luar panci
konduksi dimana dinding bagian luar panci lebih besar dari pada suhu permukaan
dengan ketebalan 2 mm terkonduksi panas bagian dalam panci, demikain juga dengan
ke arah permukaan bagian dalam panci. pindah panas konveksi.
Dikatakan konduksi karena panas dari
Peningkatan suhu api
bagian luar panci merambat ke dalam
tumbukan atau molekul dari panci dimana Suhu api di ukur dengan
tumbukan tersebut bergerak terbatas tetapi menggunakan/menempatkan sensor
cukup untuk menimbulkan panas dari termokopel pada nyala api kemudian
permukaan bagian luar panci ke sensor termokopel mendeteksi suhu api
permukaan bagian dalam panci. Di lalu dibaca pada rekaman (record) dalam
asumsikan bahwa laju pindah panas bentuk angka dengan satuan derajat
konduksi pada panci alumunium di celcius. Hasil pengukuran radiasi nyala api
tentukan oleh jenis logam alumunium, luas dilakukan dengan 3 ulangan. Setelah di
permukaan sentuhan (A) pebedaan ambil ratarata maka diperoleh angka
temperatur (T) dan lama pemanasan (t). pengukuran pertama dimana waktu t sesaat
Selanjutnya panas dari permukaan pada yaitu t mendekati 0 menit. Suhu nyala api
bagian dalam panci terkonveksi ke fluida 740C, kemudian di menit ke-2 749C,
79
C.F. Mamuaja dan L.Y. Hunta/ Buana Sains Vol 12 No 1: 75-82, 2012
menit ke-44 774C dan di menit ke-6 Peningkatan suhu dinding panci
792C (Gambar 3 dan 4). Dalam peningkatan ini panci yang
digunakan untuk mendidihkan air 2 L yaitu
C panci alumunium dengan diameter 22 cm
atau jari-jari 11 cm. Panci berisi air 2 L
dinaikkan ke kompor biomassa setelah
nyala api membesar atau nyala api sudah
melewati lubang bagian atas dari kompor
dengan waktu ratarata 2 menit (Gambar
5), segera setelah panci dinaikkan ke atas
kompor dilakukan pengukuran suhu
dinding panci dalam waktu sesaat dimana t
Menit ke mendekati 0 menit, kemudian pengukuran
Gambar 3. Perubahan suhu nyala api selanjutnya dilakukan dengan selang waktu
selama proses pendidihan air 2 menit. Suhu panci meningkat dari 0
menit ke 2 menit dan terus meningkat
Dari Gambar 3 terlihat bahwa makin lama sampai menit ke-6 atau sampai air
nyala api makin membesar dan jumlah mencapai titik didihnya (Gambar 6).
energi panas dalam nyala api tersebut juga
meningkat. Peningkatan nyala api tersebut
disebabkan oleh meningkatnya jumlah
bahan bakar kayu kering (biomassa) yang
terbakar. Akibatnya hasil pembakaran
melepaskan energi yang semakin banyak.
Jumlah energi yang dilepaskan oleh kayu
bakar yang terbakar terdeteksi oleh sensor
termokopel kemudian terbaca pada
rekaman (record) dalam selang waktu 2
menit sesuai dengan waktu pengamatan.
Bila angka-angka tersebut dihitung rata-
rata/menit maka diperoleh hasil Gambar 5. Pengukuran suhu dinding panci
peningkatan suhu nyala api 8,67C/menit. dengan termokopel
Menit ke
Dari Tabel 1 di atas, dilakukan pengukuran penggunaan bahan bakar selama proses
energi panas pada menit awal (0) proses pendidihan.
pendidihan air adalah 7336,73 kal
kemudian pada menit ke-2 penggunaan Kesimpulan dan Saran
energi panas menurun menjadi 2507,49 kal
dan terjadi penurunan di menit ke-4 yaitu Kesimpulan
1578,79 kal. Untuk menit ke-6 atau pada
saat air mendidih tidak ada penggunakan 1. Uji unjuk kerja kompor biomassa yang
energi panas dimodifikasi dengan menggunakan
bahan bakar biomassa kering (kayu)
Efisiensi pemanasan air menunjukkan bahwa proses
Dengan menggunakan rumus penentuan pendidihan air berlangsung cukup
efisiensi (Albert dalam Anonymous, 2011b). cepat dan bahan bakar yang cukup
hemat.
qa 2. Mendidihkan air sebanyak 2 L
= x 100%
qm menggunakan kompor biomassa
dengan bahan bakar kayu
qa = m air x cp (T2-T1) + (m membutuhkan waktu 6 menit dan
air x LV air) jumlah bahan bakar 92,87 g, sedangkan
qm = m kayu x q bahan bakar suhu api yang diukur pada saat air
dimana : mendidih adalah 792C, suhu dinding
= efisiensi kompor (%) panci diperoleh 256C.
qa = kalor total air (kal)
qm = kalor yang dihasilkan Saran
oleh kayu kering pada Pada kompor biomassa yang dimodifikasi
kompor (kal) lubang nyala api perlu diperkecil agar nyala
m air = massa air (g) api tidak terlalu besar.
m kayu = massa kayu
cp = panas jenis air
(1 kal/gC) Ucapan Terima Kasih
T1 = suhu awal Ucapan terima kasih disampaikan kepada
T2 = suhu akhir Kepala Laboratorium Keteknikan Fakultas
LV air = panas laten penguapan Pertanian Universitas Sam Ratulangi
air (539 kal/g) Manado beserta staf yang telah banyak
q bahan = kalor yang dikandung membantu dalam penelitian ini sehingga
bakar kayu kering (4491,2 dapat berjalan dengan lancar.
kal/g)