You are on page 1of 2

ZAHRA YG CANTIK INI MEMULAI SEMUANYA DARI HALAMAN 5 YAAA

rawat inap yang berkepanjangan.24 Mungkin FFMI mungkin merupakan tindakan yang relevan untuk
risiko kekurangan gizi pada pasien rawat jalan CP juga. Meskipun teknik komposisi seluruh tubuh
(misalnya, analisis impedansi bioelectrical) lebih disukai daripada parameter antropometri, 25 aplikasi
rutin di klinik rawat jalan terbatas. Berkaitan dengan MAMC, parameter ini telah ditemukan sebagai
prediktor gizi buruk yang lebih baik daripada IMT pada pasien penyakit paru obstruktif kronik.26,27 Nilai
MAMC dalam prediksi risiko kekurangan gizi pada CP tidak pernah dinilai.

Nilai HGS sebagai alat skrining untuk malnutrisi tidak jelas.28 Terlepas dari kenyataan bahwa 20% pasien
dalam penelitian ini mencetak di bawah persentil ke-5 pada HGS, kami tidak menemukan bahwa HGS
secara signifikan lebih rendah pada orang-orang yang mengalami 410% penurunan berat badan atau
berkorelasi dengan skor persentil FFMI. Penurunan kekuatan otot mungkin tidak hanya terjadi akibat
hilangnya massa otot. Faktor lain mungkin memiliki peran dalam kekuatan otot juga, misalnya status
energi otot yang bisa terkena penyakit.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kadar protein serum yang rendah jarang terjadi pada populasi
kita, seperti kadar zinc dan tembaga rendah. Ada beberapa bukti bahwa defisiensi seng dan tembaga
dapat terjadi di CP, tapi jarang terjadi.29 Pengamatan yang perlu diperhatikan adalah bahwa kita
mengamati sejumlah besar pasien dengan tingkat selenium rendah. Van Gossum dkk.30 melakukan
pengamatan yang sama pada populasi pasien CP mereka (n35). Sebagai selenium berperan dalam
fungsi anti-oksidan, van Gossum dkk. menunjukkan bahwa kadar selenium plasma yang rendah dapat
mencerminkan peningkatan kebutuhan metabolik yang terkait dengan paparan jangka panjang terhadap
faktor-faktor yang meningkatkan produksi radikal oksigen, seperti konsumsi alkohol. Namun, hasil
penelitian ini tidak menunjukkan tingkat selenium secara signifikan lebih rendah pada pasien dengan
etiologi alkohol CP. Sebuah korelasi positif yang signifikan diamati antara tingkat selenium dan
parameter terkait otot (MAMC, FFMI dan HGS) dan skor MNA. Kita tidak dapat mengklarifikasi temuan
ini, namun dihipotesiskan bahwa kadar selenium entah bagaimana berhubungan dengan komposisi
tubuh, khususnya pada massa otot.

Keterbatasan penelitian cross-sectional eksploratif ini adalah heterogenitas pasien yang diteliti dan
jumlah pasien dengan komorbiditas utama. Selain itu, data diambil dari populasi rujukan, artinya
penyakit ini mungkin lebih parah atau rumit. Kelemahan lainnya adalah tidak tersedianya informasi
penting mengenai asupan makanan dan keseimbangan energi. Akhirnya, semua hasil didasarkan pada
pengukuran momen tunggal. Data tindak lanjut belum tersedia.

Singkatnya, hasil penelitian cross-sectional eksploratif ini menunjukkan bahwa tidak hanya berat badan,
tetapi juga fungsi dan massa otot dapat terganggu secara signifikan pada pasien rawat jalan CP. Ini
berarti risiko malnutrisi yang jelas dan kualitas hidup yang umumnya terganggu. Saat ini, metode
pemantauan berat, tingkat protein dan penyakit yang sering digunakan mungkin tidak menjadi
parameter optimal untuk mengidentifikasi pasien berisiko mengalami malnutrisi karena komposisi dan
fungsi tubuh tidak diperhitungkan. Alat skrining nutrisi yang banyak digunakan tidak mungkin untuk
mengidentifikasi semua pasien dengan massa tubuh ramping yang menurun dan fungsi yang dibatasi.
Penilaian nutrisi ekstensif mencakup semua faktor penentu gizi buruk dan oleh karena itu
direkomendasikan pada pasien CP. Pertanyaan sederhana mengenai penurunan kekuatan otot dan
ketahanan fisik yang selfraktam tampaknya merupakan prediktor bermakna untuk gangguan fungsional
obyektif. Pencantuman pertanyaan-pertanyaan ini dalam skrining pasien rawat jalan CP mungkin
berharga untuk memperbaiki metode skrining terkini, yang seringkali didasarkan pada berat badan dan
BMI saja. Data longitudinal mengenai status gizi pasien CP, bagaimanapun, diperlukan untuk menilai alat
skrining yang berguna dan untuk mempelajari perubahan komposisi dan fungsi tubuh pada pasien CP
dari waktu ke waktu.

KONFLIK KEPENTINGAN

Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan

REFRENSI

You might also like