Professional Documents
Culture Documents
Klasifikasi
Diagnostic epipedons
Diagnostic subsurface horizons
Other diagnostic soil characteristics
Soil moisture and temperature
regimes
1. Epipedon
horison penciri yg terbentuk di
permukaan tanah.
tidak sinonim dg horizon A
dapat mencakup sebagian
horizon B.
EPIPEDON
Surface horizons
Influenced strongly by
biochemical and
geochemical processes
Correspond with A, E, and
sometimes upper B horizons
Important in classifying soils
EPIPEDON
Histik:
Histik: Bahan organik (BO) tinggi (>75%), tebal 20 20--40cm.
Mollik::
Mollik BO >1%, warna gelap dg value dan kroma <3
(lembab) dan value < 5 (kering), tebal >18cm, KB
>50%.
Melanik:
Melanik: mirip Mollik, tetapi miliki sifat tanah andik
Umbrik::
Umbrik seperti molik tetapi KB <50%.
Anthropik::
Anthropik seperti molik, tetapi mengandung >1500 ppm P2O5
larut dalam 1% as sitrat.
Ochrik::
Ochrik warna terang (value dan kroma lembab >3), BO
<1% atau keras-
keras-sangat keras dan masif.
Plaggen::
Plaggen horizon buatan, akibat penggunaan pupuk kandang yg
terus menerus, tebal >50cm, berwarna hitam.
Folistik::
Folistik tanah atas BO, jenuh < 30 hari
Horison Penciri Bawah
Agrik::
Agrik horizon iluviasi yg terbentuk krn pengaruh
pengolahan tanah shg terjadi akumulasi sejumlah
debu, liat, dan humus.
Albik::
Albik horison berwarna pucat (E) dg value lembab >5.
Argillik::
Argillik horison penimbunan liat; minimal mengandung liat
>1.2 kali lebih banyak daripada kandungan liat di
atasnya.Terdapat selaput liat.
Kalsik::
Kalsik horizon yg mengandung karbonat sekunder
(CaCO3 atau MgCO3) tinggi, tebal >15cm.
Petrokalsik:: horizon kalsik yang mengeras.
Petrokalsik
Kambik::
Kambik indikasi lemah adanya argillik atau spodik, tapi tidak
memenuhi syarat kedua horizon tersebut.
Horison Penciri Bawah (lanjutan)