Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
II-1
Laboratorium Ilmu Logam dan Korosi
Departemen Teknik Kimia Industri FV- ITS
besar kecilnya arus korosi sangat menentukan besar kecilnya laju korosi pada suatu logam.
Upaya pengendalian korosi yang lazim diterapakan dalam rangka perlindungan terhadap
logam yang digunakan adalah sebagai berikut:
II.1.2.1 Pemilihan bahan yang sesuai
Pemilihan bahan yang tidak sesuai dengan lingkungan tempat bahan tersebut
dipalikasikan akan dapat menyebabkan kegagalan dini, berikut aspek keselamatan dan
pembiayaan. Pemilihan bahan yang tepat yang dimaksudkan disini adalah memilih bahan
logam/paduannya sedemikian sehingga pertukaran ion antara logam/paduan tersebut dengan
lingkungannya tidak berlangsung dengan cepat; atau dengan kata lain adalah memilih
logam/paduannya yang perbedaan potensial dengan lingkungannya sekecil mungkin. Dalam
prakteknya, jika lingkungannya terlalu agresif (korosif) maka perancang lazim memilih logam
atau paduannya yang memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dari baja.
II.1.2.2 Perancangan kontruksi
Upaya melindungi logam dari korosi tidak hanya memadai dengan pemilihan material
yang tepat tapi juga sangat tergantung pada pengetahuan dalam merancang bentuk atau tipe
kontruksi. Dari berbagai literature dan pengalaman yang ada, terdapat banyak contoh-contoh
kontruksi yang memadai ditinjau dari segi ketahananya terhadap korosi dengan tidak
mengabaikan faktor keamanan, keindahan dan efisiensi dalam rangka pemeliharaan dan
perawatannya. Sebaliknya ada juga rancangan kontruksi yang kurang baik terhadap korosi
yaitu yang memungkinkan terperangkapnya air, debu dan pengotor lainnya sehingga dapat
menginisiasi korosi yang berujung pada kegagalan rancangan secara dini. Beberapa contoh
dari rancangan kontruksi yang kurang baik misalnya terbentuknya lingkungan yang tidak
kompetible seperti bersentuhan antara bahan aluminium dengan bahan beton, maka
dikarenakan alkalinitas bahan beton dapat menyerang aluminium sehingga dapat
menyebabkan terjadinya korosi pada aluminium, demikian juga dengan permukaan yang
kasar dan tajam, serta desain suatu komponen yang sulit dijangkau. Dalam lingkungan yang
mengalir, misalnya pada installasi pipa, besar kemungkinan terjadinya erosi korosi. Untuk itu
biasanya perancang akan mengupayakan agar aliran fluida didalam pipa tidak menimbulkan
aliran turbulen yang perancanannya mengacu pada standart yang telah ditentukan.
II.1.2.3 Penerapan pelapisan
Perlindungan terhadap logam dengan cara menerapkan pelapisan pada hakikatnya
adalah melindungi logam dari lingkungan sekililingnya sehingga petukaran ion antara
permukaan logam dengan sekelilingnya dapat dikendalikan.
Namun apabila ditinjau dari jenis material yang digunakan sebagai bahan pelapis, maka
Sedangkan pada perlindungan secara anodik (proteksi anodik), tegangan sistem yang
dilindungi dinaikkan sehingga memasuki daerah anodiknya. Pada kondisi ini sistem
terlindungi karena terbentuknya lapisan pasif.
II.1.2.5 Pengkondisian Lingkungan
Mengubah lingkungan dapat membantu mengendalikan korosi dan meningkatkan
efektifitas pengendalian korosi. Dehumidifikasi dan purifikasi atmosfir merupakan dua
contoh yang paling umum dilakukan. Fasilitas penyejuk udara yang dapat mengatur
humiditas atmosfer menjadi relatif rendah dapat membantu menurunkan perusakan logam.
Disamping itu, dengan humiditas yang rendah, fasilitas elektronik yang terpajang ke
lingkungan dapat diturunkan laju pengrusakannya oleh korosi. Pengkondisian lingkungan
dapat juga diperoleh melalui penambahan zat inhibitor yaitu suatu zat kimia yang
ditambahkan ke lingkungan baik secara selang seling maupun secara kontinyu sehingga
mampu menurunkan atau bahkan mencegah tejadinya reaksi korosi. Penurunan laju korosi
dengan inhibitor dapat diakibatkan oleh terbentuknya lapisan pasif atau dengan cara
menghilangkan zat-zat yang agresif dari lingkungan.
II.1.3 Elektroplating
Menurut Hasa (2007), proses electroplating merupakan proses pelapisan logam dengan
bantuan arus listrik yang berlangsung secara reaksi reduksi oksidasi dari logam pelapis
(sebagai anoda korban teroksidasi) ke benda kerja (sebagai katoda yang dilapisi).
Pada katoda terjadi proses penangkapan elektron sedangkan pada anoda terjadi reaksi
pelepasan elektron, sehingga proses pengendapan berlangsung di katoda yang berdampak
terhadap penambahan ketebalan dan berat benda kerja. Proses pelapisan dari logam pelapis ke
logam yang dilapis (foil-U sebagai katoda) berlangsung secara reaksi reduksi oksidasi
(redoks), yaitu:
Mn+ + ne- Mo
..................................................(1)
Dan untuk mengimbangi reaksi tersebut pada anoda berlangsung pelepasan elektron
dengan reaksi sebagai berikut:
M1 M1n+ + ne-.
..................................................(2)
Pelapisan dengan metoda electroplating mengikuti hukum Faraday, yaitu jumlah logam
yang terdekomposisi karena elektrolisis berbanding langsung dengan jumlah arus yang
melewati larutan dan sebanding dengan berat ekuivalen kimia logam pelapis. Dengan
demikian berat dan ketebalan rata-rata dari suatu lapisan elektroplating dari suatu logam
dapat dihitung dengan menggunakan parameter arus, waktu pelapisan, luas permukaan logam
yang dilapisi dan berat ekuivalen kimia logam pelapis. Berat lapisan secara teoritis (Wt)
dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut, yaitu:
Wt=I x t x Wa /F
.................................................(3)
Ketebalan lapisan secara teoritis (Tt) dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan
berikut.
Tt=Wt/A
.................................................(3)
Notasi I adalah arus (amper), t adalah waktu pelapisan (detik), Wa adalah berat
ekuivalen kimia logam pelapis (g), F adalah konstanta Faraday (coulombs), adalah densitas
logam pelapis (g/cm3) dan A adalah luas permukaan logam yang akan dilapis (cm2).
Rapat arus (curent density) merupakan perbandingan antara arus dan luas permukaan
logam yang dilapis, yaitu:
listrik. Pada dasarnya elektrolit yang dipergunakan dalam bentuk larutan asam/basa dicampur
dengan air murni. Air murni yang dimaksudkan adalah air yang tidak mengandung zat
yangdapat merubah sifat elektrolit. Dengan tujuan antara lain:
1. Unsur logam yang dideposisikan (dilarutkan).
2. Membentuk kompleks dengan ion logam deposisinya.
3. Menyediakan sarana hantaran listrik.
4. Stabilisasi larutan.
5. Stabilisasi tingkat keasaman (pH).
6. Membantu larutan anoda.
Konsentrasi ini akan berkaitan dengan nilai pH dari larutan. Pada larutan elektrolit nikel
mempunyai batas-batas pH yang diijinkan agar proses tersebut berlangsung baik, berkisar
antara 2 4,5 [3]. Jika nilai pH melebihi dari nilai yang diijinkan maka akan terjadi sumuran
pada permukaan produk dan lapisan nikel kasar pada permukaan benda yang dilapisi. Dalam
proses pelapisan nikel temperatur elektrolit juga sangat menetukan hasil pelapisan temperatur
diatur sesuai dengan ketentuan yang ada, untuk meratakan distribusi ion nikel agar supaya
ketebalan yang diperoleh sama maka dalam proses elekktroplating dibutuhkan pengaduk
dengan mengunakan udara dengan cara dihembuskan melalui kompresor kedalam elektrolit,
bisa juga secara mekanik yaitu diaduk langsung dengan menggunakan pengaduk
Arus yang digunakan juga harus disesuaikan dengan luasan permukaan yang dilapisi
dimana semakin luas permukaan yang dilapisi maka arus yang digunakan juga harus
semakain besar, tapi bukan bearti boleh melebihi ketentuan yang sudah ada. Keasaman (pH) 2
4,5 merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses elektroplating maka dari itu
dalam prosesnya pH ini harus dipertahankan, untuk mempertahankan ini maka digunakan
asam borak.
II.1.4.2 Rapat Arus
Rapat arus adalah harga yang menyatakan jumlah arus listrik yang mengalir persatuan
luas permukaan elektroda.Terbagi dalam dua macam rapat arus anoda dan rapat arus katoda.
Pada proses lapis listrik rapat arus yang diperhitungkan adalah rapat arus katoda, yaitu
banyaknya arus listrik yang diperlukan untuk mendapatkan atom-atom logam pada tiap satuan
luas permukaan benda kerja yang akan dilapis. Untuk proses elektroplating ini faktor rapat
arus memegang peranan sangat penting, karena akan mempengaruhi efisiensi pelapisan pada
permukaan logam, dari reaksi reduksi oksidasi dan difusi dari hasil pelapisan pada permukaan
benda yang dilapisi, sebagai akibatnya permukaan logam yang dilapisi semakin ketebalan dan
konsekuensinya-pun berat bahan menjadi bertambah/meningkat.
Program RERTR (Reduced Enrichment for Research and Test Reactors) merupakan
program internasional yang melibatkan beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Pihak
Indonesia telah bekerjasama dengan pihak ANL melakukan eksperimen pembuatan foil-U
berpengkayaan rendah (Low-Enriched Uranium). Logam tipis (foil) uranium dalam bentuk
rakitan bersama dengan tabung-dalam dan tabung-luar dikenai iradiasi. Iradiasi tersebut akan
mengakibatkan kondisi foil dengan tabung mengalami ikatan antar permukaan. Pelepasan
kembali foil-U dari rakitan tabung setelah diiradiasi mengalami kesukaran bila antara foil dan
tabung tanpa ada penghalang (barriers). Permasalahan ini timbul akibat terjadi ikatan antara
uranium dengan tabung karena penggabungan ion yang disebabkan oleh pelepasan fragmen
fisi dari foil uranium. Solusi untuk itu dengan memberikan lapisan logam penyerap sebagai
penghalang antara foil-U dan tabung melalui proses electroplating.
Bahan yang digunakan merupakan logam uranium (U) dan nikel (Ni) sebagai bahan
pelapis. Fabrikasi ingot uranium menghasilkan foil dengan ketebalan 0,138 mm dilakukan
melalui proses perolan. Proses pelapisan secara elektroplating dilakukan setelah foil terlebih
dahulu dikenai proses preparasi. Proses preparasi terhadap foil berupa pembersihan
permukaan foil yang dilakukan secara berturut-turut mulai dari degreasing, pickling, etching,
drying sampai activating dan kemudian dilanjutkan dengan proses electroplating.
Proses electroplating menghasilkan bentuk pelapisan permukaan yang berakibat
terhadap penambahan berat dan ketebalan foil. Pencapaian ketebalan lapisan pada foiluranium
berkisar 8,2-11 m dapat diperoleh dengan logam pelapis Ni pada rapat arus 15 mA/cm2 dan
waktu pelapisan 60 menit dengan efisiensi arus sekitar 60%. Rapat arus dan waktu
electroplating yang semakin tinggi akan semakin meningkatkan ketebalan lapisan. Ketebalan
lapisan nikel yang dihasilkan secara eksperimen pada permukaan foil uranium dengan rapat
arus 15 mA/cm2 dan waktu pelapisan 1 jam menunjukkan hasil yang relatif tidak sama dan
berbeda dengan hasil perhitungan berdasarkan teori. Ketebalan lapisan hasil eksperimen
sekitar 10,9 m relatif lebih rendah daripada hasil analisis teori sebesar 18,5 m dengan
efisiensi arus yang dicapai berkisar 60%.