Professional Documents
Culture Documents
Dosen:
disusun oleh:
KELOMPOK 3 KELAS A
S1 KESEHATAN MASYARAKAT
1
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena berkat ridha dan karunia-Nya
kami bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kami.
Penyusun
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyakit Diare 6
2.2 Penyebab Diare 7
2.3 Kasus penyakit diare yang menyerang daerah Pasayangan Martapura 8
2.4 Analisa penyakit diare yang menyerang daerah Pasayangan Martapura 11
2.5 Analisa Penyakit Diare Berdasarkan konsep Agent, Host, dan Environment 13
BAB III
PENUTUP 15
Daftar Pustaka 16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
epidemiologi adalah untuk melakukan pemantauan masalah kesehatan dan deteksi dini
kejadian wabah. Melalui kegiatan surveilans epidemiologi diharapkan mampu memantau
status kesehatan pada masyarakat termasuk anak sekolah sehingga masalah kesehatan yang
terjadi dapat di identifikasi dan segera dilakukan tindakan pencegahan serta penanggulangan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu penyakit diare.
2. Untuk mengetahui penyebab kasus diare di daerah Pasayangan Martapura.
3. Untuk mengetahui cara menganalisa penyakit diare berdasarkan Agent, Host, Dan
Environment.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Diare didefenisikan sebagai suatu kondisi di mana terjadi perubahan dalam kepadatan
dan karakter tinja dan tinja air di keluarkan tiga kali atau lebih per hari (Tanpa Nama,2013).
Diare tejadi akibat pencernaan bakteri E.Coli terhadap makanan. Bakteri ini sangat senang
berada dalam tinja manusia, air kotor, dan makanan basi. Untuk mencegah terjadinya diare,
makanan yang diberikan kepada anak harus hygenis. Jangan lupa juga untuk selalu mencuci
tangan dengan bersih. Sedangkan menurut Suriadi (2006:80) menyatakan bahwa diare adalah
kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau
lebih buang air bentuk tinja encer atau cair.
Menurut data World Health Organization(WHO) pada tahun 2009, diare adalah
penyebab kematian kedua pada anak dibawah 5 tahun. Secara global setiap tahunnya ada
sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1.5 juta pertahun. Pada negara
berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun.
Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk
tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak (WHO, 2009).
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko diare lainnya antara lain kurangnya air
bersih untuk kebersihan perorangan dan kebersihan rumah tangga, air yang tercemar tinja,
pembuangan tinja yang tidak benar, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak layak,
khususnya makanan pendamping ASI. Tindakan pencegahan diare antara lain menjaga
6
kebersihan lingkungan, personal hygiene, pemberian ASI dan gizi secara terus menerus, serta
imunisasi (Tanpa Nama,2013).
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan enam besar, tetapi
yang sering ditemukan di lapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.
Penyebab diare secara lengkap adalah sebagai berikut:
1. Infeksi yang dapat disebabkan:
a. Bakteri, misal: Shigella, Salmonela, E. Coli, golongan vibrio, bacillus cereus,
Clostridium perfringens, Staphyiccoccus aureus, Campylobacter dan aeromonas;
b. Virus misal: Rotavirus, Norwalk dan norwalk like agen dan adenovirus;
c. Parasit, misal: cacing perut, Ascaris, Trichiuris, Strongyloides, Blastsistis huminis,
protozoa, Entamoeba histolitica, Giardia labila, Belantudium coli dan Crypto.
2. Alergi
3. Malabsorbsi
4. Keracunan yang dapat disebabkan;
a. keracunan bahan kimiawi dan
b. keracunan oleh bahan ang dikandung dan diproduksi: jasat renik, ikan, buah-buahan
dan sayur-sayuran
5. Imunodefisiensi
6. Sebab-sebab lain (Dinfania, 2010).
7
2.3 Kasus penyakit diare yang menyerang daerah Pasayangan Martapura
Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. WHO pada tahun 1984
mendefenisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam (24 jam).
Diare adalah buang air besar lembek atau cair dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih
sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI, 2000). Berikut
adalah data kasus diare yang ada di Puskesmas Pasayangan, Martapura.
Tabel 1.1 Jumlah Kasus Diare Perbulan Wilayah Puskesmas Pasayangan Tahun 2009 - 2013
dan 2014
BULAN 2009 2010 2011 2012 2013 KASUS KASUS 2014
P/M P/M P/M P/M P/M MAX MIN P/M
JANUARI 33 61 22 26 14 61 14 16
FEBRUARI 45 23 12 18 16 46 12 13
MARET 32 18 22 8 11 32 8 24
APRIL 41 28 32 15 26 41 16 13
MEI 35 40 18 17 15 40 15 28
JUNI 48 33 39 20 15 48 15 13
AGUSTUS 72 39 20 12 21 72 12 24
SEPTEMBER 39 52 26 31 14 52 14 38
OKTOBER 72 26 40 11 28 72 11 106
NOVEMBER 55 46 27 17 23 55 17 50
DESEMBER 21 47 16 17 14 47 14 27
8
Sumber: Puskesmas Pasayangan, Martapura
Dari tabel 1.1 angka kasus diare paling tinggi terjadi pada bulan Juli tahun 2009 dan
yang paling rendah pada bulan Maret tahun 2012. Sedangkan dari jumlah total per tahun
angka kasus diare tertinggi adalah 603 tahun 2009 dan terendah adalah 216 tahun 2012.
Dapat kita simpulkan bahwa jumlah penyakit diare tiap tahun cenderung menurun dan
perbandingannya jauh lebih kecil dari angka maksimal. Hal ini diduga karena salah satunya
pemahaman masyarakat mengenai sanitasi dan penggunaan air bersih semakin meningkat
dari tahun ke tahun. Seperti observasi pada lingkungan masyarakat yang bermukim padat
daerah aliran sungai (DAS) di sekitar Pusekesmas Pasayangan, sebagian besar masyarakat
sudah memiliki kakus di rumahnya sendiri. Namun masyarakat beberapa masih
menggunakan air sungai untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus) sedangkan untuk
keperluan konsumsi masyarakat telah banyak menggunakan air PDAM dan air sumur.
9
Grafik 1.1 Perbandingan Jumlah Kasus pada 2013 dengan Kasus Maksimum dan Kasus
Minimum
120
100
80
60 MAX
MIN
40
2013
20
Grafik 1.1 menunjukkan bahwa pada kasus di tahun 2013 tidak terlalu tinggi dari
batas minimum dan tidak di dapat jumlah penyakit yang melewati batas maksimum sehingga
dapat dikatakan bahwa kasus diare di daerah Pasyangan Martapura tidak melewati batas
maksimum.
10
Tabel 1.2 Rekapitulasi Penyakit Diare Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Di
Wilayah Kerja UPT-Puskesmas Pasayangan Tahun 2013
Melihat dari data sekunder yang didapat, penyebab terjadinya diare yaitu berkaitan
dengan lingkungan dan perilaku masyarakat. Pemahaman akan menjaga diri dan lingkungan
untuk tetap bersih perlu diperhatikan, terutama bagi ibu-ibu, mengingat umur yang rentan
terkena diare adalah anak-anak balita. Anak-anak tentu lebih rentan terkena diare karena
masih dalam masa pertumbuhan sehingga sistem kekebalan tubuhnya masih rendah, juga
pemikiran anak-anak yang masih minim. Tidak membiarkan anak-anak memasukkan
tangan/mainan atau apapun kedalam mulut, mencuci tangan dengan bersih sebelum makan
dan setelah selesai buang air adalah beberapa contoh yang perlu dilakukan para ibu-ibu untuk
anak-anaknya karena hal tersebut dilakukan guna mencegah virus terkontamniasi/masuk
kedalam tubuh. Hal lainnya berupa pemahaman masyarakat mengenai sanitasi dan
11
penggunaan air bersih mengingat sebagian masyarakat bermukim di daerah aliran sungai
(DAS).
Selain pemahaman akan sanitasi, faktor cuaca juga dapat mempengaruhi banyaknya
kasus diare. Musim di Indonesia terdiri dari 2 yaitu musim hujan yang secara teori terjadi
pada bulan September hingga April dan musim kemarau yang terjadi pada April hingga
September. Pada musim kemarau diare meningkat karena minimnya ketersediaan air bersih.
Hal ini cocok dengan data yang menunjukkan angka diare tertinggi (tabel 3.1) terjadi pada
bulan Oktober yang mana memang musim kemarau sedang pada puncaknya sebelum beralih
ke musim penghujan.
Kasus diare yang terjadi dalam data di Puskesmas Pasayangan memang tergolong
sedikit dibandingkan dilihat dari lingkungan masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai
juga dari banyaknya warga sekitar. Menurut petugas puskesmas, memang ada sebagian
masyarakat Payangan yang agak jauh dari puskesmas berobat ke puskemas lain yang
jaraknya lebih dekat. Kasus diare yang terjadi puskesmas Pasayangan tidak ada yang berakhir
dengan kematian karena menurut petugas jika ada kasus yang parah maka akan langsung
dirujuk ke rumah sakit dan memang sangat jarang terjadi kematian pada kasus diare ini.
Menurut penulis dari hasil observasi lapangan dan data yang didapat dari puskesmas,
angka diare tidak terlalu tinggi dilihat dari kebiasaan masyarakat yang masih menggunakan
air sungai untuk MCK dan lingkungan masyarakat yang hidup di pinggiran sungai.
Pemahaman masyarakat akan sanitasi dan air bersih mulai meningkat seiring meningkatnya
pendidikan, fasilitas, dan sosialisasi langsung dari pihak dinas kesehatan terkait maupun yang
tidak langsung seperti berinteraksi dengan masyarakat saat pengobatan maupun saat
konsultasi kesehatan.
12
Gambar 2 Penggunaan air sungai untuk MCK
2.5 Analisa Penyakit Diare Berdasarkan konsep Agent, Host, dan Environment
Agen
Biologi:
Bakteri, misal: Shigella, Salmonela, E. Coli, golongan vibrio, bacillus cereus,
Clostridium perfringens, Staphyiccoccus aureus, Campylobacter dan aeromonas;
Virus misal: Rotavirus, Norwalk dan norwalk like agen dan adenovirus;
Parasit, misal: cacing perut, Ascaris, Trichiuris, Strongyloides, Blastsistis huminis,
protozoa, Entamoeba histolitica, Giardia labila, Belantudium coli dan Crypto.
Fisika:
Host
Usia:
1-4 tahun
5-9 tahun
10-14 tahun
15-19 tahun
20-44 tahun
45-59 tahun
60-69 tahun
Jenis kelamin:
Laki-laki
Perempuan
13
Environment
Kurangnya air bersih untuk kebersihan perorangan dan kebersihan rumah tangga
Air yang tercemar tinja
Pembuangan tinja yang tidak benar
14
BAB III
PENUTUP
Kasus diare yang terjadi di daerah Pasayangan, Martapura terjadi karena kurangnya
pemahaman masyarakat akan air bersih dan sumber air yang digunakan masyarakat. Selain
itu cuaca juga dapat mempengaruhi kasus diare. Berdasarkan data yang diperoleh angka diare
tertinggi terjadi pada bulan Oktober yang dimana pada bulan tersebut merupakan musim
kemarau berada pada puncaknya sehingga minimnya ketersediaan air bersih. Umur juga salah
satu faktor penting dari kasus diare karena berdasarkan data survei anak-anak lebih rentan
terkena diar, karena masih dalam masa pertumbuhan sehingga kekebalan tubuh masih rendah
dan pola pikir yang masih minim mengenai pentingnya memperhatikan dan menjaga
kebersihan diri agar terhindar dari terjangkitnya penyakit.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.slideshare.net/HeldaZakiyaFitri/surveilans-epidemiologi-penyakit-diare-
di-wilayah-puskesmas-pasayangan-martapura.
16