Professional Documents
Culture Documents
disusun oleh :
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2017
A. TUJUAN
1. Mengidentifikasi reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik berdasarkan reaksi
asam basa dan metatesis.
2. Mengidentifikasi reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik berdasarkan reaksi
redoks.
3. Mengidentifikasi reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik berdasarkan reaksi
pembentukan dan substitusi ligan
4. Mengidentifikasi reaksi yang terjadi pada senyawa anorganik berdasarkan reaksi
katalisis.
5. Menentukan faktor-faktor yang memungkinkan berlangsungnya reaksi.
B. DASAR TEORI
Senyawa Anorganik didefinisikan sebagai pada alam (di tabel periodik) yang
pada umumnya menyusun material/benda tak hidup. Semuanya senyawa yang berasal
dari makhluk hidup digolongkan dalam senyawa organik sedangkan yang berasal dari
mineral digolongkan senyawa anorganik. (Svehla,1990).
Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi pada suatu campuran atau reaksi
antara dua zat atau lebih yang menghasilkan produk reaksi. Reaksi kimia juga dapat
didefinisikan sebagai interaksi antara dua zat atau lebih yang melibatkan terbentuknya
atau terputusnya ikatan kimia (Chang, 2005).
Reaksi kimia adalah proses yang mengonservasi sekelompok zat yang disebut
reaktan, menjadi kelompok zat baru yang dinamakan produk. Dengan kata lain, reaksi
kimia adalah reaksi yang menghasilkan perubahan kimia. Memang dalam banyak
kasus, tidak ada yang terjadi ketika sejumlah zat dicampur masing-masing
mempertahankan komposisi dan zat aslinya. Kita memerlukan bukti sebelum kita
dapat mengatakan bahwa suatu reaksi telah terjadi. Beberapa jenis bukti fisis yang
diperlukan ditunjukkan berikut ini :
a. Perubahan warna
b. Pembentukan padatan dalam larutan jernih
c. Evolusi gas
d. Evolusi atau penyerapan kalor
Meskipun pengamatan seperti ini biasanya menanadakan bahwa reaksi telah terjadi,
bukti kuat masih memerlukan analisis kimia terperinci dari campuran reaksi untuk
mengidentifikasi semua zat yang ada.(Petrucci.2007:108).
Terjadinya perubahan fisika dan perubahan kimia (reaksi) pada materi, zat,
unsur, atau senyawa adalah karena adanya kendali atau yang mengendalikan.
Reaksi-reaksi eksoterm pada umumnya terjadi dengan mudahnya, namun
sebaliknya yang terjadi pada reaksi endoterm.Dalam perubahan materi, terutama
yang menjadi pokok dalam bahasan ini adalah reaksi kimia, terdapat dua jenis
kendali, yaitu kendali termokia dan kendali kinetika. Dalam reaksi kimia kedua
jenis kendali ini dapat dikenali dengan cara memeriksa selisih energi bebas antara
produk dengan reaktan. Jika cukup negatif dan reaksi mudah berlangsung maka
reaksi tersebut dikatakan di bawah kendali termokimia. Namun, bila sulit terjadi
tetapi masih bisa diusahakan hanya bila dibantu dengan katalis maka reaksi ity di
bawah kendali kinetika. Sulitnya terjadi reaksi adalah karena tingginya energi
aktivasi, dan dalam hal ini katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasinya.
Dengan menurunnya energi aktivasi, baik reaksi eksoterm maupun endoterm yang
energi aktivasinya sangat tinggi dimana pemenuhan energinya tidak dapat
bersumber dari kalor, maka reaks dapat berlangsung lebih mudah dengan hanya
memerlukan kalor energi aktivasi yang sedikit saja. Reaksi-reaksi tanpa katalis
namun secara termokimia tidak memungkinkan ternyata berlangsung juga,
biasanya memiliki rute (tahapan) reaksi yang tidak sederhana, dan kinetikanya
dapat ditelusiri dari mekanisme reaksi. Reaksi jenis ini dikategorikan sebagai
reaksi di bawah kenda;I kinetika juga (Suhendar, 2016).Analisis kuantitatif untuk
zat zat anorganik yang mengandung ion ion logam seperti alumunium, bismust,
kalium, magnesium, dan zink dengan cara gravimetri memakan waktu yang lama,
karena prosedurnya memliputi pengendapan, penyaringan, pencucian, dan
pengeringan atau pemijaran sampai bobot konstan. Dalam pelaksanaan analisis
anorganik kualitif banyak digunakan reaksi reaksi yang menghasilkan
pembentukan kompleks.Suatu in on (atau molekul) kompleks terdiri dari satu
atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang trikat erat oleh atom pusat. Jumlah
relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti
stokiometri yang sangat tertentu, meskipun ini tak dapat ditafsirkan dalam lingkup
konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini yang ditandai oleh bilangan
koordinasi, suatu angka bulat, yang menujukan jumlah ligan (monodentat) yang
dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom
pusat.(Day,Underwood,1986)
Luas permukaan yang memiliki peranan yang penting dalam laju reaksi
apabila semakin kecil luas permukaan, maka semakin kecil tubukan yang trejadi
antara partikel, sehingga laju reaksi semakin lambat. Begitu pun pula sebaliknya.
Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia dan mempercepat,
tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia secara keseluruhan, teatpi
kehadirannya sangat mempenaruhi hukum laju, memodifikasi, dan mempercepat
lintasan yang ada, atau lazimnya membuat lintasan yang sama sekali baru bagi
kelangsungan reaksi. Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi,
meskipun dengan jumlah yang sediki. (oxtoby,2001)
a. Alat
8. Stopwatch hp 1 buah
1. NaOH 6 N 1 mL
2. HCl 6 N 2 mL
8. H2SO4 1 M 2 mL
9. AgNO3 0,1 M 2 mL
12. EDTA 1 mL
13. Na2S2O3 40 mL
19. NH4OH 2 mL
D. PROSEDURE KERJA
f. NH4OH 2M 50 ml
i. CuSO4 1M 250 ml
j. FeSO4 1 M 250 ml
k. EDTA 1M 50 ml
l. Na2S2O3 1M 500 ml
Perlakuan Pengamatan
a. Tabung 1
1 mL larutan HCl 6 N dimasukkan Larutan tak berwarna, berbau
ke tabung reaksi menyengat
Ditambahkan 1 mL larutan NaOH 6 Tidak terjadi perubahan warna
N sedikit demi sedikit
Suhu campuran diukur dengan T awal campuran : 32C
termometer
Dipanaskan terdapat endapan putih, larutan
berkurang
diukur suhunya T : 82C
b. Tabung 2
2 tetes Na2CO3 0,01 mol Larutan tidak berwarna
dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 1 tetes HCl 0,005 mol Larutan tak berwarna
Diukur suhu awalnya T awal campuran : 36C
Dipanaskan Larutan berkurang dan terbentuk
endapan putih
diukur suhunya T : 54C
c. Tabung 3
10 mL larutan NH4OH 0,1 mol Larutan tidak berwarna, berbau
dimasukkan ke tabung reaksi menyengat
Ditambahkan 1 tetes CH3COOH 0,1 Tidak terjadi perubahan warna,
mol tabung reaksi menjadi panas
diukur suhu campurannya T awal campuran: 38C
diupkan Volume larutan berkurang
diukur suhu T ruang: 66C
d. Tabung 4
2 tetes Na2CO3 0,01 mol Larutan tak berwarna
dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambah 1 mL CaCl2 0,01 mol Tidak terjadi perubahan warna
Suhu campuran diukur dengan Suhu awal campuran : 32C
termometer
Dipanaskan Volume larutan berkurang
diukur suhunya T : 80C
c. Reaksi Redoks
Perlakuan Pengamatan
a. Tabung 1
2 mL H2SO4 1 M dimasukkan ke Larutan tak berwarna
tabung reaksi
Ditambahkan paku besi Tidak terjadi perubahan pada
larutan, terdapat gelembung-
gelembung kecil di sekitar paku
Didiamkan beberapa menit Gelembung-gelembung disekitar
paku lama kelamaan menjadi lebih
banyak dan terdapat bintik-bintik
kuning kecoklatan pada paku
b. Tabung 2
5 mL AgNO3 0,001 mol Larutan tak berwarna
dimasukkan ke tabung reaksi
Ditambahkan 5 mL larutan NaCl 0,1 Larutan berwarna putih dan
M terbentuk endapan putih
Disaring Filtrat : larutan tidak berwarna
Residu : berwarna putih keabuan
Endapan dibagi 2 kedalam kertas Filtrate dan endapan terpisah
saring.
Endapan dalam tempat gelap Endapan berwarna putih
Endapan dalam tempat terang Endapan berwarna abu kebiruan
Perlakuan Pengamatan
a. Tabung 1
5 Tetes FeCl3 0,01 mol dalam Larutan berwarna jingga
tabung reaksi
Ditambah aquades sebanyak 20 tetes Larutan berwarna kuning
Ditambah 1 tetes amoniak Terbentuk 2 fasa :
Atas : larutan tidak berwarna
Bawah : endapan berwarna merah
bata
Ditambah 8 tetes EDTA Terbentuk 2 fasa :
Atas : larutan berwarna kuning
Bawah : endapan berwarna merah
bata
b. Tabung 2
5 Tetes FeCl3 0,01 mol dimasukkan Larutan berwarna jingga
ke tabung reaksi
Ditambah 10 tetes aquades Larutan berwarna kuning
Ditambah 5 tetes EDTA Larutan tetap berwarna kuning
Ditambah 2 tetes amoniak Larutan menjadi berwarna merah
bata
c. Tabung 3
5 Tetes CaCl2 0,01 mol dimasukkan Larutan tak berwarna
ke tabung reaksi
Ditambah 10 tetes aquades Tidak terjadi perubahan
Ditambah 4 tetes NH4OH Tidak terjadi perubahan
Ditambah 5 tetes EDTA Tidak terjadi perubahan
d. Tabung 4
5 Tetes CaCl2 0,01 mol dalam Larutan tak berwarna
tabung reaksi
Ditambah 10 teets aquades Tidak terjadi perubahan
Ditambah 5 tetes EDTA Tidak terjadi perubahan
Ditambah 4 tetes NH4OH Tidak terjadi perubahan
e. Reaksi Katalisis
Perlakuan Pengamatan
a. Tabung 1
10 ml Na2S2O3 dimasukkan ke gelas Larutan tak berwarna
kimia 50 mL
Diletakkan tepat diatas gambar (X) Gelas kimia tepat diatas gambar (X)
Ditambah 10 mL FeCl3.2H2O Larutan menjadi berwarna hitam
Stopwatch dihentikan tepat pada Waktu yang dibutuhkan : 14 detik
saat terlihat gambar (X) Warna hitam secara perlahan pudar
dan menjadi coklat pudar
b. Tabung 2
10 ml larutan Na2S2O3 dimasukkan Larutan tidak berwana
ke gelas kimia 50 mL
Diletakkan tepat diatas gambar (X) Gelas kimia tepat diatas gambar (X)
10 ml larutan FeCl3.2H2O dan 1 Larutan menjadi berwarna hitam
tetes FeCl3.6H2O
Stopwatch dihentikan tepat pada Waktu yang dibutuhkan : 13 detik
saat terlihat gambar (X) Warna hitam secara perlahan pudar
dan menjadi coklat pudar
c. Tabung 3
10 ml Na2S2O3 dimasukkan ke gelas Larutan tidak berwarna
kimia 50 mL
Diletakkan tepat diatas gambar (X) Gelas kimia tepat diatas gambar (X)
10 ml larutan FeCl3.2H2O dan 1 Larutan menjadi berwarna hitam
tetes FeSO4
Stopwatch dihentikan tepat pada Waktu yang dibutuhkan : 10 detik
saat terlihat gambar (X) Warna hitam secara perlahan pudar
dan menjadi coklat pudar
d. Tabung 4
10 ml Na2S2O3 dimasukkan ke gelas Larutan tidak berwarna
kimia 50 mL
Diletakkan tepat diatas gambar (X) Gelas kimia tepat diatas gambar (X)
10 ml larutan FeCl3.2H2O dan 1 Larutan menjadi berwarna hitam
tetes CuSO4
Stopwatch dihentikan tepat pada Waktu yang dibutuhkan : 9 detik
saat terlihat gambar (X) Warna hitam secara perlahan pudar
dan menjadi coklat pudar
F. PERHITUNGAN DAN HASIL REAKSI
Perhitungan
1) Na2CO3 0,01 mol, 50 ml
=
()
0.01
=
0.05
= 0.02
1 1 = 2 2
50 0.2 = 2 0.5
2 = 20
10 %
[] =
10 1.18 3 36%
[] =
36.5
[] = 11.64
=
()
0.005
=
0.025
= 0.2
1 1 = 2 2
1 11.64 = 25 0.2
1 = 0,4
=
= = 0,01 118,08 /
= 1.1108
4) AgNO3 0,1 M 50 ml
1000
=
()
1000
0.1 =
169.87 1 50
= 0.8494
5) NaCl 0,1 M 50 ml
1000
=
()
1000
0.1 =
58.44 1 50
= 0.2925
6) NH4OH 2M 50 ml
10
=
1,62 10 10%
=
35.05 /
= 4.62
1 1 = 2 2
50 2 = 2 4,62
2 = 21,6450
=
()
0,02
=
0.25
= 0.08
1000
=
()
()
=
1000
= 3,244
1000
=
()
()
=
1000
0,04 162,20 / 25
=
1000
= 0,1622
9) CuSO4 1M 250 ml
1000
=
()
1000
0.1 =
249 1 250
= 69,50364
10) EDTA 1M 50 ml
1000
=
()
1000
1 =
372.249 1 50
= 18.612
12) FeSO4.7H2O 1M
. .
=
1000
1 278,01456 1 250
=
1000
massa = 69,50364 gram
Persamaan Reaksi
1. Reaksi Asam Basa dan Metatesis
- HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
- Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
- NH3 (aq) + CH3COOH (aq) NH4+ (aq) + CH3COO- (aq)
- Na2CO3 (aq) + CaCl2 (aq) CaCO3 (aq) + 2NaCl (aq)
2. Reaksi Pembentukan Kompleks dan Substitusi Ligan
Reaksi pembentukan kompleks
- FeCl3 (aq) + 6H2O (l) [Fe(H2O)6]3+(aq) + 3Cl-(aq)
- CaCl2 (aq) + 6H2O (l) [Ca(H2O)6]2+(aq) + 2Cl-(aq)
Reaksi substitusi ligan
- [Fe(H2O)6]3+(aq) + 6NH3 (aq) [Fe(NH3)6]3+(aq) + 6H2O (l)
- [Fe(NH3)6]3+(aq) + 3EDTA (aq) [Fe(EDTA)3]3+(aq) + 6NH3 (aq)
- [Fe(H2O)6]3+(aq) + EDTA (aq) [Fe(EDTA)3]3+(aq) + 6H2O (l)
- [Fe(EDTA)3]3+(aq) + 6NH3 (aq) [Fe(NH3)6]3+(aq) + 3EDTA (aq)
- [Ca(H2O)6]2+(aq) + 6NH3 (aq) [Ca(NH3)6]2+(aq) + 6H2O (l)
- [Ca(NH3)6]2+(aq) + 3EDTA (aq) [Ca(EDTA)3]2+(aq) + 6NH3 (aq)
- [Ca(H2O)6]2+(aq) + 3EDTA (aq) [Ca(EDTA)3]2+(aq) + 6H2O (l)
- [Ca(EDTA)3]2+(aq) + 3EDTA (aq) [Ca(NH3)6]2+(aq) + 3EDTA
(aq)
3. Reaksi Redoks
- 2Fe (s) + 3H2SO4 (aq) Fe2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
- AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
4. Reaksi Katalisis
- 2FeCl3 (aq) + 3Na2S2O3 (aq) Fe2(S2O3)3 (aq) + 6NaCl (aq)
FeCl3
- 2FeCl3 (aq) + 3Na2S2O3 (aq) Fe2(S2O3)3 (aq) + 6 NaCl (aq)
FeSO4
- 2FeCl3 (aq) + 3Na2S2O3 (aq) Fe2(S2O3)3 (aq) + 6NaCl (aq)
CuSO4
- 2FeCl3 (aq) + 3Na2S2O3 (aq) Fe2(S2O3)3 (aq) + 6NaCl (aq)
G. KESIMPUAN
Berdasarkan percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada reaksi asam basa terbentuk garam netral dan air dengan reaksi substitusi.
2. Pada reaksi redoks, besi (Fe) mengalami kenaikan biloks yang ditandai dengan
adanya gelembungberdasarkan reaksi Fe(aq) Fe2+ + 2e-. Sedangkan pada AgNO3
yang terjadi adalah oksidasi pada endapan dibawah sinar matahari yang ditandai
dengan perubahan warna endapan.
3. Pada reaksi pembentukkan kompleks, senyawa kompleks terbentuk setelah
penambahan larutab amoniak (NH4OH) yang ditandai dengan endapan jingga.
4. Pada reaksi katalisis, teridentifikasi dengan penambahan katalis reaksi yang
berlangsung lebi cepat dibanding dengan tanpa katalis dengan urutan CuSO4 >
FeCl3 > FeSO4.
5. Terdapa beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya keberlangsungan reaksi
antara lain: energi aktivasi, energi bebas, suhu, tekanan dan katalis.
H. DAFTAR PUSTAKA
Budisma. 2014. Jenis Reaksi Kimia.
http://budisma.net/2014/12/jenis-reaksi-kimia.html. Diakses pada hari Sabtu,
30 September 2017 Pukul 20:21
Chang, R. Kimia Dasar Jilid I. Edisi ketiga. 2005, Jakarta: Erlangga
Day dan Underwood, A.L.1998. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
Harvey, David. 2000. Modern Analytical of Chemistry.Chicago: McGrawHill press
Khopkhar.S.M.1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press
Saito, Taro. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo: Iwanami press
Shevla, G. 1970. Vogel: Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta:
PT. Media Kalman Pustaka