Professional Documents
Culture Documents
Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme yang bekerja
sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti cairan, hormon, dan feromon
juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi.Tidak seperti kebanyakan sistem organ,
jenis kelamin dari spesies yang telah terdiferensiasi sering memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan ini memungkinkan untuk kombinasi materi genetik antara dua individu, yang
memungkinkan untuk kemungkinan kebugaran genetik yang lebih besar dari keturunannya.
Seperti telah ditemukan, pengetahuan anatomik mengenai alat kandungan sangat perlu bagi
seorang yang berkecimpung dalam fisiologi dan patologi reproduksi, sesuaidengan pepatah keine
Physiologie ohne Anatomie. Perlu dipahami pula, bahwa dalam masa kehamilan timbul perubahan-
perubahan pada alat kandungan yang harus pula diketahui.
Anatomi alat reproduksi terbagi atas
1) alat genetalia eksterna;
2) alat genetalia interna.
Uterus
Uterus berbentuk seperti buah advokado atau buah peer yang sedikit gepeng kearah muka
belakang: ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot-otot
polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal
dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke depan
dan membentuk sudut dengan vagina, demikian pula, korpus uteri ke depan dan membentuk sudut
dengan serviks uteri).
Uteri terdiri atas:
1) fundus uteri;
2) korpus uteri;
3) serviks uteri.
Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal; di situ kedua tuba falloppii masuk ke uterus.
Di dalam klinik penting untuk diketahui sampai dimana fundus uteri berada oleh karena tuanya
kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan pada fundus uteri.
Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada kehamilan bagian ini mempunyai
fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut
kavum uteri (rongga Rahim). Serviks uteri terdiri atas:
1) pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan porsio;
2) pars supravaginalis servisis uteri adalah bagian serviks yang berada di atas vagina.
Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis servikalis berbentuk sebagai saluran
lonjong dengan panjang 2,5 cm. saluran ini dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks, berbentuk sel-
sel torak bersilia dan berfungsi sebagai resptakulum seminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam
disebut ostium uteri internum, dan pintu di vagina disebut ostium uteri eksternum. Kedua pintu ini
penting dalam klinik, misalnya pada penilaian jalannya persalinan, abortus, dan sebagainya. Secara
histologik uterus terdiri atas (dari dalam ke luar):
1) endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri;
2) otot-otot polos;
3) lapisan serosa, yakni peritoneum viserale.
Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak
pembuluh-pembuluh darah yang berkeluk-keluk. Endometrium melapisi seluruh kavum uteri dan
mempunyai arti penting dalam siklus haid pada seseorang wanita dalam masa reproduksi
(childbearing age). Dalam masa haid endometrium untuk sebagian besar dilepaskan, untuk
kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik (kelenjar-
kelenjar telah berkeluk-keluk dan terisi dengan getah). Masa-masa ini dapat diperiksa dengan
mengadakan biopsy endometrium.
Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan di sebelah luar berbentuk
longitudinal. Di antara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk anyaman; lapisan
ini paling penting pada persalinan oleh karena sesudah plasenta lahir, berkontraksi kuat dan
menjepit pembuluh-pembuluh darah yang berada di tempat itu dan yang terbuka.
Uterus ini sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan
ligament yang menyokongnya, sehingga terfiksasi dengan baik. Ligament yang memfiksasi uterus
adalah:
1) Ligamentum kardinale sinistrum et dekstrum (mackenrodt) yakni ligamentum yang
terpenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal, dan berjalan
dari serviks dan puncak vagina kea rah lateral dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan
banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterine.
2) Ligamentum sakro-uterinum sinistrum et dekstrum, yakni ligementum yang menahan
uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang, kiri dan kanan,
kea rah os sakrum kiri dan kanan.
3) Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang menahan uterus
dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal kiri
dan kanan. Pada kehamilan kadang-kadang terasa sakit di daerah inguinal waktu berdiri
cepat karena uterus berkontraksi kuat, dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta
mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinan ia pun teraba kencang da terasa
sakit bila dipegang.
4) Ligamentum latum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang meliputi tuba, berjalan
dari uterus kearah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. Di bagian dorsal
ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistrum et dekstrum). Untuk menfiksasi
uterus, ligamentum latum ini tidak banyak artinya.
5) Ligamentum infundibulo-pelvikum, yakin ligamentum yang menahan tuba falloppii
berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf,
salura-saluran limfe, arteria dan vena ovarika.
Di samping ligament tersebut di atas ditemukan pada sudut kiri dan kanan belakang fundus
uteri ligamentum ovarii proprium kiri dan kanan yang menahan ovarium. Ligament ovarii ini
embriologis berasal dari gubernakulum; jadi sebenernya asalnya seperti ligamentum rotundum
yang juga embriologis berasal dari gubernakulum.
Ismus adalah bagian uterus antara serviks dan korpur utei, diliputi oleh peritoneum viserale
yang mudah sekali digeser dari dasarnya atau di gerakan di daerah plika vesiko-uterina. Dinding
belakang uterus seluruhnya diliputi oleh peritoneum viserale yang membentuk di bawah suatu
rongga yang disebut kavum douglasi. Dalam klinik rongga ini mempunyai arti penting: rongga ini
menonjol jika ada cairan (darah atau asites) atau ada tumor di daerah tersebut.
Uterus diberi darah oleh arteria sinistra et dekstra yang terdiri dari ramus asendens dan ramus
desendens. Pembuluh darah ini berasal dari a. iliaka interna (=a.hipogastrika) yang melalui dasar
lidamentum latum, masuk ke dalam uterus di daerah serviks kira-kira 1,5 cm dari forniks vagina.
Kadang-kadang pada persalinan terjadi perdarahan banyak oleh karena robekan serviks ke
lateral, sehingga mengenai cabang-cabang a. uterine. Robekan ini disebabkan antara lain oleh
pemimpin persalinan yang salah, persalinan dengan alat misalnya ekstraksi dengan cunam yang
dilakukan kurang cermat dan sebagainya. Timbullah hematoma di parametrium yang sukar di
diagnose dan dapat mengakibatkan ibu yang baru bersalin jatuh dalam syok dan jika hematoma di
parametrium tidak dipikirkan, wanita itu mungkin tidak tertolong lagi.
Kita harus berhati-hati pula jangan sampai ureter yang dekat pada daerah tersebut ikut terjahit,
sehingga terjadi anuria disusul oleh uremia, dan akhirnya kematian penderita.
Pembuluh darah lain yang memberi pula darah ke uterus adalah arteria ovarika sinistra et
dekstra. Ini berjalan dari lateral dinding pelvis, melalui ligamentum infundibulo-pelvikum
mengikuti tuba falloppii, beranastomosis dengan ramus asendens arteria uterine di sebelah lateral,
kanan dan kiri uterus. Bersama-sama dengan arteri-arteri tersebut di atas terdapat vena-vena yang
kembali melalui pleksus vena ke vena hipogastrika.
Getah bening yang berasal dari serviks akan mengalir ke daerah obturatorial dan inguinal
selanjutnya ke daerah vasa iliaka; dari korpus uteri saluran getah bening ini akan menuju daerah
para aorta atau para vertebra- dalam. Kelenjar-kelenjar getah bening penting artinya pada operasi
karsinoma.
Intervensi uterus terdiri terutama atas sistem saraf simpatetik, tetapi untuk sebagian juga atas
sistem parasimpatetik dan serebrospinal. Yang dari sistem parasimpatetik ini berada di dalam
panggul di sebelah kiri dan kanan os sakrum, berasal dari saraf sacral 2,3, dan 4, dan selanjutnya
memasuki pleksus frankenhauser. Yang dari sistem simpatetik masuk ke rongga panggul sebagai
pleksus hipogastrikus melalui bifurkasio aorta dan promontorium terus ke bawah dan menuju ke
pleksus frankenhauser.
Pleksus ini terdiri atas ganglion-ganglion berukuran besar dan kecil dan terletak terutama pada
dasar ligament sakro-uterina. Serabu-serabu saraf tersebut di atas memberi intervasi pada
myometrium dan endometrium. Kedua system simpatetik dan parasimpatetik mengandung unsur
motorik dan sensorik. Kedua sistem bekerja antagonistic: yang simpatik menimbulkan kontraksi
dan vasokonstriksi, sedangkan yang parasimpatetik sebaliknya: mencegah kontraksi dan
menimbulkan vasodilatasi.
Saraf yang berasal dari torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari uterus dan
meneruskan perasaan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum). Saraf sensorik dari
serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sacral 2,3, dan 4, sedangkan dari bagian bawah vagina
melalui nervus pudendus dan nervus ileoinguinalis.
Tuba falloppii
Tuba falloppii terdiri atas:
1) pars interstisialis, bagian yang terdapat di dinding uterus;
2) pars ismika, merupakan bagian mdikal tuba yang sempit seluruhnya;
3) pars ampullaris, bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi;
4) infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai fimbria.
Fimbria penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur untuk kemudian menyalurkan
telur ke dalam tuba. Bentuk infundibulum seperti anemone (bintang laut).
Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale, yang merupakan bagian dari
ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar dan dalam) otot longitudinal dan otot
sirkuler. Lebih ke dalam lagi di dapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi
dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi kearah kavum uteri
dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.
Pada ovulasi folikel yang matang dan yang matang dan yang mendekati permukaan
ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum
dan yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas. Sebelum dilepas, ovum
mulai mengalami pematangan dalam 2 tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan masuk ke
ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-
pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang menyebabkan
bekas folikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel-
selnya timbul pigmen kuning. Dan korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar
dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat di antaranya. Di tengah-tengah
masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan ovum, sel-sel yang besar serta
mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik, sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus
luteum lambat laun menjadi korpus albikans. Jika pembuahan terjadi, korpus luteum tetap ada,
malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2,5 cm pada kehamilan 4 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro Hanifa .1999. Ilmu Kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, Dan Keluarga Berencana.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC