You are on page 1of 28

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

KELOMPOK IV

ALFIYAN 201404001

HOTNITA SIDABALOK 201404033

LOLITA PABARRI 201404013

NURDIANA TANDI PARE 201404021

PETIUS YIKWA 201404031

DOSEN PENGAMPU: YUSNITA LA GOA ST,.MT

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA


(YPMP)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI FARMASI
SORONG
2017
PERCOBAAN 1
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

I. Tujuan
1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
2. Mengencerkan Larutan dengan konsentrasi tertentu

II. Dasar Teori


Larutan adalah campuran yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang
bercampur secara homogen.
Komponen terdiri dari 2 yaitu :
1. Solut : zat yang larut
2. Solven : pelarut (zat yang melarutkan solute dan biasanya jumlahnya
lebih besar)
Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara, misalnya :
1. Mol
Mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau
molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr
senyawa itu.
berat zat (g)
=
berat molekul (Mr)

2. Molaritas
salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu larutan
menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan

mol zat terlarut (mol)


M=
volume larutan (L)
3. Molalitas
Satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang terdapat
didalam 1000 gram pelarut.
Massa 1000
M= x
Mr

4. Normalitas
Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam
satu liter larutan dengan satuan N
gram zat terlarut 1000
N= x
BE

5. % berat (b/v) atau (w/v)


w Massa zat (g)
%( ) = x100%
v 100 mL

6. % volum (v/v)
v Massa zat terlarut (mL)
%( ) = x100%
v 100 mL

7. Fraksi mol
Fraksi mol adalah ukuran konsentrasi larutan yang menyatakan
perbandingan jumlah mol sebagian zat terhadap jumlah mol total
komponen larutan. Fraksi mol terbagi atas 2 bagian yakni sebagai
berikut
a. Fraksi mol zat terlarut (Xt)
Fraksi mol zat terlarut (Xt) yang dirumuskan dengan rumus seperti
berikut ini :
nt
Xt =
nt + np
b. Fraksi mol zat pelarut (Xp)
Fraksi mol zat pelarut (Xp) yang dirumuskan dengan rumus seperti
berikut ini :

np
Xp =
nt + np
Keterangan:
Xt : fraksi mol zat terlarut
Xp : Fraksi mol zat pelarut
Nt : jumlah mol zat terlarut
Np : jumlah mol zat pelarut

8. Ppm
berat zat terlarut (mg)
ppm =
volume larutan (L)

9. Ppb

berat zat terlarut (g)


ppb =
volume larutan (L)

berat zat terlarut (g)


ppb =
berat(kg)

Pengenceran
Larutan-larutan yang tersedia di dalam laboratorium umumnya dalam
bentuk pekat. Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah
biasanya dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan
menambahkan aquades ke dalam larutan yang pekat. Penambahan aquades
ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar tetapi jumlah
mol zat terlarut tetap.

V1M1 = V2 M2
III. Bahan dan Alat
Bahan :
1) NaCl,
2) Asam Cuka,
3) Alcohol
4) Gula
5) Aquades
Alat :
1) Neraca Analitik,
2) Labu Takar 100 Ml,
3) Gelas Ukur,
4) Pipet Ukur,
5) Cawan Petri,
6) Kertas,
7) Tissue
8) Corong

IV. Prosedur Praktikum


Prosedur untuk membuat larutan adalah sebagai berikut :
Hitunglah jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk larutan

a. NaCl 0,35 M sebanyak 100 mL


b. asam cuka 2 N sebanyak 100 mL
c. Alkohol 2 M sebanyak 100 mL
d. gula 3% (b/v) sebanyak 100 Ml

V. Pembahasan
1. Perhitungan Bahan
a. NaCl 0,35 M sebanyak 100 ml
gram
n Mr
M= /M=
V V
Diketahui:
M = 0,35 M
V = 100 ml
Penyelesaian:
Mr NaCl = Ar Na + Ar Cl
= ( 1. 2 ) + (1. 35,5)
= 58,5
gram
Mr
M=
V
gram
58,5
0,35 =
100
gram
35 =
58,5
2,047 = gram

b. Asam cuka 2 N sebanyak 100 ml


gram
p . Mr
N= . a
V
Diketahui:
N=2
V = 100 ml
P = 1,049

CH3COOH = CH3COO- + H+ jadi a = 1


25
As. Cuka 25% =
100 mL
Penyelesaian :
Mr CH3COOH = ( 2 Ar C) + (4 Ar H) + (2 Ar O)
= (2 x 12) + ( 4 x 1) + ( 2 x 16 )
= 24 + 4 + 32
= 60
gram
p.
Mr
N= . a
V
25
1,049 .60
= . 1
0,1 L
0,437
=
0,1 L
= 4,37
Pengenceran jika diketahui N = 2
V1M1 = V2 M2
V1 x 4,37 = 100 x 2
V1 x 4,37 = 200
200
V1 =
4,37
V1 = 45,8 ml

c. Alcohol 2 M, sebanyak 100 ml


gram
p . Mr
N=
V
Diketahui:
N =2
V = 100 ml
P =0.7893
70
Alcohol 70% =
100 ml
Penyelesaian:
MrC 2H 5OH = (2 Ar C) + (6 Ar H) + (1 Ar O)
= ( 2 x 12) + (6 x 1) + (1 x 16)
= 24 + 6 + 16
= 46
70
0,7893 . 46
N=
0,1 L
1,201
=
0,1 L
= 12,01
Pengenceran jika diketahui M = 2
V1M1 = V2 M2
V1 x 12,01 = 100 x 2
V1 x 12,01 = 200
200
V1 =
12,01
V1 = 16.65 ml

d. Gula 3%, sebanyak 100 ml


Diketahui :
Gula 3 %
V = 100 ml
Penyelesaian:
3 gram
Gula 3% =
100 ml
Jadi total berat gula yang dibutuhkan unuk praktikum yaitu 3 gram.

2. Pembahasan ALat dan Bahan


1. Bahan:
1) Garam
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan
ion negative (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa
bermuatan) larutan garam dalam air (misalnya NaCl dalam air)
merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
2) Asam Cuka
Adalah senyawa kimia asam organik yang dapat diproduksi dalam
berbagai konsentrasi.
3) Alcohol 70%
Alcohol merupakan senyawa yang memiliki gugus fungsi OH yang
terikat pada rantai karbon alifatik dalam molekul alcohol, gugus
fungsi OH berikatan dengan kovalen dengan atom karbon.
4) Gula Pasir
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energy
dan komoditif perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangan
dalam bentuk Kristal sukrosa padat/ gula pasir.
5) Aquades
Aquades adalah air murni atau H2O, yaitu air hasil destilasi atau air
hasil penyulingan.

2. Alat:
1) Neraca analitik
Neraca analitik (sering disebut
"neraca laboratorium") adalah jenis
neraca yang dirancang untuk
mengukur massa kecil dalam rentang
sub-miligram.

2) Pipet ukur
fungsi pipet ukur adalah untuk
memindahkan larutan dalam suatu wadah
ke wadah yang lainnya. Untuk mengambil
larutan tersebut bisa menggunakan alat
bantu pipet filler atau yang lebih mudah
operasionalnya adalah menggunakan macro pipet controller. Ditinjau
dari sisi bentuk, jika dibandingkan dengan pipet volume agak sedikit
perbedaan, yaitu pipet ukur ini terdapat graduasi / divisi per milinya
tergantung dari kapasitas total pipet ukur tersebut dan tidak ada
gelembung dibagian tengahnya. Pipet ukur ini umumnya terbuat dari
bahan borosilicate meskipun juga ada yang terbuat dari bahan plastik.
Untuk warna sendiri juga ada yang bening dan amber.
Pipet ukur juga tersedia dalam berbagai macam ukuran antara
lain 1 ; 2 ; 3 ; 5 ; 10 dan 25. yang dibedakan dengan kode warna yaitu
berturut-turut kuning, hitam, merah, orange, serta putih. Karena
merupakan salah satu glassware yang digunakan untuk pengukuran
maka pipet ini juga mempunyai nilai toleransi atau spesifikasi yaitu
berturut-turut 0.006 ; 0.01 ; 0.03 ; 0.05 ; dan 0.1 ml. Setiap volume
tersebut juga mempunyai divisi yang berbeda yaitu berturut-turut 0.01
; 0.02 ; 0.05 ; 0.1 dan 0.1 ml.

3) Labu Takar
labu takar merupakan peralatan
yang banyak digunakan dalam
laboratorium kimia analisis. Labu takar
mempunyai bentuk alas bulat dan leher
panjang dengan mulut sempit. Pada
Lehernya terdapat tanda batas yang
menunjukkan volume sebagai mana tertera pada badan labu takar.
Labu takar dilengkapi dengan penutup yang terbuat dari bahan - bahan
kimia seeperti polietilen atau dapat juga dari gelas.
Labu takar digunakan untuk keperluan pengenceran larutan
sampai dengan volume tertentu sebagai mana tertera dalam badan labu
takar. Pembacaan volume larutan dilakukan pada tanda yang melingkar
pada leher labu dengan membaca miniskus. ketelitian pembacaan
volume pada suhu tertentu biasanya tertera pada badan labu.
4) Cawan Petri
Fungsi cawan petri adalah digunakan
untuk membiakkan sel yang bentuknya
bundar dan terbuat dari plastik atau kaca.
Ukuran cawan petri agak kecil dari
tutupnya dan selalu berpasangan, alat ini
juga digunakan sebagai wadah untuk
penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora,
atau biji-bijian.
5) Tissue dan Kertas
Tissue digunakan untuk membersikan sisa cairan dan alat yang lain,
sedangkan kertas digunakan sebagai wadah untuk penimbangan bahan.
6) Corong
Secara umum alat ini terbagi menjadi dua
jenis yaitu corong yang menggunakan
karet atau plastik dan corong yang
menggunakan gelas. Bagian dari corong
terdiri dari mulut dan batang corong.
Corong Gelas juga memiliki ukuran dari terkecil hingga terbesar
Panjangnya sesuai dengan diameter atas corong, ukuran diameter 50,
75, 100, 150, dan 200 mm. sehingga dalam prakteknya dapat dengan
mudah memasukkan cairan ke dalam wadah yang digunakan untuk
praktek.
7) Filler (karet pengisap)
Digunakan untuk menghisap cairan dari bejana ke
dalam pipet. Terdiri atas satu bola dengan ujung
pendek diatas dan ujung panjang dibawah (berupa
pipa sempit). Ujung bawah sedikit kesamping
Cara Menggunakan :
Sebelum dipakai menghisap, bola dikosongkan
dengan menekan bola dan ujung atas pipa (1)
Pasang ujung bawah pipa ke pipet. Pipet yang digunakan
dimasukkan melalui ujung bawah dan jangan sampai melebihi pipa
cabang.
Tekan/pijat pipa bawah (2) untuk menyedot cairan ke atas.
Perhatikan : jangan sampai larutan masuk ke dalam bola. Lepas
pijatan pipa bawah (2), cairan akan terhenti.
Cairan yang terhisap dapat dalam pipet dapat dikeluarkan dengan
menekan pipa cabang (3).
Sesudah menggunakan alat ini, bola harus segera dilepas dari
pepetnya dan dibiarkan udara masuk kembali.

VI. Cara Kerja


1. Timbang bahan dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan
digital sesuai dengan hasil perhitungan point 1
2. Ukur bahan dengan menggunakan pipet ukur sesuai dengan hasil
perhitungan point 1
3. Bahan yang sudah ditimbang/ diukur volumenya kemudian
dimasukkan ke dalam labu takar dan tambahkan dengan aquades
hingga tanda tera
4. Dikocok hingga homogen lalu masukkan ke dalam botol kaca yang
telah disediakan. Beri label pada botol tersebut

VII. Skema Kerja

Berikut adalah skema dari metode praktikum ;


Timbang semua bahan/ukur bahan yang berbentuk cair dengan

menggunakan labu ukur

Masukkan dalam labu takar masing-masing bahan 1 labu takar

Masukkan aquades sampai tanda tera

Kocok sampai homogen

Masukkan dalam botol

Beri label pada botol

VIII. Daftar Pustaka

https://taufikwelldone.wordpress.com/2012/05/31/alat-alat-laboratorium-

kimia/

https://id.wikipedia.org/wiki/Garam_(kimia)

https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_analitik
PERCOBAAN 2

PEMISAHAN CAMPURAN DEGAN METODE KRISTALISASI

I. Tujuan :
Memisahkan garam daricampuran air, garam dn pasir dengan cara

kristalisasi.

II. Dasar Teori

Kristalisasi merupakan metode pemisan untuk memperoleh zat padat

yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan

dalam suatu pelarut dan perbedaan titik didih. Kristalisasi ada dua cara yaitu

kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan (nisa halimah. 2009)

Pada metode kristalisasi melalui penguapan berprinsip pada perbedaan

titik didih antara pelarut dan titik leleh zat terlarut, dimana titik didih

perlarut harus lebih kecil dari titik leleh zat terlarut kristalisasi merupakan

suatu metode untuk pemurnian zat dengan pelarut dan dilanjutkan dengan

pengendapan. Dalam kristalisasi senyawa organik di pengaruhi oleh pelarut.

Pelarut kristalisasi merupakan pelarut dibawah oleh zat terlarut yang

membentuk padatan dan tergantung dalam struktur Kristal-kristal sat terlarut

tersebut (Oxtoby, 2001).

Proses kristalisasi dengan penguapan solvent larutan yang di

kristalkan merupakan senyawa campuran antara solvent dan solut. Setelah di

panaskan maka solvent menguap dan yang tertinggal hanya kistal. Metode

ini digunakan bila penurunan suhu tidak begitu mempengaruhi kelarutn zat

pada pelarutnya. Penguapan bertujuan untuk menghilangkan atau

meminimalizir solvent atau zat pelarut sisa yang terdapat pada fitrat

(cahyono,1998).
III. Bahan dan Alat

Bahan : Air, Kristal garam, pasir

Alat : Beaker gelas, batang pengaduk, Erlenmeyer, corong, cawan

porselin, penjepit, tabung reaksi, gelas ukur, kaki tiga, kawat

kasa, sendok, kimia, pembakar spirtus, kertas saring, korek api.

IV. Pembahasan

a. Perhitungan Bahan

Air (ml) Garam (gram) Pasir (gram)

100 35 5

b. Penimbangan Alat

1. Krus porselin : 32,5 gram

2. Gelas ukur : 99,7 gram

3. Cawan petri : 45,4 gram

c. Penimbangan Kristal garam setelah proses evaporasi

Krus porselin + Kristal garam : 36,8 gram

Krus porselin : 32,5 gram

Kristal garam : 4,3 gram

Jadi dari percobaan didapatkan 4,3 gram Kristal garam.

d. Penjelasan Alat yang digunakan dalam praktikum

1. Beaker glass
Gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan

untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang

biasanya digunakan dalam laboratorium. Gelas piala secara umum

berbentuk silinder dengan dasar yang rata dan tersedia dalam

berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter. Fungsi

beaker glass

Setidaknya ada 3 fungsi utama beaker gelas yang biasa di

manfaatkan di laboratorium, yaitu:

1) Untuk mengukur volume larutan atau bahan yang tidak

membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi.

2) Sebagai wadah untuk menyimpan dan membuat larutan.

3) Sebagai wadah untuk memanaskan bahan diatas hot plate,

khusus untuk beker glass yang terbuat dari kaca borosilat.

a. Macam-macam gelas beaker-beaker glass

Secara umum di ketahui ada 3 jenis gelas beaker di lihat dari

bentuknya, yaitu:

1) Gelas Kimia Griffin /A

Gelas beaker Griffin adalah

model beaker gelas yang

paling umum kita jumpai di

laboratorium. Gelas griffin

bentuknya standar yaitu agak

rendah dengan ketinggian 1,4 kali diameter lengkap dengan


paruh dan moncong yang berfungsi sebagai corong. Disebut

gelas griffin karena gelas ini di rancang oleh John Joseph

Griffin .

2) Gelas Kimia Berzelius / BGelas kimia Berselius bentuknya

lebih ramping dan tinggi dengan ukuran tinggi 2 kali

diameternya. Beaker gelas tiper berzelius ini biasa di

gunakan untuk titrasi. Disebut gelas berzelius karena di

rancang oleh Jns Jacob Berzelius.

3) Gelas Kimia datar (flat beaker glass) / CGelas kimia datar

ini disebut juga crystallizers, karena sebagian besar

digunakan untuk melakukan kristalisasi , tetapi sering juga

digunakan sebagai wadah untuk digunakan dalam hot- bath

pemanasan . Gelas ini biasanya tidak memiliki skala datar

2. Batang pengaduk

Batang pengaduk merupakan

sebuah peralatan laboratorium yang

digunakan untuk mencampur bahan

kimia dan cairan untuk keperluan

laboratorium. Biasanya terbuat dari

kaca pejal, dengan dengan ukuran

hampir sama dengan sedotan minum, hanya sedikit lebih panjang

dan ujungnya membulat. Seperti kebanyakan peralatan gelas


laboratorium lainnya, batang pengaduk terbuat dari borosilikat

(umum dikenal sebagai pyrex).

Fungsi spatula ini digunakan untuk mengaduk larutan atau

bahan kimia yang direaksikan atau dicampurkan di dalam alat gelas

hingga menjadi homogen. Batang pengaduk (spatula) terbuat dari

kaca tahan panas. Bentuk batang pengaduk (spatula) ini terbuat

dari kaca atau gelas berbentuk silinder dengan diameter sekitar 3

5 mm. Bagian pegangan yang berbentuk silindris dan pada salah

satu ujungnya dipipihkan (mendatar, tidak cekung) dengan bentuk

umumnya lingkaran, sehingga menyerupai sendok datar.

3. Erlenmeyer

Tabung Erlenmeyer adalah wadah untuk bahan kimia yang

berbentuk kerucut dengan leher sebagai pegangan dan juga dapat

digunakan untuk mencantelkan sebuah penjepot / menggunakan

stopper.

Labu Erlenmeyer digunakan untuk mengukur, mencapur dan

menyimpan cairan. Bentuknya membuat botol ini sangat stabil.

Alat laboratorium ini adalah salah satu alat yang paling umum

digunakan dalam laboratorium kimia.

Kebanyakan Labu Erlenmeyer terbuat dari kaca borossilikat

sehingga Erlenmeyer dapat dipanaskan dengan api atau autoclaved.

Ukuran yang paling umum dari Labu Erlenmeyer adalah 250 ml


dan 500 ml. Labu Erlenemeyer juga terdapat dalam ukuran 50, 125,

250, 500, 1000 ml.

Fungsi Erlenmeyer

1. Mengukur dan mencampur bahan-bahan analisa,

2. Menampung larutan, bahan padat ataupun cairan,

3. Meracik dan menghomogenkan (melarutkan) bahan-bahan

komposisi media,

4. Tempat kultivasi mikroba dalam kultur cair,

5. Tempat untuk melakukan titrasi bahan

6. Erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan

pengocokkan kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat

destilasi dan sebagainya.

7. Erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan

pengocokkan lemah hingga sedang.


4. Corong

Fungsi corong gelas adalah

sebagai alat bantu untuk

memindah atau

memasukkan larutan ke wadah yang

mempunyai dimensi pemasukkan

sampel bahan kecil dan untuk menyaring campuran kimia dengan

gravitasi.

Corong Gelas juga memiliki ukuran dari terkecil hingga

terbesar Panjangnya sesuai dengan diameter atas corong, ukuran

diameter 50, 75, 100, 150, dan 200 mm. sehingga dalam

prakteknya dapat dengan mudah memasukkan cairan ke dalam

wadah.

5. Krus porselin

Berupa mangkuk kecil yang terbuat dari


porselin yang tahan panas. Pada saat krus
masih dalam keadaan panas, jangan
langsung dikenai air. Perubahan suhu
mendadak menyebabkan krus pecah.
Fungsinya untuk menempatkan endapan
yang akan dibakar pada oven sampai pada suhu 300OC

6. Penjepit tabung reaksi

Alat laboratorium penjepit tabung reaksi ini

terbuat dari kayu keras dengan jepitan


pegas baja untuk memegang tabung reaksi diameter 10-25 mm.

Panjang sekitar 180 mm. Penjepit tabung reaksi berfungsi untuk

menjepit atau mengambil tabung reaksi sesudah atau sebelum

dipanaskan.

7. Kaki tiga

Kaki tiga berfungsi untuk

menyangga ring dan digunakan untuk

menahan kawat kasa dalam pemanasan.

Di antara ketiga kakinya terdapat tempat

api untuk pemanasan.

Cara pemakaian kaki tiga ini cukup diletakkan di atas meja

dengan diberi botol yang berisi spirtus diantara ketiga kakinya,

kemudian diletakkan kawat kasa di atas kaki tiga lalu diletakkan

wadah yang berisi zat kimia.

8. Pembakar spiritus

Alat Pembakar mempunyai jenis Api

yang berwarna kuning, bercahaya

terang dan berjelaga akan terbentuk jika

sedikit udara. Api ini tidak boleh

digunakan untuk pemanasan reaksi,

sebab kurang panas dan mengotori alat-

alat yang akan dipanaskan. Dalam hal ini sebaiknya kita

menggunakan api yang dihasilkan oleh spiritus, api yang


dihasilkan biru jadi panasnya lebih banyak dan tidak mengotori

peralatan.

9. Kawat kasa

Sebagai alas atau untuk menahan labu

atau beaker pada waktu pemanasan

menggunakan pemanas spiritus atau

pemanas Bunsen.

10. Sendok kimia/ Spatula

Spatula : berupa sendok panjang dengan

ujung atasnya datar, terbuat dari

stainless steel atau alumunium. alat

untuk mengambil obyek. Spatula yang

sering digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk

sendok kecil, pipih dan bertangkai. Fungsi : Untuk mengambil

bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk

larutan.

11. Kertas saring

Fungsi kertas saring adalah untuk

memisahkan partikel suspensi

dengan cairan ,atau untuk

memisahkan antara zat terlarut


dengan zat padat desikator yang berguna untuk mengeringkan

padatan. Bila pada suatu penyaringan diperukan cairannya,

sebaiknya digunakan kertas saring yang dilipat ganda.

V. Cara Kerja

Sebelum memulai praktikum, bersihkan alat-alat terlebih dahulu dengan di

cuci

1. Kemudian masukan satu spatula pasir dan beberapa butir Kristal

garam dapur (NaCl) ke dalam beaker gelas. Tambahkan air

kemudian aduk dengan spatula hingga lristal garam larut .

2. Aduk dan diamkan sebentar

3. Kemudian ambil kertas saring. Lipat kertas saring menjadi dua

kemudian lipat lagi menjadi dua dengan bagian belakang lebih

panjang (tidak simetris). Tarik satu lapis belakang kertas saring

menjauh hingga kertas saring terbuka menyerupai corong.

4. Letakkan kertas saring tersebut kedalam corong

5. Masukkan/letakkan corong pada mulut tabung Erlenmeyer

6. Saringlah campuran untuk memisahkan butiran pasir halus dari

larutan garam. Tuangkan campuran pada beker gelas ke dalam

corong, caranya: letakkan batang pengaduk di atas beker gelas,

pastikan pengaduk berada tepat pada bagian lancip/ corong beker

gelas. Empat jari tangan kanan memegang bekergelas dan jari

telunjuk menjepit batang pengaduk (spatula)


7. Saat menuangkan campuran pastikan bahwa ujung pengaduk

menempel pada bagian kertas saring yang berlapis tiga.

8. Saring hingga di peroleh larutan air garam yang jernih

9. Setelah itu, tuangkan sedikit (beberapa tetes) larutan air pada tabung

Erlenmeyer ke dalam cawan porselin

10. Siapkan pembakar spirtus dan kaki tiga (tripot). Letakkan segitiga

porselin di atas kaki tiga (tripot) sebagai penyangga

11. Nyalakan pembakar spirtus kemudian letakkan krus porselin diatas

segitiga porselin

12. Tunggu beberapa saat (3 menit ) hingga seluruh air dalam can

porselin habis menguap

13. Jika seluruh air menguap, maka akan terlihat butiran kecil Kristal

garam pada krus porselin

14. Angkat krus porselin dengan menggunakan penjepit tabung reaksi

15. Matikan pembakaran spirtus dengan menutupkan tutup pembakar

spirtus pada nyala api.

16. Amatilah Kristal garam pada cawan dan catat data-data pengamatan

17. Setelah selesai bersihkan/ cuci alat praktikum dan kembalikan pada

tempatnya dengan rapi.

VI. Skema Kerja

Bersihkan alat-alat yang akan digunakan


Masukkan spatula dan beberapa butir Kristal garam kedalam beaker glass

kemudian aduk hingga larut.

Aduk dan diamkan sebentar

Letakkan kertas saring yang sudah dilipat dalam corong

Letakkan corong pada mulut Erlenmeyer

Saringlah campuran sampai butiran pasir terpisah, jari kanan memgang

beaker glass dan jari telunjuk menjepit batang pengaduk (spatula)

Saat menuangkan campuran, ujung pengaduk menempel pada keras saring.

Saring larutan garam sampai diperoleh larutan garam yang jernih

Tuangkan beberapa tetes air pada tabung erlenmeyer kedalam krus

porselin.

Siapkan pembakar sprtus + kawat kasa (nyalakan spirtus)

Letakkan posrselin yang berisi larutan garam diatas kawat kasa

Tunggu sampai air menguap dan memebentuk butiran kristal garam


Angkat krus porselin dengan penjepit

Matikan pembakar spirtus

Amati dan catat data-data pengamatan

Bersihkan alat praktikum yang telah digunakan dan simpan pada

tempatnya
VII. Daftar Pustaka

http://pengolahanpangan.blogspot.co.id/2014/05/gelas-kimia-atau-beaker-

glass.html

http://www.labsmk.com/2017/10/fungsi-krus-porselin-porcellain-

crucible.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Batang_pengaduk

https://id.wikipedia.org/wiki/Gelas_piala

https://taufikwelldone.wordpress.com/2012/05/31/alat-alat-laboratorium-

kimia/

You might also like