Professional Documents
Culture Documents
03111003066
KELOMPOK 3
SHIFT : SELASA PAGI
1. Pengertian Umum
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan
yang korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam
karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada
definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstrak
silogam dari bijih mineralnya. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi,
sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa
oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat
yang berwarna coklat-merah.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk
senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan
besi yang digunakan untuk pembuatan bajaatau baja paduan. Selama pemakaian, baja
tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali
menjadi senyawa besi oksida). Korosi atau secara awam lebih dikenal dengan istilah
pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam di berbagai macam
kondisi lingkungan.
2. Korosi di Industri Perminyakan
Peralatan industri yang terbuat dari logam di lokasi minyak dan gas bumi sangat
rawan akan bahaya korosi. Kerusakan akibat korosi menyerang logam dalam berbagai
bentuk tergantung komposisi yang terkandung dalam minyak dan sifat fisik minyak.
Pada kondisi dimana minyak barcampur dengan air, komposisi campuran minyak
(water cut) akan menentukan kecepatan korosi. Kecepatan korosi demikian akan
dapat bervariasi tergantung pola aliran dalam pipa. Selain itu, sifat fisik minyak yang
lain seperti aliran gas, aliran air, inhibitor, dan kondensat juga akan mengakibatkan
kecepatan korosi yang bervariasi. Kilang minyak merupakan lingkungan yang sangat
korosif dengan hampir semua jenis korosi dapat terjadi didalamnya. Untuk
mengendalikannya diperlukan pemilihan material yang tepat untuk kondisi operasi
tertentu dan sistem perlindungan korosi akan sangat berguna untuk mengetahui
tingkat keraanan perlatan terhadap korosi.
Keberadaan minyak mentah dalam pipa pada dasarnya tidak menyebabkan
korosi. Minyak dapat bertindak sebagai lapisan penghalang bagi material logam dan
unsur pengkorosif. Tetapi, jika bercampur dengan air, minyak akan menjadi korosif.
Maka dari itu, dalam banyak hal, prediksi kecenderungan terjadinya korosi pada
perpipaan dapat dianalisa dengan menghitung pola aliran minyak/air. Pola aliran
minyak/air dipengaruhi oleh sifat fisik minyak dan kecepatan aliran minyak yang
mengalir ke dalam pipa. Sederhananya, Wicks ddan Lotz menyimpulkan bahwa
korosi tidak akan terjadi jika aliran yang kontak dengan permukaan pipa adalah
didominasi oleh minyak, atau dengan kata lain, korosi tidak terjadi pada water cut
lebih rendah dari 30 % dan kecepatan aliran lebih 1m/s.
DAFTAR PUSTAKA
Panca Asmara , Yuli . 2007 . Pengaruh Sifat Fisik Minyak Bumi Terhadap
Kecepatan Korosi Baja Karbon . Diakses dari
http://ejournal.ftunram .ac.id /FullPaper/Sifat%20pisik%20minyak%20bumi
%20%20Yuli%20Pan ca%20asmara.pdf pada 7 September 2014
Patalusa , Pendy . 2010 . Pencegahan Korosi dan Scale Pada Proses Produksi
Minyak Bumi . Diakses dari http://nunulasa.wordpress.com/2010/03/10
/pencegahan-korosi-dan-scale-pada-proses-produksi-minyak-bumi/ pada 7
September 2014