You are on page 1of 16

Identitas Pasien

Nama : Tn, M

Usia : 44 tahun

Status perkawinan : Menikah

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Kp. Karawang kidul Rt. 04/ Rw. 12

No. RM : A124416

Masuk Tanggal : 23 Oktober 2012

Pukul : 20. 10 WIB

Anamnesa (alloanamnesa)

Keluhan Utama : Penurunan kesadaran sejak 2 hari SMRS.


Keluhan Tambahan :Tangan dan kaki tidak bias digerakkan
Riwayat Penyakit Sekarang :
Menurut keluarga, pasien tidak sadarkan diri sejak 2 hari SMRS dan tidak bersuara,
awalnya pasien sedang berada di dalam kamar mandi, kemudian pasien tiba tiba terjatuh
tidak sadarkan diri, sebelum terjatuh pasien mengeluh sangat pusing, dan menurut
keluarga bicara menjadi rero. Keluhan muntah, pengelihatan menjadi tidak jelas,telinga
berdengung di sangkal oleh keluarga pasien.
Riwayat penyakit Dahulu :
- Riwayat tekanan darah tinggi + sejak 4 tahun yang lalu, dan hanya minum obat saat
ada keluhan (obatnya lupa).
- Riwayat penyakit kencing manis, jantung, kolestrol di sangkal.
- Pasien merokok + 1 bungkus/hari,

1
Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Somnolen (GCS=9) E3M5V1


Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tanda vital :
- Tekanan darah : 180/110 mmHg
- Nadi : 78x/menit
- RR : 20x/menit
- Suhu : 36,8 C
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Telinga : Serumen (-/-)
Hidung : Septum nasi ditengah, secret (-/-)
Mulut :Bibir Sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-), Peningkatan JVP (-)
Thorax
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-/-)
Palpasi : nyeri tekan (-/-), vocal fremitus (tidak dilakukan)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Bj 1 dan 2 normal regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi :Supel, hepar-lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani pada 4 kuadran
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, Udem (-/-)
Bawah :Akral hangat, RCT < 2 detik, Udem (-/-)

2
Pemeriksaan Neurologis

Tanda Rangsang Meningeal


- Kaku Kuduk : (-)
- Brudzinski I :(-)
- Brudzunski II :(-)
- Kernig Sign :(-)
- Laseque :(-)
Tanda Peningkatan TIK
- Sakit kepala : Tidak dapat dinilai
- Pengelihatan kabur:Tidak dapat dinilai
- Bradikardi : (-)
- Papiledema : Tidak diperiksa

Pemeriksaan Syaraf Kranialis

N-I Olfaktorius (kanan & kiri) : Tidak bisa dinilai


N-II Opticus (kanan & kiri)
- Acies visus : Tidak bisa dinilai
- Campus visus : Tidak dilakukan
- Warna : Tidak bisa dinilai
Funduskopi : Tidak dilakukan
Warna papil : Tidak dilakukan
Pembuluh darah : Tidak dilakukan
Batas papil : Tidak dilakukan
N-III, IV, VI Oculomotor, Trochlearis, Abducens
- Kedudukan bola mata : Ditengah
- Ptosis : (-/-)
- Ekso/Enoftalmus :(-/-)
- Diploia :(-/-)

3
Gerak Bola mata

- Lateral : Tidak bisa dinilai


- Medial : Tidak bisa dinilai
- Atas :Tidak bisa dinilai
- Bawah :Tidak bisa dinilai
- Medial bawah :Tidak bisa dinilai

Pupil (kanan & kiri)

- Bentuk/Diameter : Bulat, 3mm/3mm


- Isokor : Isokor

Refleks Cahaya

- Langsung : (+/+)
- Tidak langsung : (+/+)
- Refleks akomodasi: Tidak bisa dinilai
N-V Trigeminus (kanan &kiri) : Tidak bisa dinilai

Motorik

- Membuka mulut : Tidak bisa dinilai


- Menggerakan rahang: Tidak bisa dinilai
- Menggigit/mengunyah: Tidak bisa dinilai

Sensorik (Raba, Suhu, Nyeri)

- Ophtalmicus : Tidak bisa dinilai


- Maxilaris :Tidak bisa dinilai
- Mandibularis :Tidak bisa dinilai
- Refleks Kornea : Tidak bisa dinilai
- Rerfleks Masseter :Tidak bisa dinilai
N-VII Facialis (kanan & kiri)
- Raut wajah : Simetris kanan dan kiri
- Angkat alis : Tidak bisa dinilai

4
- Tutup Mata :Tidak bisa dinilai
- Kembungkan pipi :Tidak bisa dinilai
- Perlihatkan gigi :Tidak bisa dinilai
- Mencucukan bibir :Tidak bisa dinilai
- Kecap 2/3 depan :Tidak bisa dinilai
N-VIII Vestibulocochlearis (kanan & kiri)

N. Vestibularis

- Vertigo : Tidak dilakukan


- Nistagmus : Tidak dilakukan
- Keseimbangan : Tidak dilakukan

N. Cochlearis

- Tinnitus : Tidak bisa dinilai


- Gesekan jari : Tidak bisa dinilai
- Tes Schwabach : Tidak dilakukan
- Tes Rinne :Tidak dilakukan
- Tes Weber :Tidak dilakukan
N-IX, X Glossopharineus dan vagus
- Suara : Tidak bisa dinilai
- Menelan :Tidak bisa dinilai
- Batuk :Tidak bisa dinilai
- Arcus faring
Istirahat : Tidak bisa dinilai
Fonasi : Tidak bisa dinilai
Reflek faring : (+)
N-XI Accessorius
- Menoleh ke Kanan: Tidak bisa dinilai
- Menoleh ke Kiri :Tidak bisa dinilai
- Mengangkat Bahu :Tidak bisa dinilai
N-XII Hypoglossus

5
- Disartria :Tidak bisa dinilai
- Lidah
o Posisi dalam mulut : Di Tengah
o Saat menjulurkan lidah :Tidak bisa dinilai
o Gerak lidak ke kanan :Tidak bisa dinilai
o Gerak lidah ke kiri :Tidak bisa dinilai
o Fasikulasi :Tidak bisa dinilai
o Atrofi :Tidak bisa dinilai

Motorik Kekuatan

Lengan atas (kanan & kiri) terlihat pergerakan lebih aktif pada tubuh bagian kanan
- Antefleksi : Tidak bisa dinilai
- Ekstensi :Tidak bisa dinilai
- Abduksi : Tidak bisa dinilai
- Adduksi :Tidak bisa dinilai
Lengan bawah (kanan & kiri) terlihat pergerakan lebih aktif pada tubuh bagian kanan
- Fleksi : Tidak bisa dinilai
- Ekstensi :Tidak bisa dinilai
Tungkai atas (kanan & kiri) terlihat pergerakan lebih aktif pada tubuh bagian kanan
- Antefleksi : Tidak bisa dinilai
- Ekstensi : Tidak bisa dinilai
- Abduksi : Tidak bisa dinilai
- Adduksi : Tidak bisa dinilai
Tungkai bawah (kanan & kiri) terlihat pergerakan lebih aktif pada tubuh bagian kanan
- Fleksi : Tidak bisa dinilai
- Ekstensi :Tidak bisa dinilai
Tangan (kanan & kiri)
- Fleksi : Tidak bisa dinilai
- Ekstensi : Tidak bisa dinilai
Jari-jari tangan (kanan & kiri)
- Fleksi : Tidak bisa dinilai

6
- Ekstensi : Tidak bisa dinilai
- Abduksi : Tidak bisa dinilai
- Adduksi : Tidak bisa dinilai
Kaki (kanan & kiri)
- Plantar-fleksi : Tidak bisa dinilai
- Dorso-fleksi : Tidak bisa dinilai
Jari-jari kaki (kanan & kiri)
- Fleksi : Tidak bisa dinilai
- Ekstensi : Tidak bisa dinilai
Refleks Fisiologis
- Biseps : (++/+)
- Triseps : (++/+)
- Lutut(KPR): (+/+)
- Tumit(APR): (+/+)
Refleks Patologis
- Hoffmann-Tromner: (-/-)
- Babinski : (+/+)
- Chaddok : (-/-)
- Oppenheim :(-/-)
- Gordon :(-/-)
- Schaeffer :(-/-)
Klonus (Kanan & kiri)
- Lutut : (-/-)
- Kaki : (-/-)
Tonus (kanan & kiri)
- Lutut : (-/-)
- Kaki : (-/-)
Lengan
- Istirahat : Sulit dinilai
- Gerakan pasif: Sulit dinilai
Tungkai

7
- Istirahat : Sulit dinilai
- Gerakan pasif: Sulit dinilai
Kelainan dan Fungsi Cerebellar
Statis
- Duduk : Tidak dilakukan
- Berdiri : Tidak dilakukan
- Intention Tremor : Tidak bisa dinilai
- Disdiaodokinesia : Tidak bisa dinilai
- Rhebound Phenomena: Tidak bisa dinilai
Dinamis
- Telunjuk-telunjuk : Tidak bisa dinilai
- Telunjuk- hidung : Tidak bisa dinilai
- Tumit Lutut : Tidak bisa dinilai
Sensibilitas
Permukaan (Raba/Suhu/Nyeri)
- Lengan : Tidak bisa dinilai
- Tungkai : Tidak bisa dinilai
- Tubuh : Tidak bisa dinilai
Dalam
- Rasa gerak : Tidak bisa dinilai
- Sikap dan arah : Tidak bisa dinilai
- Rasa getar : Tidak bisa dinilai
- Diskriminasi 2 titik: Tidak bisa dinilai
Sistem otonom
- Miksi : Memakai cateter urin
- Defekasi : Tidak baik
- Sekresi keringat : Baik
Fungsi Luhur
- Afasia motorik : Tidak bisa dinilai
- Afasia sensorik : Tidak bisa dinilai
- Daya ingat : Tidak bisa dinilai

8
- Apraxia : Tidak bisa dinilai
- MMSE : Tidak bisa dinilai
Tanda Regresi
- Refleks Glabella : (-)
- Refleks Mencucu : (-)
- Refleks Pegang : (-)

Resume

Anamnesis

Menurut keluarga, pasien tidak sadarkan diri sejak 2 hari SMRS dan tidak bersuara,
awalnya pasien sedang berada di dalam kamar mandi, kemudian pasien tiba tiba terjatuh
tidak sadarkan diri, sebelum terjatuh pasien mengeluh sangat pusing, dan menurut
keluarga bicara menjadi rero.
Riwayat tekanan darah tinggi + sejak 4 tahun yang lalu, dan hanya minum obat saat ada
keluhan (obatnya lupa).
Pasien mengkonsumsi rokok + 1 bungkus/hari

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran :Kesadaran : Somnolen (GCS=9) E3M5V1


Tanda vital :
- Tekanan darah : 180/110 mmHg
- Nadi : 78x/menit
- RR : 20x/menit
- Suhu : 36,8 C
Motorik : Sulit dinilai, kesan 5 0
5 0
R. Fisiologis : BTR ++/+, KPR +/+, APR +/+
R. Patologis : Babinski +/+

9
Diagnosis

Diagnosis Klinis : Hemiparesis sinistra


Diagnosis Etiologi : Stroke hemoragik
Diagnosis Topis : Capsula interna
Diagnosis Faktor Resiko : Hipertensi, merokok

Pengobatan

- Tirah baring
- Infus 2A + 1 ampul mecobalamin
- Ranitidin 2x1 ampul
- Citicholin 2x500mg IV

10
ANALISA KASUS

Daftar Masalah

1. Mengapa pasien di diagnosis stroke hemoragik ?


2. Apa saja faktor risiko pada pasien ini ?
3. Bagaimana tatalaksana umum stroke akut dan stroke hemoragik ?
4. Bagaimana prognosis untuk kasus stroke ?

Pembahasan

1. Mengapa pasien di diagnosis stroke hemoragik ?


Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal, dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain selain vaskuler.
Sedangkan definisi stroke hemorogik sendiri adalah pecahnya pembuluh darah
otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim otak, ruang cairan
serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduanya. Perdarahan tersebut
menyebabkan gangguan serabut saraf otak melalui penekanan struktur otak dan juga oleh
hematom yang menyebabkan iskemia pada jaringan sekitarnya. Peningkatan tekanan
intracranial pada gilirannya akan menimbulkan herniasi jaringan otak dan menekan
batang otak.

Diagnosis

Berdasarkan klinis anamnesis & pemeriksaan neurologis


Sistem scoring untuk membedakan jenis stroke (Algoritma stroke gajah mada dan
Skor stroke Sirriraj
CT-Scan (gold standar) untuk membedakan infark dengan perdarahan.

11
Perbedaan Perdarahan Intraserebral dan Infark

Gejala Klinis PIS PSA Infark


Defisit fokal Berat Ringan Ringan-Berat
Aktifitas pada onset Aktif Aktif Istirahat
Onset Menit-Jam 1-2 menit Jam-Hari
Nyeri kepala + + -
Muntah + + -
Hipertensi + - +
Penurunan kesadaran + + -
Kaku kuduk Jarang + -
Hemiparesis + Permulaan tidak ada +
Gangguan bicara + - +
Likuor Darah Darah Jernih
Paresis/gangguan - + -
N.III

Pada pasien ini di diagnose sebagai stroke hemoragik, karena :

- Terjadi penurunan kesadaran secara mendadak ketika pasien sedang beraktivitas.


- Sebelum tidak sadar pasien mengeluh nyeri kepala, bicara menjadi rero dan tidak
jelas
- Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 4 tahun yang lalu
- pada pemeriksaan fisik, TD : 180/110 mmHg
- Keadaan umum tampak sakit sedang, Kesadaran somnolen dengan GCS=9 E3M5V1.
Status motorik pada pasien ini sulit dinilai namun memberikan kesan adanya
hemiparese sinistra karena ketika dirangsang dengan nyeri tungkai dan tangan kanan
dapat bergerak aktif namun tangan dan tungkai kiri tidak memberikan reaksi. Reflex
cahaya (+/+), pupil bulat isokor dengan diameter 3mm/3mm, refeleks fisiologis

12
meningkat pada BTR kanan, refleks patologis ditemukan babinski pada tungkai kanan
& kiri.
- Berdasarkan Algoritma Stroke Gajah Mada

1. Penurunan
Stroke Akut kesadaran
2. Nyeri kepala
Ketiganya atau 2 3. Refleks PIS
dari 3 ada YAbabinski
Penurunan
kesadaran (+) YA PIS
Nyeri kepala (-)
Refleks Babinski (-)
Penurunan
kesadaran (-) YA PIS
Nyeri kepala (+)
Refleks Penurunan
Babinski (-)
kesadaran (-) YA Infar
Nyeri kepala (-) k
Refleks Babinski (+)
Penurunan
kesadaran (-) YA Infar
Nyeri kepala (-) k
- Berdasarkan Skor Stroke Sirriraj Refleks Babinski (-)
(2,5 x Kesadaran) + (2 x Vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x diastole) (3 x n
Ateroma) 12
= (2,5 x 1) + (2 x 0) + (2 x 1) + (0,1 x 110) (3 x 0) 12
= (2,5 + 0 + 2 + 11 - 0) -12
= 15,5 12
= 3,5
Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan Algoritmna Stroke Gajah Mada dan
Skor Stroke Sirriraj, maka pasien ini masuk ke dalam kategori Stoke Hemoragik.
2. Apa saja faktor risiko pada pasien ini ?
Secara garis besar faktor risiko stroke dibagi atas faktor risiko yang dapat di modifikas
(modifiable) dan yang tidak dapat di modifikasi (nonmodifiable). Faktor risiko stroke

13
yang dapat dimodifikasi diantaranya adalah Hipertensi, Penyakit Jantung (fibrilasi
atrium), Diabetes mellitus, Merokok, Mengkonsumsi alcohol, Hiperlipidemia, Kurang
aktifitas, dan Stenosis arteri karotis. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi antara lain Usia, Jenis kelamin, Ras/suku, dan Faktro genetik.
Menurut The Seventh report of the joint national commite on prevention, detection,
evaluation, and treatment of high blood pressure (JNC 7), klasifikasi tekanan darah pada
orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat I,
hipertensi derajat II.
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 < 80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat I 140-159 90-99
Hipertensi derajat II >160 > 100

3. Bagaimana tatalaksana umum stroke akut dan stroke hemoragik ?


a. Stabilisasi fungsi kardiologi melalui ABC
b. Posisi kepala dan badan atas 20-30
c. Bebaskan jalan nafas, bila perlu 1-3 L/menit sampai ada hasil pemeriksaan gas darah
d. Kandung kemih dikosongkan, sebaiknya dengan kateterisasi intermiten
e. Penatalaksanaan tekanan darah dilakukan secara khusus
f. Hiperglikemia atau hipoglikemia harus segera di koreksi
g. Suhu tubuh harus diperthankan normal
h. Keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan
i. Asupan nutrisi per oral setelah hasil tes fungsi menelan baik dan apabila gangguan
menelan atau kesadaran menurun pipa nasogastrik dengan 1500 kkal
j. Mencegah infeksi sekunder
k. Mencegah timbulnya Stress ulcer
l. Mobilisasi terbatas

14
Stroke Hemoragik

a. ABC (Airway, Breathing, dan Circulation). Masalah dengan jalan nafas (Airway)
pada pasien PIS, lebih sering timbul dan mungkin membutuhkan intubasi dan
ventilasi. Jika peningkatan TIK dicurigai atau pasien menunjukkan gejala-gejala
herniasi (koma, dilatasi pupil, pupil anisokor, third nerve palsy), hiperventilasi
(PaCO2 30mmHg) harus diperhatikan hingga terapi definitive dapat dilakukan. Pada
pasien kecurigaan herniasi, harus mendapat terapi menitol. Posisikan pasien dengan
elevasi 30.
4. Bagaimana prognosis untuk kasus stroke ?
a. Sekitar 50% penderita yang mengalami kesembuhan dan kembali menjalankan fungsi
normalnya.
b. Penderita lainnya mengalami kelumpuhan fisik dan mental dan tidak mampu
bergerak, berbicara atau makan secara normal.
c. Sekitar 20% penderita meninggal di rumah sakit.
d. Yang berbahaya adalah stroke yang disertai dengan penurunan kesadaran dan
gangguan pernafasan atau gangguan fungsi jantung.
e. Kelainan neurologis yang menetap setelah 6 bulan cenderung akan terus menetap,
meskipun beberapa mengalami perbaikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Lionel Ginsberg. Neurologi. Edisi ke-8. Jakarta: Erlangga Medical Series


2. Lumbantobing. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta. 2008. FKUI
3. Mahar Mardjono. Neurologi Klinis Dasar. Cetakan ke-11. Jakarta. 2006. PT. Dian
rakyat
4. Misbach Jusuf. Stroke Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta. 1999.
FKUI

16

You might also like