Professional Documents
Culture Documents
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Disusun oleh:
Iliana (H1041151005)
Dosen Pengampu
Diah Wulandari Rousdy, S.Si, M.Sc
Tri Rima Setyawati S.Si, M.Si
Riyandi, S.Si, M.si
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dilakukannya praktikum
lapangan Penccemaran Lingkungan, tentang Pencemaran suara adalah:
1. Untuk mengetahui cara pengukuran kebisingan dan acara pengolahan data yang
diperoleh dari hasil pengukuran kebisingan di Jalan Imam Bonjol, Jalan Ahmad Yani
2 dan Jalan Tanjung Raya 1.
2. Untuk mengetahui tingkat kebisingan atau suara yang dihasilkan di Jalan Imam
Bonjol, Jalan Ahmad Yani 2 dan Jalan Tanjung Raya 1 sesuai atau tidak dengan nilai
ambang batas yang telah di tentukan.
3. Untuk mengetahui intensitas kebisingan lokasi yang paling tinggi dari ketiga lokasi
antara persimpangan Jalan Imam Bonjol, Jalan Ahmad Yani 2 dan, dan Jalan Tanjung
Raya 1.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum lapangan Pencemaran Lingkungan ini, adalah
untuk menambah pengetahuan tentang intensitas pencemaran suara atau kebisingan
disekitar Jalan Imam Bonjol, Jalan Ahmad Yani 2 dan Jalan Tangjung Raya 1 sudah
melebihi atau belum nilai ambang batas yang telah ditentukan sebagai pencemar suara
yang dapat membahayakan kesehatan pendengaran mayarakat di sekitarnya. Serta
dapat meminimalisir terjadinya dampak negatif akibat kebisingan di Jalan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan
Kebisingan berasal dari kata bising yang artinya semua bunyi yang mengalihkan
perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi kegiatan seharihari, bising umumnya
didefinisikan sebagai bunyi yang tidak diinginkan dan juga dapat menyebabkan polusi
lingkungan (Srisantyorini2002).
Menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 48/MENLH/11/1996
Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat
dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gengguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan. Menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
PER. 13/MEN/X/2011 Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Suara adalah sensasi atau rasa yang dihasilkan oleh organ pendengaran manusia
ketika gelombang-gelombang suara dibentuk di udara sekeliling manusia melalui
getaran yang diterimanya. Gelombang suara merupakan gelombang longitudinal yang
terdengar sebagai bunyi bila masuk ke telinga berada pada frekuensi 20 20.000 Hz
atau disebut jangkauan suara yang dapat didengar Tingkat intensitas bunyi dinyatakan
dalam satuan bel atau decibel (dB). Polusi suara atau kebisingan dapat didefinisikan
sebagai suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu manusia. Sehingga beberapa
kecil atau lembut suara yang terdengar, jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan
disebut kebisingan. Alat standar untuk pengukuran kebisingan adalah Sound Level
Meter (SLM). SLM dapat mengukur tiga jenis karakter respon frekuensi, yang
ditunjukkan dalam skala A, B, dan C. Skala A ditemukan paling mewakili batasan
pendengaran manusia dan respons telinga terhadap kebisingan termasuk kebisingan
akibat lalu lintas, serta kebisingan yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Skala A dinyatakan dalam satuan dBA. Pemerintah Indonesia, melalui SK Menteri
Negara Lingkungan Hidup No: Kep.48/MENLH/XI/1996, tanggal 25 November 1996,
tentang kriteria batas tingkat kebisingan untuk daerah pemukiman mensyaratkan
tingkat kebisingan maksimum untuk outdoor adalah sebesar 55dBA. Kebisingan lalu
lintas berasal dari suara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor,terutama dari mesin
kendaraan, knalpot, serta akibat interaksi antara roda dengan jalan.Kendaraan berat
(truk,bus)dan mobil penumpang merupakan sumber kebisingan utama di jalan
raya.Secara garis besar strategi pengendalian bising dibagi menjadi tiga elemen yaitu
pengendalian terhadap sumber bising, pengendalian terhadap jalur bising dan
pengendalian terhadap penerima bising (Murwono, 1999).
b. Hitung LTM
= 10 log 1/ n Tn.100,1Ln
= 10 log 1/ 120 (Ti.100,1Li + . + Tj.100,1Lj)
= 10 log 1/ 120 (11.100,1.35,8 + . + 10.100,1.77,8)
= 10 log 1/ 120 (n)
= n dBA
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari praktikum lapangan pencemaran suara di Jalan Raya Pusat Kota
Pontianak Kalimantan adalah:
Tabel 4.1.1 Intensitas Suara di Jalan Ahmad Yani 2.
Waktu
Pemaparan Dba
Perhari
L1 (07:00) 66,73
L2 (13:00) 78,92
L3 (15:00) 73,17
L4 (20:00) 75,47
L5 (23:00) 63,81
L6 (01:00) 78,70
L7 (04:00) 70,45
Rata-rata 72.4642857
4.2 Pembahasan
Praktikum Lapangan tentang kebisingan atau pencemaran suara di jalan raya
merupakan praktikum yang bertujuan untuk mengukur intensitas kebisingan di jalan
raya dan juga sebagai sarana pembelajaran. Prinsip kerjanya dengan menggunakan
Sound Level Meter sebagai alat ukur dan mengolah hasil data yang diperoleh.
Pengukuran dilakukan pada wilayah kerja terbuka ditiga ttitik lokasi yaitu perempatan
lampu merah Jalan Imam Bonjol, perempatan lampu merah samping POLDA Jalan
Ahmad Yani 2 dan Perempatan lampu merah Jalan Tanjung Raya 1. Pada tiga lokasi
tersebut terdapat lalu lintas kendaraan yang didominasi kendaraan besar seperti truk
dan bus. Kondisi jalan dan lingkungan di lokasi survai, secara umum hampir sama,
ketiga kawasan berapa disekitar jalan utama yang arus lalu lintasnya tercampur.
Masing-masing kawasan sekolah sudah terdapat tanaman dan pagar pembatas, hanya
kerapatan tanaman dan ketinggian pagar berbeda. Tanaman dan pagar dapat berfungsi
sebagai pemantul dan penyerap bunyi yang diakibatkan oleh arus lalu lintas.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum Pencemaran suara selanjutnya dapat dilakukan di
kawasan pabrik-pabrik, industri, bandar udara, pelabuhan laut, rumah sakit,
perkantoran dan perdagangan maupun di sekolah dan sejenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Babba, J., 2007. Hubungan Antara Intensitas Kebisingan di Lingkungan Kerja dengan
Peningkatan Tekanan Darah (Penelitian pada Karyawan PT Semen Tonasa di
Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan), Tesis, Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro, Semarang.
Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1996, Baku Tingkat Kebisingan, Surat Keputusan
Setiyo Huboyo, Haryono dan Sri Sumiyati. 2008, Buku Ajar Pengendalian
Bising dan Bau, Semarang, Universitas Diponegoro.
Interval
X F
Kebisingan
50.2-58.2 54.2 6
59.2-67.2 63.2 2
68.2-76.2 72.2 2
77.2-85.2 81.2 4
86.2-94.2 90.2 58
95.2-103.2 99.2 22
104.2-112.2 108.2 13
113.2-121.2 117.2 13
Total 120
Rata-rata 15
Interval
Kebisingan X F
32.1-43.1 37.6 7
44.1-55.1 49.6 2
56.1-67.1 61.6 3
68.1-79.1 73.6 3
80.1-91.1 85.6 83
92.1-103.1 97.6 6
104.1-115.1 109.6 9
116.1-127.1 121.6 7
Total 120
Rata-rata 15
c. Simpang Tanjungpura
Interval
Kebisingan X F
80.2-84.2 82.2 13
85.2-89.2 87.2 77
90.2-94.2 92.2 22
95.2-99.2 97.2 5
100.2-104.2 102.2 2
105.2-109.2 107.2 0
110.2-114.2 112.2 0
115.2-119.2 117.2 1
Total 120
Rata-rata 15
Interval
X F
Kebisingan
75.4-81.4 78.4 45
82.4-88.4 85.4 50
89.4-95.4 92.4 9
96.4-102.4 99.4 6
103.4-109.4 106.4 3
110.4-116.4 113.4 3
117.4-123.4 120.4 2
124.4-130.4 127.4 2
Total 120
Rata-rata 15
b.Simpang Polda
Interval
X F
Kebisingan
15.6-28.6 22.1 46
29.6-42.6 36.1 14
43.6-56.2 49.7 1
57.2-70.2 63.7 9
71.6-84.2 77.7 8
85.2-98.2 91.7 6
99.2-112.2 105.7 8
113.2-126.2 119.5 28
Total 120
Rata-rata 15
Interval
Kebisingan X F
32.1-43.1 37.6 7
44.1-55.1 49.6 9
56.1-67.1 61.6 15
68.1-79.1 73.6 7
80.1-91.1 85.6 46
92.1-103.1 97.6 25
104.1-115.1 109.6 5
116.1-127.1 121.6 6
Total 120
Rata-rata 15
Interval
Kebisingan X F
62.8-67.8 65.3 2
68.8-73.8 71.3 1
74.8-79.8 77.3 0
80.8-85.8 83.3 6
86.8-91.8 89.3 87
92.8-97.8 95.3 22
98.8-103.8 101.3 0
104.8-109.8 107.3 2
Total 120
Rata-rata 15
b. Simpang Tanjungpura
Interval
Kebisingan X F
55.8-63.8 59.8 7
64.8-72.8 68.8 15
73.8-81.8 77.8 2
82.8-90.8 86.8 43
91.8-99.8 95.8 45
100.8-108.8 104.8 3
109.8-117.8 113.8 4
118.8-126.8 122.8 1
Total 120
Rata-rata 15
c. Simpang Polda
Interval
Kebisingan X F
50.2-58.2 54.2 9
59.2-67.2 63.2 17
68.2-76.2 72.2 13
77.2-85.2 81.2 17
86.2-94.2 90.2 35
95.2-103.2 99.2 15
104.2-112.2 108.2 7
113.2-121.2 117.2 7
Total 120
Rata-rata 15
Interval
Kebisingan X F
26.2-38.2 32.2 6
39.2-51.2 45.2 10
52.2-64.2 58.2 19
65.2-77.2 71.2 20
73.2-90.2 84.2 35
91.2-103.2 97.2 8
104.2-116.2 110.2 17
117.2-129.2 123.2 5
Total 120
Rata-rata 15
b. Simpang Polda
Interval
Kebisingan X F
68.2-75.2 71.7 1
76.2-83.2 79.7 1
84.2-91.2 87.7 7
92.2-99.2 95.7 8
100.2-107.2 103.7 13
108.2-115.2 111.7 19
116.2-123.2 119.7 33
124.2-131.2 127.7 38
Total 120
Rata-rata 15
Interval
Kebisingan X F
62.8-67.8 65.3 7
68.8-73.8 71.3 5
74.8-79.8 77.3 12
80.8-85.8 83.3 9
86.8-91.8 89.3 58
92.8-97.8 95.3 19
98.8-103.8 101.3 6
104.8-109.8 107.3 4
Total 120
Rata-rata 15
Interval
Kebisingan X F
26.6-38.6 32.6 43
39.6-51.6 45.6 3
52.6-64.6 58.6 0
65.6-77.6 71.6 0
78.6-90.6 84.6 1
91.6-103.6 97.6 7
104.6-116.6 110.6 27
117.6-129.6 123.6 39
Total 120
Rata-rata 15
Interval
Kebisingan X F
62.8-67.8 65.3 12
68.8-73.8 71.3 7
74.8-79.8 77.3 13
80.8-85.8 83.3 8
86.8-91.8 89.3 52
92.8-97.8 95.3 21
98.8-103.8 101.3 5
104.8-109.8 107.3 2
Total 120
Rata-rata 15
a. Simpang Polda
Interval
X F
Kebisingan
15.6-28.6 22.1 46
29.6-42.6 36.1 14
43.6-56.2 49.7 1
57.2-70.2 63.7 9
71.6-84.2 77.7 8
85.2-98.2 91.7 6
99.2-112.2 105.7 8
113.2-126.2 119.5 28
Total 120
Rata-rata 15
Interval
Kebisingan X F
32.1-43.1 37.6 13
44.1-55.1 49.6 6
56.1-67.1 61.6 9
68.1-79.1 73.6 8
80.1-91.1 85.6 57
92.1-103.1 97.6 9
104.1-115.1 109.6 10
116.1-127.1 121.6 8
Total 120
Rata-rata 15
Interval
Kebisingan X F
32.1-43.1 37.6 5
44.1-55.1 49.6 10
56.1-67.1 61.6 13
68.1-79.1 73.6 7
80.1-91.1 85.6 57
92.1-103.1 97.6 19
104.1-115.1 109.6 5
116.1-127.1 121.6 4
Total 120
Rata-rata 15
b. Simpang Polda
Interval
Kebisingan X F
50.2-58.2 54.2 7
59.2-67.2 63.2 5
68.2-76.2 72.2 8
77.2-85.2 81.2 9
86.2-94.2 90.2 37
95.2-103.2 99.2 35
104.2-112.2 108.2 10
113.2-121.2 117.2 9
Total 120
Rata-rata 15
c. Simpang Tanjungpura
Interval
Kebisingan X F
80.2-84.2 82.2 10
85.2-89.2 87.2 54
90.2-94.2 92.2 43
95.2-99.2 97.2 5
100.2-104.2 102.2 2
105.2-109.2 107.2 2
110.2-114.2 112.2 3
115.2-119.2 117.2 1
Total 120
Rata-rata 15