You are on page 1of 21

Log Gamma ray

Penentuannya berdasarkan pada keterdapatan konsentrasi uranium. Sumber dari gamma ray

adalah potassium atau lebih khusus lagi berasosiasi dengan isotop K4O. Potasium umumnya

terdapat pada shale/clay sehingga pengukuran gamma ray biasanya digunakan untuk

mengevaluasi kandungan shale/clay (BPB manual, 1981).

Caranya gamma alami dipancarkan oleh sumber radioaktif, karena ada perbedaan kandungan

mineral lempung dari tiap batuan maka pancaran sinar balik yang terekam akan berbeda, dari

perbedaan ini akhirnya litologinya dapat ditentukan. Dalam penentuan lapisan batuan pembawa

batubara, garis shale adalah respon tetapan harga 100% pada log, sehingga selalu dapat

ditentukan. Pembacaan lebih kecil dari besaran garis shale berarti bertambahnya keberadaan

batupasir, batugamping dan batubara, sedangkan pembacaan diatas garis shale menunjukkan

lapisan marin (marine bands) atau konsentrasi uranium (BPB manual, 1981).

Penggambaran garis batupasir berada dibawah garis batupasir biasanya menunjukkan batubara

atau batugamping. Untuk defleksi diantara garis shale dan batupasir menunjukkan gradasi antara

batupasir dan shale, seperti batulanau, batugamping argilaceous dan kadang batubara kotor

(Gambar III.2 (BPB manual, 1981).


Gambar .. Respon litologi yang umumnya dijumpai pada lapisan pembawa batubara dengan

metode log gamma ray (BPB manual, 1981).

Penentuan Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Log Shapes

Aspek umum dari batuan sedimen adalah: fisik, biologi dan kimia (kondisi lingkungan pada saat

terendapkan. Log menggambarkan aspek-aspek yang ada dalam batuan. Kurva log dapat

menggambarkan proses sedimentasi (aspek fisik), ekosistem (aspek biologi), dan reaksi kimia

(aspek kimia). Kurva log juga menggambarkan aspek batuan tersebut dan kondisi lingkungan

pengendapannya (Shell dalam Margaesa, 2012)


Gambar 4. Klasifikasi model Log (Serra, 1984)
Fig. 4: The direct correlation between facies and a variety of other log shapes relative to the

sedimentological relationship (Cant, 1992)


Gambar The logs shows a) gradually decreasing GR trend (coarsening upward, funnel shape)
of tidal channel sand bodies b) gradually increasing upward GR trend (fining upward, bell shape)
of tidal channel sandstone c) blocky left-boxcar GR trend of tidal channel sandstone d) right-
boxcar GR trend/shape of muddy tidal flat sub-environment e) irregular (serrated) GR
trend/shape of muddy tidal flat sub-environment f) bow-shaped GR trend in mixed tidal flat sub-
environment g) irregular, serrated GR trend in mixed tidal flat sub-environment h) left boxcar
GR trend with internal irregularities in mixed tidal flat sub-environment (Siddiqui, 2013)
Table 1: Summary of gamma-ray trends and depositional environments (Siddiqui, 2013)
Penentuan Lingkungan Pengendapan Berdasarkan Wireline Log

Ahli geologi telah sepakat bahwa penentuan lingkungan pengendapan dapat dilihat dari bentuk

kurva log terutama log gamma ray dan spontaneous potential (Walker, 1992). Bentuk tipikal log

dengan beberapa fasies pengendapan yang merupakan indikasi dari bentuk kurva log GR atau SP

secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.9. Bentuk kurva log yang tidak spesifik dari setiap

lingkungan pengendapan membuat interpretasi berdasarkan data tersebut sangat beresiko tinggi.

Interpretasi lingkungan pengendapan yang cukup akurat didapat dari data core. Bentuk kurva log

GR ,SP dan resistivitas memiliki suatu urutanvertikal, yaitu :

1. Cylindrical

Bentuk silinder pada log GR atau SP dapat menunjukkan sedimentebal dan homogen yang

dibatasi oleh pengisian channel atau channel-fills dengan kontak yang tajam. Cylindrical

merupakan bentuk dasar yangmewakili homogenitas dan ideal sifatnya. Bentuk cylindrical

diasosiasikandengan endapan sedimen braided channel, estuarine atau sub-marinechannel fill,

anastomosed channel, eolian dune, tidal sand.

2. Irregular Bentuk ini merupakan dasar untuk mewakili adanya batuan reservoir.Bentuk

irregular diasosiasikan dengan sedimen alluvial plain, floodplain,tidal sands, shelf atau back

barriers. Umumnya mengidentifikasikanlapisan tipis silang siur atau thin interbeded . Unsur

endapan tipis mungkin berupa crevasse splay, overbanks deposits dalam laguna serta turbidit.
3. Bell Shaped

Profil berbentuk bell menunjukkan penghalusan ke arah atas,kemungkinan akibat pengisian

channel atau channel fills. Pengamatanmembuktikan bahwa besar butir pada setiap level

cenderung sama,namun jumlahnya memperlihatkan gradasi menuju berbutir halus

denganlempung yang bersifat radioaktif makin banyak ke atas. Bentuk bell dihasilkan oleh

endapan point bars, tidal deposits, transgressive shelf sands, sub marine channel dan endapan

turbidit.

4. Funnel Shaped

Profil berbentuk corong atau funnel menunjukkan pengkasaran kearah atas yang merupakan

bentuk kebalikan dari bentuk bell . Bentuk funnel kemungkinan dihasilkan sistem progradasi

seperti sub marine fanlobes, regressive shallow marine bar, barrier islands atau karbonatterumbu

depan yang berprogradasi di atas mudstone, delta front atau distributary mouth bar , crevasse

splay, beach and barrier beach,strandplain, shoreface, prograding shelf sands dan submarine fan

lobes

5. Symmetrical

regresi (Walker 1992). Penghalusan ke atas bentuk bell shape atau bell merupakan indikasi

peristiwa regresi, sedangkan pengkasaran ke atas funnel shape atau corong mewakili peristiwa

transgresi sedangkankonstan yaitu cilindrical shape mengindikasikan transisi. Penentuan

lingkungan pegendapan pertama kali diarahkan kepada skala yang besar kemudian akan

dianalisis ke dalam skala kecil dengan kombinasi datayang ada yaitu data cutting dan karakter

wireline log
. 2.3.1 Contoh Interpretasi Lingkungan Pengendapan Delta Dari DataLog

Delta merupakan suatu endapan progradasi yang tidak teratur yangterbentuk pada lingkungan

subaerial yang secara langsung dikontrol olehsungai (Gambar 1.10). Morfologi delta dan bentuk

penyebaran sedimenpada delta dikontrol oleh tiga proses utama yaitu : influx fluvial, tidal, wave

atau gelombang. Menurut Serra (1990), secara umum lingkungan pengendapandelta dapat dibagi

dalam beberapa subfasies sebagai berikut :

1.Delta Plain

Merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari channel aktif dan channel yang

ditinggalkan atau abandoned channel. Delta plain cenderung tertutup oleh vegetasi yang rapat.

Subfasies

delta plain dibagimenjadi:

a) Upper delta plain

Merupakan bagian dari delta yang terletak diatas area tidal ataulaut. Endapannya secara umum

terdiri dari : Endapan distributary channel yang berpindah Merupakan endapan braided atau

meandering , tanggulalam atau natural levee, dan endapan point bar. Endapan distributary

channel ditandai dengan adanya bidang erosi padabagian dasar urutan lingkungan dan

menunjukkankecenderungan menghalus ke atas. Struktur sedimen yang dijumpai umumnya

adalah cross bedding, ripple cross stratification, scour and fill, dan lensa-lensa lempung. Endapan

point bar terbentuk apabila terputus dari channel-nya. Endapantanggul alam terbentuk dan

memisahkan diri dengan interdistributary channel. Sedimen pada bagian ini berupa pasir halus

dan rombakan material organik serta lempung yangterbentuk sebagai hasil luapan material
selama terjadi banjir. Lucustrine delta fill dan endapan interdistributary flood plain. Lingkungan

pengendapan ini mempunyai kecepatan aruspaling kecil, dangkal, tidak berelief, dan proses

akumulasisedimen berjalan lambat. Interdistributary channel danflood plain, endapan yang

terbentuk merupakan endapan yangberukuran lanau sampai lempung yang dominan. Struktur

sedimen yang terbentuk adalah laminasi sejajar dan burrowing structure endapan pasir yang

bersifat lokal, tipis, dan kadanghadir karena adanya pengaruh gelombang.

b)Lower delta plain

Merupakan bagian dari delta yang terletak pada daerah yaituterjadi interaksi antara sungai dan

laut yaitu low tide mark sampai batas pengaruh pasang surut. Endapannya meliputi : Endapan

pengisi teluk atau bay fill deposit Endapannya meliputi interdistributary bay, tanggul alam,

crevasse splay, dan rawa. Endapan pengisi distributary channel yang ditinggalkan.

2 .Sub aquaeous Delta Plain

Merupakan subfasies delta yang berada pada kedalaman air 10-300meter bawah permukaan laut.

Lingkungan ini dapat dibedakan menjadibeberapa bagian:

a) Delta front

Merupakan subfasies delta yang berada pada daerah denganenergi yang tinggi, yaitu sedimen

secara langsung dipengaruhi oleharus pasang surut, arus laut sepanjang pantai, dan aksi

gelombang dari kedalaman 10 meter atau kurang. Endapan dari delta front meliputi: delta front
sheet sand, distributary mouth bar, river mouthtidal range, stream mouth bar, tidal flat serta

endapan dekat pantaisepanjang pantai.

Endapan delta front ditunjukkan oleh sikuen mengkasar ke atas atau coarsening upward dalam

skala yang relatif besar yang menunjukkan perubahan lingkungan pengendapan secara vertikal

ke atas. Sikuen ini hasil dariprogradasi delta front yang mungkin diselingi oleh

sikuendistributary channel dari sungai atau tidal pada saat progradasisungai berlangsung. Fasies

pengendapan delta front dibagimenjadi beberapa subfasies dengan karakteristik gradasi

lingkungan yang berbeda yaitu :

-Distal bar

Memilki urutan lingkungan pengendapan cenderungmenghalus ke atas. Umumnya tersusun atas

pasir halus denganstruktur sedimen laminasi. Fosil pada lingkungan ini jarang dijumpai.

-Distributary mouth bar

Menurut Walker (1992), distributary mouth bar memilliki kecepatan yang paling tinggi dalam

sistem pengendapan delta.Sedimen umumnya tersusun atas pasir yang diendapkan melaluiproses

fluvial dan merupakan tempat terakumulasinya sedimenyang ditranspor oleh distributary channel

dan diantara mouthbars akan terendapkan sedimen berukuran halus. Pasokan sedimen yang

menerus akan menyebabkan terjadinya pengendapan mouth bars yang menuju ke arah laut.

Struktur sedimen yang terbentuk pada lingkungan ini antara lain:current ripple, cross bedding,

dan massive graded bedding.

-Channel
Menurut Walker (1992), channel ditandai adanya bidangerosi pada bagian dasar urutan

lingkungan pengendapannya dan cenderung menghalus ke atas. Sedimen umumnya berukuran

pasir . Struktur sedimen yang terbentuk adalah cross bedding,ripple cross stratification,scour and

fill.

-Subaquaeous levees

Merupakan kenampakan lain dari lingkungan pengendapan delta front yang berasosiasi dengan

active channel mouth bar. Lingkungan ini sulit dibedakan dan diidentifikasi dengan lingkungan

lainnya pada endapan delta masa lampau. Menurut Serra (1990), prodelta merupakan subfasies

transisi antara delta front dengan endapan normal marine shelf yang berada di bawah kedalaman

efektif erosi gelombang yang terletakdi luar delta front.Sedimen yang ditemukan pada

lingkungan iniadalah sedimen yang berukuran paling halus. Endapan prodelta didominasi oleh

sedimen berukuran lanau dan lempung dankadang-kadang dijumpai lapisan tipis batupasir.

Struktur sedimenyang sering dijumpai adalah masif, laminasi, dan burrowing structure.

Seringkali dijumpai cangkang organisme bentonik yang tersebar luas dan mengindikasikan tidak

adanya pengaruh air tawar atau fluvial.

Kesimpulan

Marine - Coarsening Upward

Dari hasil pembacaan Log Gamma Ray dan kandungan litologi yang ada menunjukan

bahwasanya lingkungan pengendapan yang ditunjukkan oleh intepretasi data log berada pada

lingkungan pengendapan delta plain. Hal ini terlihat dari log Gamma ray yang ada menunjukan
bentuk seperti funnel shapped dimana bentuknya coarsening upward dimana adanya perselingan

antara shale dan sandstone. Dimana litologi yang paling dominan adalah lempung. Pengaruh

gelombang pada lingkungan pengendapan ini sangat tinggi. Endapan yang ada

merupakantermasuk endapan pengisi teluk atau bay fill deposit, maka kemungkinan lingkungan

pengendapannya berada pada fasies Sub marine. Dilihat daribentuk kurva gamma ray yang

berbentuk funnel shaped. atau berbentuk corong yang menunjukkan pengkasaran keatas yang

merupakan kebalikan dari bentuk bell. Kurva yang terbentuk cenderung agak tajamatau

melengkung yaitu bentuk kurva yang funnel yang dapat menunjukkan sedimen yang tebal dan

homogen yang dibatasi oleh pengisian chanel dengan kontak yang tajam

Upper Delta Plain

Berdasarkan interpretasi dari nilai Log Gamma Ray yang relatif stabil dan berbentuk Cylindrical

yang berarti tingkat radioaktifnya sedang. Makasetealah dikorelasikan masing - masing log

didapat data log PT-3 padakedalaman 4100 - 4270, WP-6 kedalaman 4200 - 4290, PTD

7kedalaman 4050- 4440, PT 2 kedalaman 4020 - 4380 . Dari log yang ada intepretasi delta pada

lingkungan pengendapan data log diatas adalah Upper Delta Plain dimana bagian delta yang

terletak diatas area tidal ataulaut, Endapanya secara umum terdiri dari Endapan distributary

channel yang berpindah dan Endapan Lacustrine delta fill. Berdasarkan intepretasi struktur serta

litologi yang ada lingkungan pengendapan log initermasuk Endapan distributary channel yang

berpindah dimana merupakan endapan braided atau meandering. Hal ini didasarkan pada litologi

yang cenderung menghalus keatas. Struktur sedimen yang umum dijumpai adalah struktur cross
bedding , ripple cross stratification, scour and fill dan lensa lempung. Selain itu endapan ini

ditandai dengan adanyabidang erosi pada bagian dasar urutan lingkungan

Daftar Pustaka

1. Allen, GP. 1998, Sedimentation in the Modern and Miocene Mahakam Delta, School of

Natural Resources Sciences, Quessland University of Technology: Brisbane, Australia

2. Bemmelen, R. W.Van. 1949. The Geology of Indonesia, Vol. 1A, General geology of

Indonesia and adjacent archipelagos Govt printing office the Hagus.

3. BPB manual 1981, British Petoleum Book, British company, United Kingdom

4. Boggs, S. 1987. Principles of Sedimentology and Stratigraphy,Merril Publishing

Company, Columbus Toronto London Melbourne Geo-log. 1974,

5. Cant, D.J., 1992. Subsurface Facies Analysis. In: Walker, R.G. and N.P. James (Eds.),

Facies Models: Response to Sea Level Change. Geological Association of Canada, St.,

John's, Nfld, pp: 409, ISBN: 0919216498.

6. Gamma Ray Log , Recsa Log

7. Graha, Doddy, Ir. 1987, Batuan dan Mineral , Nova: Bandung

8. Haryoko, Riwayat. 1983. Dasar Interpretasi Log . Production Geologist Pertamina:

Yogyakarta

9. Horne, J. C. Ferm, Caruccio, F.T., Baganz, B.P. 1978.Depositional Models in Coal

Exploration and Mine Planning in Appalachian Region.The American Association of

Petroleum Geologist Bulletin: America


10. Lambert, B. 2002. Micropaleontological investigations in the modern Mahakam delta,

East Kalimantan (Indonesia).- Carnets de Gologie/ Notebooks on Geology, Maintenon,

Article 2003/02 (CG2003_A02_BL)

11. Margaesa, D. 2012.Panduan Interpretasi Geologging . Exploration Department PT.SCS:

Separi, Tenggarong Seberang

12. Nichols, Gary. 1999.Sedimentology and Stratigraphy. Blackwel Science: New Jersey

13. Numair Ahmed Siddiqui, Mohamed Ali EL-Ghali, Abdul Hadi bin Abd Rahman,

Abubakar Mijinyawa and 1Joel Ben-Awuah. 2013, Depositional Environment of

Shallow-Marine Sandstones from Outcrop Gamma-Ray Logs, Belait Formation,

Meragang Beach, Brunei Darussalam. Research Journal of Environmental and Earth

Sciences 5(6): 305-324, 2013 ISSN: 2041-0484; e-ISSN: 2041-0492 Maxwell

Scientific Organization.

14. Selley, R.C., 1985. Elements of Petroleum Geology. 1st Edn., W.H. Freeman and

Company, New York, pp: 448.

15. Sukandarrumidi, 1995, Batubara dan Gambut, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

16. Susilawati,1992. Proses Pembentukan Batubara, Analisa Penelitian dan Pengembangan

Geologi, ITB

17. Thomas, L., 2002, Coal Geology: John Wiley & Sons Ltd. The Atrium. Southern Gate.

Chishester, West Sussex P019 8Sq, England

18. Warren, J., 2002. Well Logging,

19. Walker, R.G., 1992. Facies Models and Modern Straigraphic Concepts. In: Facies

Models: Response to Sea Level Change, Walker, R.G. and N.P. James (Eds.), Geological

Association of Canada, St., John's, Nfld, ISBN-10: 0919216498, p: 1-14.


Deep-Water Processes and Facies Models: Implications for Sandstone Petroleum Reservoir...By

G. Shanmugam 2006, Hand Book of Petroleoum exploration and Production, Elsevier


Log motifs and depositional environments (Selley, 1985)

You might also like