You are on page 1of 47

USULAN PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT)


TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA PADA TAHUN 2015-2016

NAMA : NI LUH ADE MURNIASIH

NIM : 1415644063

PROGRAM SARJANA TERAPAN AKUNTANSI MANAJERIAL

POLITEKNIK NEGERI BALI

BADUNG

2017
ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK
SPLIT) TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN
RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2015-2016

Proposal Penelitian Ini


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana pada Program Sarjana Terapan Akuntansi Manajerial
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali

NAMA : NI LUH ADE MURNIASIH


NIM : 1415644063

PROGRAM SARJANA TERAPAN AKUNTANSI


MANAJERIAL

POLITEKNIK NEGERI BALI

BADUNG

2017
ANALISIS ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM
(STOCK SPLIT) TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN
SAHAM DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN
2015-2016

DIAJUKAN OLEH :
NAMA : NI LUH ADE MURNIASIH
NIM : 1415644063

TELAH DISETUJUI OLEH :


DOSEN PEMBIMBING USULAN PROPOSAL PENELITIAN :

NAMA :
NIP :

PROGRAM SARJANA TERAPAN AKUNTANSI


MANAJERIAL
POLITEKNIK NEGERI BALI
BADUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang

Widhi Wasa), karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan usulan

proposal penelitian ini tepat pada waktunya. Penulisan usulan proposal penelitian

ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pada program Sarjana Terapan Akuntansi Manajerial pada Politeknik

Negeri Bali. Tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa

perkulihaan sampai pada penyusunan proposal penelitian ini, sangatlah sulit bagi

saya untuk menyelesaikan usulan proposal penelitian ini. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. I Made Mudhina., M.T, selaku Direktur Politeknik Negeri Bali yang

telah memberikan kesempatan menuntut pendidikan di Politeknik Negeri

Bali

2. I Made Sedana Yasa.,SE M.M.A.,Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Bali yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk

dalam menyelesaikan studi di Politeknik Negeri Bali

3. Cening Ardina., SE. M. Agb, selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan

(D4) Akuntansi Manajerial, yang selalu memberikan semangat untuk

menyelesaikan proposal penelitian sebagai syarat kelulusan studi di

Politeknik Negeri Bali.


4. I Made Sudana, SE., M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah menuntun

serta memberikan arahan kepada saya dalam pengerjaan usulan proposal

penelitian ini

5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan baik itu

dukungan material dan moral; dan

6. Teman-teman kelas D4-7C yang telah memberikan banyak bantuan dalam

menyelesaikan usulan proposal penelitian ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa ( Ida Sang Hyang Widhi Wasa)

berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga

ini mambawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jimbaran, September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... i

Halaman Prasyarat Gelar Sarjana Sains Terapan .......................................... ii

Halaman Persetujuan Usulan Proposal Penelitian ........................................ iii

Kata Pengantar .............................................................................................. iv

Daftar Isi........................................................................................................ vi

Daftar Tabel .................................................................................................. viii

Daftar Gambar ............................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

E. Sistematika Skripsi ....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 8

A. Landasan Teori ............................................................................ 8

1. Pasar Modal............................................................................ 8

a. Pengertian Pasar Modal ................................................... 8

b. Sejarah Pasar Modal Indonesia ....................................... 9

c. Fungsi Pasar Modal ......................................................... 14

d. Jenis Pasar Modal ............................................................ 15

2. Saham ................................................................................... 16
a. Pengertian Saham ............................................................ 16

b. Jenis - Jenis Saham .......................................................... 16

c. Return Saham .................................................................. 17

d. Volume Perdagangan Saham ........................................... 20

3. Stock Split .............................................................................. 21

a. Pengertian Stock Split ...................................................... 21

b. Tujuan Melakukan Stock Split ......................................... 22

c. Teori Motivasi Stock Split ............................................... 23

d. Jenis Stock Split .............................................................. 24

4. Pengaruh Stock Split Terhadap Trading Volume Activity..... 24

5. Pengaruh Stock Split Terhadap Return Saham ...................... 25

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................... 26

C. Hasil Penelitian Sebelumnya ........................................................ 26

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ........................... 28

1. Kerangka Konseptual ............................................................ 28

2. Hipotesis Penelitian ............................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 31

A. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 31

B. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................ 32

C. Prosedur Penentuan Sampel ......................................................... 32

D. Teknik Analisis ............................................................................. 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian .............................................................. 34


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Kerangka Pemikiran ..................................................... 29


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal merupakan salah satu instrumen keuangan yang

memainkan peranan dalam pengalokasian dana masyarakat yang berdampak

langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pasar modal dikatakan

memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau

wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki

kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana. Dengan kata lain,

emiten akan mendapatkan dana dari masyarakat dengan prosedur penjualan

saham di pasar perdana (IPO) yang nantinya akan digunakan untuk kepentingan

perusahaan yang bersangkutan.

Umumnya, pihak investor akan memperoleh berbagai macam

informasi yang dapat bermanfaat selain mengenai pergerakan harga saham yang

dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, kondisi keuangan dan kinerja

suatu perusahaan juga mempengaruhi profitabilitas di masa yang akan datang.

Dimana informasi tersebut akan didapat dengan mengikuti perkembangan dari

emiten secara langsung sehingga dengan informasi yang lengkap investor akan

lebih mudah dalam mengambil keputusan investasi. Bursa efek sendiri

menerapkan syarat transparasi dimana hal tersebut dapat menjadi acuan bahwa

setiap data atau informasi yang diberikan perusahaan adalah benar. Berdasarkan
hal tersebut, para investor dapat mempertimbangkan dengan matang setiap

langkah yang akan diambilnya.

Dalam dunia investasi dikenal istilah Corporate Action, yaitu aktivitas

yang dilakukan emiten yang berkaitan dengan saham serta perusahaannya

dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.

Corporate action berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar, komposisi

kepemilikan saham, jumlah saham yang akan dipegang pemilik saham serta

pergerakan harga saham dimana hal tersebut akan mempengaruhi kepentingan

pemilik saham (stock holder). Ada berbagai bentuk corporate action, beberapa

diantaranya yaitu RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), stock split, reverse

stock, pembagian dividen, divestasi serta right issue.

Umumnya corporate action akan mengundang reaksi para investor

karena investor sendiri melihat kejadian-kejadian, atau tindakan-tindakan yang

diambil oleh perusahaan sebagai sebuah sinyal yang dapat digunakan untuk

memprediksi masa depan dari saham yang bersangkutan. Sebagai contoh,

pengumuman right issue yang ditangkap sebagai sinyal negatif oleh para

investor, karena biasanya perusahaan yang menerbitkan right issue merupakan

perusahaan yang sedang kekurangan atau membutuhkan dana. Maka dari itu

respon dari para pemegang saham akan bersifat negatif, misalnya mereka akan

berlomba-lomba menjual saham tersebut disertai dengan jumlah permintaan

yang sedikit, sehingga akan menyebabkan turunnya harga saham.

Dalam kasus lain, jika melihat keadaan ekonomi akhir-akhir ini

banyak perusahaan yang gulung tikar karena tidak dapat menghadapi situasi
krisis global dengan baik. Bukan hanya perusahaan kecil, perusahaan besar

yang sudah lama berdiri pun juga merasakan dampak dari krisis global tersebut.

Secara tidak langsung, hal ini juga berdampak pada harga saham yang ada di

BEI. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang menyiasati harga saham yang

terlampau tinggi dengan melakukan stock split.

Stock Split atau pemecahan saham merupakan aktivitas yang

dilakukan oleh emiten untuk menaikkan jumlah saham yang beredar, dimana

aktivitas tersebut biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi

sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dengan

melakukan stock split, diharapkan dapat menarik minat beli investor.

Sebagian besar emiten yang melakukan stock split percaya bahwa hal

tersebut akan dapat mengoptimalkan harga saham di pasaran. Bagi sebagian

pihak khususnya emiten, pemecahan saham diyakini dapat memberikan

manfaat bagi mereka. Kondisi ini mengakibatkan saham menjadi lebih likuid

untuk diperdagangkan.

Secara sederhana pemecahan saham (stock split) berarti memecah

selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar saham baru adalah

1/n dari harga saham sebelum pemecahan. Pemecahan saham menyebabkan

bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang

mengubah modal. Pemecahan saham ini tidak mempengaruhi modal yang

disetor, tapi yang terjadi hanyalah pemecahan nilai nominal sehingga tidak akan

mempengaruhi aliran kas perusahaan, dengan demikian peristiwa pengumuman

pemecahan saham dapat dikatakan tidak memiliki nilai ekonomis.


Meskipun begitu, perusahaan memiliki beberapa alasan sehingga

mereka mengambil keputusan untuk melakukan stock split. Alasan yang paling

utama ialah bahwa dengan melakukan stock split, diharapkan dapat

meningkatkan volume perdagangan saham serta return yang akan diterima

pemegang saham dimana hal tersebut memberikan pengaruh yang cukup

signifikan dalam upaya peningkatan likuiditas saham. Selain itu, stock split juga

merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk

menjaga agar sahamnya diperdagangkan pada batasan-batasan harga yang telah

ditetapkan. Jadi, pada dasarnya perusahaan melakukan stock split karena

dilatarbelakangi oleh beberapa alasan dimana dari dari sisi investor dapat juga

dilihat sebagai sinyal positif.

Disamping itu, penelitian ini akan lebih menjurus pada satu jenis

industri yaitu manufaktur. Banyak perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia baik dari sektor Konsumer, Farmasi, dan masih banyak

lagi dimana sector-sektor tersebut memiliki peranan penting dalam menjalani

kehidupan. Selain itu, banyak perusahaan manufaktur memiliki fundamental

yang baik seperti UNVR, GGRM serta ASII yang sudah melakukan stock split

beberapa kali karena harga sahamnya sudah terlampau mahal.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penilitian mengambil

judul ANALISIS PENGARUH PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT)

TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN RETURN SAHAM

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA

TAHUN 2015-2016. Beberapa penelitian sebelumnya yang mengambil judul


serupa menghasilkan hasil penelitian yang bervariasi. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul seperti diatas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditentukan

pokok permasalahan dalam penelitian ini ialah:

1. Apakah Stock Split berpengaruh terhadap Trade Volume Activity (TVA)

perdagangan saham?

2. Apakah return saham berubah secara signifikan antara sebelum dan sesudah

dilakukannya Stock Split?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah Stock Split berpengaruh terhadap Trade Volume

Activity (TVA) perdagangan saham.

2. Untuk mengetahui apakah return saham berubah secara signifikan antara

sebelum dan sesudah dilakukannya Stock Split

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

untuk berbagai kalangan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan beberapa

teori yang diperoleh dalam perkuliahan serta untuk menyelesaikan atau

memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sain Terapan Akuntansi.

2. Bagi Politeknik Negeri Bali

Untuk menambah referensi di perpustakaan Politeknik Negeri Bali dan

dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penulis berikutnya dalam

menghadapi permasalahan yang sejenis.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi perusahaan

atau Issuer tentang dampak dan pengaruh dalam melakukan kebijakan

pemecahan saham ( stocksplit).

4. Bagi Investor

Sebagai referensi untuk mengumpulkan informasi sehingga mempunyai

pertimbangan dan pemikiran dalam melakukan keputusan investasi, yang

berkaitan dengan penginvestasian dana dalam perusahaan yang melakukan

pemecahan saham di BEI.

E. Sistematika Skripsi

BAB I. PENDAHULUAN

Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, serta sistematika dalam pembahasan ini.


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang berhubungan dengan pokok

masalah yang dibahas yang berisi penjelasan singkat tentang pasar modal,

saham serta stock split. Selain itu juga membahas pengaruh stock split baik

terhadap volume perdagangan saham maupun terhadap return saham. Dalam

bab ini juga dbahas mengenai hasil penelitian sebelumnya, definisi operasional

dan pengukuran variable serta kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III. METODE PENELITIAN

Merupakan metode penelitian yang berisi informasi mengenai jenis dan sumber

data, metode pengumpulan data, metode penentuan sampel dan alat analisis data

yang diperlukan dalam penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, akan dianalisis apakah stock split dapat mempengaruhi volume

perdagangan dan return saham dengan teknik analisis yang sudah ditentukan..

Sebelum itu juga diuraikan mengenai gambaran umum perusahaan yang

digunakan sebagai sampel.

BAB V PENUTUP

Bab ini menjabarkan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran untuk

peneliti selanjutnya yang dapat digunakan sebagai masukan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pasar Modal

a. Pengertian Pasar Modal

Berdasarkan UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Bab I

Ketentuan Umum Pasal 1 no. 13), Pasar Modal adalah kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta

lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Menurut (Kamarudin Ahmad, 2004:2), Pasar modal merupakan

sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana guna

menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

Sedangkan berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) No.52

Tahun 1976 tentang Pasar Modal Bab I pasal 1 dimana disebutkan "Pasar

Modal adalah bursa efek seperti dimaksud dalam undang-undang No.15

Tahun 1952 (Lembaran Negara Tahun 1952 No.67) ".

Jadi, pasar modal adalah bursa perdagangan di Indonesia yang

didirikan untuk memperdagangkan efek. Pasar Modal sendiri merupakan

suatu tempat bertemunya seorang/ organisasi/ perusahaan (investor) yang

kelebihan dana untuk menanamkan modalnya di perusahaan yang


mengalami defisit modal (emiten) dengan membeli efek yang diterbitkan

oleh emiten yang bersangkutan.

Sedangkan Bursa Efek (Stock Exchange) adalah suatu lembaga

yang menyediakan fasilitas sistem untuk mempertemukan penjual dan

pembeli efek antar berbagai perusahaan dengan tujuan memperdagangkan

surat-surat berharga perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek. Secara

umum, pasar modal memiliki beberapa manfaat, yaitu (Abdul Halim,

2015:1) :

1) Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha.

2) Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan

upaya diversifikasi.

3) Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat

menengah.

4) Penyebaran keterbukaan, profesionalisme, dan menciptakan iklim

berusaha yang sehat.

5) Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan

mempunyai prospek.

6) Sebagai alternative investasi yang memberikan potensi profit dengan

risk yang bias diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan

diversifikasi.

b. Sejarah Pasar Modal di Indonesia

Lembaran sejarah pasar modal Indonesia dimulai pada hampir


seabad yang lalu dan merupakan salah satu institusi paling tua yang

dimiliki oleh bangsa dan Negara Indonesia. Tepatnya pada tahun 1912,

yaitu pada 95 tahun silam, didirikan bursa efek yang pertama kali di

Batavia (Jakarta sekarang), sebagai cabang dari Bursa Efek Amsterdam di

Belanda. Namun sebagai akibat dari perang dunia ke II, serta adanya

kebijakan politik Indonesia pasca 1950 hingga dengan pertengahan tahun

1960, pasar modal di Indonesia ditutup hingga 2 kali. Pada tanggal 10

Agustus 1977, kegiatan pasar modal di Indonesia diaktifkan kembali.

Semenjak diaktifkannya kembali di tahun 1977, pasar modal Indonesia

terus melangkah seiring dengan perkembangan dan tuntutan zaman, serta

pasang surutnya perekonomian nasional.

Pada tanggal 14 Desember 1912, Bursa Efek Amsterdam

(Amsterdamse Effectenbeurs) mendirikan kantor cabang yang selanjutnya

merupakan bursa efek pertama di Batavia, dengan menggunakan nama

Vereniging voor der Effectenhandel (= Bursa Efek). Pada kala itu, bursa

efek yang ada di Batavia hanya beranggotakan 13 anggota bursa.

Setelah bursa efek ditutup sebagai akibat dari perang dunia ke II,

bursa efek di Indonesia diaktifkan kembali pada tahun 1952. Bursa efek

yang diaktifkan kembali, beroperasi di gedung De Javasche Bank, yang

selanjutnya menjadi kantor Bank Indonesia, yang sekarang berada di

daerah Kota di Jakarta. Pada waktu itu, anggota bursa efek baru terdiri dari

3 bank Negara dan beberapa pialang efek, sedangkan Bank Indonesia

bertindak selaku Penasehat Bursa.


Pemerintah membentuk Bapepam selaku Badan Pelaksana Pasar

Modal pada tahun 1976, yang kemudian berubah menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal, serta menunjuk Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebagai

fasilitator perdagangan efek dan menunjuk PT Danareksa (Persero)

sebagai perusahaan efek yang melakukan penjaminan emisi efek (sebagai

penjamin emisi efek) dan melakukan perdagangan efek (sebagai pialang

perdagangan efek), atau sebagai investment bank yang pertama kali

beroperasi di Indonesia.

Pada tahun 1977, pemerintah mengaktifkan kembali pasar

modal di Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1977, yang ditandai dengan

diterbitkannya saham PT Semen Cibinong melalui penawaran umum

perdana saham. Pada kala itu saham PT Semen Cibinong merupakan

saham yang untuk pertama kalinya dicatatkan di Bursa Efek Jakarta, yang

dilakukan oleh Bapepam.

Antara tahun 1977 1987 merupakan era deregulasi. Selama

dekade pertama semenjak diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia,

perkembangan bursa efek di Indonesia berjalan dengan lambat.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan beberapa

kebijakan di sektor keuangan, di antaranya berupa Pakdes 1987, Pakdes

1988 dan Pakto 88, yang ketiga-tiganya mampu menciptakan kondisi yang

lebih kondusif bagi pengembangan pasar modal di Indonesia.

Tahun 1989 ditandai dengan pendirian Bursa Efek Surabaya,

yang merupakan bursa efek swasta pertama di Indonesia. Semenjak tahun


1989, puluhan dan bahkan ratusan perusahaan yang ada di Indonesia mulai

mencatatkan efeknya (efek saham) di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek

Surabaya. Di dalam perkembangan selanjutnya, Bursa Efek Jakarta lebih

berfokus pada perdagangan efek ekuitas, dan sementara itu Bursa Efek

Surabaya lebih berfokus pada perdagangan efek utang.

Pada tahun 1992, Bursa Efek Jakarta diswastakan menjadi

perusahaan terbatas yang saham-sahamnya dimiliki serta dikendalikan

sepenuhnya oleh anggota bursa efek, yang terdiri dari anggota bursa efek

swasta, joint venture dan pemerintah. Proses swastanisasi ini ditengarai

oleh adanya perubahan peran Bapepam dari semula sebagai badan

pelaksana pasar modal menjadi badan pengawas pasar modal. Perubahan

ini lebih menyelaraskan langkah pasar modal Indonesia sesuai dengan

tuntutan di era globalisasi.

Pada tahun 1997-2000, di paruh dasawarsa terakhir dari abad ke

20, kawasan Asia Tenggara dan Timur Jauh mengalami krisis moneter

yang dahsyat, yang mampu meluluhlantakkan pasar modal dan sektor

perbankan. Di Indonesia, indeks harga saham gabungan (IHSG) pernah

mencapai titik yang terendah di sepanjang sejarah, yakni turun dari 740

menjadi 255 saja (menurun sebesar 65,5 %). Pada waktu itu, nilai selembar

saham perusahaan menjadi teramat rendah.

Pada tahun 2002, mulai memasuki milenia baru, pasar modal

Indonesia mengalami pemulihan dari dampak krisis moneter. Teknologi

dan infrastruktur bursa efek terus ditingkatkan, yang ditandai dengan


adanya otomasi perdagangan (JATS Jakarta Automated Trading

System), perdagangan tanpa warkat (C-BEST) dan otomasi kliring. Di

tahun 2002, sejumlah perusahaan efek telah memiliki fasilitas ruang

perdagangan baru yang dilengkapi dengan perangkat keras maupun piranti

lunak.

Sekitar tahun 2003 - 2006, kinerja pasar modal Indonesia tercatat

sebagai salah satu pasar modal yang mengalami pertumbuhan tertinggi di

kawasan Asia Pasifik, sehingga pasar modal Indonesia dapat

diklasifikasikan sebagai the emerging market yang sangat menonjol.

Dengan bertujuan menjadikan pasar modal Indonesia lebih memiliki daya

tarik, khususnya bagi pemodal asing, di Indonesia dilaksanakan Emerging

Market Forum 2006, yang dihadiri oleh para tokoh penting ekonomi dunia.

Pada tahun 2005, berkenaan dengan peringatan ulang tahun ke

10 pencatatan saham Telkom di Bursa Efek New York, maka PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk yang merupakan perusahaan go publik

pertama dari Indonesia yang tercatat di Bursa Efek New York,

mendapatkan kehormatan untuk melakukan clossing bell ceremony di hari

itu. Waktu 10 tahun merupakan kurun waktu yang cukup lama untuk

menempatkan Indonesia, khususnya pasar modal Indonesia menjadi

sejajar dengan pelaku pasar modal kelas dunia.

Di tahun 2006, pasar modal Indonesia terus melangkah seiring

dengan perubahan dan perkembangan zaman serta tuntutan era globalisasi.

Dari sisi mekanisme pasar maupun infrastruktur yang telah ada,


sebenarnya pasar modal Indonesia tidak tertinggal dari bursa efek dunia.

Sehingga agar pasar modal di Indonesia mampu bersaing dengan pasar

modal di dunia, paling tidak di kawasan Asia Pasifik, perlu dilakukan

penggabungan 2 bursa efek yang ada di Indonesia. Efektif pada bulan

Nopember 2007, dilakukan penggabungan Bursa Efek Jakarta dengan

Bursa Efek Surabaya, menjadi bursa dengan nama baru Bursa Efek

Indonesia, dengan visinya menjadi bursa efek yang kompetitif dengan

tingkat kredibilitas dunia.

c. Fungsi Pasar Modal

Menurut (Abdul Halim, 2015:2), pasar modal memiliki peranan

yang besar bagi perekonomian suatu Negara karena pasar modal

menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu:

1) Fungsi Ekonomi, dalam hal ini pasar modal menyediakan fasilitas atau

wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang

memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana

(issuer) jangka panjang.

2) Fungsi keuangan, dalam hal ini pasar modal memberikan

kemungkinan dan kesempatan memperoleh return atau capitak gain

atau interest bagi investor sesuai dengan karakteristik investasi yang

dipilih.

d. Jenis Pasar Modal


Menurut (Jogiyanto, 2010:25) Dalam menjalankan fungsinya,

pasar modal dibagi menjadi empat macam, yaitu:

1) Pasar Perdana (Primary Market)

Pasar perdana merupakan tempat penawaran saham dari emiten

(perusahaan yang menerbitkan saham) kepada investor selama

waktu yang ditetapkan oleh emiten sebelum saham tersebut mulai

diperdagangkan di pasar sekunder.

2) Pasar Sekunder (Secondary Market)

Pasar sekunder merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lain

diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar

perdana.

3) Pasar Ketiga (Third Market)

Di Indonesia, pasar ketiga ini disebut bursa paralel. Bursa paralel

merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar

bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan

dilaksanakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek diawasi

dan dibina oleh badan Pengawas pasar modal.

4) Pasar Keempat (Fourth Market)

Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar investor

atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang ke

pemegang lainnya tanpa melalui perantara pedagang efek.

2. Saham
a. Pengertian Saham

Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang

paling diminati investor karena dianggap memiliki tingkat return yang

menarik. Secara sederhana, saham dapat diartikan sebagai suatu bukti

tanda kepemilikan yang memberikan si pemegangnya hak dan kewajiban

atas asset suatu perusahaan. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian

saham, seperti misalnya pendapat dari Irham Fahmi dan Yovi Lavianti

(20011:68) bahwa saham adalah:

1) Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu

perusahaan.

2) Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan

dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap

pemegangnya.

3) Persediaan yang siap untuk dijual.

Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa saham adalah surat-surat

berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering disebut efek atau

sekuritas, salah satunya yaitu saham. Jadi, saham merupakan salah satu

instrument pasar modal yang melambangkan kepemilikan atas suatu

perusahaan.

b. Jenis Saham

Menurut Jogiyanto (2010:111) terdapat dua jenis saham yang

paling umum dikenal oleh publik, yaitu sebagai berikut:


1) Saham biasa (Common Stock), jika perusahaan hanya mengeluarkan

satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa.

Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa.

Pemegang saham biasanya memperoleh hak untuk memperoleh

deviden sepanjang perseroan memperoleh keuntungan.

2) Saham Preferen (Preferred Stock) yaitu saham dengan preferensi hak-

hak yang melebihi saham biasa disebut sahan preferen. Saham

preferen sering disebut juga saham istimewa. Dibandingkan dengan

saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas

deviden tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi

likuiditas. Jika perusahaan dilikuidasi, para pemegang saham preferen

mendapat prioritas atas asset-aset perusahaan setelah kewajiban

kepada pemilik obligasi dan kreditur lainnya dipenuhi.

c. Return Saham

Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh

perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang

dilakukan. Dalam bukunya, (Abdul Halim, 2015:89) mengatakan bahwa

return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return ini

merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi

dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko

atas investasi yang telah dilakukan.

Adapun jenis return menurut (Jogiyanto, 2010:253-254) dalam


bukunya mengatakan bahwa

Return saham dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi


(realized return) dan return ekspektasi (expectation return).
Return realisasi adalah return yang telah terjadi yang dihitung
menggunakan data historis sedangkan return ekspektasi adalah
return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
mendatang.

Return saham dibedakan menjadi dua yaitu return realisasi

(realized return atau actual return) dan return ekspektasi (expected

return).

Selain kedua jenis return tersebut, dikenal pula Abnormal

Return. Menurut (Abdul Halim, 2015:89-90) Abnormal Return

merupakan selisih antara return sesungguhnya/actual/realisasi yang terjadi

dengan return ekspektasi. Return actual merupakan return yang terjadi

pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga

sebelumnya. Return ekspektasi merupakan return yang diestimasi dengan

menggunakan model estimasi seperti mean-adjusted model yang

beranggapan bahwa return ekspektasi bernilai konstan, yaitu sebesar nilai

rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi.

Perhitungan abnormal return dapat dilakukan dengan

mengurangi actual return dengan expected return dengan rumus sebagai

berikut (Abdul Halim, 2015:90) :

ARTNi,t = A(Ri,t) E(Ri,t)

Keterangan:

ARTNi,t = abnormal return sekuritas i pada waktu ke-t

A(Ri,t) = actual return sekuritas i pada waktu ke-t


E(Ri,t) = expected return sekuritas i pada waktu ke-t

Actual return merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t.

Untuk menghitung actual return digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

A(Ri,t) = Actual Return saham

Pi,t = Harga penutupan pada hari ke-t

Pit 1 = Harga penutupan pada hari t- 1

Sedangkan expected return dapat dihitung dengan model

estimasi mean adjusted model. Dimana model ini beranggapan bahwa

return bernilai tetap yaitu sama dengan rata-rata actual return sebelumnya

selama periode estimasi (event window). Sehingga dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

E(Ri,t) = expected return sekuritas i pada waktu ke-t

A(Ri,t) = actual return sekuritas i pada waktu ke-t

T = lamanya periode estimasi

d. Volume Perdagangan Saham


Trading Volume Activity merupakan penjualan dari setiap

transaksi atas suatu saham tertentu yang terjadi di lantai bursa pada waktu

tertentu pula dimana TVA sendiri merupakan salah satu factor yang

memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham. Volume

perdagangan merupakan unsur kunci yang dapat memperlihatkan prediksi

terhadap pergerakan harga saham.

Untuk membuat keputusan investasinya, investor akan

mempertimbangkan risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan.

Sehingga investor membutuhkan informasi untuk melakukan analisis

saham. Adanya informasi yang dipublikasikan akan mengubah keyakinan

investor yang dapat dilihat dar reaksi pasar. Salah satu reaksi pasar tersebut

ialah reaksi volume perdagangan.

Terkadang terjadi suatu peristiwa dimana volume perdagangan

lebih rendah dari pada yang seharusnya. Hal ini umumnya disebabkan oleh

dua faktor, yaitu:

1) Keterbatasan modal yang dimiliki investor mempengaruhi daya beli

investor.

2) Pembatasan yang terjadi karena mekanisme pasar atau situasi dan

kondisi pasar.

Volume perdagangan saham dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

TVA = saham yang diperdagangkan / saham yang beredar


3. Stock Split

a. Pengertian Stock Split

Menurut (Jogiyanto, 2010:561) dalam bukunya yang berjudul

mengatakan bahwa: Stock Split adalah memecah selembar saham

menjadi n lembar saham sehingga harga per lembar saham baru setelah

stock split adalah 1/n dari harga sebelumnya.

Pendapat lain mengatakan bahwa stock split adalah peningkatan

jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan

satu saham dibagi menjadi dua sehingga terdapat dua saham yang masing-

masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal.

Pemecahan saham dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah saham

yang beredar tanpa adanya transaksi jual beli saham yang mengubah

modal. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi

bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil, tapi

bersamaam dengan itu pula harga saham tersebut secara teoritis akan turun

secara proposional. Dengan demikian, secara keseluruhan nilai kapitalisasi

saham tersebut tidak mengalami perubahan dengan adanya stock split,

maka pemegang saham harus menukarkan sahamnya terlebih dahulu

dengan saham baru hasil stock split agar dapat diperdagangkan di bursa.

Jadi, stock split merupakan suatu kebijakan yang diambil oleh

perusahaan dimana kebijakan tersebut dapat menambah jumlah lembar

saham namun tidak memiliki nilai ekonomis.


b. Tujuan Melakukan Stock Split

Menurut (Irham dan Yovi, 2011:107) secara umum, ada beberapa

tujuan perusahaan melakukan stock split, yaitu:

1) Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga

memberatkan public untuk membeli/memiliki saham tersebut.

2) Mempertahankan tingkat likuiditas saham.

3) Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki saham

tersebut.

4) Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut karena

jika terlalu mahal maka kepemilikan dana dari investor kecil tidak

akan terjangkau.

5) Menambah jumlah saham yang beredar.

6) Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang

ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga yang lebih

rendah.

c. Teori Motivasi Stock Split

Secara teoritis motivasi yang melatar belakangi perusahaan

melakukan pemecahan saham serta efek yang ditimbulkan tertuang

dalam beberapa teori. Menurut Indah Retno Rahayu (2006) menyatakan

bahwa ada dua teori utama yang mendominasi literatur pemecahan

saham, yaitu signaling theory dan trading theory.

1) Signaling Theory
Signaling theory menyatakan bahwa stock split

memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan

return masa depan yang substansial. Return yang meningkat

tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka

pendek dan laba jangka panjang. Pengumuman stock split dianggap

sebagai sinyal yang diberikan oleh perusahaan kepada publik bahwa

perusahaan memiliki prospek yang bagus dimasa depan. Keputusan

melakukan pemecahan saham (stock split) yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan ternyata merupakan suatu keputusan yang

mahal, karena semakin tingginya tingkat komisi saham dan

menurunnya harga saham, sehingga mengakibatkan bertambahnya

biaya yang dikeluarkan manajemen perusahaan yang melakukan

kebijakan pemecahan saham.

2) Trading Range Theory

Trading range theory menyatakan bahwa pemecahan

saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut

teori ini, harga saham yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan

berkurangnya aktivitas saham tersebut diperdagangkan. Dengan

adanya pemecahan saham, harga saham akan dinilai tidak terlalu

tinggi, sehingga akan meningkatkan kemampuan.


d. Jenis Stock Split

Stock split dibedakan menjadi dua bagian yaitu split up

(pemecahan naik) dan split down (pemecahan menurun). Split up

merupakan penurunan nilai nominal per lembar saham yang

mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Sedangkan

split down merupakan peningkatan nilai nominal per lembar saham dan

mengurangi jumlah saham yang beredar.

4. Pengaruh Stock Split terhadap Trading Volume Activity

Stock Split biasanya dilakukan perusahaan untuk meningkatkan

likuiditas saham dimana salah satu hal yang mempengaruhi likuiditas saham

ialah volume perdagangan. Tujuan utama dilakukannya stock split ialah untuk

menempatkan rentang harga yang lebih terjangkau sehingga saham tersebut

dapat menarik minat beli pembeli. Volume perdagangan yang tinggi

menggambarkan adanya harapan yang kuat bahwa harga saham tersebut akan

naik lagi. Kenaikan harga yang dibarengi dengan kenaikan volume

perdagangan menunjukkan kenaikan kepercayaan investor.

Jadi, variabel volume perdagangan digunakan untuk mengukur

likuiditas saham perusahaan dimana volume perdagangan diukur dengan

aktivitas volume perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume

Activity (TVA). Semakin tinggi TVA sebuah saham maka akan semakin tinggi

pula tingkat likuiditas perusahaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa


perusahaan dapat menjual sahamnya dengan mudah karena banyaknya

permintaan dari investor sehingga saham tersebut mudah dikonversi menjadi

kas.

5. Pengaruh Stock Split terhadap Return Saham

Perusahaan melakukan stock split untuk menjaga likuiditas saham

perusahaan yang menyebabkah perubahan terhadap harga saham. Keputusan

perusahaan untuk melakukan stock split akan mengundang reaksi investor

dimana investor memandang hal tersebut sebagai suatu sinyal bahwa manajer

memiliki informasi yang menguntungkan.

Secara umum, stock split dapat membuat membuat harga saham

menajdi lebih rendah sehingga saham tersebut lebih affordable bagi para

investor. Dengan harga yang terjangkau, diharapkan adanya kenaikan aktivitas

perdagangan yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham. Meningkatnya

fluktuasi harga saham, secara langsung akan berpengaruh terhadap return

saham itu sendiri yang akan diterima oleh investor.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:96), variabel merupakan suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Dalam penelitian ini, adapun variabel bebasnya ialah


pengumuman stock split sedangkan variabel terikatnya ialah volume

perdagangan saham serta return saham. Berikut merupakan definisi dari setiap

variabel:

1. Stock Split ialah suatu kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan dengan

tujuan untuk meningkatkan likuiditas dengan bertambahnya jumlah saham

serta menurunkan harga saham sehingga lebih marketable.

2. Volume perdagangan saham merupakan rasio antara jumlah lembar saham

yang diperdagangkan terhadap jumlah saham yang beredar pada waktu

tertentu. Data volume transaksi yang digunakan adalah data volume

transaksi harian yakni 10 hari sesudah dan sebelum tanggal stocksplit.

3. Return saham adalah hasil atau tingkat keuntungan yang diperoleh

pemegang saham terhadap investasi yang telah dilakukan.

C. Hasil Penelitian Sebelumnya

Adapun hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan analisis

pengaruh stock split terhadap Trading Volume Activity dan return saham, ialah:

1. Nurlaela Permata (Universitas Gunadarma, 2009)

Meneliti mengenai Analisis Pengaruh Stock Split Pada Harga

Saham Terhadap Volume Perdagangan Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

dimana penulis membatasi masalah dengan hanya menggunakan saham

stock split yang tergabung dalam LQ45 dengan event windownya selama 31

hari yaitu 15 hari sebelum, pada saat, dan 15 hari setelah atas peristiwa stock

split yang terjadi selama tahun 2007-2009 di BEI.


Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan harga saham antara sebelum dan sesudah

aktivitas stock split. Dimana harga saham mengalami penurunan, hal ini

disebabkan karena tujuan utama dari stock split adalah menurunkan harga

ketika harga dirasa terlalu mahal. Dengan menurunnya harga saham akan

memiliki daya tarik investor untuk membeli saham-saham tersebut, karena

harganya jauh lebih murah, sehingga mudah untuk mendapatkan capital

gain.

2. I Gusti Ayu Mila W. (Univertas Diponegoro, 2010)

Meneliti mengenai Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stock

Split) Terhadap Volume Perdagangan Saham Dan Abnormal Return Saham

Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2007 2009 dimana penulis

melakukan penelitian terhadap 23 perusahaan yang melakukan stock split

yang terdaftar di BEI. Penulis memaparkan hasil penelitian ini bahwa pada

hipotesis pertama tidak ada pengaruh signifikan rata-rata volume

perdagangan sebelum dan sesudah pemecahan saham. Sedangkan hipotesis

kedua menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan rata-

rata abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham. Artinya

volume perdagangan saham dan abnormal return tidak mendapatkan reaksi

dari pasar.

D. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian


1. Kerangka Konseptual

Dalam melakukan corporate action tentunya emiten secara tidak

langsung telah mengundang reaksi investor baik positif maupun negative

tergantung dari kebijakan yang diambil oleh emiten yang bersangkutan.

Begitu pula dengan kebijakan stock split yang dilakukan oleh emiten dengan

tujuan untuk meningkatkan likuiditas sahamnya dimana hal tersebut

tentunya akan ditangkap sebagai sebuah sinyal oleh para investor.

Pengaruh dari kebijakan stock split dapat dilihat dari besarnya

perubahan yang terjadi pada volume perdagangan saham dan juga pada

return saham. Jika kedua variable tersebut mengalami perubahan yang

signifikan, maka dapat dikatakan bahwa stock split berpengaruh baik

terhadap volume perdagangan maupun return saham. Hal tersebut dapat

diketahui dengan melakukan uji beda pada volume dan return antara

sebelum dan sesudah stock split dilakukan.

Berdasarkan teori di atas, maka kerangka pemikiran yang

menggambarkan hubungan antara variabel dijelaskan dalam bentuk bagan

dibawah ini:

GAMBAR 2.1

KONSEP KERANGKA PEMIKIRAN

Emiten yang
melakukan Stock Split

Volume perdagangan Volume perdagangan


saham ( TVA) dan saham ( TVA) dan
Pergerakan return saham Pergerakan return saham
sebelum stock split sesudah stock split
2. Hipotesis Penelitian

Menurut Djarwanto (1994) dalam Kuntjojo (2009:26) menyatakan

bahwa Secara etimologis, hipotesis berasal dari dua kata hypo yang berarti

kurang dari dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hipotesis merupakan

suatu pendapat atau kesimpulan yang belum final, yang harus diuji

kebenarannya.

Pendapat lain mengatakan bahwa hipotesis merupakan dugaan

sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji

secara empiris. Atas dasar kerangka pemikiran diatas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah stock split.

H1 : Terdapat perbedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah

stock split.
H2 : Terdapat perbedaan antara return saham sebelum dan sesudah stock

split.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Secara umum, terdapat dua jenis data yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2015:28), data kualitatif adalah data yang

berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah bagan, gambar dan foto.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah datar

harga saham serta volume perdagangan saham dari emiten yang disediakan oleh

BEI selama periode penelitian yang sudah ditetapkan.

Selain itu, dikenal pula sumber data yang terbagi atas dua jenis yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan

secara khusus atau sendiri oleh peneliti dan berhubungan langsung melalui

observasi, wawancara dan kuisioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang

didapat secara tidak langsung melalui dokumentasi dan media perantara

(diperoleh dan dicatat orang lain).

Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak

dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa informasi

perusahaan yang disediakan oleh Bursa Efek Indonesia dan KSEI. Informasi

tersebut berisi data mengenai perusahaan yang melakukan stock split selama
periode 2015-2016, tanggal stock split, closing price harian saham yang

digunakan sebagai sampel serta volume perdagangan saham.

B. Prosedur Pengumpulan Data

Secara umum terdapat beberapa prosedur pengumpulan data, mulai

dari wawancara, kuisioner, dokumentasi serta. Penelitian ini menggunakan data

sekunder yaitu data yang didapat dari pihak kedua. Sehingga dalam penelitian

ini digunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi. Telaah

dokumentasi dan pustaka yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yang

dipublikasikan dalam website IDX. Data harga saham serta kebijakan

perusahaan yang melakukan stock split diperoleh dari KSEI melalui website

sahamok.com

C. Prosedur Penentuan Sampel

Menurut Kuntjojo (2009:30), teknik pengambilan sampel atau teknik

sampling adalah teknik pengambilan sampel dari populasi. Menurut

(Sugiyono, 2015:148) bahwa:

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek


yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain.

Sedangkan sampel adalah bagian terkecil dari suatu populasi. Menurut

Sugiyono (2015:149) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.


Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh perusahaan manufaktur

yang telah terdaftar di BEI. Metode penentuan sampel dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling yaitu mengacu pada kriteria tertentu

yang harus dimiliki oleh sampel. Adapun kiriteria tersebut ialah:

1. Merupakan emtiten yang melakukan stock split pada tahun 2015-2016

2. Emiten yang dipilih merupakan emiten yang bergerak di bidang

Manufaktur.

3. Tidak melakukan corporate action lain selain stock split dalam jangka

waktu penelitian.

4. Perusahaan yang memiliki data lengkap untuk kebutuhan penelitian.


Adapun daftar sampel yang digunakan dalam peneitian ini ialah:
TABEL 3.1
DAFTAR SAMPEL PENELITIAN

Kode Tanggal Stock


No Nama Perusahaan
Ticker Split
1 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 14 Juli 2015
2 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 03 Agustus 2015
3 LION Lion Metal Works Tbk. 02 September 2015
4 LMSH Lionmesh Prima Tbk 02 September 2015
5 DLTA Delta Djakarta Tbk 03 November 2015
6 MERK Merck Tbk 21 Desember 2015
7 ALKA Alaska Industrindo Tbk 24 Maret 2016
8 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk 17 Juni 2016
9 IMPC Impack Pratama Industri Tbk 27 Juni 2016
10 ERTX Eratex Djaya Tbk 11 Juli 2016
11 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 15 Juli 2016
Indofood CBP Sukses Makmur
12 ICBP 01 Agustus 2016
Tbk
13 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 04 Agustus 2016
14 MYOR Mayora Indah Tbk 09 Agustus 2016
15 CNTX Centex Tbk 18 Agustus 2016
16 KICI Kedaung Indag Can Tbk 26 Agustus 2016
Primarindo Asia Infrastructure
17 BIMA 01 September 2016
Tbk
18 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk 26 September 2016
19 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 25 Oktober 2016

20 SMSM Selamat Sempurna Tbk 07 November 2016

Sumber: sahamok.com
D. Teknik Analisis

Secara garis besar, penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif

karena penelitian ini menggunakan data berupa angka. Dalam penelitian ini,

terdapat beberapa teknik analisis yang akan dilakukan yaitu uji normalitas serta

uji hipotesis dimana teknik analisis tersebut berbasis SPSS dengan event

window yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah stock split. Penentuan event

window tersebut untuk menghindari pengaruh informasi lain yang dapat

mempengaruhi perubahan volume perdagangan dan harga emiten yang

bersangkutan, jika periode peristiwa diambil terlalu lama, dikhawatirkan

adanya peristiwa lain yang cukup signifikan mempengaruhi hasilnya.

Untuk dapat menentukan apakah stock split memiliki pengaruh

terhadap volume perdagangan dan return saham akan digunakan Uji Beda Rata-

rata dengan menggunakan SPSS 21. Sebelum dilakukan pengujian, terlebih

dahulu dilakukan pengujian normalitas distribusi data. Pada tahap uji normalitas

data dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov dengan taraf

signifikansi 5% dimana angka tersebut merupakan angka default dalam

program SPSS.

Jika data berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah

statistic parametrik yaitu diuji melalui uji t berpasangan (paired sample t-test).

Menurut (Sugiyono dan Agus, 2015:13) cara menyimpulkan apakah menerima

atau menolak hipotesis adalah dengan berpedoman pada tingkat signifikansi

yang dikehendaki peneliti. Dengan menentukan tingkat signifikansi sebesar

5%, maka dapat membandingkan antara H0 dengan H1 dan H2. Jika probabilitas
(p-value) < 5%, maka H0 ditolak dan H1 dan H2 diterima, tetapi apabila

probabilitas (p-value) > 5% maka H0 diterima dan H1 dan H2 ditolak.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Kamaruddin, S.E., M.M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan


Portofolio, Cetakan ke Dua. Jakarta: PT Rineka Cipta

Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. 2011. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Bandung: CV Alfabeta

Halim, Abdul. 2015. Analisis Investasi di Aset Keuangan, Edisi Pertama. Jakarta:
Mitra Wacana Media

Herlianto, Didit. 2010. Seluk Beluk Investasi Di Pasar Modal Indonesia.


Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Jogiyanto, H.M. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ke Tujuh.
Yogyakarta: BPFE

Mila W, I Gusti Ayu. 2010. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham (Stocksplit)


Terhadap Volume Perdagangan Saham dan Abnormal Return Saham Pada
Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2007-2009. Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro

Permata, Nurlela.2009. Analisis Pengaruh Stocksplit Pada Harga Saham Terhadap


Volume Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma

Pramana, Andi. 2012. Analisis Perbandingan Trading Volume Activity dan


Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan saham pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2011.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Riyadi, Selamet dan Selvi Andrefa. 2013. Analisis Dampak Stocksplit Terhad
Harga, Volume dan Keputusan Investasi Pada Saham. Institute Keuangan
Perbankan dan Informatika Asia Perbanas.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen, Cetakan ke Empat. Bandung:


Alfabeta

Sugiyono dan Agus Susanto. 2015. Cara Mudah Belajar SPSS dan LISREL.
Bandung: Alfabeta

Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal


http://finance.yahoo.com: Diakses pada tanggal 28 Agustus 2017

http://idx.co.id: Diakses pada tanggal 28 Agustus 2017

http://www.sahamok.com : Diakses pada tanggal 28 Agustus 2017

You might also like