An incinerator is one of the most commonly-used mediums for processing household garbage.

Incineration is essentially a controlled process of burning waste materials. Disposal of garbage

through incineration is regarded useful. It reduces the total volume of the waste materials,
making it easier for the public authorities to manage public garbage. Further, the incineration
process is able to kill the harmful pathogens that are found in garbage. This makes the
processed or incinerated garbage safer to dump in landfill sites. Many contemporary garbage
incinerators have been introduced that have a green aspectthey are eco-friendly. These
incinerators produce steam that is later converted towards producing electricity. This is a
remarkable format for converting waste materials into an energy-producing resource.
Incineration is regarded as one of the most affordable waste-treatment process. There are
various kinds of incinerators, each capable of handling a particular kind of waste-product.
Chemical incinerators burn wastes collected from industrial processes while municipal or
household incinerators collect garbage collected from residential neighborhoods. There are
various other kinds of incinerators, categorized according to their additional functionalities.
While some compress sludge, others are capable of sorting solids from liquid wastes before
incinerating them.
The diagram below gives a simplified overview of what happens to municipal solid waste in
an incinerator. While the exact design of each incinerator may be slightly different, they will
generally follow the diagram above and will consist of the following areas:
Reception area/tipping hall
On entering the incineration facility, waste trucks make their way to the tipping hall. Here the
waste is offloaded into large bunkers for storage. The air in the reception area and in the bunkers
is maintained at a lower pressure than outside (negative pressure) and this prevents odors
escaping.

Grab system
Waste will be received from both household and commercial sources. Some of the waste will
be bulky in nature, so it may need to be broken down into smaller pieces. Overhead traverse
cranes fitted with grapples mix the waste before feeding it into the furnace hoppers. The mixing
of the waste is useful in producing a more uniform fuel that will help maintaining a steady
combustion process within the desired operating conditions.

Combustion chamber
The cranes and grabs transfer the mixed waste from the bunker to the furnace 'hopper'. This
process can be fully automatic in modern incineration plants. At the bottom of the hopper a
metering ram pushes the waste onto the combustion grate, which agitates and transports the
waste through the combustion chamber. Combustion takes place at temperatures of 850-110
C, the temperature at which odorous gases and all dioxins will be destroyed.

Fly ash
Fly ash is the particulate removed during the gas cleaning phase. It is generally about 1-3% by
weight of the original waste. Fly ash is considered hazardous and so it must be disposed of in
a specially designed facility. At present there are no hazardous waste facilities in Ireland, so
hazardous material will be exported for safe disposal.

Flue gases
The combustion process produces flue gas containing water vapor, nitrogen, carbon dioxide,
nitrogen oxides, oxygen and particulate matter. Some of these compounds are harmful to health
and therefore the flue gas is thoroughly cleaned before it is discharged to the air. The flue gas
cleaning equipment of a modern incineration plant is complex and can take up about half of
the space within the plant. There are various flue gas cleaning designs, but modern plants
generally include the following stages:
1. Electrostatic precipitators (ESP):
 The ESP will initially remove 99% or more of particulates. These are primarily dust
and ash particles, but may also include minute quantities of heavy metals, dioxins and
furans.
2. Acid gas scrubbing:
This consists of a lime mixture being injected into the gas stream. This reacts to
neutralize acid gases such as sulphur dioxide, hydrogen fluoride and hydrogen chloride.
Activated carbon injection is used to remove organic compounds such as dioxins and
also volatile metals such as mercury or cadmium. The activated carbon provides a
surface onto which the heavy metals can adhere and these will then be filtered out at a
later stage.
3. Filtration:
The final filtration of particulate matter typically uses a bag house filter (fabric filter).
At this stage of the cleaning process, particulate matter is primarily made up of spent
activated carbon and spent hydrated lime (from the earlier part of the cleaning process).
This material is usually recycled back into the combustion chamber to ensure that
dioxins are properly destroyed in the high temperatures.

Electricity generation
A boiler converts the energy from the combustion into high pressure steam. The combustion
chamber is surrounded by water tube walls, which are heated by radiation from the combustion.
The hot flue gases release additional heat in additional tube panels in the boiler. The steam
goes into a turbine, which drives an electric generator. Generally, about 10% of the electricity
is used on site and the remainder is fed into the national grid. The incineration of 400000 tonnes
of waste can supply the annual electricity consumption of more than 30,000 homes. The heat
remaining after the electricity production can be used to heat water, which can be directly piped
to people's homes in a district heating system. This can supply the annual requirements for
heating and domestic hot water for approximately 25000 homes.

Bottom ash
At the end of the grate the solid waste has been completely burned out. The remaining residue
is called bottom ash, which is ejected at the bottom of the combustion chamber. The bottom
ash corresponds to about 15 - 20% by weight or 4-6% by volume of the original waste. After
storage the bottom ash may be screened into fine and coarse fractions and the ferrous metals
(iron or steel) in the ash will be extracted using large magnets. The metals represent 5 - 10%
of the bottom ash and are sent to the steel works for recycling. The remaining bottom ash is
non-hazardous and is typically used in other applications such as an aggregate in concrete or
for road building.

TRANSLATE
Insinerator merupakan salah satu media yang paling sering digunakan untuk pengolahan sampah kota.
Insinerasi pada dasarnya adalah proses pembakaran sampah kota. Pengolahan sampah melalui
pembakaran dianggap sangat efektif. Ini mengurangi total volume sampah kota, sehingga
memudahkan pemerintah untuk mengelola sampah kota. Selanjutnya, proses pembakaran mampu
membunuh patogen berbahaya yang ditemukan pada sampah. Hal ini membuat proses pembakaran
sampah yang lebih aman dibanding proses landfill di lokasi TPA. Banyak insinerator sampah
kontemporer telah diperkenalkan yang memiliki aspek hijau ramah lingkungan. insinerator ini
menghasilkan uap yang kemudian dikonversi untuk memproduksi listrik. Ini adalah format yang luar
biasa untuk mengkonversi bahan sampah menjadi sumber penghasil energi. Insinerasi dianggap
sebagai salah satu proses pengolahan limbah yang paling terjangkau. Ada berbagai jenis insinerator,
masing-masing mampu menangani jenis tertentu limbah-produk. insinerator kimia membakar sampah
yang dikumpulkan dari proses industri sementara insinerator kota atau rumah tangga mengumpulkan
sampah yang dikumpulkan dari lingkungan perumahan. Ada berbagai jenis lain dari insinerator,
dikategorikan menurut fungsi tambahan mereka.
Diagram di bawah ini memberikan gambaran sederhana dari apa yang terjadi pada sampah dalam
insinerator. Sementara desain yang tepat dari setiap insinerator mungkin sedikit berbeda, mereka
umumnya akan mengikuti diagram di atas dan akan terdiri dari bagian-bagian berikut:
Sistem Penerimaan / hall tipping
Memasuki bagian insinerasi, truk sampah membuat jalan mereka ke ruang tipping. Berikut sampah
yang diturunkan ke dalam bunker besar untuk penyimpanan. Udara di ruang tunggu dan di bunker
dipertahankan pada tekanan rendah dari luar (tekanan negatif) dan ini mencegah bau melarikan diri.

Sistem Grab
Selanjutnya sampah kota yang sudah terkumpul di bunker, beberapa sampah yang berukuran,
dilakukan pemotongan untuk memperkecil ukuran. Crane melintasi Overhead dilengkapi untuk
pencampuran sampah sebelum dimasukkan ke dalam hopper tungku. Pencampuran limbah berguna
dalam memproduksi bahan bakar yang lebih seragam yang akan membantu mempertahankan proses
pembakaran yang stabil dalam kondisi operasi yang diinginkan.

Ruang pembakaran
Crane mensupply limbah campuran dari bunker ke tungku 'hopper'. Proses ini dapat sepenuhnya
otomatis di pabrik pembakaran sampah modern. Di bagian bawah hopper terdapat metering ram
untuk mendorong limbah ke grate pembakaran, mengaduk dan mengangkut limbah melalui ruang
pembakaran. Pembakaran berlangsung pada suhu dari 850-110 C, suhu di mana gas berbau dan
semua dioksin akan hancur.

fly ash
Fly ash adalah partikulat dibersihkan selama fase pembersihan gas. Hal ini umumnya sekitar 1-3%
berat dari limbah asli. Fly ash dianggap berbahaya dan sehingga harus dibuang. Saat ini tidak ada
fasilitas limbah berbahaya di Irlandia.

gas buang
Proses pembakaran menghasilkan gas buang yang mengandung uap air, nitrogen, karbon
dioksida, nitrogen oksida, oksigen dan partikel. Beberapa senyawa ini berbahaya bagi
kesehatan dan karena itu gas buang dibersihkan secara menyeluruh sebelum dibuang ke udara.
Peralatan pembersih gas buang dari pabrik pembakaran modern yang kompleks dan dapat
mengambil sekitar setengah dari ruang dalam pabrik. Ada berbagai desain pembersih gas
buang, tapi plan modern pada umumnya meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Electrostatic precipitators (ESP)
ESP mampu menghilangkan 99% atau lebih dari partikulat. Ini adalah terutama debu dan abu
partikel, tetapi juga dapat mencakup jumlah menit logam berat, dioksin dan furan.
 2. Acid gas scrubbing
Ini terdiri dari campuran kapur yang disuntikkan ke dalam aliran gas. Ini bereaksi untuk
menetralkan gas asam seperti sulfur dioksida, hidrogen fluorida dan hidrogen klorida. injeksi
karbon aktif digunakan untuk menghilangkan senyawa organik seperti dioxin dan logam juga
mudah menguapkan zat berbahya seperti merkuri atau kadmium. Karbon aktif menyerap
logam berat dapat mematuhi dan ini kemudian akan disaring pada tahap berikutnya.
3. Filtration
Penyaringan akhir partikel biasanya menggunakan kain filter. Pada tahap ini proses
pembersihan, partikel terutama terdiri dari karbon aktif menghabiskan dan menghabiskan
terhidrasi kapur (dari bagian awal dari proses pembersihan). Bahan ini biasanya didaur ulang
kembali ke ruang pembakaran untuk memastikan bahwa dioksin benar-benar hancur dalam
suhu tinggi.

pembangkit listrik
Boiler mengubah energi dari pembakaran menjadi uap bertekanan tinggi. pembakaran
ruang dikelilingi oleh dinding tabung air, yang dipanaskan oleh radiasi dari pembakaran.
Gas buang panas melepaskan panas tambahan di panel tabung tambahan dalam boiler. uap masuk ke
turbin, yang mendorong generator listrik. Pembakaran 400.000 ton sampah dapat menyediakan
konsumsi listrik tahunan lebih dari 30.000 rumah. Panas yang tersisa setelah produksi listrik dapat
digunakan untuk memanaskan air, yang dapat langsung disalurkan ke rumah-rumah penduduk di
sistem pemanas kabupaten. Hal ini dapat memasok kebutuhan tahunan untuk pemanasan dan air
panas domestik untuk sekitar 25.000 rumah.

Bottom Ash
Pada setiap pembakarang menghasilkan residu yang disebut bottom ash, yang dikeluarkan di
bawah ruang pembakaran. Terbentuknya bottom ash sekitar 15 - 20% berat atau 4-6% volume
limbah yang asli. Bottom ash dapat disaring menjadi fraksi halus dan kasar dan logam besi
(besi atau baja) dalam abu akan diekstrak menggunakan magnet besar. Logam mewakili 5 -
10% dari bottom ash dan dikirim ke pabrik baja untuk didaur ulang. Sisanya Bottom ash
mengandung bahan non-berbahaya dan biasanya digunakan dalam aplikasi lain seperti agregat
dalam beton atau untuk pembangunan jalan.