Professional Documents
Culture Documents
Frekuensi
Menurut Fachrul ( 2007 ) dalam aspek ekologi, frekuensi di gunakan untuk
menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisis suatu spesies tertentu
terhadap jumlah total sampel.
Frekuensi spesies tumbuhan adalah jumlah petak contoh tempat di temukannya
suatu spesies dari sejumlah petak contok yang di buat. Frekuensi merupakan
besarnya intensitas di temukanya spesies dalam pengamatan keberadaan
organisme pada komonitas atau ekosistem. Untuk kepentingan analisis komonitas
tumbuhan, frekuensi spesies ( F ), frekuensi spesies ke-i ( F-i ) dan frekuensi
relatif spesies ke-i ( FR-i ) dapat di hitung dengan rumus berikut :
Frekuensi Jenis ( i )
FR-I = x 100 %
Jumlah Frekuensi seluruh jenis ( D- i )
Dominasi ( Dominance )
Dominasi menyatakan suatu jenis tumbuhan utama yang mempengaruhi dan
melaksanakan control terhadap komunitas dengan cara banyaknya jumlah jenis,
besarnya ukuran meupun pertumbuhannya yang dominan. Parameter vegetasi
dominan dapat di ketahui dengan kerimbunan ( Fachrul, 2007 ).
Kerimbunan jenis ( i )
DRi = x 100 %
Jumlah Kerimbunan seluruh jenis
Indeks Nilai Penting ( Important Value Index )
Indeks Nilai Penting ( INP ) merupakan indeks kepentingan yang
menggambarkan pentingnya peranan suatu vegetasi dalam ekosistemnya. Apabila
nilai INP suatu jenis vegetasi bernilai tinggi, maka jenis itu sangat mempengaruhi
kestabilan ekosistem tersebut ( Fachrul, 2007 ).
INP = KR + FR + DR
Untuk mengetahui INP pada tingkat tumbuhan bawah ( under stories ), semai
(seedling) dan pancang ( sapling ) dihitung dari nilai krapatan relatif ( KR ) dan
frekuensi relatif ( FR ) ( Fachrul, 2007 ).
INP = KR + FR
KR + FR + DR
SDR=
3
3
2). Untuk tinggkat tumbuhan bawah ( under strories ), Semai ( seedling ) dan
pancang ( sapling ).
KR + FR
SDR=
2
3
SDR = Nilai Dominasi suatu jenis
KR= Kerapatan suatu relatif suatu jenis
FR = Frekuensi suatu Relatif suatu jenis
DR = Dominansi ( kerimbunan ) suatu relatif suatu jenis
2. Metode non-destruktif
Metode ini dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan, yang berdasarkan penelaahan
vegetasi tidak didasarkan pada taksonominya, sehingga dikenal dengan pendekatan non-
floristika. Pendekatan lainnya adalah didasarkan pada penelaahan vegetasi secara taksonomi,
atau pendekatan floristika.
a. Metode non-destruktif, non-floristika
Pada metode ini pembagian dunia vegetasi secara taksonomi sama sekali diabaikan,
tetapi dengan adanya pengklasifikasian tersendiri dengan dasar-dasar tertentu seperti:
tumbuhan tinggi, lumut daun, lumut kerak, alga dan jamur,
b. Metode non-destruktif, floristika
Metode ini dapat menentukan kekayaan floristika atau keanekaragaman dari berbagai
bentuk vegetasi. Penelaahan dilakukan terhadap semua populasi spesies pembentuk vegetasi
tersebut, jadi dalam hal ini pemahaman dari setiap jenis vegetasi secara taksonomi adalah
mutlak di perlukan (Ardhana, 2012: 350-351).