You are on page 1of 10

ANATOMI TELINGA

OLEH :

1. Anak Agung Istri Maransika Nike Putri (P07120216025)

2. Putu Ayu Mahapatni MKP (P07120216026)

3. Ni Putu Evi Srikrisna Yanti (P07120216027)

4. I Gusti Ayu Sri Parwati (P07120216028)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah, maka kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu,
Berikut ini penulisannya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Anatomi Telinga,
yang menurut kami dapat memberika manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari Anatomi
Telinga.
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi Anatomi Telinga.
Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi anggota. Dengan
pemahaman berdasarkan pokok bahasan masalah Anatomi Telinga. Kami sadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membagun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi kesempurnaannya.
Demikian yag dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya
bagi kami yag sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman
dan kami khususnya.

Denpasar, 8 November 2016

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan 1

1.4 Manfaat 1

Pembahasan

2.1 Anatomi Telinga 2

2.2 Gambar Anatomi telinga 4

Penutup

3.1 Kesimpulan 5

3.2 Saran 5

DAFTAR PUSTAKA 6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk
dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat
ditangkap dibutuhkan al1`at-alat tubuh tertentu yang bernama indra. Kelima alat indra itu
adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah. Setiap orang normalnya memiliki lima
indra / panca indra yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat
memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang
cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia
normal.
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di
sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita
tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar
disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian
dalam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana anatomi indra pendengaran pada manusia ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui anatomi indra pendengaran pada manusia.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Dapat mengetahui informasi-informasi mengenai sistem pengindraan khususnya pada
indra pendengaran.
2. Dapat menambah pengetahuan mengenai sistem pengindraan khususnya pada indra
pendengaran.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Indra Pendengaran


Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena memberikan respons terhadap getaran
mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. Telinga menerima gelombang suara,
diskriminasi frekuensinya dan penghantaran informasi dibawa ke susunan saraf pusat.
Telinga manusia dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Anatomi Telinga Luar
a. Aurikula (Daun Telinga)
Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit yang berfungsi
mengumpulkan gelombang suara. Seluruh permukaan kulit tipis
dengan lapisan subkutis pada permukaan anterolateral, ditemukan
rambut kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
b. Meatus akustikus eksterna (Liang Telinga)
Liang telinga menghantarkan suara menuju membrana timpani
(Pearce, 2008). Liang telinga berbentuk huruf S dengan panjang 2,5-3
cm. Sepertiga bagian luar terdiri dari tulang rawan yang banyak
mengandung kelenjar serumen dan rambut, sedangkan dua pertiga
bagian dalam terdiri dari tulang dengan sedikit serumen (Lee KJ,
2008).

2. Anatomi Telinga Tengah (Kavum Timpani)


Kavum timpani adalah ruang berisi udara dalam pars peterosa ossis temporalis
yang dilapisi oleh membran mukosa di dalamnya, terdapat tulang-tulang
pendengar yang memisahkan kavum timpani dari meningen dan lobus
temporalis dalam fossa kranii media.
a. Membran timpani
Membran timpani adalah membran fibrosa. Tepinya menebal tertanam ke
dalam alur sisi tulang yang disebut sulkus timpani. Membran timpani
sangat peka terhadap nyeri dan permukaan luarnya disarafi oleh
N.auditorius.
b. Ossikula auditus
Terdiri dari maleus, inkus, dan stapes. Maleus dan inkus berputar pada
sumbu anterior, posterior, dan berjalan melalui:
- Ligamentum yang menghubungkan prosesus anterior maleus dengan
dinding anterior kavum timpani

1
- Prosesus anterior maleus dengan prosesus breve inkudis
- Ligamentum yang menghubungkan prosesus breve inkudis dengan
dinding posterior kavum timpani
- Selama penghantaran getara dari membrane timpani ke perilimf
melalui osikula
c. Tuba auditiva
Bagian ini meluas dari dinding anterior kavum timpani ke bawah, depan,
dan medial sampai ke nasofaring, posterior terdiri dari tulang dan
anterior tulang rawan.
d. Antrum mastoideum
Bagian ini terletak di belakang kavum timpani dalam pars petrosa ossis
temporalis, bentuknya bundar garis tengah 1 cm.
e. Selulae mastoidea
Prosesus mastoideus mulai berkembang pada tahun kedua kehidupan.
Selulae mastoid adalah suatu rongga yang bersambungan dalam prosesus
mastoid.

3. Anatomi Telinga Dalam (Labirinitus)


Telinga dalam terdiri dari dua bagian, yaitu labirin tulang dan labirin
membranosa.
a. Labirin tulang (labirinitus osseus) terdiri dari koklea, vestibulum, dan
kanalis semisirkularis. Ketiganya merupakan rongga-rongga yang terletak
dalam substansi tulang padat terstruktur dilapisi endosteum dan berisi
cairan bening yang terletak dalam labirinitus mambranaseus.
- Koklea
Bermuara pada bagian anterior vestibulum. Puncaknya menghadap ke
anterolateral dan basisnya ke posteromedial. Perilimf dalam skala
vestibule dipisahkan dari kavum timpani oleh basis stapedis dan
ligamentum anulare pada venestra vestibuli.
- Vestibulum
Bagian pusat labirinitus osseus pada dinding lateral, terdapat venestra
vestibule yang ditutup oleh basis stapedis dan venestra koklea. Di
dalam vestibulum terdapat sakulus dan utrikulus labirinitus
mambranaseus.
- Kanalis semisirkularis
Bermuara pada bagian posterior vestibulum. Ada tiga kanalis yaitu
kanalis superior, posterior, dan lateralis. Tiap kanalis melebar pada
salah satu ujungnya yang disebut ampula.
b. Labirinitus membranosus terdiri dari utrikulus, sakulus, duktus koklearis,
dan duktus semisirkularis.

2
- Utrikulus
Bagian yang terbesar, terdiri dari dua buah sakus, mempunyai
hubungan tidak langsung dengan sakulus dan duktus endolimfatikus
melalui duktus utrikulosakularis.
- Sakulus
Bentuknya bulat, berhubungan dengan utrikulus, bergabung dengan
duktus utrikulosakularis, berlanjut dan berakhir pada kantong buntu
kecil sakus endolimfatikus, terletak di bawah duramater pada
permukaan posterior pars petrosa ossis temporalis.
- Duktus semisirkularis
Duktus ini meskipun diameternya jauh lebih kecil dari kanalis
semisirkularis memiliki konfigurasi yang sama. Sebuah krista
ditemukan dalam setiap ampula, menyilang sumbu panjang saluran
yang membentuk saluran penyokong seperti sel rambut pada makula,
mikrovili, stereosilia dan linosilia dan terbenam dalam suatu massa
gelatinosa yang disebut kupula.
- Duktus kokhlearis
Duktus kokhlearis berbentuk segitiga pada potongan melintang dan
berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens. Epitel yang
terletak di atas lamina basilaris membentuk organ korti (spiralis) dan
mempunyai reseptor-reseptor sensoris untuk mendengar.
- Organ korti
Terdiri dari sel penyokong, berjalan sepanjang kokhlea, berbentuk
kerucut ramping. Bagian yang lebar mengandung inti yang disebut
apeks, masuk ke dalam permukaan bawah.
- Ganglion spiral
Merupakan neuron bipolar cabang dari sentral akson bermielin, membentuk nervus
akustikus. Cabang perifer (dendrit) yang bermielin berjalan dalam saluran-saluran dalam
tulang yang mengitari ganglion. Gelombang bunyi dikonduksi dari perilimf dalam skala
vestibule ke endolimf dalam duktus kokhlearis.

3
2.2 Gambar Anatomi Indra Pendengaran

Gambar Anatomi Telinga

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Telinga merupakan salah satu panca indera yang penting bagi manusia yang mempunyai dua
fungsi yaitu untuk pendengaran dan keseimbangan. Telinga adalah alat indra yang memiliki
fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui /
mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala
kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga
bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.

Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:


a. Telinga Luar
b. Telinga Tengah (kavum timpani)
c. Telinga Dalam (labirinitus)

3.2 Saran
Dari pembahasan diatas penulis memberikan saran dengan adanya pembelajaran mengenai
anatomi sistem indra khususnya indra pendengaran, hendaknya kita mampu untuk lebih
mendalami mempelajari materi ini karena kelak kita akan menjadi seorang perawat
professional wajib mengetahui bagian-bagian anatomi dan fisiologi sistem indra pada
manusia sehingga kita bisa memahami apa yang harus kita lakukan ketika kita turun ke
masyarakat sehingga mencegah berbagai kemungkinan yang terjadi.

5
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi. 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu

Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC

You might also like