Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah, maka kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu,
Berikut ini penulisannya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul Anatomi Telinga,
yang menurut kami dapat memberika manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari Anatomi
Telinga.
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi Anatomi Telinga.
Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah, browsing internet, diskusi anggota. Dengan
pemahaman berdasarkan pokok bahasan masalah Anatomi Telinga. Kami sadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membagun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi kesempurnaannya.
Demikian yag dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya
bagi kami yag sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman
dan kami khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Pendahuluan
1.3 Tujuan 1
1.4 Manfaat 1
Pembahasan
Penutup
3.1 Kesimpulan 5
3.2 Saran 5
DAFTAR PUSTAKA 6
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1
- Prosesus anterior maleus dengan prosesus breve inkudis
- Ligamentum yang menghubungkan prosesus breve inkudis dengan
dinding posterior kavum timpani
- Selama penghantaran getara dari membrane timpani ke perilimf
melalui osikula
c. Tuba auditiva
Bagian ini meluas dari dinding anterior kavum timpani ke bawah, depan,
dan medial sampai ke nasofaring, posterior terdiri dari tulang dan
anterior tulang rawan.
d. Antrum mastoideum
Bagian ini terletak di belakang kavum timpani dalam pars petrosa ossis
temporalis, bentuknya bundar garis tengah 1 cm.
e. Selulae mastoidea
Prosesus mastoideus mulai berkembang pada tahun kedua kehidupan.
Selulae mastoid adalah suatu rongga yang bersambungan dalam prosesus
mastoid.
2
- Utrikulus
Bagian yang terbesar, terdiri dari dua buah sakus, mempunyai
hubungan tidak langsung dengan sakulus dan duktus endolimfatikus
melalui duktus utrikulosakularis.
- Sakulus
Bentuknya bulat, berhubungan dengan utrikulus, bergabung dengan
duktus utrikulosakularis, berlanjut dan berakhir pada kantong buntu
kecil sakus endolimfatikus, terletak di bawah duramater pada
permukaan posterior pars petrosa ossis temporalis.
- Duktus semisirkularis
Duktus ini meskipun diameternya jauh lebih kecil dari kanalis
semisirkularis memiliki konfigurasi yang sama. Sebuah krista
ditemukan dalam setiap ampula, menyilang sumbu panjang saluran
yang membentuk saluran penyokong seperti sel rambut pada makula,
mikrovili, stereosilia dan linosilia dan terbenam dalam suatu massa
gelatinosa yang disebut kupula.
- Duktus kokhlearis
Duktus kokhlearis berbentuk segitiga pada potongan melintang dan
berhubungan dengan sakulus melalui duktus reuniens. Epitel yang
terletak di atas lamina basilaris membentuk organ korti (spiralis) dan
mempunyai reseptor-reseptor sensoris untuk mendengar.
- Organ korti
Terdiri dari sel penyokong, berjalan sepanjang kokhlea, berbentuk
kerucut ramping. Bagian yang lebar mengandung inti yang disebut
apeks, masuk ke dalam permukaan bawah.
- Ganglion spiral
Merupakan neuron bipolar cabang dari sentral akson bermielin, membentuk nervus
akustikus. Cabang perifer (dendrit) yang bermielin berjalan dalam saluran-saluran dalam
tulang yang mengitari ganglion. Gelombang bunyi dikonduksi dari perilimf dalam skala
vestibule ke endolimf dalam duktus kokhlearis.
3
2.2 Gambar Anatomi Indra Pendengaran
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Telinga merupakan salah satu panca indera yang penting bagi manusia yang mempunyai dua
fungsi yaitu untuk pendengaran dan keseimbangan. Telinga adalah alat indra yang memiliki
fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui /
mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala
kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga
bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
3.2 Saran
Dari pembahasan diatas penulis memberikan saran dengan adanya pembelajaran mengenai
anatomi sistem indra khususnya indra pendengaran, hendaknya kita mampu untuk lebih
mendalami mempelajari materi ini karena kelak kita akan menjadi seorang perawat
professional wajib mengetahui bagian-bagian anatomi dan fisiologi sistem indra pada
manusia sehingga kita bisa memahami apa yang harus kita lakukan ketika kita turun ke
masyarakat sehingga mencegah berbagai kemungkinan yang terjadi.
5
DAFTAR PUSTAKA