You are on page 1of 9

Nama Peserta: dr. Rivane D.

Misa
Nama Wahana: RSUD Tora Belo Sigi
Topik: Demam Typhoid
Tanggal (kasus): 10-8- 2015
Nama Pasien: Tn. HR No. RM: 001389
Tanggal Presentasi: Nama Pendamping: dr. H.Y. Nando Repadjori
Tempat Presentasi: RSUD Tora Belo Sigi
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Seorang pria berusia 42 tahun datang dengan keluhan panas dengan nyeri kepala hebat disertai demam
tinggi sejak 4 hari yang lalu
Tujuan: Tujuan: Mampu mendiagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan lab sederhana
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas: Diskusi Presentasi dan Email Pos
diskusi
Data pasien: Nama: Tn. HR Nomor Registrasi: 001389
Nama klinik: UGD Tora Belo Sigi Telp: Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:

Pasien mengeluh demam sejak 4 hari sebelum masuk ke rumah sakit. Panas disertai dengan menggigil dan
berkeringat setelah demam. Panas mendadak tinggi dan pada malam hari bertambah berat. Panas disertai dengan
nyeri kepala yang hebat. Nyeri kepala berdenyut dirasakan di seluruh bagian kepala dan datang secara tiba-tiba.
Keluhan juga disertai dengan mual dan muntah. Pasien mengeluh beberapa hari sebelum masuk rumah sakit
buang air besar tidak lancar. Batuk, pilek dan riwayat perdarah spontan dari hidung dan gusi disangkal.

RPK:

di lingkungan sekitar tempat tinggal pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.

Riwayat kebiasaan: pasien sering makan di warung-warung. Riwayat minum alkohol, minum jamu dan
penggunaan obat-obat terlarang disangkal.

Riwayat alergi: tidak ada

Usaha berobat: berobat ke pustu dan diberi obat penurun panas dan antibiotik sebelum masuk RS namun panas
tidak kunjung hilang

Keadaan Umum:
Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : sedang
Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 100 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
Suhu : 380C

Pengukuran :
Berat badan : 50kg
Tinggi badan : 165 cm
Status Gizi : baik

Pemeriksaan Sistematis :
Kepala : Bentuk/ukuran simetris
Mata : conjunctiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
Telinga : MT intak, dalam batas normal
Hidung : Rhinoskopi Anterior mukosa, concha, septum, dalam batas normal
Bibir : sianosis (-), stomatitis (-)
Lidah : sianosis (-), ukuran normal, permukaan tidak kotor, bercak (-)
Rongga Mulut : hiperemis (-), apthae (-), bercak (-)
Rongga leher : Tonsil T1/T1, tenang
Leher : tiroid TTM, JVP 5+0 cmH2O, KGB tidak teraba membesar
Ketiak : tumor (-), KGB tidak teraba membesar
Thoraks dan paru : bentuk/pergerakan simetris, sela iga tidak melebar, VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung : BJM reguler, murmur (-)
Abdomen : datar, soepel, BU(+)normal, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba membesar
Genitalia : tidak diperiksa
Anus dan rectum : Tidak diperiksa
Ekstremitas : sianosis (-), ikterik(-), oedem (-),

Pemeriksaan Penunjang:

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Sebelum Masuk RS

A. HEMATOLOGI

Darah Rutin
Hb : 13 g/dL
Ht : 39 %
Leukosit : 9.4 x 103/m3
Trombosit : 316 x 103/m3

Widal

S. typhi O. : 1/160
S. paratyphi A-O : 1/80
S. paratyphi B-O : 1/80
S. paratyphi C-O : 1/40
S. typhi H. : 1/40
S. paratyphi A-H : 1/80
S. paratyphi B-H : 1/80
S. paratyphi C-H : 1/40

Urinalisis

Leukosit : 6-10 sel/LP


Eritrosit : 0-2/LP
Epitel :-
Cast :-
Bakteri :+
Ca-Oksalat :-

Diagnosis:

Diagnosis banding : Demam Dengue


Diagnosis tambahan : (-)
Diagnosis kerja : Demam Typhoid

Usulan Pemeriksaan: Tubex TF

Penatalaksanaan:

Non medikamentosa:
Istirahat yang cukup, tirah baring
Medikamentosa:
Infus RL 500 cc 20 tts/menit
Paracetamol 500 mg (3x1)
Multivitamin dosis 1x1
Ceftriaxone inj 1 gr vial inj (1 gr/12 jam)

2. Riwayat Pengobatan: berobat ke pustu dan diberi obat penurun panas dan antibiotik sebelum masuk RS namun
panas tidak kunjung hilang
3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Gouty arthritis (-), Riwayat Hipertensi (-), Malaria (-)
4. Riwayat keluarga: -
Daftar Pustaka:
1. 1. Djoko Widodo. 2007. Demam Tifoid. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi ke-4.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal. 1752-1757.

Hasil Pembelajaran:
1. Definisi Demam Typhoid
2. Pathogenesis Demam Typhoid
3. Penatalaksanaan Demam Typhoid
4. Komplikasi Demam Typhoid
Subyektif
Pasien mengeluh demam sejak 4 hari sebelum masuk ke rumah sakit. Panas. Nyeri kepala berdenyut dirasakan di
seluruh bagian kepala dan datang secara tiba-tiba. Keluhan juga disertai dengan mual dan muntah. Pasien
mengeluh beberapa hari sebelum masuk rumah sakit buang air besar tidak lancar. 10 hari sebelum demam, pasien
bertugas ke Banten dan selama di sana pasien selalu makan di warung makan di pinggir jalan.

Riwayat kebiasaan: pasien sering makan di warung-warung dan mantan perokok. Riwayat minum alkohol,
minum jamu dan penggunaan obat-obat terlarang disangkal.

Usaha berobat: berobat ke pustu dan diberi obat penurun panas dan antibiotik sebelum masuk RS namun panas
tidak kunjung hilang

Objektif

Pemeriksaan sistematik
Kulit Kesadaran : Compos mentis
Kesan sakit : sedang
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 165 cm
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 100 kali/menit
Respirasi : 24 kali/menit
Suhu : 380C
Kepala : Bentuk/ukuran simetris
Mata : conjunctiva anemis -/-, sclera ikterik -/-
Telinga : MT intak, dalam batas normal
Hidung : Rhinoskopi Anterior mukosa, concha, septum, dalam batas normal
Bibir : sianosis (-), stomatitis (-)
Lidah : sianosis (-), ukuran normal, permukaan tidak kotor, bercak (-)
Rongga Mulut : hiperemis (-), apthae (-), bercak (-)
Rongga leher : Tonsil T1/T1, tenang
Leher : tiroid TTM, JVP 5+0 cmH2O, KGB tidak teraba membesar
Ketiak : tumor (-), KGB tidak teraba membesar
Paru : bentuk/pergerakan simetris, sela iga tidak melebar, VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung : BJM reguler, murmur (-)
Abdomen : datar, soepel, BU(+)normal, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba membesar
Genitalia : tidak diperiksa
Anus dan rectum : Tidak diperiksa
Ekstremitas : sianosis (-), ikterik(-), oedem (-),

Pemeriksaan Penunjang:

A. HEMATOLOGI

Darah Rutin

Hb : (N: 13,5-18g/dL)
Ht : 39 %
Leukosit : 9.4 x 103/m3
Trombosit : 316 x 103/m3

B. SEROLOGIS

Widal

S. typhi O. : 1/160
S. paratyphi A-O : 1/80
S. paratyphi B-O : 1/80
S. paratyphi C-O : 1/40
S. typhi H. : 1/40
S. paratyphi A-H : 1/80
S. paratyphi B-H : 1/80
S. paratyphi C-H : 1/40

Urinalisis

Leukosit : 10-15 sel/LP


Eritrosit : 0-2/LP
Epitel :+
Cast :+
Bakteri :+
Ca-Oksalat :+

Sehingga pada kasus ini Demam Typhoid ditegakkan berdasarkan:


Demam sejak 5 hari yang lalu.
Nyeri kepala berdenyut yang hebat.
Mual, muntah dan obstipasi.
Kebiasan: Jajan di sembarang tempat

Assessment

Demam Typhoid

Definisi

Demam thyphoid adalah penyakit infeksi berat pada usus yang disebabkan bakteri Salmonella thyphii dan
Salmonella parathyphii yang masuk melalui saluran pencernaan dan menyebar ke seluruh tubuh secara sistemik.

Epidemiologi

Endemik di Indonesia

UU No. 6/1962 Tentang Wabah: Typhoid termasuk penyakit menular

Insidensi terkait dengan sanitasi lingkungan

Patogenesis dan Patofisiologi


Gejala Klinis

Masa tunas : 10-14 hari

Minggu I:

o Demam, nyeri kepala, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak
enak di perut, batuk dan epistaksis.

o Pemeriksaan Fisik: Demam, meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore hingga malam hari.
Minggu II:

o Demam, bradikardia relatif, lidah berselaput, hepatomegali, splenomegali, meteorismus, dapat


terjadi gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis. Roseolae jarang
pada orang Indonesia.

Pemeriksaan Penunjang

Hematologi Rutin

o Leukopenia, leukosit normal atau leukositosis

o Anemia ringan dan trombositopenia

o Hitung jenis: aneosinophilia maupun limphopenia

o LED meningkat

o SGOT dan SGPT seringkali meningkat

Serologi

o Widal

o TubexTM

Kultur Darah

o Positif: Diagnosis pasti demam thyphoid

o False negatif:

Diberi antibiotik

Volume darah kurang

Riwayat vaksinasi

Saat pengambilan darah setelah minggu I saat aglutinin semakin meningkat

Plan
Penatalaksanaan
1. Istirahat dan perawatan
Tujuan: mencegah komplikasi
2. Diet dan terapi penunjang
Dulu: bubur saring ditingkat menjadi bubur kasar dan terakhir nasi
Sekarang: makanan padat sejak dini dengan lauk pauk rendah selulosa
3. Antibiotik
Kloramfenikol atau tiamfenikol : 500 mg 4dd sampai 7 hari bebas panas
kotrimoksazol : 480 mg 2dd selama 2 minggu
Ampisilin dan Amoksisilin : 50 150 mg/KgBB selama 2 minggu (pilihan terapi itu ibu
hamil)
Komplikasi
1. Intra-intestinal
a. Perdarahan
b. Perforasi usus
2. Ekstra-intestinal
a. Komplikasi hematologi
b. Hepatitis tifosa
c. Pankreatitis tifosa
d. Miokarditis
e. Toksik typhoid
Pencegahan
1. Preventif dan kontrol penularan
a. Identifikasi dan eradikasi S. typhii pada pasien asimptomatik, karier dan akut.
b. Pencegahan transmisi langsung pada penderita terinfeksi pada pasien S. typhii karier dan akut.
c. Proteksi pada orang yang berisiko terinfeksi
2. Vaksinasi

Mengetahui,

Dokter Pendamping

dr. H.Y. Nando Repadjori

You might also like