Professional Documents
Culture Documents
ANGKA KREDIT.
DISUSUN OLEH
2017
MAKALAH ASUHAN KEGAWATDARURATAN HIPOTERMI
ANGKA KREDIT.
DISUSUN OLEH
Mengetahui
SUMINI,S.Kep.Ners.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Semoga semua bantuan berupa apapun atas penyelesaian penulisan ini dapat
diterima Tuhan Yang Maha Esa sebagai suatu amal kebajikan.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam menyusun karya tulis ini, oleh
karena itu penulis mengharap saran dan masukan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Semoga karya tulis dapat bermanfaat bagi rekan-rekan seprofesi khususnya dan masyarakat
pada umumnya.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
meningkat. Hal tersebut didorong oleh berbagai perubahan mendasar di masyrakat baik
ekonomi, pendidikan, teknologi dan informasi serta berbagai perubahan lainnya. Terlebih
terhadap peningkatan kualitas layanan kebidanan. Salah satu layanan kebidanan yang
hipotermia.
Kehidupan bayi baru lahir yang paling kritis adalah saat mengalami masa transisi
dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Salah satu yang menjadi masalah
yang dialami bayi pada masa transisi ini adalah hipotermia. Hipotermia yaitu penurunan
Laporan WHO tahun 2005 angka kematian bayi baru lahir di Indonesia adalah 20
per 1000 kelahiran hidup. Jika angka kelahiran hidup di Indonesia sekitar 5 juta per tahun
dan angka kematian bayi 20 per 1000 kelahiran hidup, berarti sama halnya dengan setiap
hari 246 bayi meninggal, setiap satu jam 10 bayi Indonesia meninggal, jadi setiap enam
menit satu bayi Indonesia meninggal. (Roesli Utami, 2008) Menurut DEPKES RI angka
kematian sepsis neonatorum cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir.
Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis neonatorum adalah meningitis,
mortalitas Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) masih menjadi masalah utama.Penyebab
utama mortalitas BBLR di negara berkembang adalah asfiksia, sindrom gangguan nafas,
infeksi, serta komplikasi hipotermi. Bayi premature maupun bayi cukup bulan yang lahir
dengan berat badan rendah, terutama di bawah 2000 gram, terancam kematian akibat
hipotermi yaitu penurunan suhu badan di bawah 36,50c disamping asfiksia dan infeksi.
(Imral Chair,2007)
1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui mengapa hipotermi itu dapat terjadi dan bagaimana cara
mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Terlalu lama kedinginan, khususnya dalam cuaca berangin dan hujan, dapat
kronis. Hipotermia adalah suatu keadaan dimana tubuh merasa sangat kedinginan. Setelah
panas dipermukaan tubuh hilang maka akan terjadi pendinginan pada jaringan dalam dan
organ tubuh.
Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah
dapat mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi
yang parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi.
Udara dingin yang basah disertai angin yang bertiup kencang, seringkali
dijumpai para pendaki ketika melakukan pendakian gunung. Tidak jarang badai dan hujan
lebat menyertai hawa dingin. Malam yang cerah seringkali membuat udara semakin dingin
dan berembun. Di puncak musim kemarau justru di sekitar puncak gunung seringkali
muncul kristal-kristal es yang menempel pada daun-daunan dan bunga edelweis. Pakaian
yang basah, kaos kaki yang basah semakin menambah dinginnya badan. Keadaan akan
semakin parah bila pendaki tidak memperhatikan makanan sehingga tubuh tidak
memperoleh energi untuk memanaskan badan. Dinginnya udara seringkali membuat perut
3. Bayi sakit
1. Pengertian Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami penurunanan suhu inti
menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu tubuh < 320C. Untuk
mengukur suhu tubuh pada hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading
termometer) sampai 250C. Di samping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu normal
pada bayi neonatus adalah adalah 36,5-37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Hipotermi
merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan
berat badan kurang dari 2,5 Kg Gejala awal hipotermi apabila suhu kurang dari 36 derajat
Celsius atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. terutama dengan berat badan
adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal.adapun suhu normal pada neonatus
adalah 36,5o-37,5o Gejala awal pada hipotermi apabila suhu <36oC atau kedua kaki
dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi
sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320-36o C). Disebut hipotermia berat
bila suhu <32o C diperlukan termometer ukuran rendah yang dapat mengukur
sampai 25o C.
3. Menurut Sandra M.T (1997),hipotermi yaitu suatu kondisi dimana suhu tubuh inti
2. Hipotermi spintas.
Yaitu penurunan suhu tubuh1-2c sesudah lahir. Suhu tubuh akan menjadi
normal kembali setelah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu ruang di atur sebaik-
baiknya. Hipotermi sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia,
resusitasi lama, ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi segera di bungkus
2. Hipotermi akut.
Terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12 jam,
terdapat pada bayi dengan BBLR, diruang tempat bersalin yang dingin, incubator
yang cukup panas. Terapinya adalah: segeralah masukan bayi segera kedalam
inkubataor yang suhunya sudah menurut kebutuhan bayi dan dalam kaadaan
telanjang supaya dapat di awasi secara teliti. Gejala bayi lemah,gelisah, pernafasan
3. Hipotermi sekunder
Penurunan suhu tubuh yang tidak di sebabkan oleh suhu lingkungan yang
dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, syndrome gangguan nafas, penyakit
sebagainya.
4. Cold injuri
Yaitu hipotermi yang timbul karena terlalu lama dalam ruang dingin(lebih
dari 12 jam). Gejala: lemah, tidak mau minum, badan dingin, oligoria , suhu
berkisar sekitar 29,5c-35c, tidak banyak bergerak, oedema, serta kemerahan pada
tangan, kaki dan muka, seolah-olah dalam keadaan sehat, pengerasan jaringan sub
Accidental hypothermia terjadi ketika suhu tubuh inti menurun hingga <35c.>
(seluruh tubuh) yan serius. Kebanyakan terjadinya sih di usim dingin (salju) dan
iklim dingin.
lahir. Suhu tubuh akan menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila
suhu lingkungan diatur sebaik-baiknya. Biasanya hal ini terdapat pada BBLR,
hipoksia (suatu keadaan dimana suplai oksigen tidak mencukupi untuk keperluan
sel, jaringan atau organ), ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak
segera dibungkus setelah lahir, terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam sesudah
Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6-12
jam. Umumnya terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang
dingin, inkubator yang tidak cukup panas, kelalaian terhadap bayi yang akan lahir,
yaitu diduga mati dalam kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya.
Gejalanya adalah lemah, gelisah, pernapasan dan bunyi jantung lambat serta kedua
kaki dingin. Terapi yang dilakukan adalah dengan segera memasukkan bayi ke
dalam inkubator yang suhunya telah diatur menurut kebutuhan bayi dan dalam
Hipotermia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu
lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan
tukar, penyakit jantung bawaan yang berat, dan bayi dengan BBLR serta
Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapat tranfusi tukar harus
dilakukan beberapa kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu
tubuh bayi sekitar 32 derajat Celsius, tranfusi tukar harus dihentikan untuk
1. Etiologi Hipotermi
4. ayi baru lahir tidak ada respon shivering (menggigil) pada reaksi kedinginan.
mengalami hipotermia.
1. Faktor lingkungan.
2. Syok.
3.
5. Kurang gizi
6. Obat-obatan.
7. Aneka cuaca
1. Mekanisme Kehilangan Panas Pada Bayi Hipotermi
1. Radiasi adalah panas yang hilang dari objek yang hangat (bayi) ke
2. Konduksi adalah pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung
kontak dengan permukaan yang lebih dingin. Misal popok atau celana basah
4. Evaporasi adalah hilangnya panas akibat penguapan dari air pada kulit bayi
1. Patofisiologi Hipotermi
Sewaktu kulit bayi menjadi dingin, saraf afferen menyampaikan pada sentral
pengatur panas di hipothalamus. Saraf yang dari hipothalamus sewaktu mencapaib rown
fat memacu pelepasan noradrenalin lokal sehingga trigliserida dioksidasi menjadi gliserol
dan asam lemak.Blood gliserol level meningkat, tetapi asam lemak secara lokal
dikonsumsi untuk menghasilkan panas. Daerah brown fat menjadi panas, kemudian
Ini menunjukkan bahwa bayi akan memerlukan oksigen tambahan dan glukosa
sentral,kecukupan darib r own fat, dan tersedianya glukosa serta oksigen. Perubahan
fisiologis akibat hipotermia yang terjadi pada sistem syaraf pusat antara lain depresi linier
dari metabolisme otak, amnesia, apatis, disartria, pertimbangan yang terganggu adaptasi
yang salah, EEG yang abnormal, depressi kesadaran yang progresif, dilatasi pupil, dan
halusinasi. Dalam keadaan berat dapat terjadi kehilangan autoregulasi otak, aliran darah
otak menurun, koma, refleks okuli yang hilang, dan penurunan yang progressif dari
aktivitas EEG.
1. Tanda dan Gejala Hipotermi
5. Dalam keadaan berat denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh mengeras
(sklerema).
8. Hilang kesadaran.
9. Pernapasannya cepat.
1. Aktifitas berkurang.
2. Tangisan lemah.
1. Aktifitas berkurang,letargis.
3. Pernafasan lambat.
tekanandarah,
tekanandarah sistolik
Hipotermi yang terjadi pada bayi apabila tidak tertangani dengan tepat akan
darah sistolik
1. Penatalaksanaan Umum
Saat lahir pengaturan suhu tubuh bayi belumlah terkendali dengan baik. Bayi bisa
kehilangan suhu tubuh secara cepat dan terkena hipotermi dalam kamar yang dingin. Bayi
yang mengalami hipotermi harus dihangatkan secara bertahap. Berikut beberapa cara
2. Pakaikan topi dan dekaplah si kecil agar ia menjadi hangat oleh panas tubuh
anda.
2. Kenakan pakaian tebal dan baringkan anak di tempat tidur. Pakaikan selimut
yang cukup banyak. Tutupi kepalanya dengan topi atau pastikan suhu dalam
Jangan tinggalkan anak sendirian,kecuali anda yakin warna kulit dan suhu
Jangan menempelkan sumber panas langsung,seperti botol berisi air panas ke kulit
Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui
jendela/pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat
kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cold stress) yang
merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala
menggigil oleh karena kontrol suhunya masih belum sempurna. Hal ini menyebabkan
gejala awal hipotermia seringkali tidak terdeteksi oleh ibu atau keluarga bayi atau penolong
1. setiap bayi lahir harus segera dikeringkan dengan handuk yang kering dan bersih
harus dilakukan dengan cepat.dimulai dari kepala kemudian seluruh tubuh bayi.
Handuk yang basah harus diganti dengan handuk lain yang kering dan hangat.
2. Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut,diberi tepi atau tutup
kepala,kaos tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakkan telungkup di atas dada ibu
3. Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil. Untuk
mencengah terjadinya serangan dingin ibu atau keluarga dan penolong persalinan
kuat,memandikan bayi ditunda selama kurang lebih 24 jam setelah kelahiran. Pada
5. Pada bayi lahir dengan risiko (tidak termasuk kriteria di atas),keadaan umum bayi
lemah atau bayi dengan berat lahir < 2.000 gram sebaiknya bayi jangan dimandikan
ditunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh bayi
stabil,bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.
6. Mempertahankan bayi tetap hangat selama dalam perjalanan pada waktu merujuk.
Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang
harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui
penyinaran lampu.
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah
menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar
terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga bayi tetap hangat,tubuh ibu dan
bayi harus berada di dalam 1 pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut
sebagai metode Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
Bila tubuh bayi masih dingin,gunakanlah selimut atau kain hangat yang diseterika
terlebih dahulu yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang
Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia sehingga bayi harus diberi ASI
sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak mengisap beri infus glukosa 10 %
PEMBAHASAN
1. Kesimpulan
Hipotermi pada bayi baru lahir perlu mendapat perhatian dari para petugas
kesehatan dan khususnya calon ibu yang akan memiliki anak. Mereka perlu memiliki
pengetahuan tentang bagaimana cara memperlakukan bayi pertama kali ketika lahir.
Penanganan yang salah terhadap bayi bisa menyebabkan dampak negatif bagi mereka.
Sebagai contoh terjadinya hipotermi pada bayi disebabkan oleh kebiasaan / perilaku yang
salah seperti mengeringkan dan membersihkan tubuh bayi menunggu setelah plasenta lahir,
memandikan bayi dilakukan segera setelah lahir, membersihkan lemak bayi segera setelah
lahir, memercikkan air hangat / air dingin / air kembang / minyak wangi pada bayi baru
lahir yang tidak menangis (untuk merangsang pernafasan) , mengosok tubuh bayi dengan
minyak kayu putih / obat gosok , bayi baru lahir tidak segera didekapkan / dipisah /tidak
segera disusui oleh ibunya. Semua kebiasaan diatas justru mengakibatkan penurunan suhu
Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir.
Oleh karena itu para petugas kesehatan harus melakukan tindakan pencegahan terjadinya
penguasaan dalam mencegah dan menangani hipotermi pada bayi baru lahir untuk
memberikan dampak positif yang sangat berarti dalam mencegah terjadinya kematian.
Begitu pula dengan ibu, penolong persalinan, dan keluarga di rumah yang bisa dengan
PENUTUP
pada bayi. Maka dari itu seorang perawat itu harusn memiliki pengetahuan yng luas,sikap
dan keterampilan dalam melakukan asuhan untuk mencengah terjadinya hal yang tidak
diinginkan. Bayi yang mengalami hipotermia mempunyai risiko tinggi terhadap kematian
sehingga memerlukan pengawasan oleh perawatan yang intensif dan ketat dari tenaga
Lahir. Jakarta.
Bari, Abdul S. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Rukiyah dan Yulianti, L. 2010. Asuhan Neonatus, bayi dan anak Balita. Jakarta: TIM