Professional Documents
Culture Documents
2016
6
SURABAYA
2016
BAB 1
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Programmable Logic Controller (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan
(user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang
beraneka ragam. Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah sistem
elektronik yang beroperasi secara digital dan didesain untuk pemakaian di lingkungan industri,
dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara
internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika,
urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses
melalui modul-modul I/O digital maupun analog.
Berdasarkan namanya ada 3 konsep PLC yaitu Programmable, Logic, dan Controller. PLC
ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol.
Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan dan dioperasikan oleh orang yang tidak
memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki
bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah
dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah
dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada
suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1
menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang
diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki
output banyak.
1.3 Tujuan
Adapun manfaat dan tujuan dari pembuatan makalah :
1. Mengetahui cara membuat rangkaian PLC sesuai sistem yang ditentukan
2. Mengetahui cara membuat sistem PLC dengan kerja otomatis
3. Mengetahui cara merangkai PLC berikut dengan cara menghasilkan sistem untuk
mematikannya
8
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari tugas ini adalah :
1. Mengetahui cara membuat rangkaian PLC sesuai sistem yang ditentukan
2. Mengetahui cara membuat sistem PLC dengan kerja otomatis
3. Mengetahui cara merangkai PLC berikut dengan cara menghasilkan sistem untuk
mematikannya
9
BAB 1
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
PLC secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat diprogram, tetapi pada
kenyataannya, PLC secara fungsional tidak lagi terbatas pada fungsi-fungsi logika saja.
Sebuah PLC dewasa ini juga dapat melakukan perhitungan-perhitungan aritmatika yang
relatif kompleks, fungsi komunikasi, dokumentasi dan lain sebagainya. PLC banyak
digunakan pada aplikasi-aplikasi industri, misalnya pada proses pengepakan, perakitan
otomatis dan lain-lain. Hampir semua aplikasi kontrol listrik membutuhkan PLC.
Alasan utama perancangan PLC adalah untuk menghilangkan beban ongkos perawatan
dan penggantian sistem kontrol mesin berbasis relay [1]. Adapun ciri atau karateristik
PLC memiliki beberapa aspek sebagai berikut :
a. PLC sebenarnya suatu sistem berbasis mikroprosesor yang memiliki fungsi - fungsi
dan fasilitas utama dari sebuah mikro komputer.
b. PLC diprogram melalui programming unit yang bisa berupa terminal komputer
dengan VDU (Video Display Unit) dan keyboard atau dengan terminal portabel
11
khusus (mirip kalkulator dengan tampilan LCD). Pada saat ini PLC dapat di program
melalui PC.
c. PLC mengontrol suatu alat berdasarkan status masukan/keluaran suatu alat dan
program.
a. PLC mikro, PLC dapat dikategorikan mikro jika jumlah input/output pada PLC ini
kurang dari 32 terminal. Berikut ini adalah gambar salah satu jenis PLC mikro yang
ditunjukkan pada Gambar 2.1 di bawah ini.
12
b. PLC mini, kategori ukuran mini adalah jika PLC tersebut memiliki jumlah
input/output antara 32 sampai 128 terminal. Berikut ini adalah gambar salah satu
jenis PLC mini yang ditunjukkan pada Gambar 2.2 di bawah ini.
c. PLC large, PLC ukuran ini dikenal juga dengan PLC tipe rack dimana PLC dapat
dikategorikan sebagai PLC besar jika jumlah input/outputnya lebih dari 128 terminal.
Berikut ini adalah gambar salah satu jenis PLC mini yang ditunjukkan pada
Gambar 2.3.
PLC ini dirancang untuk menggantikan satu rangkaian relay sequensial dalam suatu
sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendali kan, dan
dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian
komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipaham dan
dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang
sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.
13
Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan
pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-on atau meng-off kan output- output.
PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh PLC, yaitu sebagai [2] :
a. PLC didesain untuk bekerja dengan kehandalan yang tinggi dan jangka waktu
pemakaian yang lama pada lingkungan industri.
14
b. Jika sebuah aplikasi kontrol yang kompleks dan menggunakan banyak relay, maka akan
lebih murah apabila kita menggunakan/memasang satu buah PLC sebagai alat kontrol.
c. PLC dapat dengan mudah diubah-ubah dari satu aplikasi ke aplikasi lain dengan cara
memprogram ulang sesuai yang kita inginkan.
e. PLC juga dapat berkomunikasi dengan PLC lain termasuk juga dengan komputer.
Secara umum PLC terdiri dari dua komponen utama (Gambar 2.4) [2] yaitu :
Unit processor atau Central Processing Unit (CPU) adalah unit yang berisi
mikroprosessor yang mengolah sinyal-sinyal input dan melaksanakan pengontrolan, sesuai
dengan program yang disimpan di dalam memori, lalu mengkomunikasikan keputusan-
keputusan yang diambilnya sebagai sinyal-sinyal kontrol ke interface output. Fungsi CPU
adalah mengatur semua proses yang terjadi di PLC. Ada tiga komponen utama penyusun
CPU ini, yaitu processor, memory dan power supply.
Pada umumnya informasi data pada PLC dinyatakan dalam bentuk tegangan
listrik antara 5-15 VDC, sedangkan sistem tegangan di luar bervariasi antara 24-240
15
VDC maupun AC. Unit I/O dimaksudkan untuk interfacing antara besaran kedua
tersebut. Adapun komponen utama PLC ditunjukkan pada Gambar 2.4 di bawah ini.
b. Modular
PLC modular terdiri dari chassis di mana catu daya, CPU dan semua modul masukan
dan keluaran sebagai perangkat keras yang dapat dipasang dan dilepas secara
terpisah.Untuk mengetahui blok diagram keseluruhan PLC ditunjukkan pada
Gambar 2.5.
Dalam proses pengolahan data di dalam memori PLC, PLC dapat memberikan sinyal-
sinyal troubleshooting melalui indikator lampu atau kondisi error pada ladder diagram
pada PLC. Adapun troubleshooting dalam PLC adalah sebagai berikut :
16
a. Faults indicators.
b. Run/stop indicators.
c. Dua angka yang paling belakang (di garis bawahi) menunjukkan nomor contact dan,
sisa angka yang di depan menunjukkan nomor channel.
Memori juga merupakan elemen yang terdapat pada CPU yang berupa IC (integrated
circuit). Karateristik memori ini mudah dihapus dengan mematikan catu daya. Seperti
halnya sistem komputer, memory PLC terdiri atas RAM dan ROM. Kapasitas memory
antara satu PLC dengan yang lain berbeda-beda tergantung pada type dan pabrik
pembuatnya. Beberapa pabrik menyatakan ukuran memory dalam byte, ada juga yang
kilobyte, dan ada pula yang dinyatakan dengan jumlah instruksi yang dapat disimpan :
Random Acces Memory mempunyai singkatan kode RAM. Program yang ditulis
umumnya disimpan dalam RAM yang ada di dalam PLC sehingga dapat diubah/diedit
melalui programming unit. Kerugian penyimpanan di RAM adalah program dan data akan
hilang ketika power supply mati. Untuk mengatasi hal ini, RAM dapat di back-up dengan
battery lithium, sehingga meskipun power supply mati, program dan data tidak hilang.
Umumnya bila battery tidak rusak, program dan data disimpan selama 5 tahun.
Read only memory mempunyai singkatan kode ROM. Semua data yang ada dapat
dibaca, tetapi tidak dapat ditulisi, karena termasuk data non volatile yang tersedia secara
permanen. Supaya program dalam RAM bisa dieksekusi harus ada operating system) PLC.
Operating system ini dibuat oleh pabrik pembuat PLC yang disimpan dalam ROM dan
17
hanya dapat dibaca oleh processor. Dalam beberapa PLC tidak menggunakan ROM tetapi
EPROM atau EEPROM. Pengguna dapat juga menyimpan program di sebagian tempat di
EEPROM atau dikenal sebagai flash memory.
Sehingga secara garis besar ada tiga fungsi memory yaitu untuk menyimpan informasi
yang diperlukan untuk menjalankan program, untuk menyimpan program (program
storage), untuk menyimpan pesan (program message). Memori PLC terdiri dari.
a. Internal Relay
Internal Relay mempunyai singkatan kode IR. Relay mempunyai pembagian fungsi
seperti IR input, IR output, dan juga IR work area (untuk pengolahan data pada
program). IR input dan IR output adalah IR yang berhubungan dengan terminal input
dan output pada PLC. Sedangkan IR work area tidak dihubungkan ke terminal PLC,
akan tetapi berada dalam internal memory PLC dan fungsinya untuk pengolahan logika
program kiat (manipulasi program).
Ada juga IR yang difungsikan untuk SYSMAC Bus Area, special I/O unit area, optical
I/O unit area, dan group 2 high density I/O unit area. Sysmac bus area berfungsi untuk
komunikasi data PLC antara CPU PLC dan I/O unit PLC hanya menggunakan 2 kabel
saja (RS 485), maksimal 200 meter. Special I/O unit area merupakan IR yang digunakan
oleh special I/O unit PLC (contoh: analog input, analog output dan lain-lain), untuk
mengatur, menyimpan dan mengolah datanya. Optical I/O Unit area adalah IR yang
digunakan untuk mengolah dan menyimpan data dari optical I/O unit PLC. Group 2
high density I/O unit area adalah IR untuk menyimpan dan mengolah data dari high
density I/O unit group 2.
b. Special Relay
Special Relay mempunyai singkatan kode SR. Special relay adalah relay yang
mempunyai fungsi-fungsi khusus seperti untuk flags (misalnya pada instruksi
penjumlahan terdapat kelebihan digit pada hasilnya (cary flags), kontrol bit PLC,
informasi kondisi PLC, dan system clock (pulsa 1 detik, 0,2 detik, dll).
18
c. Auxilary Relay
Auxilary Relay mempunyai singkatan kode AR. Terdiri dari flags dan bit untuk
tujuan-tujuan khusus. Dapat menunjukkan kondisi PLC yang disebabkan oleh kegagalan
sumber tegangan, kondisi special I/O, kondisi input/output unit, kondisi CPU PLC,
kondisi memori PLC dan lain-lain.
d. Holding Relay
Holding Relay mempunyai singkatan kode HR. Dapat difungsikan untk menyimpan data
(bit-bit penting) karena tidak akan hilang walaupun sumber tegangan PLC mati.
e. Link relay
Link Relay mempunyai singkatan kode LR. Digunakan untuk data link pada PLC link
system. Artinya untuk tukar menukar informasi antar dua PLC atau lebih dalam suatu
sistem kontrol yang saling berhubungan satu dengan yang lain dan menggunakan banyak
PLC (minimum 2 PLC).
f. Temporary Relay
g. Timer/Counter
Timer relay mempunyai singkatan kode TR dan counter relay mempunyai singkatan
kode CNT. Untuk mendefinisikan suatu sistem waktu tunda/time delay (timer) ataupun
untuk penghitung (counter). Untuk timer mempunyai orde 100 ms, ada yang mempunyai
orde 10 ms yaitu TIMH (15). Untuk TIM 000 s/d TIM 015 dapat dioperasikan secara
interrupt untuk mendapatkan waktu yang lebih presisi.
h. Data Memory
Data memory disingkat dengan kode DM. Data memory berfungsi untuk penyimpanan
data-data program karena isi DM tidak akan hilang (reset) walaupun sumber tegangan
PLC mati. Macam - macam DM adalah sebagai berikut :
19
1. DM Read/write
Pada DM ini bisa dihapus dan ditulis oleh program yang kita buat. Jadi sangat
berguna untuk manipulasi program.
DM ini berfungsi untuk menyimpan dan mengolah hasil dari special I/O unit,
mengatur dan mendefinisikan sistem kerja special I/O unit.
3. DM history log
5. DM setup
Berfungsi untuk setup kondisi default (kondisi kerja saat PLC aktif). Pada DM inilah
kemampuan kerja suatu PLC didefinisikan untuk pertama kalinya sebelum PLC
tersebut diprogram dan dioperasikan pada suatu sistem kontrol. Tentu saja setup PLC
tersebut disesuaikan dengan sistem kontrol yang bersangkutan.
i. Upper Memory
Upper memory mempunyai singkatan kode yaitu UM. Memori ini berfungsi untuk
menyimpan dan menjalankan program kita (user program). Kapasitasnya tergantung
pada masing-masing tipe PLC yang dipakai.
Semua memori (selain DM dan UM) di atas dapat anda bayangkan seperti relay yang
mempunyai coil, contact NO dan contact NC. Timer/counter juga dapat dibayangkan
seperti timer/counter seperti pada umumnya. Timer/counter pada PLC juta mempunyai
NO dan NC.
20
DM tidak mempunyai contact, yang ada hanya channel/word saja. DM dapat
difungsikan untuk penyimpanan data-data penting yang tidak boleh hilang waktu power
padam, atau untuk manipulasi program kita. Memori yang sifatnya dapat menyimpan
data program jika listrik mati adalah DM dan HR, sedangkan yang lain akan kembali
reset (hilang). Pemrograman PLC ada dua macam yaitu dengan ladder diagram atau
dengan mnemonic.
Unit ini berfungsi untuk memberikan sumber daya pada PLC. Kebanyakan PLC
bekerja dengan catu daya 24 VDC atau 220 VAC. Sumber tegangan yang dibutuhkan oleh
CPU, memori dan rangkaian lain adalah sumber tegangan DC, umumnya untuk komponen
digital diperlukan tegangan searah 5 volt. Port power supply PLC ditunjukkan pada
Gambar 2.6 di bawah ini.
b. Mengkonversi sinyal input menjadi level tegangan yang bisa diterima processor.
c. Mengirim sinyal ke indikator input PLC sehingga bisa diketahui input mana yang
sedang menerima sinyal.
a. Output unit pada PLC juga berfungsi sebagai interface terhadap peralatan luar.
21
b. Output PLC bertindak sebagai switch terhadap power supply untuk
mengoperasikan peralatan output (misal : relay, solenoid valve dan lain-lain).
c. Komponen yang biasa dipakai PLC sebagai bagian output unit adalah relay
untuk AC/DC, TRIAC untuk AC saja, dan transistor atau FET untuk DC saja.
a. Jenis yang paling sederhana berukuran satu genggam tangan, bentuknya mirip
sebuah kalkulator. Namun selain angka, pada keypadnya terdapat simbol - simbol untuk
pemrograman grafik. Jika keypad ini dioperasikan ke mode monitor, operasi yang
berlangsung pada PLC dapat kita amati.
b. Pada beberapa PLC terdapat keypad yang sudah dilengkapi dengan monitor LCD,
sehingga selain dari lampu indikator, kita juga dapat mengamatinya melalui layar LCD
pada PLC tersebut.
c. Jenis yang ketiga adalah dengan menggunakan IBM-PC beserta perangkat lunaknya.
Simulasi program dapat dilakukan dengan PC, kemudian jika telah dianggap
sesuai/benar dapat dipindahkan dan dijalankan ke PLC sebenarnya interface PLC.
22
2.1.9 Dasar Pemrograman PLC
Pada dasarnya PLC tidak dapat melakukan apa-apa tanpa adanya program di
dalam memori proses. Program PLC dimasukkan ke dalam memori dengan
menggunakan peralatan pemrograman PLC yang sesuai, peralatan pemrograman PLC itu
diantaranya :
a. Hand-held Unit.
b. Terminal video.
c. Komputer pribadi/PC.
Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi yang
dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal dimulai
dari kiri dan dari atas ke bawah.
23
Ladder languages merupakan bahasa pemrograman yang menuliskan instruksi
kontrol secara grafis. Untuk menggambarkan ladder language/diagram ada beberapa
Ladder diagram memuat beberapa blok yang dapat mempresentasikan aliran program
dan fungsi seperti :
1. Contact
Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal variabel
a. Kontak NO (Normally Open) adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram
dimana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam keadaan terbuka.
b. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak dalam keadaan tertutup.
c. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana pada saat
pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika 0 menjadi
logika 1.
d. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana pada saat
keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari logika 1 menjadi logika 0
2. Coil
Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :
a. Coil.
b. Negatif coil.
c. SET coil.
24
d. RESET coil.
Unit PLC dibuat dalam banyak model/tipe. Pemilihan suatu tipe PLC harus
Berikut ini spesifikasi dari PLC OMRON CP1L-M40DR-A dan bentuk fisik PLC-
CP1L-M40DR-A :
b. Output : 14 terminal.
25
type CP1W-CIFO1 dengan board RS-232C. Berikut ini gambar dari option board CP1W-
CIFO1 ditunjukkan pada Gambar 2.26.
26
BAB 3
27
BAB 3
PEMBAHASAN
Diberikan sistem seperti pada gambar dan sistem PLC yang tepat untuk diterapkan pada sistem
yang ada pada gambar adalah
Berdasarkan soal diatas maka dapat diambil sistem yang tepat berdasarkan software LOGO!Soft
Comfort Demo version. Sistem yang tepat untuk diterapkan berdasarkan sistem yang ada pada
software tersebut setelah kami diskusikan dapat dilihat pada gambar dibawah
28
Gambar 3.1 Tampilan dari PLC dalam software
Pada gambar tersebut gambar dimulai dengan menggunakan Make Contact pada I1 yang
artinya sistem ini adalah yang merupakan acuan pada sistem pada PLC diatas agar sistem dapat
bekerja. Karena di dalam sistem ini digunakan timer, maka timer akan mengacu pada salah satu
sistem agar dapat bekerja
Jika dijelaskan secara runtut maka sistem yang ada pada PLC diatas adalah
1. Make Contact I1
Untuk memasukkan input terhadap sistemm yang diinginkan
2. Wiping relay T001
Menentukan waktu sistem akan hidup selama berapa lama, dalam hal ini pompa satu
dihidupkan selama 3 detik kemudian mati
3. Make Contact T001
Input agar output berupa putaran pompa dapat bekerja
4. Relay Coil Q1
Output dari satu subrangkaian sistem
29
5. Make Contact I1
Input yang berdasar dari I1 yang akan mempengaruhi kerja dari timer (On-delay) dalam
sistem yang kami tentukan
6. On-Delay T002
Untuk menentukan kapan sistem ini akan bekerja, pada sistem yang dirangkai, sistem
pompa 2 akan bekerja ketika pompa 1 mati
7. Make Contact T002
Make contact pada sistem ini tujuannya adalah agar sistem dapat memberikan input
terhadap tools selanjutnya
8. Wiping Relay T003
Menentukan waktu sistem akan hidup selama berapa lama, dalam hal ini pompa 2
dihidupkan selama 3 detik kemudian mati
9. Make Contact T003
Make contact pada sistem ini tujuannya adalah agar sistem dapat memberikan input
terhadap tools selanjutnya
10. Relay Coil Q2
Output dari satu subrangkaian sistem
30
11. Make Contact I1
Make contact pada sistem ini tujuannya adalah agar sistem dapat memberikan input
terhadap tools selanjutnya
12. On-Delay T004
Untuk menentukan kapan sistem selanjutnya akan bekerja, pada sistem yang dirangkai,
sistem pada mixer akan bekerja ketika pompa 2 mati
13. Make Contact T004
Make contact pada sistem ini tujuannya adalah agar sistem dapat memberikan input
terhadap tools selanjutnya
14. Wiping Relay T005
Menentukan waktu sistem akan hidup selama berapa lama, dalam hal ini Mixer
dihidupkan selama 5 detik kemudian mati
15. Make Contact T005
Make contact pada sistem ini tujuannya adalah agar sistem dapat memberikan input
terhadap tools selanjutnya
16. Relay Coil Q3
Output dari satu subrangkaian sistem
31
Menentukan waktu sistem akan hidup selama berapa lama, dalam hal ini pompa 3
dihidupkan selama 4 detik kemudian mati
21. Make Contact T007
22. Make Contact I1
Make contact pada sistem ini tujuannya adalah agar sistem dapat memberikan input
terhadap tools selanjutnya
23. Relay Coil Q4
Agar pompa mampu menghasilkan output berupa gerak
32
BAB 4
RAHMAT WIJANARKO
4214100013
33
Aplikasi Timer pada Kapal
flashlight dengan 2 waktu yang dapat dipakai untuk lampu alarm dimana lampu akan berkedip
bergantian selama 1 detik lalu 1 detik dilanjut dengan lampu yang kedua. ketika rangkaian
dinyalakan maka lampu akan berkedip nyala mati nyala mati dengan bergantian selama 1 detik
lalu 1 detik. Waktu ini juga dapat diubah sesuai dengan keinginan kecepatan dari kedipan lampu
tersebut. Jika make contact untuk membuka aliran. Jika memakai break contack maka aliran listrik
dapat terputus. Pembuatan sistem ini dengan menggunakan PLC aplikasi LOGO.
2. Klik on delay lagi yang kedua pada bagian bawah on delay yang pertama pada panel
34
3. Membuat kontak disebelah kiri on delay nomor 2 dengan blok T003 (On Delay)
4. 4. Membuat breaker kontak dengan blok T004 (On Delay) pada panel disebelah kiri on
delay nomor 1
5. Membuat kontak baru disebelah kanan breaker kontak dengan blok T004(On Delay)
35
6. Kontak yang telah dibuat tadi diganti nama menjadi Start
7. Menyambungkan rangkaian-rangkaian yang ada tadi pada panel paling atas. Serta panel di
bawah, namun rangkaian yang dibawah tadi tidak dapat disatukan.
36
8. Untuk menyatukan sambungan tadi diperlukan penghubung dengan flags yaitu dengan
Relay Coil pada panel bawah
9. Flags yang dipilih adalah M1. Lalu sambungan kontak dan M1 dapat disambung.
10. Kontak kedua dan flags M1 dipindah tempat ke paneh yang kosong diatasnya.
37
11. Membuat kontak baru dengan flags M1 (relay Coil)
12. Membuat sambungan pada kontak baru (yang ketiga) dengan breaker kontak dengan blok
T004 (On Delay)
13. Pembuatan kontak baru kembali pada paneh di bawah rangkaian sebelum-sebelumnya
dengan memilih blok T003 (On Delay)
38
14. Membuat Relay Coil disebelah kontak blok T003 (On Delay) lalu rangkaian disambungkan
15. Mengklik 2x kontak blok T003 (On Delay) serta dipilih waktu 1 second
16. Mengklik 2x kontak blok T004 (On Delay) serta dipilih waktu 1 second
39
17. Berikut adalah rangkaian akhir yang telah dibuat diatas
40
BAB 4
KRISNA DWIPAYANA DARMA P
4214100034
41
Perancangan Ladder Diagram pada Sistem Bongkar Muat LNG menggunakan Loading
Arm dari Kapal ke Terminal Penerima
1. Skenario Sistem
Ketika loading arm sudah terkoneksi dengan hauses yang berada di terminal penerima
maka operator menekan tombol start yang dimana ketika tombol ini ditekan maka kompresor
akan mengalirkan boil off gas melalui loading arm untuk menurunkan suhu loading arm,
proses pendinginan ini berlangsung selama 1 jam.
Ketika kompresor sudah off, maka secara otomatis submersible pump pada dasar tangki
LNG hidup dan memompa LNG menuju terminal penerima. Ketika LNG dipompa menuju
terminal penerima, maka pada lambung kapal disemprotkan air laut yang berfungsi untuk
melindungi badan kapal apabila terjadi kebocoran lng dan mengenai badan kapal.
Apabila terjadi kegagalan dalam proses transfer LNG, maka operator akan menekan
tombol emergency untuk me non-active kan submersible pump, namun pompa yang berfungsi
menyemprotkan air laut ke badan kapal terus berlangsung untuk antisipasi.
2. Ladder Diagram
42
Keterangan :
I1 = Tombol Start
Q1 = Kompresor
Q2 = Submersible Pump
Pada ladder diagram diatas diasumsikan waktu pada wipping relay untuk sistem kompresor
dan submersible pump dibuat waktu simulasi yang tidak sesuai pada keadaan nyata
dilapangan, ini bertujuan untuk efektifitas waktu simulasi pada sistem ladder diagram pada
computer.
Operator menekan tombol Start agar kompresor mengalirkan uap LNG ke loading
arm.
43
Gambar 4. Submersible Pump On
Kondisi emergency, operator menekan tombol emergency stop.
44
3. Kesimpulan
Untuk menjalankan sistem dibutuhkan 2 saklar untuk masing-masing menghidupkan sistem dan
me non-aktifkan sistem sesaat pada kondisi emergency. Pada sistem diguakan wiping relay yang
berfungsi untuk memberikan waktu hidup terhadap perangkat keras yang terinstal pada sistem.
45
BAB 4
SULFIA ANIZAR ANDARI SUNYA
4214100059
46
LOOP CONTINUE AND PLUS GENERATOR CONTROL
Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Untuk mengenal
bentuk nyata dari generator, akan lebih mudah jika kita mengunjungi wilayah pembangkit listrik
karena di sana generator banyak digunakan. Loop continue and plus generator control ini
digunakan untuk mengontrol generator dan loop secara berkelanjutan di kapal.
Terdapat dua jenis generator, yaitu generator (AC) arus bolak-balik dan generator (DC)
arus searah. Pada generator arus bolak-balik, kumparan yang diletakkan pada batang diputar dalam
medan magnet yang diam sehingga menghasilkan tegangan induksi.
Melalui sikat-sikat karbon yang dihubungkan dengan cincin-cincin generator, tegangan yang
dihasilkan dapat menyalakan sebuah lampu. Generator ini dinamakan generator arus bolak-balik
karena arah arus induksi berlawanan dengan arah putaran kumparan.
Bagian generator yang berputar disebut rotor, sedangkan bagian yang diam disebut stator. Pada
dasarnya, prinsip kerja generator arus bolak-balik dan generator arus searah adalah sama. Hanya
saja pada generator arus searah, cincin yang digunakan adalah cincin belah.
- Shaft generator : digunakan sebagai pembangkit listrik support system untuk menambah
effisiensi daya yang digunakan sehingga energy yang digunakan tidak hanya untuk menggerakkan
propeller namun juga sebagai pembangkit listrik generator , yang terletak di engine room.
- Auxiliary generator : berfungsi sebagai penyuplai energy listrik untuk permesinan bantu pada
kapal, misal compressor, pompa, penerangan, system komunikasi, terletak di engine room.
3.4 Langkah-langkah membuat rangkaian Loop continue and plus generator control
47
1. Klik make contact pada panel untuk input 1
2. Klik break contact atau I2 pada sebelah kanan make contact atau I1
48
4. Meng-klik kanan pada I1 pilih block properties dan pilih simulation lalu pilih momentary
pushbutton (make). Lakukan juga pada I2.
5. Klik make contact pada bagian bawah I1 pilih M1 Relay Coil dan hubungkan degan I2
49
8. Lalu klik asynchronous pulse generator untuk T004
10. Masukan break contact dan pilih/Ganti nama menjadi C002 (Up/Down Counter) disebelah
kanan M1 dan sabungkan dengan T001
50
11. Pilih break contact dan pilih T001 dan sambungkan paralel dengan C002
12. Pada T001 yang telah disambungkan diantara C002 dan T001 double klik dan pilih
parameter pilih pada pulse width sebesar 1 detik dan interpulse width sebesar 1 detik
51
13. Make contact dan ganti nama menjadi Q1 Relay coil an sambungkan pada output C002
14. Membuat make contact untuk I2 dan sambungkan pada input C002
15. Pada C002 double klik dan pilih parameter, untuk on threshold ketik 6 detik dan untuk off
threshold ketik 0 detik
52
16. Make contact dan pilih C002 (Up/Down counter) letakkan dibawah Q1 dan sambungkan
pada input T004
17. Pada T004 double klik dan pilih parameter dan ketik 6 detik pada pulse width dan ketik 6
detik pada interpulse width
18. Letakkan break contact C003 diantara C002 dan T004 dan sambungkan
19. Letakkan break coontact dan ganti nama menjadi T004 diatas T004 dan T001
20. Pararellkan dengan T004
21. Pasang relay coil Q2 disebelah kanan T004 dan sambungkan
22. Pasang make contact dengan mengganti nama menjadi Q2 (relay coil) dan sambungkan
pada output C003
23. Sambungkan I2 dengan input C003, dan pilih cut aar rangkain terlihat lebih rapi
24. Pada C003 double klik dan pilih parameter, pada on ketik 6 detik
25. Sebelah kiri M2 masukkan make contact C003 (up/down counter) dan sambungkan pada
M2
26. Lalu lakukan simulasi pada rangkaian
27. Masukkan make contact M2 sambungkan pada rangkaian C003 input dan C002 input, cut
agar rangkaian terlihat rapi
53
28. Dan jadilah rangkaian loop continue and plus generator control seperti dibawah ini
54
BAB 4
MOCHAMMAD SOLEH
4214100085
55
SISTEM BALLAST
Cara kerja sistem ballast, secara umum adalah untuk mengisi tangki ballast yang berada di
double bottom, dengan air laut, yang diambil dari seachest. Melalui pompa ballast, dan saluran
pipa utama dan pipa cabang. Sistem ballast merupakan sistem untuk dapat memposisikan kapal
dalam keadaan seimbang baik dalam keadaan trim depan maupun belakang, maupun keadaan
oleng. Dalam perencanaannya adalah dengan memasukkan air sebagai bahan ballast agar posisi
kapal dapat kembali pada posisi yang sempurna.
3. Sistim Perpipaan
Bilamana tanki air ballast akan digunakan khususnya sebagai pengering palka, tanki
tersebut juga dihubungkan ke sistim bilga.
Katup harus dapat dikendalikan dari atas geladak cuaca (freeboard deck)
Bilamana fore peak secara langsung berhubungan dengan suatu ruang yang dapat dilalui
secara tetap ( mis. Ruang bow thruster) yang terpisah dari ruang kargo, katup ini dapat
dipasang secara langsung pada collision bulkhead di bawah ruang ini tanpa peralatan
tambahan untuk pengaturannya.
4. Pompa Ballast
Jumlah dan kapasitas dari pompa harus memenuhi keperluan operasional dari kapal
1. Tangki Ballast
Tangki ballast pada kapal ini terdiri dari 5 tangki di bagian starboard dan 5 tangki di bagian
portside. Dengan total kapasitas 1517.363 ton, dengan perkiraan lama pengisian 10 jam.
56
Untuk katup dan fitting pada pipa hisap sistem ballast, pada gambar diperoleh jumlah fitting jenis
Elbow 90o sebanyak 6 buah, katup jenis Butterfly 1 buah, strainer1 buah, dan 3 way valve
sebanyak 1 buah. Sedangkan untuk pipa discharge sistem bilga, pada gambar terhitung fitting jenis
Elbow 90o sebanyak 5 buah, butterfly 1 buah, strainer 2 buah, katup jenis SDNRV sebanyak 1
buah, dan 3 way valve sebanyak 1 buah. Dengan demikian total head losses diperoleh sebesar
22.45 m.
3. Pompa
Dari head losses yang telah dihitung diatas, maka saya dapatkan Daya pompa yang dibutuhkan
sebesar 9.0208 kW atau sebesar 12.2665 HP. Oleh karenanya pompa yang saya pilih untuk
memenuhi kebutuhan daya serta head tersebut adalah pompa bilga merek Shinko, type RVX 200S
double stage, dengan putaran 1500 RPM, daya motor 15 kW, kapasitas 100 m3/jam, Head 50 m,
dan frekuensi 50 Hz. Pompa bilga ini saya letakkan di tanktop.
4. Outboard
Air yang tidak terpakai akan dikeluarkan melalui Outboard. Dimana peletakan Outboard ini
haruslah 0,76 m diatas garis air atau WL, pada satu outboard harus diberi satu katup jenis SDNRV.
5. Seachest
Seachest merupakan tempat di lambung kapal, dimana di sea chest terdapat pipa saluran masuknya
air laut. Selain pipa tersebut, pada seachest juga terdapa dua saluran lainnya. Yaitu blow pipe dan
vent pipe. Blow pipe digunakan sebagai saluran udara untuk menyemprot kotoran-kotoran di
seachest. Sedangkan vent pipe digunakan untuksaluran ventilasi di seachest. Seachest untuk kapal
ini diletakkan di lambung di daerah kamar mesin.
57
Sistem Ballast menggunakan Ladder Diagram
Pompa Ballast
Valve 1
Valve 2
Valve 3
Valve 4
Valve 5
Valve 6
Valve 5
Valve 6
Valve 7
Valve 8
58
Gambar 2. Sistem PLC pada Ballast Kapal
Penjelasan sistem
Sebelum memasuki pembahasan sistem perlu diketahui bahwa pada sistem diatas, waktu
pengoperasian yang digunakan adalah detik sedangkan di dunia nyata adalah 5 menit. Jadi 1 detik
yang digunakan merupakan penskalaan dari 5 menit. Atau dengan kata lain
1 second = 5 minutes
Untuk detail kerja dari Sistem PLC yang digambarkan dengan ladder diagram diatas adalah
sebagai berikut
59
BAB 4
KESIMPULAN
60