You are on page 1of 4

Keberadaan yayasan di Indonesia sudah dikenal sejak zaman kolonialisme Belanda

yang dikenal dengan sebutan stiching. Dalam perkembangannya, yayasan memiliki konsentrasi
di bidangnya masing-masing, salah satunya yayasan di bidang pendidikan. Sejak awal, sebuah
Yayasan didirikan bukan untuk tujuan komersial atau untuk mencari keuntungan, akan tetapi
tujuannya tidak lebih dari membantu atau meningkatkan kesejahteraan hidup orang banyak.

Yayasan pada awalnya didirikan atas prakarsa masyarakat sebagai lembaga yang
mempunyai tujuan yag ideal. Keberadaannya di dalam masyarakat telah diakui sebagi suatu
realita hukum positif yang hidup dan berkembang dengan pesat di dalam masyarakat. Dalam
hal ini yayasan merupakan sebuah lembaga non profit yaitu sebuah wadah hukum yang dalam
kegiatannya untuk mencapai tujuan tidak didasarkan atau tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan.

Lumajang adalah salah satu daerah tingkat dua yang berada di Provinsi Jawa Timur
yang terbagi 21 kecamatan, 7 kelurahan, dan 215 desa.

Lembaga kemasyarakatan merupakan terjemahan langsung dari istilah asing social-


institution. Lembaga kemasyarakatan ataupun lembaga social itu mempunyai pengertian, yaitu
keseluruhan peraturan, norma-norma, adat istiadat yang mendapat dukungan dari masyarakat
dalam mempertahankan nilai-nilai yang penting dan kemudian mengatur hubungan-hubungan
social antara para anggota masyarakat dalam memenuhi hubungan social antara para anggota
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya, demi kesejahteraan mereka sendiri. Salah atu
contoh lembaga sosial yang ada di Lumajang yaitu Yayasan As-Sakinah yang membawahi
beberapa lembaga pendidikan seperti Madrasa Diniyah, Taman Kanak-kanak Al-Quran
(TKQ), dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).

Lembaga Yayasan TPQ As-Sakinah dibangun berdasarkan kebutuhan masyarakat


setempat dimana pembelajaran yang diselenggarakan diadaptasikan dengan nilai-nilai keaslian
yang telah tumbuh dalam masyarakat. Di samping itu keberadaannya di tengah-tengah
masyarakatpun mendapat perhatian serius dari para orang tua murid.

Sejarah Berdirinya Yayasan As-Sakinah

Yayasan As-Sakinah didirikan pada tahun 2001 dengan menggunakan metode Iqra.
Madin- TKQ- TPQ As-Sakinah terletak di Desa Suruji RT 04 RW 02 Lumajang dan didirikan
dengan luas tanah yang terbangun 664 m2 ,

Semua berawal dari kegelisahan pasangan suami istri Ibu Nurul Aini dan Bapak Nur Hadi melihat dari
kalangan anak-anak yang bermain pada umumnya pada sore hari anak-anak belajar untuk mengaji.
Tetapi pada kenyataannya banyak anak-anak yang bermain. Dari sini lah muncul ide atau keinginan
Ibu Nurul Aini dan Bapak Nur Hadi untuk membentuk sebuah wadah bagi anak-anak mereka untuk
belajar membaca Al-quran.

Pada periode 1987 1990 merupakan periode awal pembangunan Yayasan Muslim Surabaya (YMS). Awal berdiri
tahun 1987, yayasan bertempat di Jambangan Gang 6. Para tokoh pendiri menyisihkan sebagian hartanya untuk
mengisi kas yayasan. Hal itu terus dilakukan hingga yayasan mendapatkan banyak donatur. Para donatur itu
kebanyakan dari masyarakat terutama relasi tokoh pendiri. Bahkan pada tahun 1988, terdapat donatur paling
jauh dari Batam mendonasikan untuk Yayasan Muslim Surabaya.

Pada tahun 1987 Yayasan Muslim Surabaya (YMS) menerima wakaf tanah seluas 1.080 m dari kakak M. Fatoni27.
Tanah itu terletak di Jambangan Kebonagung. Pada saat itu, Jambangan Kebonagung masih areal persawahan.
Tanah seluas 1.080 m merupakan tanah hibah yang pengelolaannya murni untuk yayasan. Status hukum tanah
itu pun telah menjadi milik yayasan. Di tanah itu direncanakan menjadi tempat operasional yayasan. Dengan
begitu, sebagai langkah awal yayasan membangun gedung di tanah hibah itu.

\\

Yayasan As-Sakinah merupakan lembaga sosial. As-Sakinah sendiri yang artinya anteng,
tenang. Dalam bahasa Jawa yang artinya jumeneng yang artinya menetap. Menetap dalam
artian semoga anak-anak kelak menemukan tempat menetap selamanya, tidak berpindah-
pindah.

Yayasan As-Sakinah terletak disebuah Desa Ditotrunan tepatnya di Jln. Mayor Kamari
Sampoerna RT.04 RW.02 Lumajang.
Berawal dari 5 orang anak yang di suruh datang kerumah Ibu Nurul Ain untuk mengaji yang
sekarang beliau menjadi Kepala lembaga sosial Yayasan As-Sakinah yang awalnya pada tahun
2001 terletak di Jln. Kapten Wiratno Lumajang. Kegiatan mengaji tersebut mendapat respon
positif dari anak-anak, sehingga anak-anak mengajak teman-temannya sekitar untuk mengikuti
kegiatan mengaji.

Dalam rentan waktu yang berjalan dari periode ke periode selanjutnya TPQ As-Sakinah
senantiasa memperlihatkan peningkatan yang dinamis dan signifikan

Seiring berjalannya waktu, jumlah santri yang mengaji di TPQ As-sakinah terus
bertambah, sehingga untuk perkembangannya ke depan perlu dibuat legalitas formal
kelembagaan. Maka dibuatlah kepala lembaga membuat ijin operasional yang tujuannya agar
lembaga tersebut diakui oleh pemerintah sehingga menjadi Lembaga sosial Yayasan As-
sakinah yang yang membawahi beberapa lembaga pendidikan seperti Madrasa Diniyah, Taman
Kanak-kanak Al-Quran (TKQ), dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ).

Hingga bulan Desember 2017 ini santri yang belajar mengaji di Yayasan As-Sakinah
sudah berjumlah 357 orang santri dengan rentang umur 3-18 tahun, dengan jumlah pengajar
sebanyak 15 orang. Untuk mendukung proses para santri mengaji, maka pada tahun 2010
dibuka pendaftaran program baru yaitu mengaji untuk ibu-ibu dan bapak-bapak.

Seluruh Pengajar di Yayasan As-Sakinah mengajar di bawah bimbingan dan arahan


dari dewan Pembina yang secara rutin memantau bacaan dan cara mengajar semua usatdz dan
ustadzah untuk menjaga kualitas mengaji santri. Selain itu pula pada minggu kedua dan ke
empat diadakan pelatihan standarisasi guru Al-Quran metode tilawati dengan tujuan agar
semua pengajar benar-benar dapat mendidik santri dengan benar.

Sementara itu, kondisi saat ini Yayasan As-Sakinah saat ini belum memiliki sarana
belajar yang memadai terutama ruang belajar. Kegiatan mengaji terpaksa memanfaatkan
tempat belajar di teras-teras tetangga dengan luas yang sangat terbatas dan beberapa rumah
warga masyarakat di sekitarnya, sehingga proses belajar-mengajar/mengaji belum dapat
berjalan secara optimal.

Melihat perkembangan jumlah santri Yayasan As-Sakinah yang terus meningkat,


seiring dengan semakin berkembangnya masyarakat di lingkungan sekitar Masjid Baitul
Jannah yang sebagian besar adalah keluarga muslim, Pengurus RW. 03 Kelurahan
Karangklesem beserta Pengurus RT. 02, 03, 04, 05, dan 06, menilai perlu dilaksanakannya
pembangunan ruang belajar (gedung) TPQ Baitul Jannah. Dan alhamdulillah atas berkat
rahmat Allah SWT niat dan doa tersebut akhirnya terkabul. Saat ini pengurus TPQ Baitul
Jannah telah mendapatkan sebidang tanah wakaf

You might also like