You are on page 1of 50

FRAKTUR (PATAH TULANG)

Definisi : Terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang rawan


dan lempeng pertumbuhan tulang. Fraktur tertutup bila
tidak ada hubungan antara daerah fraktur dengan udara
luar dan disebut terbuka untuk keadaan sebaliknya.
Fraktur patologis adalah fraktur yang terjadi pada tulang
yang sebelum fraktur sudah menderita/patologi.

Kriteria diagnosis : Adanya riwayat trauma yang adekwat (bukan fraktur


patologis) karena fraktur merupakan akibat dari trauma
maka perlu diperiksa kemungkinan cedera pada organ
atau bagian tubuh yang lain (Primary survey ATLS).
Pada status generalis diperiksa apakah pasien
mengalami syok atau perdarahan, trauma pada kepala,
medulla spinalis atau organ viserta serta ditentukan
apakah ada faktor yang menyebabkan fraktur mudah
terjadi. Pada status lokalis (secondary survey) diperiksa
adanya tanda-tanda fraktur secara sistematis (look, feel,
move) seperti bengkak, luka pada kulit (fraktur terbuka
atau tertutup), deformitas, nyeri tekan, kondisi
neurovascular distal, adanya gerakan abnormal pada
daerah yang diduga fraktur.

Diagnosis banding : Terutama pada fraktur yang dekat dengan sendi ;


fraktur dislokasi atau fraktur dan dislokasi.

Pemeriksaan penunjang : (X-ray) untuk menentukan diagnosis pasti dan penting


untuk perencanaan penatalaksanaan.
- Pada pemeriksaan radiology tentukan tulang yang
fraktur, bagiannya, ekstensi ke sendi, jenis garis
fraktur.
- Dibuat minimal dengan dua proyeksi (AP dan
lateral)
- Mencakup dua sendi (distal dan proksimal).
- Pada pasien anak dibuat juga x-ray dari sisi yang
sehat (untuk perbandingan).
- Pemeriksaan radiologis khusus seperti tomografi,
penggunaan zat kontras, CT Scan, MRI, radio
isotope scanning, USG dll.
- Pemeriksaan laboratorium : darah dan urine.

Perawatan RS : Dapat dilakukan di RS tipe A, B, C sesuai dengan


kondisi pasien, kemampuan dokter, dan sarana yang
ada.

Pelaku - Spesialis orthopaedi dan traumatologi.


Spesialis bedah umum bila tidak ada spesialis
orthopaedi dan Traumatologi

1
Konsultasi : Bila diperlukan dapat dilakukan konsultasi dengan
spesialis
lainnya (bedah toraks, bedah digestif, bedah anak,
bedah vascular, bedah plastik, urologi, bedah
syaraf, rehabilitasi dll).

Penatalaksanaan/terapi : Tujuan : Menyelamatkan penderita dari bahaya yang


mengancam jiwa pasien akibat dari trauma yang
dialami. Mendapatkan penyambungan tulang dengan
kedudukan yang dapat diterima (memenuhi syarat,
mendapatkan kembali fungsi anggota gerak yang
cedera). Penanganan secara umum : tindakan
penyelamatan jiwa sesuai dengan prosedur ATLS
(Advanced Trauma Life Support). Penanganan terhadap
frakturnya : pada pertologan pertama, dilakukan
pemasangan bidai pada anggota gerak yang diduga
patah/dislokasi untuk mengurangi pergerakkan antar
fragmen tulang sehingga dapat mengurangi nyeri,
perdarahan dan menghindari kerusakan jaringan lebih
lanjut serta memudahkan transportasi. Pada prinsipnya
penanganan yang dilakukan adalah sebagai berikut : (4
R)
Recognition (diagnosis klinis dan keadaan sosial
pasien)
Reduction (bila terjadi pergeseran fragmen, dapat
dilakukan secara terbuka maupun tertutup)
Retention (mempertahankan kedudukan hasil reduksi,
dapat bersifat internal ataupun eksternal)
Rehabilitation (anggota gerak bawah penting untuk
mobilisasi dan untuk anggota gerak atas, ketrampilan
lebih dipentingkan)
Pada patah tulang terbuka perlu tindakan debridemen
dan disertai dengan pemberian antibiotik profilaksis.

Penyulit : Dapat timbul secara sistemik maupun pada lokal


anggota gerak yang cedera. Penyulit yang timbul segera
: syok, perdarahan/cedera vaskuler, cedera syaraf,
cedera organ, dll. Penyulit yang timbul kemudian :
infeksi, kelakuan sendi, atrofi otot

Prognosis : Dubia (tergantung bagian tulang fraktur, penanganan


yang dipilih serta adanya penyulit).

Informed consent : Mutlak diperlukan agar pasien/keluarga mengerti


tentang keadaan penyakit pasien, rencana tindakan yang
akan dilakukan, penyulit yang mungkin timbul serta
prognosisnya.

Masa pemulihan : Adalah waktu yang diperlukan untuk pemulihan


keadaan pasien sehingga dapat kembali beraktifitas

2
seperti semula secara fungsional (impairment,
disability, handicapped). Umumnya berkisar antara 3
bulan sampai dengan 1 tahun.

Out put : Sembuh, dimana pasien dapat kembali mengerjakan


kegiatannya sehari-hari. Cacat bila terdapat penurunan
fungsi dari anggota gerak yang cidera sehingga pasien
tidak dapat mengerjakan kembali aktifitasnya seperti
sebelum ia mengalami cidera.

Patologi Anatomi : Pemeriksaan ini dilakukan bila ada kecurigaan adanya


fraktur patologis.

Otopsi :Dilakukan bila diperlukan misalnya bila sebab mati


tidak jelas ataupun untuk kepentingan pembuatan visum
et repertum.

Catatan medik : Perlu dibuat untuk kepentingan arsip, follow up,


penelitian. Dicatat identitas pasien secara jelas dan
lengkap, diagnosis akhir, penatalaksanaan, penyulit,
keadaan saat pasien pulang dari rumah sakit.

3
FRAKTUR TERBUKA

Definisi : Terjadinya fraktur yang disertai dengan terdapatnya


luka sehingga terjadi hubungan antara daerah fraktur
dengan udara luar. Luka dapat terjadi akibat trauma dari
luar atau dari dalam

Diagnosis : Riwayat trauma, luka dan luasnya permukaan,


deformitas, nyeri tekan, edema, fungio laesa.

Diagnosis banding : Dislokasi + luka

Pemeriksaan penunjang : Foto Rontgen; minimal 2 proyeksi (AP dan lateral,


aksial, tangensial)

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi : Bila ada cidera lain yang menyertai (internal bleeding,


dll); bedah vascular, bedah digestif, bedah plastic, dll
-bila diperlukan untuk menentukan toleransi operasi
(penyakit dalam, neurology, dll)

Perawatan RS : - bila tidak ada komplikasi, dirawat selama 3 hari

Terapi : Antibiotika profilasis cephalosporin generasi 1 untuk


fraktur terbuka tipe 1 dan 2, + aminoglikosid untuk
fraktur tipe 3A, + aminoglikosid + penisilin untuk
fraktur tipe 3B dan 3C
- tetanus profilaksis
- debridemen dan dilanjutkan dengan pemasangan
fiksasi interna atau fiksasi eksterna.
- Fiksasi interna untuk kasus fraktur terbuka tipe 1
dan 2
- Fiksasi eksterna untuk kasus fraktur terbuka tipe 3

Penyulit - dini : perdarahan, cedera syaraf atau organ lain.


- lambat : infeksi, kaku sendi, atrofi otot

Prognosis : dubia (sesuai tipe fraktur terbuka)

Informed consent : perlu dibuat (mengenai vitalitas, rencana fiksasi dan


kemungkinana tindakan amputasi)

Masa pemulihan : 3 bulan (union fraktur secara klinis)

Out put : bagian yang cedera dapat berfungsi kembali

Patologi anatomi : tidak diperlukan

Otopsi : tidak diperlukan

4
Catatan medik :Identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan
luka, fraktur dan gerakan sendi pada saat pulang dan
penentuan waktu kontrol dan keperluannya.

5
EKTREMITAS
ATAS

6
EKTREMITAS ATAS

BAHU

1. FRAKTUR KLAVIKULA
ICD 10 : S 42.0

Diagnosis :Riwayat trauma, hematoma, deformitas, bengkak, nyeri


tekan, gangguan gerak sendi bahu dan selalu evaluasi
neurovaskuler distal. Pada trauma kelahiran perhatikan
adanya pseudoparalysis (DD/Erbs, klumple, plexus
brachialis palsy pre/post ganglioner)

Diagnosis banding :-dislokasi sterno klavikula


-dislokasi akromio klavikula
-dislokasi sendi bahu

Pemeriksaan penunjang :foto rontgen; klavikula proyeksi AP.

Pelaku - spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :Spesialis bedah umum atau vascular (bila cedera


vascular)

Perawatan RS :-berobat jalan bila terapi konservatif dengan


pemasangan verban
ransel
-bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari
kecuali bila ada komplikasi.

Terapi :-konservatif ; imobilisasi dengan menggunakan : ransel


verban / figure of 8 bandage, arm sling / mitella
-operatif (reposisi terbuka dan fiksasi interna), bila
fraktur terbuka, disertai cedera neurovascular,
diperlukan reposisi anatomis, dan pada kasus-kasus mal
union atau non union. Implan yang digunakan: plate
screw, intra medullary (IM) pin, TBW (Tension Band
Wiring).

Penyulit : - cedera pembuluh darah


- cedera pleksus brachialis
- cedera dada / paru

Prognosis : baik

Informal consent : perlu dibuat

Masa Pemulihan :1 bulan (kerja ringan), 3 bulan (kerja berat)

Out put : dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi

7
Patologi anatomi : tidak diperlukan

Otopsi : tidak diperlukan

Catatan medik : identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan


keadaan luka saat pulang

8
2. FRAKTUR KOLLUM HUMERI
ICD 10 : S 42.2

Diagnosis :riwayat trauma, hematoma sekitar bahu, nyeri tekan,


nyeri bila bahu digerakkan.

Diagnosis banding : - dislokasi bahu anterior


- fraktur klavikula
- dislokasi akromio klavikula

Pemeriksaan penunjang : foto rontgen : sendi bahu AP dan lateral

Pelaku - spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi : tak perlu

Perawatan RS : - berobat jalan bila terapi konservatif


- bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari
kecuali ada komplikasi

Terapi : - konservatif : dengan mitella atau arm sling


- operatif :
Reposisi terbuka dan fiksasi dengan K-
wire atau dengan plate screw
Reposisi tertutup dan percutaneous
pinning

Penyulit : kaku sendi

Prognosis : dubia ad functionam

Informed consent : perlu dibuat

Masa pemulihan : 1 bulan

Out put : sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi : tidak diperlukan

Otopsi : tidak diperlukan

Catatan medik : tidak diperlukan

9
3. DISLOKASI BAHU (ANTERIOR)
ICD 10 : S 43.0

Diagnosis : Riwayat trauma, nyeri, tonjolan pada bagian depan


bahu, posisi lengan abduksi eksorotasi, tepi bahu
tampak menyudut, nyeri tekan, gangguan gerak sendi
bahu.

Diagnosis banding :-dislokasi akromio klavikula


-fraktur klavikula
-fraktur kolumna humeri
-fraktur humerus proksimal

Pemeriksaan penunjang :foto rontgen; sendi bahu AP dan aksial

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-berobat jalan bila terapi konservatif


-bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari
kecuali ada komplikasi

Terapi :-konservatif; reposisi tertutup dengan maneuver


kocher, imobilisasi dengan verban Velpeau atau collar
cuff selama + 3 minggu
-operatif (reposisi terbuka) pada neglected
case. Bristow Procedure pada dislokasi anterior bahu
rekurrens.

Penyulit :-cedera pembuluh darah


-cedera pleksus brachialis
-cedera dada
-lesi bankart
-lesi button hole

Prognosis :baik

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :1 bulan

Out put :sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka pada saat pulang dan penentuan waktu kontrol.

10
LENGAN ATAS

4. FRAKTUR SKAPULA
ICD 10 : S 42.1

Diagnosis :riwayat trauma tumpul langsung pada daerah bahu,


nyeri daerah bahu dan scapula

Diagnosis Banding : disosiasi scapulothorasis

Pemeriksaan Penunjang :-foto rontgen polos scapula AP + aksial (tangensial)


-CT Scan, bila fraktur intraartikular

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif dirawat maksimal selama 3-5 hari


kecuali
terdapat komplikasi
-rawat jalan bila konservatif

Terapi :-konservatif: pada undisplaced fraktur collum scapula


atau korpus skapularis, cukup dengan sling atau
shoulder immobilizer.
-operatif + fiksasi Interna pada displaced fraktur
fossa glenoidalis

Penyulit :-

Prognosis :undisplaced fraktur : fungsi baik


Displaced fraktur : fungsi dubia

Informed consents :perlu dibuat

Masa pemulihan :1 2 bulan

Output :dapat sembuh total bila tidak terdapat komplikasi

Patologi Anatomi :tidak diperlukan

Otopsi : tidak diperlukan

`Catatan Medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang. Penentuan waktu kontrol dan keperluannya.

11
5. FRAKTUR BATANG HUMERUS
ICD 10 : S 42.3

Diagnosis :riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka,


deformitas, bengkak, nyeri tekan, paresis n. radialis.

Diangnosis banding :tidak ada

Pemeriksaan penunjang :foto rontgen; humerus AP dan lateral

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari


kecuali ada komplikasi.
-berobat jalan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif; reposisi dan imobilisasi dengan U slab.


-operatif; reposisi terbuka dan fiksasi
interna. Implan yang digunakan: plate screw atau
intramedullary (IM) nail

Penyulit :cedera n. radialis

Prognosis :baik

Informed consent :perlu dibuat, terutama kemungkinan cedera n. radialis

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


n. Radialis pada saat pulang, penentuan waktu kontrol
dan keperluannya.

12
SIKU

6. FRAKTUR SUPRAKONDILER HUMERUS (ANAK-ANAK)


ICD 10 : S. 42.4

Diagnosis :riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka,


deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi
siku.

Diagnosis banding :-dislokasi sendi siku


-fraktur kondiler humerus
-fraktur olecranon
-fraktur caput radii
-pulled elbow

Pemeriksaan penunjang :foto rontgen; cubiti proyeksi AP (ekstensi) dan lateral


(fleski) termasuk sisi normal untuk perbandingan.

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari


kecuali ada komplikasi.
-berobat jalan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif; reposisi tertutup kalau mungkin dengan


panduan C-arm dan imobilisasi dengan long arm cast /
slab.
-operatif; (reposisi terbuka dan fiksasi
interna). Implan yang digunakan:
Kirschner wire

Penyulit :-cedera pembuluh darah


-cedera n. medianus
-iskemi Volkmann, kontraktur
Prognosis :baik

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :1 bulan

Out put :dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya.

13
7. DISLOKASI SIKU POSTERIOR
ICD 10 : S 53.1

Diagnosis :riwayat trauma, nyeri, function laesa, gangguan gerak


siku

Diagnosis Banding :fraktur epicondilus humeri, fraktur kaput atau collum


radius

Pemeriksaan Penunjang :foto rontgen, Siku AP/Lateral

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :dirawat maksimal 3 hari kecuali ada komplikasi

Terapi :-reposisi tertutup dalam narkose umum dan imobilisasi


dengan bidai gips dalam posisi fleksi
-reposisi terbuka dilakukan bila kasus neglected

Penyulit :cedera N ulnaris, medianus atau vaskuler, kekakuan


sendi

Prognosis :kasus baru: fungsional baik


Kasus neglected : fungsi dubia

Informed Consent :perlu dibuat

Masa Pemulihan :1 2 bulan

Output :dapat sembuh total bila tidak terdapat komplikasi

Patologi Anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :-

Catatan Medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya.

14
8. FRAKTUR OLEKRANON
ICD 10 : S 52.1

Diagnosis :riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka


deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak
ekstensi aktif siku.

Diagnosis banding :-dislokasi sendi siku


-fraktur suprakondiler humeri
-fraktur Monteggia

Pemeriksaan penunjang :foto rontgen; cubiti proyeksi AP dan lateral (fleksi).

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari


kecuali ada komplikasi.
-berobat jalan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; bila undisplaced pada fleksi siku


(imobilisasi dengan arm sling)
-operatif ; (reposisi terbuka dan fiksasi
interna), implan yang digunakan;
TBW (Tension Band Wire)

Penyulit :cedera n. ulnaris

Prognosis :baik

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :1 bulan

Out put :dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka dan gerakan sendi siku pada saat pulang,
penentuan waktu kontrol dan keperluannya.

15
ANTEBRACHII

9. FRAKTUR MONTEGGIA
ICD 10 : S 52.0

Diagnosis :riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka


deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi
siku.

Diagnosis banding :-dislokasi radio humeral


-dislokasi siku

Pemeriksaan penunjang :foto rontgen; antebrachii proyeksi AP dan lateral


(mencakup sendi siku serta sampai pergelangan tangan).
Berupa fraktur proksimal ulna disertai dislokasi sendi
radio-ulna proksimal dan sendi radio kapitelar.

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari


kecuali ada komplikasi.
-berobat jalan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; reposisi tertutup + long arm cast


(prognosis buruk)
-operatif ; (reposisi terbuka dan fiksasi
interna), reposis sendi radio humeral dan ORIF ulna.
Implan yang digunakan : plate screw

Penyulit :gangguan gerakan pro / supinasi

Prognosis :baik (operatif), buruk (konservatif)

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya.

16
10 FRAKTUR GALEAZZI
ICD 10 : S 52.3

Diagnosis :riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka


deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi
pergelangan tangan.

Diagnosis banding :-dislokasi radio ulna distal

Pemeriksaan penunjang : foto rontgen; antebrachii proyeksi AP dan lateral


(mencakup sendi siku). Berupa fraktur distal radius
disertai luksasi sendi radio-ulna distal.

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari


kecuali ada komplikasi.
-berobat jalan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; reposisi tertutup + long arm cast


(prognosis buruk).
-operatif ; (reposisi terbuka dan fiksasi
interna), reposisi sendi radio ulna distal dan ORIF
radius. Implan yang digunakan : plate screw

Penyulit :gangguan gerakan pro / supinasi

Prognosis :baik (operatif)

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya.

17
11. FRAKTUR FALANGS
ICD 10 : S 62.8

Diagnosis :riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, hematoma, luka


deformitas, bengkak, nyeri tekan, gangguan gerak sendi
jari-jari tangan.

Diagnosis banding :-dislokasi sendi interfalang

Pemeriksaan penunjang :foto rontgen; manus proyeksi AP dan oblique


(mencakup sendi pergelangan tangan).

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 3 hari


kecuali ada komplikasi.
-berobat jalan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; reposisi tertutup + neighbouring


splint/fore slab dengan posisi lumbrical
-operatif ; (reposisi terbuka dan fiksasi
interna), Implan yang digunakan : K wire atau mini
plate screw

Penyulit :rupture tendon

Prognosis :dubia

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :1 bulan

Out put :dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya.

18
EXTREMITAS
BAWAH

19
EXTREMITAS BAWAH

12. FRAKTUR KOLLUM FEMORIS


ICD 10 : S 72.0

Diagnosis :riwayat trauma, nyeri, fungsio laesa, luka deformitas,


nyeri tekan, gangguan gerak sendi panggul.

Diagnosis banding :-dislokasi panggul


-fraktur trochanter femur

Pemeriksaan penunjang : foto rontgen; panggul proyeksi AP dan aksial.

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :rehabilitasi medik untik mobilisasi

Perawatan RS :-bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 7 hari


kecuali bila ada komplikasi.
-2 minggu bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; reposisi tertutup + traksi kulit sampai


nyeri berkurang (maksimal 3 minggu)
-operatif ; (hemiartroplasti untuk pasien usia
lanjut atau fiksasi interna untuk pasien usia muda ),
Implan yang digunakan : Austin Moore prosthesis atau
multiple pinning

Penyulit :-dekubitus
-pneumonia
-nekrosis avaskuler

Prognosis :dubia

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :dapat berjalan bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan, kecuali fraktur patologis

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang, penentuan waktu kontrol dan keperluannya.

20
13. FRAKTUR TROCHANTER FEMUR
ICD 10 : S 72.1

Diagnosis :riwayat trauma, hematoma, nyeri, fungsio laesa,


hematoma, luka deformitas, nyeri tekan, gangguan
gerak sendi panggul.

Diagnosis banding :-dislokasi panggul


-fraktur komlumna femoris
-fraktur proksimal femur

Pemeriksaan penunjang : foto rontgen; panggul proyeksi AP dan aksial.

Pelaku : spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, dirawat maksimal selama 7 hari


kecuali ada komplikasi.
-2 bulan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; reposisi tertutup + traksi


-operatif ; fiksasi interna, implan yang
digunakan: plate screw atau DHS (dynamic Hip Screw)
atau AM Prothese Straight Stem

Penyulit :deformitas varus

Prognosis :baik

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :dapat berjalan bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan, kecuali fraktur patologis

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang.

21
14. FRAKTUR BATANG FEMUR
ICD 10 : S 72.3

Diagnosis :riwayat trauma, hematoma, nyeri, edema, fungsio


laesa, luka deformitas, nyeri tekan.

Diagnosis banding :-dislokasi panggul


-fraktur trochanter

Pemeriksaan penunjang : foto rontgen; panggul proyeksi AP dan lateral.

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, selama 7 hari


-3 bulan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; reposisi tertutup + balance skeletal


traction
-operatif ; fiksasi interna, implan yang
digunakan: plate screw atau intramedullary (IM) Nail

Penyulit :syok perdarahan

Prognosis :baik

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :dapat berjalan bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang, penentuan waktu kontrol.

22
15. FRAKTUR KONDILER FEMUR
ICD 10 : S 72.9

Diagnosis :riwayat trauma, hematoma, nyeri, edema, fungsio


laesa, luka deformitas, nyeri tekan, gangguan gerak
sendi lutut

Diagnosis banding :-dislokasi sendi lutut


-fraktur patella
-fraktur tibial plateau

Pemeriksaan penunjang : foto rontgen; genu proyeksi AP dan lateral.

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, selama 7 hari


-3 bulan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; reposisi tertutup + traksi 90-90


-operatif fiksasi interna, implan yang
digunakan: plate screw atau condylar blade atau DCS
(Dynamic Condylar Screw)

Penyulit :-cedera pembuluh darah


-cedera ligament
-sindroma kompartemen

Prognosis :dubia

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :dapat berjalan bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang, penentuan waktu kontrol.

23
16. FRAKTUR PATELLA
ICD 10 : S 82.0

Diagnosis :riwayat trauma, hemarthrosis, nyeri, edema, fungsio


laesa, luka, tidak bias ekstensi lutut secara aktif.

Diagnosis banding :-dislokasi patella


-fraktur kodiler femur
-fraktur tibial plateau

Pemeriksaan penunjang : foto rontgen; genu proyeksi AP dan lateral.

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, maksimal 7 hari


-berobat jalan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; koker gips/cylinder cast (undisplaced


fracture)
-operatif ; fiksasi interna, implan yang
digunakan: tension band wire

Penyulit :-

Prognosis :baik

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :dapat berjalan bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka dan gerakan seni lutut pada saat pulang, penentuan
waktu kontrol.

24
17. FRAKTUR TIBIAL PLATEAU
ICD 10 : S 82.1

Diagnosis :riwayat trauma, hemarthrosis, nyeri tekan dan pada


pergerakan sendi lutut, edema, fungsio laesa, luka.

Diagnosis banding :-fraktur kondiler femur


-fraktur patella
-dislokasi genu

Pemeriksaan penunjang : foto rontgen; sendi lutut proyeksi AP dan lateral.

Pelaku - spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, maksimal 3 hari


-berobat jalan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; reposisi tertutup + cylinder cast


(undisplaced )
-operatif fiksasi interna, implan yang
digunakan: plate screw

Penyulit :sindroma kompartemen


-Ruptur ligament
-robek meniskus

Prognosis :dubia

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :dapat berjalan tanpa nyeri bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka dan gerakan sendi lutut pada saat pulang,
penentuan waktu kontrol.

25
18. SINDROMA KOMPARTEMEN AKUT KRURIS

Diagnosis :riwayat trauma (fraktur kruris, cedera jaringan lunak,


cedera arteri, penekanan lama pada tungkai bawah, luka
bakar). Tanda-tanda dini berupa nyeri tekan, nyeri pada
peregangan otot (stretch pain), paresthesia,
pulselessness, paresis, puffiness.

Diagnosa banding :-cedera arteri


-cedera saraf

Pemeriksaan Penunjang :-pemeriksaan intra kompartemen dengan needle


technique (cara Whiteside)
-doppler
-arteriografi

Pelaku - spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :spesialis bedah vaskuler

Perawatan RS :rawat inap segera dan pengawasan neurovaskuler

Terapi :operatif cito dengan 2 insisi untuk dekompresi untuk


dekompresi ke 4 kompartemen kruris dan dapat
dilakukan dengan anestesi lokal

Penyulit :kontraktur Volkmann

Informed Consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :1-2 minggu

Output :dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi Anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan Medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka pada saat pulang serta penentuan waktu kontrol
dan keperluannya.

26
19. FRAKTUR BATANG TIBIA
ICD 10 : S 82.2

Diagnosis :riwayat trauma, hematoma, nyeri tekan, edema, fungsio


laesa, luka

Diagnosa banding : Tidak ada

Pemeriksaan penunjang :foto rontgen; cruris proyeksi AP dan lateral

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, selama 3 hari


-berobat jalan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; reposisi tertutup + long leg cast


-operatif fiksasi interna, implan yang
digunakan : plate screw atau intramedullary nail

Penyulit :sindroma kompartemen

Prognosis :baik

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :dapat berjalan bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


saat pulang, penentuan waktu kontrol.

27
20. FRAKTUR PILON TIBIA
ICD 10 : T 12

Diagnosis :riwayat trauma, bengkak pada daerah pergelangan kaki,


nyeri tekan, gangguan gerak sendi.

Diagnosa banding : fraktur ankle

Pemeriksaan penunjang :foto roentgen kruris distal + ankle AP / Lateral

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :-

Perawatan RS :-non operatif : maksimal 3 hari


-operatif : maksimal 10 hari bila secara
mobilisasi ada (crutches)

Terapi :-non operatif : imobilisasi dengan back slab


-operatif :
-reposisi terbuka + fiksasi internal dengan
plate + screw atau kombinasi dengan K wires
-bila cedera + edema extensive kulit dan
jaringan lunak disekitar ankle, operasi ditunda
sampai edema berkurang dan terdapat gambaran
wrinkle sign dari kulit dan selama penundaan
dipasang traksi skeletal pada kalkaneus

Penyulit :-cedera pembuluh darah


-edema kulit dan jaringan lunak sekitar
pergelangan kaki

Prognosis :qua ad vitam : dubia ad bonam


qua ad functionem : dubia
qua ad sanationem : baik

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :1-3 bulan

Out put :dapat sembuh bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka pada saat pulang serta kapan saat kontrol ke
poliklinik.

28
21. FRAKTUR ANKLE (PERGELANGAN KAKI)
ICD 10 : S 82.8

Diagnosis :riwayat trauma, hemarthrosis, nyeri tekan dan pada


pergerakan sendi pergelangan kaki, edema, fungsio
laesa, luka

Diagnosa banding :-fraktur tibial pilon


-fraktur talus
-sprain ankle

Pemeriksaan penunjang :foto rontgen; sendi pergelangan kaki proyeksi AP dan


lateral

Pelaku : -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :-bila terapi operatif, selama 3 hari


-berobat jalan bila terapi konservatif

Terapi :-konservatif ; reposisi tertutup + gips sepatu


-operatif fiksasi interna, implan yang
digunakan : plate screw atau tension band wire

Penyulit :-interposisi periosteum


-ruptur ligamen

Prognosis :dubia

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 bulan

Out put :dapat berjalan tanpa nyeri bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka pada gerakan sendi pergelangan kaki pada saat
pulang, penentuan waktu kontrol.

29
22. CONGENITAL TALIPES EQUINO VARUS
ICD 10 : Q 66.0

Diagnosis :kaki bengkok kedalam postural TEV pasien dilahirkan

Diagnosis banding :constriction band, arthrogryposis multiplex congenital,


spina bifida dengan memingocele/memingomyelocele.

Pemeriksaan penunjang :foto rontgen ; proyeksi AP dan lateral

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :-bila merupakan bagian dari suatu sindroma (ada


kelainan kongenital lain)
-bila diperlukan untuk menentukan toleransi
operasi (bagian paediatri)

Perawatan RS :untuk persiapan operasi atau pengawasan pasca bedah

Terapi konservatif :-dengan serial stretching dan casting segera/sedini


mungkin
-operasi release jaringan lunak bagian postero-
medial

Penyulit :cedera neuro-vascular

Prognosis :dubia, tergantung beratnya deformitas

Informed consent :perlu dibuat (mengenai kemungkinan koreksi yang


diharapkan dapat dicapai)

Masa pemulihan :3 bulan, namun perlu follow up jangka panjang untuk


melihat bentuk kaki pada waktu mulai berjalan

Out put :kaki dapat diposisikan plantigrade dan pasien dapat


berjalan tanpa rasa nyeri

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka, deformitas kaki, penentuan waktu kontrol.

30
KOLUMNA
VERTEBRALIS

31
KOLUMNA VERTEBRALIS

1. FRAKTUR VERTEBRA SERVIKAL


ICD 10 : S 12

Diagnosis :riwayat trauma kepala atau muka dengan nyeri daerah


leher tanpa atau dengan gangguan neurologist pada
extremitas

Diagnosis Banding :whiplash injury

Penunjang Pemeriksaan :foto rontgen proyeksi AP, Lat (swimmers position),


AP (open mouth), CT Scan, MRI dilakukan bila kondisi
KU memungkinkan dan tersedia

Pelaku :-spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :Orthopaedic spine surgery

Perawatan RS :rawat inap segera dengan kesiapan perawatan intensif

Terapi :-bila cedera < 8 jam dapat diberikan terapi metil


prednisolon sesuai dengan metode NASCIS II atau III
-konservatif dengan traksi glisson, traksi
crutchfied atau gardner bila diperlukan reposisi atau
dengan hard collar bila hanya immobilisasi.
-operatif fiksasi interna dengan implan plate
screws atau wire

Penyulit :-paralisa otot-otot pernafasan


-paralisis extremitas atas dan bawah dan saraf
otonom

Prognosis :tergantung dari berat ringannya cedera neurologis

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :> 6 bulan

Output :preservasi fungsi neurologist semaksimal mungkin

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan Medik :indentitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan


keadaan saat pulang, penentuan waktu kontrol.

32
2. FRAKTUR VERTEBRA TORAKOLUMBAL
ICD 10 : S 22.0

Diagnosis :riwayat trauma, nyeri daerah torakal, gangguan fungsi


extremitas, bawah dan fungsi saraf otonom

Diagnosis Banding :tidak ada

Pemeriksaan penunjang :-foto rontgen torakal AP/LAT


-CT Scan bila tersedia
-MRI bila tersedia

Pelaku -spesialis orthopaedi & traumatologi

Konsultasi :tidak ada

Perawatan RS :diperlukan rawat inap sampai kondisi memungkinkan


untuk rawat jalan

Terapi :-konservatif untuk fraktur tipe stabil atau menolak


operatif dengan bed rest
-operatif : untuk fraktur tipe unstable dengan
pendekatan posterior

Penyulit :gangguan fungsi neurologis otonom dan atau fungsi


neurologis extremitas bawah, infeksi saluran kemih,
ulkus dekubitus

Prognosis :tergantung berat ringannya cedera neurologis

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :3 6 bulan

Otuput :preservasi fungsi neurologis semaksimal mungkin

Patologi Anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan Medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penylit keadaan saat


pulang dan follow up selanjutnya penentuan waktu
control.

33
TUMOR
TULANG JINAK
PRIMER

34
TUMOR TULANG JINAK PRIMER

1. OSTEOCHONDROMA
ICD 10 M 9210

Diagnosis :tonjolan pada bagian ujung tulang panjang, nyeri pada


sekitar tonjolan

Diagnosis banding :tumor ganas tulang primer (terutama pada stage


3/agresif)

Pemeriksaan penunjang :-laboratorium darah perifer, LED alkali fosfatase


-foto rontgen ; AP/Lat pada bagian yang
dikeluhkan (pada anak-anak disertai foto kontra lateral)
-CT Scan pada stadium 3
-biopsi eksisional

Pelaku : spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :operatif
-one day care
-dirawat maksimal 3 hari

Terapi :-konservatif dengan observasi berkala


-operatif : eksisi berikut cartilaginous cap

Penyulit :hematoma

Prognosis :baik, kemungkinan degenerasi keganasan pada tipe


soliter 10 20%

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :2 minggu sampai 1 bulan

Otuput :dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka saat pulang, penentuan waktu kontrol.

35
2. ANEURYSMAL BONE CYST (ABC) DAN SIMPLE BONE CYST (SBC)
ICD :

Diagnosis :nyeri daerah tulang panjang ekstremitas, nyeri gerak

Diagnosis banding :-tumor ganas tulang primer


-infeksi tulang

Pemeriksaan penunjang :-laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase


-foto rontgen ; AP/Lat pada bagian yang
dikeluhkan (pada anak-anak disertai foto kontra lateral)

Pelaku : -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :operatif : dirawat maksimal 3 hari

Terapi :operatif : kuretase dan bone graft

Penyulit :-hematoma
-fraktur patologis

Prognosis :baik. Rekurensi pada ABC 20 70%, pada SBC 10


20%.

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :2 minggu sampai 1 bulan

Otuput :dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka saat pulang, penentuan waktu kontrol.

36
3. GIANT CELL TUMORS
ICD : M 9250

Diagnosis :nyeri dekat persendian daerah tulang panjang


ekstremitas, nyeri gerak, bengkak sendi.

Diagnosis banding :-tumor ganas tulang primer


-infeksi tulang/sendi

Pemeriksaan penunjang :-laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase


-foto rontgen ; AP/Lat pada bagian yang
dikeluhkan
-CT Scan untuk menilai kerusakan tulang bila
tersedia
-MRI untuk menilai perluasan massa jaringan
tumor bila tersedia
-FNAB / biopsy aspirasi jarum halus (BAJAH)

Pelaku : -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :tidak diperlukan

Perawatan RS :operatif : dirawat maksimal 2 minggu

Terapi :operatif : tergantung stadium


stadium 1 : kuretase dan bone graft kalau perlu pad
lesi yang
besar disertai dengan bone cement/filling
stadium 2,3 : prosedur reseksi dan rekonstruksi/limb
salvage
stadium 3 lanjut : ablasi tungkai

Penyulit :-hematoma
-fraktur patologis

Prognosis :-stadium 1 dan 2 dengan tindakan kuret/limb salvage,


rekurensi berkisar antara 20 70%
-stadium 3 dengan tindakan amputasi/ablasi :
0%
-kemungkinan metastasis paru : 3%

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :2 minggu sampai 1 bulan

Otuput :lihat prognosis

Patologi anatomi :diperlukan

37
Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka saat pulang, penentuan waktu kontrol.

38
TUMOR
TULANG
PRIMER GANAS

39
TUMOR TULANG PRIMER GANAS

1. OSTEOSARCOMA
ICD : M 9180

Diagnosis :usia dewasa muda, pembengakakan yang nyeri dekat


persendian daerah tulang panjang ekstremitas (terutama
sekitar lutut), nyeri gerak, bengkak sendi, pertumbuhan
relatif cepat

Diagnosis banding :-infeksi tulang/sendi

Pemeriksaan penunjang :-laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase,


fungsi hati
-foto rontgen ; AP/Lat pada bagian yang
dikeluhkan
-CT Scan untuk menilai luas kerusakan tulang
bila tersedia
-MRI untuk menilai perluasan massa jaringan
tumor bila tersedia
-FNAB / BAJAH

Pelaku :spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :spesialis orthopaedi konsultan ongkologi

Perawatan RS :operatif : dirawat maksimal 2 minggu 1 bulan

Terapi :operatif : tergantung stadium


-stadium : kemoterapi neuajuvant kemudian limb
salvage
-stadium II B lanjut : ablasi tungkai disusul dengan
ajuvant kemoterapi

Penyulit :-hematoma
-infeksi
-fraktur patologis
-metastasis

Prognosis :-ad functionam : dubia 2 years SR 30-70%


-ad sanationam

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :1 2 bulan

Otuput :lihat prognosis

Patologi anatomi :diperlukan

40
Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka saat pulang, penentuan waktu kontrol.

41
2. KONDROSARCOMA
ICD : M 9220
Diagnosis :usia dewasa, benjolan didaerah tulang panjang
ekstremitas, pertumbuhan lambat.

Diagnosis banding :-infeksi tulang/sendi

Pemeriksaan penunjang :-laboratorium darah perifer, LED, alkali fosfatase,


fungsi hati
-foto rontgen ; AP/Lat pada bagian yang
dikeluhkan
-CT Scan untuk menilai luas kerusakan tulang
bila tersedia
-MRI untuk menilai perluasan massa jaringan
tumor bila tersedia
-FNAB / BAJAH atau biopsy insisional

Pelaku :spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :spesialis orthopaedi konsultan ongkologi

Perawatan RS :operatif : dirawat maksimal 2 minggu 1 bulan

Terapi :

Operatif (paliatif) :tergantung stadium


stadium : limb salvage
stadium IIB lanjut : ablasi

Penyulit :-hematoma
-infeksi
-fraktur patologis
-metastasis

Prognosis :-ad functionam : dubia ad bonam


-ad sanationam : ad malam

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :1 2 bulan

Otuput :-ad functionam : dubia


-ad sationam : dubia ad malam
Patologi anatomi :diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan keadaan


luka saat pulang, penentuan waktu kontrol.

42
INFEKSI

43
INFEKSI

1. SPONDYLITIS TUBERKULOSIS
ICD : M 46.2

Diagnosis :nyeri leher, punggung atau punggung bawah,


tergantung letak lesi. Nyeri terutama saat mobilisasi,
gangguan neurologis ekstremitas. Demam, keringat
malam, batuk, nafsu makan menurun, berat badan
menurun.

Diagnosis banding :tumor metastasis, tumor ganas tulang primer, fraktur


osteoporosis

Pemeriksaan penunjang :-laboratorium darah perifer, LED, CRP, sputum BTA,


test mantoux
-foto rontgen vertebra AP/Lat pada bagian
vertebra yang dikeluhkan
-CT Scan : untuk menilai kerusakan tulang dan
diameter kanalis spinalis bila tersedia
-MRI : untuk menilai ekstensi pus atau jaringan
massa paravertebral dan evaluasi penekanan saraf bila
tersedia
-Mielografi : bila MRI tidak ada, namun
diperlukan penilaian penekanan struktur saraf dalam
kanalis spinalis.

Pelaku -spesialis orthopaedi dan traumatologi


-spesialis orthopaedi spine

Konsultasi :diperlukan untuk tolerasi operasi dalam pembiusan

Perawatan RS :1 minggu 2 bulan

Terapi :-perbaikan keadaan umum dan gizi


-obat anti tuberkulosis, kombinasi
-tindakan konservatif : imobilisasi dengan
support eksternal rigid dengan orthosis (brace, balutan
gips) minimal 3 bulan
-tindakan operatif :
Radikal :
Debridemen
Dekompresi saraf
Strut bone graft untuk rekonstruki
kolom anterior
Radikal dengan koreksi kifosis dan
stabilisasi dengan instrumentasi segmental
dengan sekrup pedikel dan kawat sublaminar

44
Penyulit :hematoma

Diagnosis :baik

Informed consent :perlu dibuat

Masa pemulihan :2 minggu sampai 3 bulan

Output :dapat sembuh total bila tidak ada komplikasi

Patologi anatomi :diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan


keadaan luka saat pulang, penentuan waktu kontrol.

45
2. OSTEOMIELITIS KHRONIS
ICD 10 : M 86.4

Disgnosis :riwayat fraktur terbuka, luka/fistel yang tidak sembuh.


Sembuh, bisul yang sering hilang timbul.

Diagnosis banding :tumor (malignancy)

Pemeriksaan penunjang :-X-ray : sequester, involucrum


-pemeriksaan laboratorium

Pelaku : -spesialis orthopaedi dan traumatologi

Konsultasi :-bila diperlukan untuk menentukan toleransi operasi


(penyakit dalam)

Perawatan RS :

Terapi :antibiotika sesuai kultur, squesterectomy, guttering

Penyulit :fraktur patologis

Prognosis :dubia

Informed consent :dibuat pernyataan :


-bisa kambuh terutama bila kondisi badan
buruk / lemah
-bila delayed union

Masa pemulihan :3 bulan (union fraktur)

Output :bagian yang cedera dapat berfungsi kembali

Patologi anatomi :tidak diperlukan

Otopsi :tidak diperlukan

Catatan medik :identitas pasien, diagnosis, terapi, penyulit dan


keadaan luka, fraktur dan gerakan sendi pada saat
pulang, penentuan waktu kontrol.

46
TATA LAKSANA
PENGELOLAAN
PENDERITA
ORTHOPAEDI

47
TATALAKSANA PENGELOLAAN
PENDERITA ORTHOPAEDI YANG AKAN DIOPERASI DI IGD

A. Penderita ditentukan akan dilakukan tindakan operasi atas dasar :


-Indikasi yang ditetapkan spesialis orthopaedi setelah dilakukan pemeriksaan,
-Pasien telah mendapat penjelasan mengenai keadaan penyakitnya dan perlunya tindakan
operasi serta menanda tangani surat pernyataan bersedia dilakukan tindakan operasi.

B. Persiapan pra bedah :


- Penderita diterangkan oleh Spesialis orthopaedi dan traumatologi tentang rencana,
macam operasi, komplikasi yang mungkin terjadi, kemungkinan perluasan tindakan,
prognosis serta hasil akhirnya. Apabila penderita sudah mengerti dan setuju untuk
dilakukan operasi harus menanda tangani inform consent (persetujuan tindakan dan
pembiusan anestesi) oleh penderita/keluarga dengan saksi/perawat.
-Pasien dipuasakan
-Bagian tubuh yang akan dioperasi dicukur.
-Pemeriksaan Laboratorium :
Darah : Hb, Ht, L, hitung jenis, masa pembekuan dan masa perdarahan, SGOT
SGPT, Ureum Creatinin, Albumin Globulin, Gula darah sewaktu
Urine : Eritrosit, Lekosit dan Sedimen,
-Umur > 30 tahun diperiksa ECG disertai konsultasi toleransi operasi dari bidang
penyakit dalam
-Foto thorax PA
-Pemberian obat-obatan prabedah
-Pasien telah menyiapkan dana untuk implan yang akan digunakan
-Konsul anestesi untuk persiapan pembiusan.
-Memberi tahu ke kamar operasi untuk penjadwalan operasi serta instrument yang akan
dipakai

C. Persyaratan operasi :
-Apabila ada hasil pemeriksaan yang abnormal, telah dilakukan persetujuan oleh konsultan
yang bersangkutan dengan kelainannya.
-Semua peralatan yang dibutuhkan untuk operasi telah siap.

48
D. Sebelum masuk kamar operasi :
Kelengkapan penderita dicek :
-Data penderita dan inform consent/persetujuan operasi diperiksa kembali.
-Kelengkapan laboratorium,x-foto dan pemeriksaan khusus
-Jawaban konsultasi operasi dari bidang yang dikonsulkan.
-Pelengkapan operasi : cairan, transfusion set, darah, antibiotika, gips, padding dan elastic
bandage,
implan.
-Test antibiotika dan pemberian antibiotika profilaksis 30 menit sebelum operasi.
-Pasang kateter urine bila diperlukan.

E. Pengiriman penderita ke kamar operasi


-Penderita yang akan di operasi dikirim ke kamar oleh perawat ruangan atas panggilan dari
kamar operasi bila diperlukan didampingi oleh dokter.
-Penderita dipindahkan ke brankar kamar operasi dan semua pakaian dari ruangan dilepas
dan diganti pakaian dari kamar bedah.
-Semua data dan kelengkapan penderita di cek kembali dan dicocokkan.
-Serah terima perlengkapan penderita di cek kembali dan dicocokkan.
-Serah terima perlengkapan untuk operasi (cairan infuse, darah, dll)

F. Persiapan tindakan bedah :


-Penderita dipindahkan ke meja operasi oleh perawat dan didampingi oleh dokter bila
diperlukan
-Dokter anestesi melakukan pembiusan
-Setelah penderita dilakukan tindakan anestesi, posisi penderita diatur sesuai kebutuhan
tindakan operasi
-Cuci daerah sekitar lapangan operasi dengan air, sabun dan sikat oleh
operator/asisten/perawat
-Lapangan operasi dikeringkan dengan duk steril dan kalau perlu dipasang tourniquet.
-Perawat instrument mencuci tangan, mengeringkan dan memakai gaun operasi steril
untuk kemudian menyiapkan duk steril oleh instrument.
-Operator dan asisten operator melakukan cuci tangan, mengeringkan, untuk kemudian
dikenakan gaun operasi steril oleh instrument
-Lapangan operasi dilakukan desinfeksi dengan betadin oleh operator.

49
-Lapangan operasi dipersempit dengan duk steril.
-Operasi dilakukan oleh operator dan dibantu oleh seorang asisten atau lebih, satu orang
perawat instrument dan satu orang perawat penyaji ruangan.

G. Operasi selesai
-Diperiksa apakah drain telah terpasang dengan baik dan terfiksasi
-Apakah masih diperlukan external support (gips sirkuler, collar brace, back slab, dll)
-Apakah diperlukan observasi / monitor khusus atau kelengkapan khusus (respirator, dll)
-Operator membuat laporan operasi dan jelas terbaca.
-Penderita dipindahkan dari meja operasi ke brankar/
-Penderita dipindahkan ke ruang pemulihan.

50

You might also like