You are on page 1of 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sindrom nefrotik merupakan penyakit yang sering dijumpai pada anak-

anak. Kortikosteroid merupakan terapi utama pada sindrom nefrotik.

Berdasarkan respon terhadap pengobatan steroid, sindrom nefrotik dibagi

menjadi sindrom nefrotik responsif steroid dan sindrom nefrotik resisten

steroid. Sekitar 90 % anak dengan sindrom nefrotik anak memberikan respon

yang baik terhadap terapi steroid, sedangkan 10 % sisanya tidak memberikan

respon yang disebut resisten steroid (Lee dan Mak, 2000; Wila Wirya, 2002).

Prognosis sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS) lebih buruk

dibandingkan dengan yang responsif steroid. Dimana sekitar 50 % pasien dengan

sindrom nefrotik resisten steroid akan menjadi gagal ginjal terminal. Berdasarkan

gambaran histopatologis, pada sindrom nefrotik kelainan minimal 90 % memberi

respon yang baik terhadap terapi steroid oral yang direkomendasikan oleh

ISKDC, namun hanya 50 % pada glomerulonefritis mesangioproliferatif dan

hanya 18 % pada glomerulosklerosis fokal segmental yang memberi respon baik

(Besbas et al., 1992; Cattran dan Rao, 1998).

Hingga saat ini belum ada penanda diagnostik lain selain gambaran

histopatologis yang dapat digunakan sebagai prediktor responsif atau resisten

terhadap terapi steroid pada anak dengan sindrom nefrotik (Hoyer et al., 2008).

1
2

Pada sarana pelayanan kesehatan dengan sarana terbatas, pemeriksaan

histopatologi dan biopsi ginjal belum tentu tersedia. Hanya tersedia data dari hasil

anamnesis, pemeriksaan fisik diagnostik dan pemeriksaan laboratorium sederhana

yang dapat dipakai untuk menentukan prognosis pada anak dengan sindrom

nefrotik.

Terdapat penelitian sebelumnya dalam bentuk potong lintang dan kohort

yang mencoba mengetahui tanda-tanda klinis yang dapat memprediksi terjadinya

resistensi steroid pada sindrom nefrotik, mengajukan beberapa faktor seperti jenis

kelamin, usia saat didiagnosis, hipertensi, hematuria, dan peningkatan kadar

kreatinin serum darah sebagai prediktor sindrom nefrotik resisten steroid (Mekahli

et al., 2009; Rachmadi et al., 2004).

Secara statistik, anak laki-laki lebih sering menderita sindrom nefrotik

dibandingkan perempuan (Constantinescu et al., 2000), namun belum ada laporan

tentang keterkaitannya dengan kejadian resistesi steroid. Usia yang lebih tua dan

gangguan fungsi ginjal yang dinilai dari peningkaan kadar kreatinin pada saat

didiagnosis dipercaya sebagai faktor risiko terjadinya penyakit ginjal kronik dan

gagal ginjal terminal yang sering terjadi pada perjalanan penyakit SNRS.

Sementara kejadian hematuria dan hipertensi banyak dijumpai pada pada pasien

dengan gambaran glomerulosklerosis fokal segmental yang secara klinis sebagian

besar adalah SNRS (Zagury et al., 2013). Namun hal tersebut perlu diteliti lebih

lanjut agar dapat dipakai pada lingkungan klinis kita.


3

B. RUMUSAN MASALAH

Peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi

prediktor terjadinya resistensi steroid pada anak dengan sindrom nefrotik.

Berdasarkan penelitian sebelumnya faktor-faktor tersebut yaitu jenis kelamin, usia

saat didiagnosis, hipertensi, hematuria, dan peningkatan kadar kreatinin serum

(Mekahli et al., 2009; Rachmadi et al., 2004).

C. PERTANYAAN PENELITIAN

Faktor-faktor klinis apa saja yang dapat menjadi prediktor terjadinya

resisten steroid pada anak dengan sindrom nefrotik?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui apakah jenis kelamin, usia saat

didiagnosis, hipertensi, hematuria dan peningkatan kadar kreatinin serum,

merupakan faktor prediktor resistensi steroid pada anak dengan sindrom nefrotik.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini yaitu :

1. Bagi peneliti : dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi

prediktor terjadinya resisten steroid pada anak yang menderita sindrom

nefrotik
4

2. Bagi pasien : dapat lebih mengefektifkan penatalaksanaan terhadap anak

dengan sindrom nefrotik, terutama yang berpotensi menjadi resisten steroid.

3. Bagi dunia klinis : dapat mengetahui apakah beberapa faktor yang

berhubungan dengan resistensi steroid pada anak dengan sindrom nefrotik

yang telah dikemukakan pada penelitian sebelumnya dapat diterapkan dalam

lingkungan klinis di tempat peneliti.


5

F. KEASLIAN PENELITIAN

Tabel 1. Penelitian terdahulu mengenai prediktor resistensi steroid pada

anak dengan sindrom nefrotik

Rancangan
Peneliti dan Judul Penelitian
No Penelitian dan Hasil
Penerbitan dan Penerbitan
Jumlah Sampel

1. Djalila Mekahli Kohort Long term Umur > 10 tahun

et al. retrospektif outcome of merupakan prediktor

Pediatr Nephrol 78 sampel idiopathic steroid terjadinya end stage

2009 resistant nephrotic renal disease (ESRD).

24:1525 - 1535 syndrome : a Hematuria bukan

multicentre study merupakan faktor risiko

ESRD.

2. Rahmadi et al. Potong lintang Faktor risiko Jenis kelamin dan onset

Bandung Med 131 sampel resisten steroid usia bukan merupakan

J, 2004, 36(1) pada anak faktor risiko resisten

sindrom nefrotik steroid. Hipertensi,

idiopatik hematuria, dan

peningkatan kadar

kreatinin serum

merupakan faktor risiko

resistensi steroid.

Perbedaaan penelitian ini dengan kedua penelitian di atas terletak pada

rancangan penelitian yang digunakan. Penelitian ini menggunakan kasus kontrol,

sedangkan penelitian di atas menggunakan kohort retrospektif dan potong lintang.

You might also like