Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian Alignment
Alignment adalah kesatusumbuan, kesejajaran, kesebarisan dan ketegaklurusan
elemen mesin pemindah putaran atau daya. Alignment biasanya dilakukan pada saat
pemasangan elemen mesin pemindah putaran dan daya, seperti pada :
1. Kopling
4. Roda gigi
5. Bantalan
1
B. Jenis Penyimpangan Kesumbuan
1. Penyimpangan menyudut vertikal
Penyimpangan ini terjadi apabila antar
sumbu poros penggerak dan yang digerakkan
membentuk sudut. Perbaikan dapat dilakukan
dengan menaikkan atau menurunkan sumbu
poros.
2. Penyimpangan kesejajaran vertikal
Terjadi perbedaan ketinggian antara dua
poros yang sejajar. Untuk memperbaiki keadaan
tersebut dapat dilakukan dengan menaikkan dan
menurunkan sumbu poros.
3. Penyimpangan menyudut horizontal
Untuk memperbaiki kondisi sumbu
poros yang menyudut maka sumbu poros harus
digeser kearah kiri atau kanan dengan besar yang
berbeda.
4. Penyimpangan kesejajaran horizontal
Sumbu diantara dua posisi sejajar, untuk
memperbaiki kondisi tersebut sumbu poros harus
digeser kekanan atau kekiri.
C. Tujuan Alignment
Adapun tujuan dilakukan alignment antara lain :
1. Agar putaran dan daya yang ditransmisikan dapat maksimal;
2. Menghindarkan kerusakan akibat ketidaksumbuan;
3. Menjaga kondisi mesin tetap stabil;
4. Menghindarkan suara ribut;
5. Mesin dapat bekerja dengan handal dalam penggunaan;
6. Meningkatkan umur pakai mesin.
2
Tanda-tanda penyimpangan
A. Tanda-tanda Penyimpangan
1. Tanda-tanda Terjadinya Penyimpangan Pada Kopling
3
2. Pemeriksaan Penyimpangan Pada Kopling
a. Pemeriksaan menggunakan straightedge dan feeler gauge.
Straightedge digunakan untuk mengetahui kerataan suatu permukaan dan
feeler gauge digunakan untuk mengukur celah atau ruang antara. Untuk
memeriksa penyimpangan paralel digunakan strightedge pada permukaan
diameter kopling dan untuk mengetahui besar penyimpangan diukur dengan
feelergauge.
Untuk memeriksa penyimpangan menyudut digunakan feeler gauge pada
jarak diantara permukaan sisi kopling. Kedalaman feeler gauge pada keempat sisi
harus sama.
3. Toleransi Penyimpangan
Toleransi penyimpangan menyudut dan paralel yang di ijinkan tergantung
dari jenis kopling ynag dipakai. Untuk kondisi umum (kasa) dapat dijadikan patokan :
1. rpm < 3600 ; TIR 0.004 (0.1 mm)
2. rpm > 3600 ; TIR 0.002 (0.05 mm)
4
Shim dibuat sedikit lebih besar dari lebar kaki
mesin dan terbuat dari material yang kaku. Hindari
penggunaan beberapa shim yang ditumpuk menjadi
satu karena memungkinkan shim bersifat seperti
pegas.
Untuk memperbaiki penyimpangan horizontal,
kaki-kaki pada mesin harus digeser sesuai
perhitungan. Untuk mengetahui besar pergeseran
digunakan dial indicator pada kaki-kaki mesin.
Pada saat melakukan perbaikan
penyimpangan terhadap kopling, lakukan terlebih
dahulu perbaikan menyudut (pendekatan) dengan
jalan mengatur gap pada empat posisi. Kemudian
perbaikan secara teliti dilakukan.
Untuk mencegah pergeseran mesin saat
dijalankan dan pemasangan ulang setelah proses
perawatan mesin digunakan pena sebagai penepat
dan pengaman terhadap pergeseran mesin.
5. Hal hal Lain yang Berhubungan dengan Kopling
5
Untuk pemasangan digunakan pelat penyangga
yang dapat menumpu komponen. Pelat penyangga
akan menambah kekuatan susunan dan memberi
keseimbangan pondasi. Tebal minimum pelat
penyangga sebesar diameter baut yang digunakan.
2. Poros
Salah satu penyebab rusaknya komponen
mesin pada saat beroperasi adalah poros yang
bengkok. Lakukan perbaikan sedapat mungkin,
apabila tidak memungkinkan ganti poros tersebut.
3. Kopling
Dimensi kopling mempunyai batas toleransi seperti
silindrisitas dan ketegak-lurusansisi kopling dengan
sumbu pusat. Pada rpm < 3600.
a. Kopling<12(304mm) toleransi maximum
0.006(0.15 mm) TIR
b. Kopling>12(304mm) toleransi maximum
0.008(0.2 mm) TIR
c. pada rpm >3600 toleransi maksimum 0.004(0.1mm) TIR
6
pada kondisi tertentu kondisi ke dua poros level
terhadap bumi.
D. Pemeriksaan Penyimpangan
E. Penyebab Kerusakan
7
Kerusakan yang dialami oleh elemen-elemen mesin tersebut yaitu
diakibatkan oleh beberapa penyebab antara lain :
1. Pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan
2. Usia elemen yang sudah tua
3. Pembongkaran alat yang tidak sesuai dengan ketentuan teknis
4. Penggunaan alat yang tidak sesuai dengan konsep perancang
8
6. Spirit level.
Spirit level atau bubble level adalah peralatan yang dirancang untuk mengetahui
tingkat kemiringan suatu permukaan baik horizontal maupun vertikal. Jenis spirit level
yang berbeda banyak digunakan oleh tukang kayu, tukang bangunan dan pengerjaan
logam. Spirit level terdiri dari tabung tunggal yang berisi ethanol karena titik bekunya
yang rendah yaitu, -114 C. Beberapa spirit level juga mampu menandai tingkat
kemiringan suatu permukaan dalam derajat. Gelembung udara yang berada di tabung
merupakan pusat. Jika gelembung tersebut bergerak/berpidah ke salah satu sisi tabung
maka adanya kemiringan permukaan yang diuji
F. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam kegiatan alignment ini antara lain :
1. Feeler gauge
Feeler gauge digunakan untuk mengukur celah atau
ruang antara
2. Straightledge
Straightgauge digunakan untuk mengetahui
kerataan suatu permukaan
3. Jangka sorong
Jangka sorong digunakan untuk memeriksa penyimpangan menyudut pada empat
posisi dengan kedalaman yang sama.
4. Mistar baja
Mistar baja digunakan untuk memeriksa penyimpangan paralel dan sebagai
pengganti dari straightedge
5. Shim
Shim digunakan sebagai pengganjal
6. Dial indikator
Dial indikator digunakan untuk mengukur kerataan, bekerja bila tekanan yang ringan
diberikan pada contact point. Setiap gerakan disalurkan oleh rack gear melalui
gigi/gear kepada jarum indikator sehingga menggerakkan jarum indikator seputar
pembagian pada skalanya.