Professional Documents
Culture Documents
Oleh;
Ahmad Habibi
G1A108083
UNIVERSITAS JAMBI
2013
PPOK1. SKRT Depkes RI 1992 menunjukkan
angka kematian karena asma, bronkitis
kronik dan emfisema menduduki peringkat
ke - 6 dari 10 penyebab tersering kematian
Gambaran EKG Pada Pasien PPOK di Indonesia2. Sebuah diagnosis klinis
PPOK dapat dipertimbangkan pada pasien
Oleh :
dispneu, batuk kronik atau batuk berdahak
Ahmad Habibi, Saifullah Napu, Bernhard kronik, dan memiliki riwayat terpapar faktor
Arianto Purba risiko dari PPOK. Spirometri dibutuhkan
untuk membuat diagnosis klinis, apabila
Abstrak nilai VEP1/KVP < 0,70 setelah diberikan
bronkodilator maka dapat dikonfirmasi
Penelitian ini bertujuan untuk adanya hambatan aliran udara dan dalam
mengetahui Gambaran EKG Pada Pasien hal ini adalah PPOK3. Saat ini spirometri
PPOK Di Rumah Sakit Umum Daerah terkomputerisasi merupakan alat diagnostik
(RSUD) Raden Mattaher Jambi Tahun 2012. yang paling berguna dalam mendiagnosis
Jenis penelitian yang di gunakan adalah PPOK. Volume ekspirasi paksa pada detik
Deskriptif. Populasi pada penelitian sebesar pertama (VEP1) merupakan parameter
84 pasien. Dari Seluruh pasien yang penting dalam mendiagnosis sekaligus
menjadi sampel penelitian ada 46 pasien menentukan derajat keparahan PPOK4.
yang memenuhi kriteria inklusi untuk Pada tubuh manusia, sistem pernafasan dan
menjadi sampel dan di dapatkan hasil sirkulasi merupakan hal yang tak bisa
memiliki amplitudo gelombang P abnormal dipisahkan dan sangat berkaitan sehingga
15 (30,6%) pasien, memiliki aksis apabila terjadi perubahan pada salah satu
gelombang P abnormal 8 (16,3%) pasien, sistem cepat atau lambat juga akan
dan yang memiliki aksis gelombang QRS mempengaruhi perubahan sistem yang
abnormal 11 (22,4%) pasien. lainnya. Berbagai macam penyakit sistem
Kata Kunci : EKG, PPOK. pernafasan secara sekunder dapat
mengakibatkan perubahan pada jantung,
Pendahuluan yang dapat dideteksi menggunakan
elektrokardiogafi (EKG)5.
Obstruksi saluran pernafasan kronik
merupakan masalah yang penting dan
meningkat pesat di berbagai belahan dunia. Metode Penelitian
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
merupakan penyakit progresif yang ditandai Jenis penelitian yang di gunakan
oleh terbatasnya aliran udara/terjadi adalah Deskriptif6. Penelitian dilaksanakan
sumbatan yang tidak reversibel atau hanya di Rumah Sakit Umum Daerah Raden
sebagian reversibel. PPOK berhubungan Mattaher Jambi dan waktu penelitian di
dengan respon inflamasi yang abnormal mulai dari bulan Februari sampai dengan
pada paru akibat paparan asap rokok dalam bulan Maret 2013 menggunakan data
jangka waktu lama, debu dan polutan udara sekunder. Populasi pada penelitian yaitu
lainnya. Gejala klinis berupa batuk dengan sebesar 84 pasien. Sampel penelitian
atau tanpa produksi sputum. Bronkitis diambil dari populasi yang memenuhi
kronis dan empisema merupakan golongan kriteria inklusi, dengan besar sampel dapat
dihitung dengan menggunakan rumus RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun
sederhana slovin sebanyak 46 sampel, 2012.
dengan kriteria inklusi yaitu pasien PPOK Amplitudo Frekuensi Persentase
di Rumah Sakit Umum Daerah Raden (%)
Mattaher Jambi yang memiliki hasil Normal 34 69,4
rekaman EKG yang dapat dibaca dalam Abnormal 15 30,6
rekam medik pasien, sedangkan kriteria Jumlah 49 100
eksklusi yaitu Pasien PPOK yang memiliki
rekaman EKG namun tidak dapat dibaca.
Untuk memperoleh data informasi yang Hasil penelitian yang sejalan dapat di
dapat dijadikan bahan dalam penelitian ini, lihat dari hasil penelitian yang di lakukan
maka peneliti mengumpulkan data dengan Niranjan (2010) di dapatkan hasil yang
cara melalui teknik pengumpulan data memiliki amplitudo gelombang P abnormal
sekunder yang didapat dari dokumentasi 21 (42%) pasien.7 Hasil Penelitian berbeda
rekam medik pasien PPOK yang terdapat di juga dapat di lihat dari Hasil Penelitian
instalasi rekam medik RSUD Raden yang di lakukan Agarwal (2008) di dapatkan
Mattaher Jambi lalu dilakukan pengolahan hasil yang memiliki amplitudo gelombang P
dan analisis data kemudian dilakukan abnormal 5 (35,7%) pasien.5
penyusunan laporan. Data yang dibutuhkan
antara lain adalah usia, jenis kelamin, Tabel 2 Frekuensi Aksis Gelombang P
nomor rekam medik, data amplitudo Pada Pasien PPOK Di RSUD Raden
gelombang P, aksis gelombang P dan aksis Mattaher Jambi Tahun 2012.
gelombang QRS. Aksis Frekuensi Persentase
Pengolahan data dilakukan dengan (%)
cara editing, coding, entry data, dan Normal 41 83,7
cleaning data. Analisis data dilakukan Abnormal 8 16,3
dengan sistem komputerisasi. Jumlah 49 100