You are on page 1of 111

1

IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGI DAN TOTAL QUALITY


MANAGEMENT DI TINGKAT MIKRO
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
(Case Study : RKS SMPN 51 BANDUNG)

Oleh :
Kelompok 9

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA


BANDUNG
2017
3

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Implementasi
Manajemen strategik dan Total Quality Management di tingkat mikro (Pendidikan Dasar dan
Menengah).
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, September 2017

Penulis
4

DAFTAR ISI
Contents

KATA PENGANTAR....................................................................................................................... 3
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 4
BAB I.................................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 5
1.1. LATAR BELAKANG ....................................................................................................... 5
1.2. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................... 5
1.3. TUJUAN PENULISAN .................................................................................................... 6
1.4. METODE PENELITIAN MAKALAH........................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................ 7
2.1. MANAJEMEN STRATEGI ............................................................................................ 7
2.1.1. Pengertian Manajemen Strategik ............................................................................ 7
2.1.2. Proses Manajemen Strategik ................................................................................... 7
2.2. TOTAL QUALITY MANAJEMEN ............................................................................... 9
2.2.1. Pengertian Total Quality Management................................................................... 9
2.2.1. Evolusi TQM ........................................................................................................... 10
2.2.2. Pilar Pendukung TQM ........................................................................................... 11
2.2.3. Prinsip Prinsip Total Quality Management ...................................................... 13
2.2.4. Kendala bagi perbaikan Mutu menurut Deming................................................. 13
BAB III ANALISIS ........................................................................................................................ 14
3.1. IMPLEMENTASI MANAGEMENT STRATEGIC DAN TOTAL QUALITY
MANAGEMENT DI TINGKAT MIKRO (PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH) .. 14
3.1.1. Implementasi Manajemen startegik di tingkat mikro (Pendidikan dasar dan
menengah)................................................................................................................................ 14
3.1.2. Implementasi Total Quality Management di tingkat mikro (pendidikan
sekolah dasar dan menengah) ................................................................................................ 31
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................................................. 49
4.1. KESIMPULAN ............................................................................................................... 49
4.2. SARAN ............................................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 50
RENCANA KERJA SEKOLAH ............................................................................................... 52
RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH ..................................................... 83
SLIDE PRESENTASI ........................................................................................................................ 88
5

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Manajemen strategik sangat populer dilingkungan organisasi sebagai salah satu usaha untuk
mengimplementasikan fungsi fungsi dari manajemen. Menurut David Hunger menyatakan
bahwa manajemen strategik adalah seni dan pengetahuan untuk merumuskan,
mengimplemnetasikan dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat
organisasi mampu mencapai tujuannya. Dalam implementasi manajemen strategik yang
diterapkan dalam lembaga pendidikan yang tujuan utamanya bukan untuk mencari profit tentu
berbeda. Keberhasilan lembaga profit seperti perusahaan dalam menerapkan manajemen
strategik membuka wawasan baru bagi lembaga nirlaba atau non profit seperti lembaga
pendiidkan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang statusnya termasuk dalam tingkat mikro yang
perannya sangat penting dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang siap hidup sesuai
dengan jati dirinya.
Sekarang ini banyak muncul sekolah dengan menampilkan berbagai visi seperti sekolah
kejuruan , berbasis agama , berbasis international, berbasis akademik , dll. Tentunya
menimbukan kompetisi diantara sekolah tersebut untuk saling merebut pangsa pasar. Agar
tetap eksis tentu nya sekolah harus memiliki sebuah strategi seperti mengembangkan program
program agar menarik pasar .
Manajemen strategik menjadi sebuah pilihan bagi lembaga pendidikan untuk menjadi unggul
dan menarik market siswa.
Disamping itu lembaga pendidikan untuk menjadi unggul mulai mempelajari bagaimana
sebuah organisasi untuk dapat tumbuh dan bertahan dalam suatu lingkungan persaingan
dengan cara memuaskan stakeholder mereka. Dan lembaga pendidikan mulai mengadopsi
Total Quality Management yang merupakan suatu tindakan strategi organisasi dalam
menyikapi persaingan tersebut.
Kosep Total Quality Management telah menjadi penghubung antara lembaga pendidikan
dengan penekanan terhadap mutu. Pendekatan Total Quality Manajemen menempatkan
tanggung jawab untuk kualitas produk atau jasa secara langsung.
Dengan melihat pentingnya penerapan manajemen strategik dan Total Quality Management di
lingkungan sekolah dalam hal ini tingkat mikro menarik penulis untuk mencoba melihat
bagaimana implementasi manajemen strategik dan Total Quality management di tingkat
mikro. Semoga pembahasan makalah ini dapat memberikan gambaran kepada pembaca
tentang penerapan manajemen strategik dan Total Quality Management.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa rumusan sebagai berikut
1. Bagaimana implementasi Manajemen Startegik di tingkat mikro ?
2. Bagaimana implementasi Total Quality Management di tingkat mikro ?
6

3. Apakah Manfaat dari mengimplementasikan Manajemen strategik dan Total Quality


Management di tingkat mikro ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui cara menerapkan impelentasi Manajemen Strategik di tingkat mikro
sehingga didapatkan panduan untuk menerapkannya.
2. Mengetahui cara menerapkan TotaL Quality Management di tingkat mikro sehingga
lembaga dapat mempertahankan mutu nya atau dapat meningkatkan mutu produk atau
jasanya .
3. Mengetahui Manfaat dari mengimplementasikan Manajemen strategik dan Total
Quality Management di tingkat mikro.
1.4. METODE PENELITIAN MAKALAH
Metode penelitian makalah ini adalah dengan menggunakan studi literasi yang bersumber dari
buku buku tentang manajemen dan sumber lain dari internet yang terkait dengan Manajemen
strategik dan Total Quality Management .
7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. MANAJEMEN STRATEGI


2.1.1. Pengertian Manajemen Strategik
Pengimplementasian manajemen strategi dalam lingkungan organisasi pendidikan
berbeda dengan lingkungan organiasi bidang bisnis , karena dalam organisasi
pendidikan didasari oleh filsafat yang berisi nilai nilai pengabdian dan kemanusian
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan organisasi profit memiliki otonomi dalam
menjalankan manajemennya berupa mewujudkan pengembangan organisasinya dengan
memilih pengimplementasian strategik yang dinilai terbaik, berbeda dengan bidang
pendidikan , organisasi pendidikan diatur dengan manajemen umum oleh pemerintah
pusat mauun daerah secara sistematis telah menetapkan berbagai pengaturan yang
mengikat dalam memilih dan mengimplementasikan manajemennya.(karna sobahi,
hanafiah, cucu suhana , Manajemen Pendidikan , 2010)
Manajemen strategik merupakan suatu sistem tentang perencanaan berskala besar yang
berorentasi pada jangkauan masa depan yang ditetapkan oleh manajemen agar organiasi
berinteraksi secara efektif dan efisien dalam usaha menghasilkan sesuatu yang
berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapain tujuan dan berbagai sasaran
organisasi.
2.1.2. Proses Manajemen Strategik
J. David Hunger and Thomas L. Wheelen menggambarkan proses manajemen strategik
sebagai berikut :

Gambar 2.1 Proses Manajemne Strategik menurut J. David Hunger dan Thomas L.
Wheelen

a. Analisis Lingkungan
1) Analisis kekuatan (strength) dan kelemahan lingkungan internal
2) Analisis peluang (opportunity) dan ancaman (treath) lingkungan eksternal
8

Analisis diatas biasa kita sebut analisis SWOT. Ringkasan analisis faktor strategis
ini merupakan bahan organisasi pendidikan untuk menentukan visi, misi , strategi
, kebijakan, program, pembiayaan, prosedur dan kinerja.
b. Formulasi Strategi
1) Visi
Visi merupakan gambaran ideal tentang dimana dan bagaimana organisasi
berwujud di masa datang. Visi diterjemahkan menjadi kultur dalam rangka
membangunkeunggulan organisasi pendidikan secara kompetitif sejalan
dengan perubahan lingkungan. Visi merupakan kiblat semua kegiatan
organisasi pendidikan, mengingat visi merupakan gambaran masa depan
atau cita cita unggulan yang dijabarkan ke dalam misi , strategi, tujuan ,
sasaran, kebijakan , program, biaya, prosedur dan pengendalian , sehingga
sekolah dapat tampil unggul kompetitif ditengah perubahan lingkungan
yang cepat, kompleks dan dinamis.Visi yang dibangun mesti link and
match dengan misi (rumusan penugasan tentang sebaran visi, atau arahan
yang akan ditempuh) ; tujuan (sesuatu yang ingin dicapai secara spesifik);
sasaran (target nyata atau tujuan khusus yang dapat diukur, diamati, dan
dapat dilaksanakan); startegi (rencana untuk mencapai visi, misi dan
tujuan); kebijakan (pedoman bertindak atau pengambilan keputusan guna
mencapai tujuan) ;Progam (kegiatan spesifik yang disusun secara
sistematis, terpadu dan terjadwal untuk mencapai tujuan) ; prosedur kerja
( alur kerja yang harus dilalui atau SOP); anggaran (dana pendukung guna
mencapai tujuan); dan pengawasan (proses mengukur kesesuaian hasil
dengan yang direncanakan).
2) Misi
Misi menjelaskan apa yang harus dikerjakan oleh organisasi , untuk apa
atau siapa dikerjakan, dan bagaimana mengerjakannya. Menurut Morrisey
menyatakan pernyataan misi yang efektif akan berfungsi sebagai dasar
dari semua keputusan besar yang dibuat oleh tim manajemen anada.
3) Tujuan
Tujuan adalah keadaan yang dituntut untuk membawa yang
diorganisasikan ke arah visi, dan dicanangkan apa yang hendak dicapai
dalam jangka waktu tertentu, yang konsisten dengan misi, dan biasanya
menuntut komitmen penyediaan sumber daya.
Sasaran
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan , setiap sasaran harus berprinsip pada
kata kuncu SMART yaitu :
a) Specific : khusus
b) Measurable : dapat diukur
c) Achievable : dapat dicapai
d) Result Oriented : berorentasi hasil
e) Time Bond : memiliki batas waktu pencapaian
4) Strategi
Strategi menjelaskan bagaimana tujuan hendak dicapai secara hakiki.
9

5) Kebijakan
Ketentuan yang telah disepakati untuk dijadikan pedoman dalam setiap
kegiatan agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai
sasaran, tujuan, visi dan misi.
c. Implementasi
Untuk memastikan keberhasilan, strategi harus diterjemahkan ke dalam tindakan
tindakan yang diimplementasikan secara hati hati . Ada tiga komponen yaitu
:
1) Program
Penyusunan program tujuan jangka pendek dan rencana tindakan yang
jelas , pengembangan taktik fungsional yang spesifik, untuk mencakup
pengalihdayaan yang menciptakan keungguan kompetitif, Pemberdayaan
personel operasi melalui kebijakan yang menuntun pangambilan keputusan
2) Anggaran
Hal yang menyangkut support berjalannya program program untuk
keberhasilan strategi
3) Prosedur
Pernerjemahan strategi kedalam panduan aktivitas sehari hari para
pelaku.
d. Evaluation dan Control
Proses untuk memonitor kinerja dan pengambilan tindakan lanjutan

2.2. TOTAL QUALITY MANAJEMEN


Saat ini , salah satu tantangan penting yang dihadapi semua institusi adalah bagaimana
mengelola sebuah mutu. Terutama sekali dalam dunia persaingan global dan industri masal.
Didalam dunia industri bisnis , mutu adalah nilai jual yang menjadi prioritas utama. Mutu
menjadi satu satunya faktor pembeda yang dibutuhkan oleh konsumen. Kendati demikian
mutu tidak hanya ada dalam institusi industri bisnis, tapi juga menjadi kebutuhan institusi
pendidikan. Hal ini ditujukan agar institusi pendidikan mampu bertahan dalam dunia
persaingan yang sangat kompetitif, serta mampu mendidik akademisi-akademisi dengan
reputasi yang posistif.
Isu isu pendidikan di indonesia terrus bergulir dan belum terpecahkan , meskipun berbagai
solusi terus dilakukan. Isu isu stratgeis tersebut antara lain tentang kualitas, relevansi,
pemerataan, dan manajemen. Latar belakang isu isu tersebut adalah adanya
discrepansi(ketidaksesuian), disparity (ragam perbedaan), dan inequity (ketidakadilan). Latar
belakang tersebut berhubungan dengan realisasi kebijakan. Dalam realisasi kebijakan suatu
sekolah memerlukan suatu metode yang tepat untuk membantu para pengelola dan
penyelenggara pendidikan termasuk sekolah dalam mewujudkan penyelenggaraan pendidikan
dan lulusan yang dapat memenuhi atau melebihi keinginan atau harapan para steakholder-nya.
Salah satunya Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) yang diantaranya
mencakup School Review , Quality Assurance, dan Quality Control
2.2.1. Pengertian Total Quality Management
Total quality management (TQM) merupakan suatu pendekatan manajemen yang
berkembang dari amerika serikat, dipelopori oleh pakar kualitas Deming, Juran dan
10

Crosby. Menurut Salles(2006), kata Total (Terpadu) dalam TQM menjelaskan bahwa
setiap orang yang berada dalam organisasi harus terlibat dalam upaya melakukakn
peningkatan terus menerus. Kata Management dalam TQM berlaku bagi setiap
orang,sebab setiap orang dalam sebuah institusi, apa pun status, posisi atau perannya,
adalah manajer bagi tanggung jawab masing masing.
Penyelenggaraan pendidikan dengan manajemen mutu terpadu adalah
menyelenggarakan pendidikan dengan mengadakan perbaikan berkelanjutan, baik
produk lulusannya, penyelenggaraanya atau layananya, sumber daya manusia (SDM)
yang memberikan layanan , yaitu kepala sekolah, para guru dan staf, proses
pembelajarannya dan lingkungannya.
Menurut Crosby , mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distrandarkan, menurut
Deming, mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Menurut konsep Deming ,
pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan keluaran, baik
pelayanan dan lulusan yang sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan (pasar)nya. Jadi
sekolah yang bermutu adalah sekolah yang dapat meluaskan pelanggannya , baik
pelanggan internal maupun eksternal.
Institusi pendidikan yang unggul selalu menjadikan mutu sebagai strategi usahanya
ditengan perubahan lingkungan yang ceat, kompleks dan dinamis.
Menurut Isikawa (1993:135) menyatakan bahwa Total Quality Management merupakan
sistem manajemen yang mengangkat mutu sebagai strategi usaha dan berorentasi pada
kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi. Institusi pendidikan
secara berkelanjutan membangun pilar pilar pendukungnya yaitu focus pada customer
(Customer Focus), melibatkan semua yang berkepentingan (total involvement),
pengukuran (measurement), komitment (commitment), dan pengembangan
berkelanjutan (Continuous Quality Improvement) sejalan dengan perubahan
lingkungan.
2.2.1. Evolusi TQM
Menurut Britihs and International Standars membagi evolusi TQM menjadi empat
tahapan (Dali , 2003:21), yaitu :
a. Inspeksi (Inspection) : Evaluasi konfirmasi melalui observasi dan penilaian atas
hasil pengukuran, pengujian atau pendugaan.
b. Pengendalian Kualitas (Quality Control) : Bagian dari manajemen kualitas yang
terfokus pada pemenuhan standart kualitas.
c. Jaminan Kualitas (Quality Aassurance) : Bagian dari manajemen kualitas yang
terfokus pada penyajian kepercayaan bahwa tolok ukur kualitas akan selalu
terpenuhi.
d. Manajemen Mutu terpadu (Total Quality Management) : Melibatkan aplikasi
prinsip prinsip manajemen kualitas pada semua aspek.
11

Gambar 2.2 Evolusi TQM


2.2.2. Pilar Pendukung TQM
a. Fokus Pada Pelanggan
Institusi pendidikan yang berwawasan mtu selalu memahami kebutuhan pelangan
secara memuaskan sehingga berbuah kesetiaan; pelanggan yang setia merupakan
marketer berjalan dan berusaha menularkan kepuasannya kepada komunitasnya ,
sehingga mendatangkan pelanggan baru, pelanggan baru akan memberikan
keuntungan dan berkontribusi besar terhadap perkembangan lembaga organisasi.
Pelayanan prima institusi pendidikan harus ditingkatkan secara berkelanjutan
sejalan dengan perubahan kebutuhan pelanggan, sebab hal tersebut menjadi daya
tarik strategis bagi pelanggan. Didalam institusi pendidikan terbagi menjadi dua
pelanggan yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
Pelanggam eksternal yaitu pelajar , orang tua, dan lain lain. Sedangkan
pelanggan Internal adalah para staf , guru. Hubungan internal yang kurang baik
akan menghalangi perkembangan institusi, dan akhirnya akan membuat
pelanggan eksternal menderita.
Akan tetapi , fokus pada pelanggan saja bukan berarti telah memiliki tuntutan dan
persyaratan mutu terpadu. Pendidikan menghadapi tantangan yang cukup besar
dalam hubungannya dengan para pelanggan eksternal. Sebagian para pelanggan
tidak menerima informasi yang cukup terkait layanan yang ditawarkan, selain itu
harapan para pelanggan yang sangat beraneka ragam dan juga para pelanggan
pendidikan memainkan peranan penting dalam mutu belajar. Untuk mengatasi
beberapa masalah tersebut diperlukannya motivasi terhadap para pelajar dan staf
yang melayani mereka , dam memperjelas apa yang ditawarkan institusi dan apa
yang diharapkan pelajar.
b. Keterlibatan Total
12

Institusi pendidikan yang bermutu lebih mengeutamakan bekerja secara


teamwork, yaitu melibatkan masayarakat institusi pendidikan secara profesional
dan proporsional. Bekerja dengan teamwork ditandai dengan kemampuan
mendistribusikan tugas kepada seluruh anggota tim institusi pendidikan dengan
mempertimbangkan kelayakan pekerjaan dengan kualitas kualifikasi dan
kompetensi staf.
Keterlibatan total yang mengkristal menjadi teamwork yang sebagai
kepanjangan dari Togetherness, Empathy, Asisst, Maturity, Willingness,
Organization, Respect , Kindness.
c. Pengukuran
Pengukuran kinerja merupakan aspek strategis bagi kemajuan institusi
pendidikan yang diarahkan untuk mengetahui :
1) Kelayakan perangkat kinerja yang berkaitan dengan efisiensi,
produktivitas, efektifitas, dan relevansi
2) Kelayakan komponensial berkaitan dengan input(masukan dasar
siswa, sumber daya, kurikulum dan lingkungan penunjang),
prosess(pemanfaatan masukan), output(lulusan, karya , jasa),
outcomes(jumlah siswa yang melanjutkan, kepuasan stakeholder,
dan perubahan lingkungan).
Pengukuran dilakukan untuk :
1) Meningkatkan kepuasan pelanggan
2) Membuat produk laku jual
3) Meningkatkan pangsa pasar
4) Meningkatkat harga pasar
5) Zero defect
6) Just in time and just on time (first in first out, first in last out, lain
in-last out)
d. Komitmen
Institusi pendidikan yang berwawasan mutu menunjukkan kesediaan,
keterlibatan , kesungguhan dan loyalitas bagi keunggulan institusi pendidikan itu
sendiri secara kompetitif di tengah perubahan lingkungan secara cepat , komleks,
dan dinamis.
Komitmen merupakan aspek strategis yang dapat dibangun melalui :
1) Pemberian informasi mengenai kewajiban yang harus dikorbankan dan hak
yang harus diperoleh
2) Membangun iklim kerja yang aktif, kreatif, efektif, inovatif dan
menyenangkan
3) Membangun struktur kerja yang fleksible
4) Membangun sarana dan prasarana yang efektif dan efisien
5) Membangun sistem penghargaan secara proporsional dan profesional.
Komiten ditandai adanya penerimaan, kesediaan, keterlibatan, kesungguhan ,
kesetiaan, koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi.
e. Pengembangan Berkelanjutan
13

Institusi yang bermutu secara berkelanjutan membangun masa depan yang lebih
baik yang dilakukakn melalui langkah langkah :
1) Plan
2) Do
3) Check
4) Action
2.2.3. Prinsip Prinsip Total Quality Management
Prinsip-prinsip TQM menurut Krajewski, lee dan Ritzman (1999) adalah filosofi yang
menekankan pada tiga prinsio : kepuasan konsumen, keterliBatan karyAwan, dan
perbaikan berkelanjutan atas kualitas. TQM juga melibatkan benchmarking,
desainproduk barang dan jasa, desain proses, hal hal yang berkaitan dengan
pemecahan masalah (problem solving)

Gambar 2.3 Prinsip prinsip TQM


2.2.4. Kendala bagi perbaikan Mutu menurut Deming
a. Kurang konstannya Tujuan
b. Pola pikir jangka pendek
c. Evaluasi prestasi individu melalui proses penilaian atau tinjauan kerja tahunan
d. Rotasi kerja yang terlalu tinggi
e. Manajemen yang menggunakan prinsip angka yang tampak
14

BAB III ANALISIS

3.1. IMPLEMENTASI MANAGEMENT STRATEGIC DAN TOTAL QUALITY


MANAGEMENT DI TINGKAT MIKRO (PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH)
3.1.1. Implementasi Manajemen startegik di tingkat mikro (Pendidikan dasar
dan menengah)
3.1.1.1. Rencana Kerja Sekolah
Implementasi Manajemen strategik di tingkat mikro yaitu pendidikan dasar dan
menengah tertuang dalam rencana kerja sekolah yang merupakan rencana yang
menyeluruh untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya sekolah, baik sumber
daya manusia maupun sumber daya non manusia untuk mencapai tujuan yang
diinginkan dimasa yang akan datang. Renacana kerja sekolah berorentasi ke masa depan
dan secara jelas mampu menjembatani kesenjangan antara kondisi yang ada saat ini dan
keinginan , harapan atau impian yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Dalam
rencana kerja sekolah memperhatikan kekuatan dan kelemahan internal serta mencari
dan menemukan strategi dan program program untuk memanfaatkan peluang dan
kekuatan yang dimiliki. Mengatasi tantangan dan kelamahan yang ada , guna mencapai
visi yang diinginkan.
Rencana kerja sekolah dibagi menjadi dua yaitu rencana kerja sekolah jangka menengah
(RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) atau yang biasa disebut dengan RKAS
(Rencana kegiatan dan anggaran sekolah). Rencana kerja sekolah jangka menengah
(RKJM) merupakan dokumen yang menggambarkan tujuan yang hendak dicapai oleh
sekolah dalam kurun waktu empat atau lima tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan
yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan, dengan mencakup isi poko 8 SNP. Sedangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT)
merupakan dokumen jabaran operasional dalam Rencana Kerja Sekolah Jangka
Menengah (RKJM). Rencana kerja sekolah jangka menengah (RJKM) dan Rencana
Kerja Tahunan (RKT) disusun oleh sekolah dengan disetujui oleh rapat dewan pendidik
setelah memeperhatikan pertimbangan dari komite sekolah yang kemudian
diberlakukan di Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota .
Renacana Kerja Sekolah Jangka Menengah (RJKM) dan rencana Kerja Tahunan (RKT)
merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah satuan atau program pendidikan karena
mempunyai fungsi :
1. Acuan dasar dalam pelaksanaan program yang telah disusun.
2. Penentuan prioritas dalam membuat target yang akan dicapai dalam jangka
pendek , menengah, dan panjang
3. Penentuan langkah langkah strategis dari kondisi nyata sekolah saat ini dengan
kondisi sekolah yang diharapkan
4. Pelaksanaan supervisi, monitoring dan evaluasi keterlaksnaan program dan hasil
yang telah dicapai , guna untuk memperoleh umpan balik untuk bahan
pertimbangan dalam penyusunan rencana selanjutnya.
15

5. Dijadikan dasar oleh pemerintah untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi


keterlaksanaan program dan pertimbangan dalam melakukan pembinaan kepada
sekolah
6. Untuk memberikan masukan kepada dinas pendidikan dalam kerangka
pencapaian standar nasional pendidikan
7. Untuk memberikan gambaran kepada stakeholder terhadap segala bentuk
program sekolah yang diselenggarakan.
3.1.1.2. Alur Penyusunan RKS
Berikut alur penyusunan RKS :

Gambar 3.1 Alur Penyusunan RKS


Dalam proses penyusunan RKS dilakukan melalui berbagai kegiatan yaitu diawali dari
persiapan, kemudian penyusunan RKS dan yang terakhir pengesahan dan sosialisasi
RKS . Alur dalam proses penyusunan RKS tersebut (kemendikbud, 2015: 21)
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2 Proses penyusunan RKS


16

3.1.1.3. Analisis RKS SMPN 51 Bandung


Dalam RKS SMPN 51 Bandung , jika dianalisis dalam penyusunan RKS
menggunakan pendekatan dari manajemen strategik J. David Hunger and Thomas L.
Wheelen. Berikut analisis RKS SMPN 51 Bandung :
1. Enviromental Scaning
a. Analisis Lingkungan Strategis
1) Kondisi Sosial
Kondisi sosial masyarakat sekitar sekolah sangatlah haterogen.
Penduduk terdiri dari atas komunitas pegawai, karyawan pabrik,
wiraswasta , petani , buruh tani , sopir angkot dan tidak sedikit
pengangguran atau yang berpenghasilan tidak menentu.
2) Kondisi Ekonomi
Tingkat perekonomian beragam dari tingkat ekonomi lemah dan
menengah. Tetapi secara umum masyarakat sekitar sekolah
mendukung terhadap keberadaan sekolah dan program program
3) Kondisi Politik
Secara garis besar masyarakat lingkungan darwati tidak ikut serta
dalam kegiatan politik nasional, masyarakat hanya ikut politik dalam
lingkup kota, LSM, dan kegiatan organisasi kepemudaan.
4) Kondisi Keamanan
Kondisi keamanan lingkungan sekolah cukup aman karena menjalin
kerjasama dengan masyarakat setempat, Binmas (Polsekta
Rancasari), Babinsa (Koramil Buah Batu) , kecamatan Rancasari
dan ada dua orang stpam serta diadakan piket malam secara
bergiliran oleh etugas keamanan dan pesuruh sekolah setiap harinya.
5) Kemajuan IPTEK
Kemajuan IPTEK dilingkungan sekolah cukup memadai untuk
mendukung pendidikan di bidang teknologi informasi karena sudah
disediakan fasilitas dan ruang laboratorium komputer yang
ditunjang dengan fasilitas internet. Dan area Hotspot , IPA ditunjang
dengan dua ruang lab dan seuluh ruang yang dipasang LCD
Proyektor yang siap pakai dan lima LCD proyektor yang dapat
dibawa sesuai kebutuhan sedangkan mata pelajaran lain ditunjang
dengan ruang multimedia
6) Budaya
SMPN 51 Bandung telah memberlakukan pemakian baju adat dan
bahasa sunda setiap hari rabu sesuai dengan visi sekolah yaitu
NYUNDA.
Budaya lingkungan sekolah termasuk masyarakat yang
berkepribadian nasionalisme , budaya nasional budaya bersih serta
budaya tatakrama yang baik khusus dilingkungan darwati ada
kesenian yang disebut Patma yang hampir mirip dengan sisingaan
dari subang dan kuda renggong.
b. Analisis Kondisi Saat Ini
17

1) Pemerataan mutu pendidikan masih menghadapi kendala karena


kenyataannya masih terdapat kesenjangan mutu pendidikan di kota-kota
besar dengan kota kabupaten dan desa
2) Biaya yang dialokasikan oleh pemerintah pusat baru berkisar 60% dari
biaya yang dibutuhkan sehingga sisanya masih perlu diupayakan
dari pemerintah daerah maupun masyarakat. Sementara pemahaman
masyarakat tentang sekolah gratis juga masih sangat beragam. Hal
inilah yang masih menjadi kendala bagi penyelenggara pendidikan
terutama sekolah negeri
3) Sekolah Standar Nasional yang diharapkan sudah mememenuhi atau
hampir memenuhi 8 standar pendidikan masih sangat sedikit jika
dibandingkan dengan jumlah sekolah yang ada di tanah air
c. Analisis Kondisi Pendidikan Masa Datang
1) Untuk mencapai pembangunan Pendidikan Nasional sesuai dengan
harapan, pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui PP No. 19 tahun
2005 yaitu tentang Standar Nasional Pendidikan. Ada 8 (delapan) standar
yang harus dicapai oleh penyelenggara pendidikan
2) Dari analisa mutu pendidikan serta daya saing pada tataran Nasional
maupun Internasional dan untuk mencapai kedelapan standar nasional
pendidikan kurun waktu 4 tahun, SMP Negeri 51 Bandung menetapkan
efisiensi dengan membuat skala prioritas program - program unggulan
dengan tahapan pencapaian pengembangan / peningkatan sebagai berikut
: (1) Pengemangan Isi Kurikum 100% tercapai sesuai dengan SNP , (2)
Peningkatan SDM pendidik dan tenaga kependidikan 100% tercapai sesuai
SNP, (3) Peningkatan atau pengembangan standar proses 100% tercapai
sesuai dengan SNP, (4) Peningkatan atau pengembangan fasilitas
pendidikan 100% tercaai sesuai dengan SNP, (5) Peningkatan stnadar
kelulusan tercapai 100%, (6) Peningkatan mutu kelembagaan dan
manajemen 1001% tercapai sesuai dengan SNP, (7) Peningkatan stnadar
pembiayaan mencapai maksimal, (8) Pengembangan standar penilaian
100% tercapai sesuai dengan SNP.
3) Pengembangan mutu dan keunggulan pendidikan dasar, juga disertai
dengan program peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan
sekolah sehat. Dengan demikian dapat tercipta peserta didik yang
sehat dan bugar, serta sekolah yang memenuhi standar sekolah sehat.
4) Pengembangan naskah buku pendidikan dan melakukan pengendalian
mutu buku teks pelajaran dan buku nonteks pelajaran/bacaan lainnya
yang relevan.
5) Mengembangkan pemanfaatan ICT untuk sistem informasi
persekolahan dan pembelajaran termasuk pengembangan pembelajaran
secara elektronik (e-learning)
d. Identifikasi tantangan nyata (kesenjangan kondisi) antara kondisi pendidikan saat
ini terhadap kondisi pendidikan masa datang.
Tabel 3.1 Identifikasi tatangan nyata
18

Besarnya
Kondisi pendidikan saat Kondisi pendidikan masa tantangan
No ini datang nyata
1 Standar Standar Kompetensi
Kompetensi Lulusan Lulusan
a) Bidang akademik:
b) Bidang non
akademik:
c) Kelulusan:
d) Melanjutkan studi:
2 Standar Isi Standar Isi
A Buku
KTSP
B Silabus:
(Buku/Dokumen-1): Silabus:
C Rencana
Pelaksanaan
3. Pembelajaran
Standar Proses Standar Proses
(RPP):
A Persiapan Persiapan pembelajaran:
pembelajaran:
B Persyaratan
Pembelajaran
C Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran:
pembelajaran:
D Pelaksanaan Pelaksanaan penilaian
E penilaian
Pengawasan pembelajaran:
Pengawasan proses
pembelajaran:
proses pembelajaran:
4 StandarTenaga StandarTenaga Pendidik dan
pembelajaran:
Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
Tenaga
Kependidikan:
A Kepala sekolah:
B Guru: (bersifat rata- Guru: (bersifat rata-rata)
rata)
C Tenaga TU, Tenaga TU, Laboran,
Laboran, Pustakawan, dll: (bersifat
Pustakawan, dll: rata-rata)
(bersifat rata-rata)
5 Standar Sarana dan Prasarana
19

A Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana


Minimal Minimal

B Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana


Lainnya Lainnya

C Fasilitas Pembelajaran dan Fasilitas Pembelajaran dan


Penilaian Penilaian
6. Standar Pengelolaan Standar Pengelolaan

A Perangkat dokumen Perangkat dokumen pedoman


pedoman pelaksanaan pelaksanaan rencana
rencana kerja/kegiatan: kerja/kegiatan:

B Struktur organisasi dan Struktur organisasi dan


mekanisme kerja: mekanisme kerja:
C Supervisi, monitoring, Supervisi, monitoring, evaluasi,
evaluasi, dan akreditasi dan akreditasi:
sekolah:
D Kemitraan dan peranserta Kemitraan dan peranserta
masyarakat: masyarakat:
E SIM sekolah: SIM sekolah:
7. StandarKeuangan dan StandarKeuangan dan
Pembiayaan Pembiayaan

A Sumber dana: 3 buah Sumber dana: minimal 5 Minimal 2


buah
B Pengalokasian dana: 8 Pengalikasian dana: minimal
SNP 8 SNP

C Penggunaan dana: 100% Penggunaan dana: 100%


benar benar

D Pelaporan penggunaan Pelaporan penggunaan dana:


dana: 100% 100%
E Dokumen pendukung Dokumen pendukung
pelaporan: 100% pelaporan: 100%
20

8. Standar Penilaian Standar Penilaian


Pendidikan: Pendidikan:

A Frekuensi ulangan Frekuensi ulangan harian 0%


harian oleh guru: 100% oleh guru: 100%
B Ulangan tengah semester Ulangan tengah semester 0%
yang dilakukan oleh yang dilakukan oleh guru:
guru: 100%
100%
C Cakupan materi ulangan Cakupan materi ulangan akhir 10%
akhir semester yang semester yang dilakukan
dilakukan sekolah: 90% sekolah: 100%
D Cakupan materi ulangan Cakupan materi ulangan 10%
kenaikan kelas oleh kenaikan kelas oleh sekolah:
sekolah: 90% 100%
E Teknik-teknik penilaian Teknik-teknik penilaian yang 30%
yang dipergunakan guru dipergunakan guru dalam
dalam pembelajaran: 70% pembelajaran: 100%
f Instrumen yang Instrumen yang dikembangkan 20%
dikembangkan guru untuk guru untuk ulangan harian: 80%
ulangan harian:
80%
G Variasi instrumen yang Variasi instrumen yang 20%
dikembangkan sekolah dikembangkan sekolah untuk
untuk ulangan akhir ulangan akhir semester: 100%
semester: 80%
h Variasi instrumen yang Variasi instrumen yang 20%
dikembangkan sekolah dikembangkan sekolah untuk
untuk ulangan kenikan ulangan kenikan kelas: 100%
kelas: 80%
i Mekanisme dan prosedur Mekanisme dan prosedur 25%
penilaian pendidikan oleh penilaian pendidikan oleh guru:
guru: 75% terpenuhi
75% terpenuhi
j Mekanisme dan prosedur Mekanisme dan prosedur 10%
penilaian pendidikan oleh penilaian pendidikan oleh
sekolah: 90% terpenuhi sekolah: 90% terpenuhi
21

9 Pengembangan Pengembangan Budaya dan


Budaya dan Lingkungan Sekolah:
Lingkungan Sekolah:

2. Strategic Formulation
a. Menetapkan Visi dan Misi
Visi Terciptanya peserta didik yang cerdas , beriman dan bertaqwa serta
menjunjung tinggi budaya bangsa
Misi :
1) Mewujudkankan prestasi akademik dan non akademik.
2) Mewujudkankan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
melalui pembacaan dan penerapan ayat-ayat suci Al-Quran
3) Mewujudkankan kepribadian yang luhur melalui pembiasaan
membudayakan 3S yaitu: Senyum, Salam dan Sapa.
4) Mewujudkankan daya saing di era globalisasi dengan penguasaan
IT (information technologi)
b. Menetapkan Tujuan
Dalam kurun waktu 4 tahun kedepan ( terhitung mulai tahun pelajaran
2013/2014) maka tujuan yang ingin dicapai sekolah adalah sebagai berikut :

1) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkanpemetaan standar


kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan aspek untuk kelas 7-9
semua matapelajaran pada tahun 2015
2) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan RPP untuk kelas 7-9 semua
mata pelajaran pada tahun 2015
3) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkanstandar isi (kurikulum
satuan pendidikan/KBK, meliputi: tercapai/ telah dibuat kurikulum
satuan, silabus lengkap, model/sistem penilaian lengkap, RPP
lengkap
4) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar proses
pembelajaran meliputi: tercapai/telah dibuat/ditetapkan
melaksanakan pembelajaran dengan strategi/metode: CTL,
pendekatan belajar tuntas, pendekatan pembelajaran individual secara
lengkap
5) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkanstandar pendidik dan
tenaga kependidikan meliputi: semua guru berkualifikasi minimal S1,
telah mengikuti PTBK, semua mengajar sesuai bidangnya.
6) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkanstandar sarpras/fasilitas
sekolah meliputi: semua srapras, fasilitas, peralatan, dan perawatan
memenuhi SPM
7) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkanstandar pengelolaan
sekolah meliputi: pencapaian standar pengelolaan : pembelajaran,
kurikulum, sarpras, SDM, kepeserta didikan, administrasi.
22

8) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkanstandar penilaian


pendidikan yang relevan.
9) Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang agamisyang benar.
10) Sekolah mampu memenuhi pengembangan budaya mutu sekolah
yang memadai.
11) Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah dengan menerapkan
6K
secara lengkap
c. Strategi Pelaksanaan atau pencapaian
1) Dalam melaksanakan program pengembangan perangkat
pembelajaran maka strategi pencapaiannya adalah menjalin
kerjasama dengan komite sekolah dan stakeholder untuk
menyelenggarakan seminar,workshop, lokakarya, in house training,
dan study banding. Dalam melaksanakan melaksanakan program
terwujudnya strategi pembelajaran dengan dukungan metode dan
sumber bahan belajar yang selaras dan mutakhir. Maka strategi
pencapaiannya adalah memenuhi prisip strategi ( model )
pembelajaran terkini /mutahir, menghasilkan implementasi strategi
(model) pembelajaranterkini yang menyenangkan, pencapaian
ketersediaan bahan dan sumber belajar yang memadai.
2) Dalam melaksanakan program terwujudnya strategi pembelajaran
dengan dukungan metode dan sumber bahan belajar yang selaras
dan mutakhir maka strategi pencapaiannya adalah memenuhi
prinsip strategi (model ) pembelajaran terkini/mutakhir
menghasilkan implementasi strategi ( model ) pembelajaran terkini
yang menyenangkan pencapaian ketersediaan bahan dan sumber
belajar yang handal
3) Dalam melaksanakan program pengembangan konsep, implementasi
dan terbiasa menggunakan model pembelajar terkini kuantitas
maupun kualitas bahan dan sumber belajar yang selaras dan
mutakhir maka strategi pencapaiannya adalah menjalin
kerjasama dengan komite dan stakeholder untuk
menyelenggarakan seminar, lokakarya,workshop dan pelitian
tindakan kelas
4) Dalam melaksanakan program pemahaman prinsip ketuntasan belajar
dan kelulusan Prestasi kelulusan yang cenderung meningkat,dan
prestasi juara akademik maupun non akademik maka strategi
pencapaianya adalah dengan mengoptimalkan kinerja tenaga
pendidikan, klinis, try out, olimpiade mata pelajaran, gelar
kreativitas seni, dan lomba lomba prestasi lainnya
5) Dalam melaksanakan program pengembangan media, iklim
Pembelajaran yang Aktif,Inovatif, Kreatif, Efektif,dan
Menyenangkan ( PAIKEM ), dan pemberdayaan usaha usaha kecil.
Di sekolah untuk mendapatkan income generating activities (
23

IGA) maka strategi pencapaiannya adalah menjalin kerjasama


dengan komite dan stakeholder untuk pengadaan media
pembelajaran dan mengoptimalkan tenaga pendidikan untuk
menciptakan Iklim pembelajaran dan pemberdayaan usaha kecil di
sekolah untuk mendapatkan income generating activities ( IGA )
6) Dalam melaksanakan program pengembangan kelengkapan
administrasi sekolah manajemen sekolah, jaringan informasi
akademik, jaringan kerja vertical dan horisontal, maupun
penggalangan partipasi masyarakat maka strategi pencapaiannya
adalah dengan mengoptimalkan kinerja tenaga pendidikan untuk
menjalankan manajemen sekolah dan menjalin kerja sama yang
harmonis dan produktif, baik dalam lingkup internal maupun
lembaga sektoral lainya
7) Dalam melaksanakan program pengembangan kerjasama timbul
balik dan Pemberdayaan potensi usaha serta subsidi silang tepat
sasaran maka strategi pencapainya adalah menjalin kerjasama
dengan pihak lain (masyarakat dan para donator ) pendayagunakan
potensi usaha yang ada dan pemberian subsidi silang tepat sasaran
8) Dalam melaksanakan program pengembangan intrumen,
implementasi, pedoman,dan tindak lanjut penilaian pembelajaran
maka strategi pencapaiannya adalah dengan mengoptimalkan kinerja
tenaga pendidikan untuk menyiapkan instrumen, implementasi
pedoman dan tindak lanjut penilaian hasil belajar.
d. Kebijakan
Kebijakan adalah aturan aturan yang mendukung tercapai nya tujuan stratategis
sekolah
3. Strategi Implementation
a. Program
1) Pemenuhan SKL
a) Mengembangkan proses pembelajar yang efektif dan efisien.
b) Mengembangkan proses evaluasi, remedial, dan pengayaan
yang berkesinambungan.
c) Mengembangkan prestasi, kelulusan, UN yang meningkatkan.
d) Mengembangkan pemahaman peserta didik dan orang tua tentang
PSB.
e) Pengembangan kegiatan lomba akademik dan non akademik
secara internal,
f) Pengembangan prestasi juara akademik (OLIMPIADE) mata
pelajaran karya ilmiah remaja dll.
g) Meningkatkan kualitas ekstra kulikuler kesenian
h) Mengembangkan insan yang beriman dan bertqwa.
i) Mengembangkan kesadaran dalam pola hidup sehat,disiplin yang
tinnggi berbudi pekerti yang luhur dan santun dalam bergaul
2) Pemenuhan Standar Isi
24

a) Pengembangan Dokumen
b) Pengembangan silabus, pengembangan pemetaan silabus,
pengembangan program tahunan, pengembangan progrm semester,
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran
c) Pengembangan hasil kesesuain mulok dengan kondisi sekitar
3) Pemenuhan Standar proses
a) Pemetaan strategi pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran , pengembangan implementasi strategi pembelajaran,
pengembangan strategi pembelajaran yang relevan
b) Pengembangan proses pemeblajaran aktif, inovatif, kreatif , efektif
dan menyenangkan
c) Pengembangan kuantitas dan kualitas bahan dan sumber belajar
yang memadai
d) Mengembangkan program KBM gotong royong.
4) Pemenuhan stnadar tenaga pendidik dan kependidikan
a) Pengembangan komunikasi dan informasi dengan pihak pihak
penyelenggara kegiatan yang terkait dan relevan, pengembangan
kuantitas tenaga pendidik melalui recuirtment yang selektif,
pengembangan profesi pendidik melalui kegiatan dan wadah yang
sesuai
b) Pengembangan motivasi dan kesempatan untuk meningkatkan
kualifikasi pendidikan, pengembangan kerjasama dengan pihak
terkait untuk memperoleh kemudahan bagi pendidik dan memenuhi
standar kualifikasi.
5) Pemenuhan Stnadar Sarana dan Prasarana
a) Pengembangan sarana dan prasarana yang sesuai
b) Pengembanga proses PAIKEM
c) Pemberdayaan usaha usaha kecil disekolah untuk mendapatkan
income generating activities
6) Pemenuhan Standar Pengelolan
a) Pengembangan kelengkapan adaministrasi , pengembangan
jaringan secara internal dan eksternal.
b) Pengembangan manajemen yang akuntabel dan transparan
c) Pengembangan hubungan kerja yang harmonis berpola kemitraan,
terbuka dan dinamis
d) Meningkatkan kerjasama dengan masyarakat sekolah
e) Meningkatkan partisipasi aktif komite sekolah dengan masyarakat
sekitar.
7) Pemenuhan Standar keuangan dan pembiayaan pendidikan
a) Mengembangkan kerjasama dengan stakeholder, meningkatkan
kepedulaian masyarakat untuk kerjasama untuk kemajuan sekolah
b) Pengembangan waring peserta didik, pengembangan usaha lain
yang sesuai dengan prinsip prinsip pendidikan
25

c) Pengembangan bagi peserta didik yang kurang mamapu ,


meningkatkan kepedulian masyarakat sekolah yang mempunyai
kemampuan lebih.
d) Meningkatkan sosialisasi dan informasi kepada orang tua peserta
didik , mengembangkan keterlibatan orang tua peserta didik dalam
kegiatan sekolah MBS
8) Pemenuhan stnadar penilain pendidikan
a) Pengembangan instrument penilaian tertulis , sikap untuk kerja,
proyek , portofolio, produk dan penilaian diri.
b) Pengembangan implemnetasi penilaian dalam kegiatan ulangan
harian , ulangan tengah semster, ulangan akhir semester , ujian
kenaikan kelas, dan ujian akhhir sekolah
c) Pengembangan pedoman penilaian kelas
d) Pengembangan program ramedial dan pengayaan
9) Pengembangan Lingkungan dan lingkungan sekolah
a) Pengembangan budaya bersih , penciptaan lingkungan sehat , asri ,
indah, rindang , sejuk , dll
b) pemenuhan sistem sanitasi dan drainase
c) penciptaan budaya tata krama
d) peningkatan kerjasama dengan lembaga lain relevan
e) pengembangan lomba lomba kebersihan kesehatan

b. Anggaran
Anggaran adalah proses pengalokasian untuk menunjang berjalannya program
yang tertuang dalam RKAS
Tabel 3.2 Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah
26
27
28

c. Prosedur
Prosedur tertuang SOP dalam setiap program dan kegiatan yang akan dilakukan
. Prosedur memberikan panduan kepada user untuk dapat melaksanakan
program agar hasil yang diharapkan dapat tercapai
4. Evaluation & control
a. Perfomance / Kinerja
Untuk dapat mengetahui persentase keberhasilan sekolah dalam melaksanakan
program program yang telah disusun , sekolah membuat tolok ukur untuk
menentukan keberhasilnnya . Berikut hasil yang diharapkan oleh sekolah :
1) Pemenuhan SKL SMP:
a) Terpenuhi/terealisasi/tercapai peningkatan prestasi bidang
akademik
b) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan prestasi bidang
non akademik
c) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan jumlah kelulusan
d) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan jumlah yang
melanjutkan studi
2) Pemenuhan Standar Isi:
a) Pengembangan Buku-1 KTSP (Dokumen-1 KTSP)
b) Pengembangan silabus Pengembangan RPP
c) Pengembangan Bahan Ajar, Modul, Buku, dan sebagainya
Pengembangan Panduan Pembelajaran
d) Pengembangan Panduan Evaluasi Hasil Belajar
3) Pemenuhan Standar Proses:
a) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pemenuhan persiapan pembelajaran
29

b) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pemenuhan persyaratan


pembelajaran
c) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan pelaksanaan
pembelajaran
d) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan pelaksanaan
penilaian pembelajaran
e) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan pengawasan
proses pembelajaran
4) Pemenuhan Standar Tenaga Pendidik dan Kependidikan:
a) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan kompetensi
tenaga kependidikan (kepala sekolah)
b) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan kompetensi tenaga
pendidik
c) (guru)
d) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan kompetensi
tenaga kependidikan lainnya
5) Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana:
a) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pemenuhan srana dan prasarana
minimal
b) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pemenuhan sarana dan prasarana
lainnya
c) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pemenuhan fasilitas pembelajaran
dan penilaian
6) Pemenuhan Standar Pengelolaan:
a) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pemenuhan perangkat
dokumen pedoman pelaksanaan rencana kerja dan kegiatan sekolah
b) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pemenuhan struktur organisasi
dan mekanisme kerja sekolah
c) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan supervisi,
monitoring, evaluasi, dan akreditasi sekolah
d) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan peranserta masyarakat
dan kemitraan
e) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan perangkat
administrasi sekolah (Program Aplikasi Sekolah)
f) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan SIM sekolah
g) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan standar ISO: 9001
tahun 2000 dan seterusnya
7) Pemenuhan Standar Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan:
a) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan sumber dana
pendidikan
b) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan pengalokasian dana
30

c) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan penggunaan dana


d) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan pelaporan penggunaan
dana
e) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan dokumen
pendukungpelaporan penggunaan dana
f) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan income
generating unit/unit produksi/unis usaha sekolah
8) Pemenuhan Standar Penilaian Pendidikan:
a) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan frekuensi ulangan
harian
b) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan pelaksanaan UTS
c) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan materi UAS
d) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan materi ulangan
kenaikan kelas
e) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan teknik-teknik
penilaian kelas
f) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan instruman
ulangan harian
g) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan instrumen
ulangan kenaikan kelas
h) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan instrumen UTS
i) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan instrumen UAS
j) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pemenuhan mekanisme dan
prosedur penilaian guru
k) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pemenuhan mekanisme dan
prosedur penilaian oleh sekolah
l) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan
perangkat pendokumentasian penilaian
9) Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah:
a) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan budaya bersih
b) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Penciptaan lingkungan sehat, asri,
indah, rindang, sejuk, dll (tamanisasi)
c) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pemenuhan sistem sanitasi/drainasi
d) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Penciptaan budaya tata krama
in action
e) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Peningkatan kerjasama dengan
lembaga lain relevan bidang 6K

30
30
31

f) Terpenuhi/terealisasi/tercapai Pengembangan lomba-


lomba kebersihan, kesehatan

b. Supervisi , Monitoring dan Evaluasi


Untuk dapat mengukur keberhasilan serta melakukan tindakan pengendalian
strategi maka sekolah melakukan Monitoring evaluasi sebagai berikut :
1) Mewujudkan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja proses dan hasil-
hasilnya (perangkat pembelajaran).
2) Mewujudkan monitoring dan evaluasi serta superpisi terhadap
perencanaan, proses kinerja, dan hasil-hasilnya (profesionalitas)
3) Mewujudkan monitoring dan evaluasi serta supervisi terhadap
implementasi strategi (model) pembelajaran dengan dukungan metode dan
sumber bahan belajar yang selaras dan mutakhir.
4) Mewujudkan pemberian motivator dan kerjasama dalam pengadaan
prasarana dan sarana pembelajaran.
5) Mewujudkan monitoring dan evaluasi serta supervisi terhadap
perencanaan, proses kinerja, dan hasil-hasilnya.
6) Mewujudkan implementasi program dan laporan pertanggungjawaban.
7) Mewujudkan implementasi, monitoring, dan evaluasi kerjasama dengan
masyarakat dan penyandang dana lainnya.
8) Mewujudkan instrumen dan pedoman, dan implementasi hasil serta
tindak lanjut dari penilaian hasil pembelajaran

3.1.2. Implementasi Total Quality Management di tingkat mikro (pendidikan sekolah


dasar dan menengah)
3.1.2.1. Kepemimpinan Total Quality Management
Spanbaur (1992) memberikan model kepemimpinan untuk memberdayakan guru
sebagai berikut sebagai pengaplikasian TQM di lingkup pendidikan :

1. Melibatkan seluruh guru dan staf tata usaha dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah dengan menggunakan metode ilmiah seperti kontrol proses
statik.
2. Bertanya kepada mereka bagaimana pendapat mereka agar sekolah lebih maju
dan kendala apa yang kemungkinan akan terjadi serta bagaimana antisipasinya.
3. Saling bertukar informasi manajemen sedapat mungkin untuk meningkatkan
komitmen mereka
4. Bertanya kepada mereka sistem dan prosedur yang mana yang tepat disampaikan
kepada pelanggan eksternal sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah.
5. Memahami bahwa manajemen yang bersifat dari atas ke bawah tidak cocok
dalam mendorong peningkatan profesionalisme guru.

31
31
32

6. Meremajakan pertumbuhan profesional, awalnya tanggung jawab dan kontrol


dari kepala sekolah menjadi langsung dari mereka
7. Menerapkan komunikasi sistematis dan terus menerus antar warga sekolah
8. Mengembangkan kemampuan berkonflik, pemecahan masalah dan negoisasi
serta menunjukkan toleransi yang besar terhadap konflik
9. Siap membantu tanpa tanya dan tanpa menjadi rendah diri
10. Menyiapkan pendidikan dengan konsep mutu seperti pembentukan tim,
manajemen proses, pelayanan pelanggan , komunikasi dan kepemimpinan
11. Model yang ditunjukkan adalah karakteristik kepribadian yang diharapkan oleh
warga sekolah dan luar sekolah
12. Belajar lebih seperti pelatih dan tidak sedikit pun seperti bos
13. Memberikan otonomi dan mengizinkan untuk mengambil resiko selama terbuka
dan terarah
14. Menyeimbangkan dengan baik antara jaminan mutu untuk pelanggan eksternal
sekolah dengan kesejateraan yang dibutuhkan pelanggan internal sekolah

3.1.2.2. Organisasi Total Quality Management


Organisasi Total Quality Management adalah organisasi terbalik . Dalam organisasi ini
, peran kepala sekolah dan wakil kepala sekolah adalah mendukung dan mengupayakan
pendidikan bagi siswa dan staf pendukungnya. Kontrol bukanlah yang utama dalam
organisasi Total Quality Management. Fokus organisasi terbalik tidak mempengaruhi
otoritas sekolah dan tidak mengurangi esensi peran kepemimpinan kepala sekolah
karena kepemimpinan kepala sekolah sangat menentukan sukses atau gagalnya Total
Quality Management. Hirarki terbalik memberikan penekanan pada pentingnya
memberikan pelayanan prima kepada pelanggan sekolah.

Siswa

Tim Pengajar dan Staf


Pendukung

Pemimpin

Gambar 3.3 Hirarki sekolah dan organisasi terbalik di dunia pendidikan

Ada empat macam daur kehidupan suatu organisasi :

32
32
33

(4)
(1)
Penurunan /
Pengenalan
Revitalisasi

(2)
(3) Pertumbuhan
Kematangan atau
perluasan

Gambar 3.4 Daur Kehidupan Organisasi

Pada tahap pengenalan , sekolah yang baru sebaiknya memperkenalkan sekolahnya


kepada masyarakat luas untuk memperoleh pengakuan dan dukungan. Sekolah harus
menetapkan tempat untuk meraih pelanggan. Selanjutnya , sekolah menjamin bahwa
apa yang dihasilkan merupakan kebutuhan yang dinantikan dan diharapkan pelanggan.

Pada tahap pertumbuhan(perluasan) , sekolah akan menjadi wajah baru dengan


tantangan ide baru . sekolah harus mampu menjamin untuk menghasilkan optimisme
dan kebanggan, yang merupakan suatu keistimewaan yang menyangkut langkah
pembentukan . Pada tahap ini yang menjadi masalah utama biasanya bagaimana cara
mengatasi tekanan dengan ditandai mulai banyaknya permintaan ? dengan demikian ,
sekolah harus mampu meningkatkan layanan kepada pelanggan. Kegagalan lain adalah
pada sistem manajemennya terutama kurang adanya penetapan terhadap aturan atau
prosedur secara jelas , termasuk di dalamnya pembagian tugas.

Pada tahap pendewasaan, sekolah mencapai prestasi puncaknya dan sangat potensial
untuk mendapatkan siswa yang banyak karena permintaan yang sangat besar dari
pelanggan. Namun , disinilah sekolah banyak mendapatkan ancaman ataupun bahaya
sehingga sekolah harus mampu berinovasi, berkreasi, dan meningkatkan pelayanan
yang optimal sesuai kebutuhan pelanggan. Disamping itu sekolah juga diharapkan
mampu menciptakan kebutuhan dan minat konsumen sehingga tidak akan terjadi
penurunan.

Pada tahap penurunan, kebanyakan sekolah ditutup karena ketidakmampuannya


berinovasi dan bersaing serta menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman. Pada tahap
penurunan ini, dapat juga menjadi suatu pembaharuan jika mau mengedepankan mutu,
mengembangkan strategi dan cara menjaga kepuasan pelanggan, serta dapat juga
menjadi tahapan dinamis sebagai lembaga yang berpengalaman dan dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan secarara otimal.

33
33
34

Gambar 3.5 Tahap Pengembangan Organisasi

Sekolah yang menggunakan cara tradisional akan mengalami kesulitan dalam


pengembangan dan perubahan karena kekakuan dalam setiap keputusan, serta kesulitan
mengatasi rintangan. Biasanya , sekolah tersebut sering kekurangan program atau
pemimpinnya terkesan otoriter dengan birokrasi yang berbelit belit. Sekolah seperti
ini tidak akan memuaskan pelanggan.

Adapun maksud TQM adalah memberikan kesmepatan kepada sekolah untuk mengubah
cara-cara tradisipnal menjadi sekolah yang diinginkan TQM sehingga sekolah memiliki
mutu tinggi , integritas tinggi terhadap aturan untuk menimbulkan komitmen terhadap
semua level yaitu bawah, tengah, atas. Untuk mencapainya , dibutuhkan manusia yang
memahami konsep mutu dan memiliki rancangan masa depan.

Sekolah yang menginginkan TQM berjalan dengan baik harus melakukan inovasi dan
mau melangkah maju untuk mencapai visi dan misi sekolah. Warga sekolah harus
menyadari bahwa mutu harus memuaskan pelanggan dan mutu akan mempengaruhi
kinerja warga sekolah. Kepala sekolah selaku pemimpin merupakan kunci yang menjadi
motor penggerak dalam memelihara, serta memperkuat proses peningkatan mutu secara
terus menerus. Warga sekolah harus merespon kebutuhan pelanggan guna mencapai
mutu yang diinginkannya sehingga sekolah mampu berkompetisi dengan sekolah
lainnya.

Perbedaan organisasi TQM dengan organiasi biasa

Tabel 3.3 Perbedaan Oragnisasi TQM dengan organiasi biasa

34
34
35

3.1.2.3. Budaya Total Quality Management


TQM membutuhkan sebuah perubahan budaya. Perubahan budaya itu sangat sulit
dilakukan dan membutuhkan waktu yang relatif lama. Budaya TQM membutuhkan
perubahan sikap dan sistem kerja. Kepala sekolah harus mampu meyakinkan staf bahwa
perubahan budaya yang ada akan menuju budaya TQM dapat menyebabkan sekolah
lebih bermutu. Dipihak lain, staf membutuhkan pemahaman dan penghayatan langsung
tentang informasi bahwa TQM akan membuat suatu pengaruh yang sangat kuat bagi
pengembangan sekolah dan pribadi.

35
35
36

Kepala sekolah harus menyadari bahwa guru dan tenaga tata usaha membutuhkan
lingkungan kerja yang menyenangkan , sarana dan prasarana yang lengkap , serta
prosedur kerja yang praktis dan mudah dilaksanakan sehingga dapat membatu tugas-
tugas mereka. Lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
tugas. Kepemimpinan kepala sekolah sanat berperan dalam memotivasi mereka
melaksanakan TQM. Tugas yang mereka lakukan membutuhkan penghargaan yang
layak dan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga menimbulkan semangat
untuk berprestasi lebih baik lagi. Kunci keberhasilan budaya TQM adalah sebuah mata
rantai pelanggan-pemasok internal-eksternal yang efektif.

Peranan kepala sekolah dalam mengembangkan budaya mutu menurut sallis (2003)
adalah melaksankan :

1. Visi sekolah
2. Komitemen yang jelas dalam meningkatkan mutu
3. Kemampuan mengkomunikasikan pesan mutu
4. Rapat tentang kebutuhan kebutuhan pelanggan
5. Jaminan atau suara pelanggan atau kritik konstruktif pelanggan didengar dan
ditindak lanjuti
6. Pengembangan staf melalui pelatihan , pendidikan lanjutan dan kenaikan pangkat
7. Kesalahan budaya, hampir semua masalah mutu dihasilkan oleh manajemen dan
kebijakan yang salah bukan karena kegagalan staf karena staf hanya pelaksana
8. Mengarahkan inovasi
9. Menjamin bahwa struktur organisasi didefinisikan dengan jelas berdasarkan
tanggung jawab masing masing dan memberikan delegasi maksimal dengan
tepat dan penuh tanggung jawab
10. Komitmen merombak hambatan hambatan yang direkayasa, baik struktural
maupun kultural
11. Pembangun tif efektif
12. Pengembangan mekanisme yang tepat untuk melakukan pemantauan dan
penilaian yang berhasil.

3.1.2.4. Langkah langkah TQM


Langkah langkah penerapan TQM menurut Goets dan Davis (1997)

36
36
37

Gambar 3.6 Langkah langkah penerapan TQM

3.1.2.5. Kerangka Paradigma Manajer Pendidikan


Kerangka paradigma manajer pendidikan dalam menerapkan TQM menurut STMB
(1999) sebagai berikut :

Gambar 3.7 Kerangka paradigma Manager dalam menerapkan TQM

37
37
38

3.1.2.6. Hambatan Penerapan TQM


Menurut Tjipto & Diana (1995) memberikan masalah masalah yang menyebabkan
TQM tidak dapat diterapkan yaitu karena usaha dilakukan setengah hati dan kesalahan
lainnya meliputi :

1. Delegasi dan kepemimpinan yang tidak baik dari manajemen senior


2. Tim mania
3. Proses penyebarluasan
4. Pendekatan yang terbatas dan dogmatis
5. Harapan yang terlalu berlebih dan pemberdayaan karyawan yang bersifat
prematur.

3.1.2.7. Faktor Sukses TQM


TQM akan sukses diterapkan pada lembaga pendidikan jika manajer pendidikan
melakukan :

1. Pahami : filosofi, visi, misi, aksi, kebutuhan pelanggan dan keunikan karyawan
2. Ciptakan : proses yang efisien, budaya kerja yang kondusif, dan tim kerja yang
solid
3. Galakkan : pencatatan data, usaha perbaikan, dan semangat kerja
4. Kembangkan : diri sendiri, bawahan, dan rekanan
5. Dapatkan : kesamaan persepsi , komitmen atasan , teman selevel, dan bawahan
6. Terapkan : gaya kepemimpinan partisipatif

Dan sebaliknya jangan melakukan :

1. Berfikir negatif , berprilaku seperti bos


2. Statis
3. Resisten terhadap perubahan
4. Mengabaikan pendapat atau kritik
5. Beranggapan hasil kerja adalah hasil anda sendiri
6. Sangat subjektif
7. Tidak adil
8. Tidak jujur

3.1.2.8. Praktik TQM


Dalam praktiknya pengenalan pelaksanaan TQM tidak luput dari hambatan .
Pelaksanaan TQM merupakan pekerjaan yang berat dan memerlukan waktu yang relatif
lama untuk mengadakan perubahan budaya mutu karena esensi dari TQM adalah
perubahan budaya. Perubahan ini adalah untuk memenuhi harapan pelanggan internal
dan eksternal. Pelaksanaan TQM membutuhkan kepemimpinan yang kuat, kedisiplinan
guru , staf tata usaha dan siswa serta merupakan perubahan yang luar biasa bagi dunia
pendidikan. Ketakutan terhadap metode baru merupakan hambatan besar dalam

38
38
39

menerapkan TQM . Takut akan ketidak tahuan, takut mengerjakan sesuatu dengan cara
yang berbeda, takut percaya pada orang lain,takut membuat kesalahan , dsb.

Keberhasilan dalam menerapkan TQM disuatu lembaga pendiidkan tergantung dari visi
yang digunakan oleh tenaga pengajar dan para pemimpinnya. Sasarannya adalah
memperbaiki proses belajar mengajar dengan memperdayakan peserta didiknya dan
meningkatkan tanggung jawabny dalam proses belajar.

3.1.2.9. Asesmen Penerapan Total Quality Management


Menurut sallis (2003) , untuk mengasesmen penerapan TQM dalam rangaka
meningkatkan mutu pendidikan digunakan 10 indikator dengan bobot sebagai berikut :

1. Akses bobot 5%
2. Pelayanan pelangan terutama peserta didik 5%
3. Kepemimpinan 15%
4. Lingkungan fisik dan sumber daya sarana dan prasarana 5%
5. Pembelajaran dan mengajar efektif 20%
6. Peserta didik 15%
7. Staf tata usaha 15%
8. Hubungan masyarakat 5%
9. Organisasi 5%
10. Standar 10%

Berikut contoh daftar kuesioner yang dikembangkan oleh sallis (2003)

Tabel 3.4 Kuesioner untuk asessment TQM

39
39
40

40
40
41

41
41
42

42
42
43

43
43
44

44
44
45

45
45
46

46
46
47

47
47
48

Dengan ketentuan :

1 = kinerja sangat jelek

2 = kinerja jelek

3 = ragu ragu (netral)

4 = kinerja baik

5 = kinerja sangat baik

Dengan kuesioner ini kita dapat mengukur penerapan TQM dalam instansi pendidikan

48
48
BAB IV KESIMPULAN

4.1. KESIMPULAN
Kita dapat mengimplentasikan pendekatan manajemen strategik dan TQM dalam lingkup
pendidikan.
Berdasarkan keunggulan yang dapat diwujudkan seperti telah diuraikan diatas, berarti dalam
pengeimplementasian manajemen strategik di lingkungan organisasi pendidikan terdapat beberapa
manafaat yang dapat memperkuat usaha mewujudkan secara efektif dan efisien. Manfaat yang dapat
dipetik adalah Manajemen strategik dapat mengurangi ketidak pastian dan kompleksitas dalam
penyusunan perencanaan sebagai fungsi manajemen dan dalam proses pelaksanaan pekerjaan dnegan
menggunakan semua sumber daya yang secara nyata dimiliki melalui proses yang terintegrasi dengan
fungsi manajemen yang lainnya dan dapat dinilasi hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.
Sedangkan manfaat utama penerapan TQM pada sektor pendidikan adalah perbaikan layanan,
penguarangan biaya dan kepuasan pelanggan. Perbaikan progresif dalam sistem manajemen dan
kualitas pelayanan menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagai manfaat lain yang bisa
dilihat adalah peningkatan keahlian, semangat dan rasa percaya diri di kalangan staf, perbaikan
hubungan kerja, peningkatan akuntabilitas dan tranparansi serta peningkatan produktifitas dan
efisiensi.
4.2. SARAN
Dalam analisis penerapan manajemen strategik dan TQM ini penulis tidak melakukan kajian evaluasi
secara mendetail terhadap obyek penelitian . semoga penelitian selanjutnya dapat mengukur besaran
dari keberhasilan penerapan manajemen strategik dan TQM ini.
50

DAFTAR PUSTAKA

Harry K wong, Rosemary T. Wong, The First Days of School , 2009


Sallis Edward , Total Quality Managemeny in education ,2012
Karna Sobahi , Hanafiah, Cucu Suhana, Manajemen Pendidikan, 2010
Lickona Thomas, Character Matters, 2012
Jane Piirto, Creativity for 21st Century Skill, 2011
Nuraini Fajar, Teknik Analisi SWOT , 2016
Culligan, Matthew J, Manajemen Back to Basic, 1996
Walker , Timothy, Teach Like Finland, 2017
Lickona, Thomas, Education for Character, 2016
Husaini, Usman , Manajemen Edisi 4 , 2014

50
51

LAMPIRAN

1. RKS SMP NEGERI 51 BANDUNG


2. RKAS SMP NEGERI 51 BANDUNG
3. SLIDE PRESENTASI

51
52

RENCANA KERJA SEKOLAH

52
53

53
54

54
55

55
56

56
57

57
58

58
59

59
60

60
61

61
62

62
63

63
64

64
65

65
66

66
67

67
68

68
69

69
70

70
71

71
72

72
73

73
74

74
75

75
76

76
77

77
78

78
79

79
80

80
81

81
82

82
83

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH

83
84

84
85

85
86

86
87

87
88

SLIDE PRESENTASI

88
89

89
90

90
91

91
92

92
93

93
94

94
95

95
96

96
97

97
98

98
99

99
100

100
101

101
102

102
103

103
104

104
105

105
106

106
107

107
108

108
109

109
110

110
111

111

You might also like