Professional Documents
Culture Documents
Hari/tanggal: Hari/tanggal :
Tanda Tangan: Tanda tangan:
-------------------------------------- -----------------------------------------
LAPORAN PENDAHULUAN
Oleh:
JOHAN WAHYUDI
NPM : 172426111NS
1. Kasus
Sirosis Hepatis
2. Proses Terjadinya Masalah
A. Pengertian
Sirosis adalah penyakit hati kronis yang dicirikan dengan distorsi arsitektur hati
yang normal oleh lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul regenerasi sel hati
yang tidak berkaitan dengan vaskulatur normal (Sylvia A Price& Lorraine Wilson,
2002). Dengan kata lain pada sirosis hepatisi ditandai dengan adanya pembentukan
energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 25% oksigen darah. Ada
perubahan dan pemecahan KH, lemak dan protein saling berkaitan 1 sama lain.Hati
mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen,
mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian
hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen mjd
utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa
beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan
ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C)yaitu piruvic acid (asam
gliserol)
3. Pembentukan cholesterol
Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. dengan proses deaminasi,
hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino.Dengan proses
transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati
organ utama bagi produksi urea.Urea merupakan end product metabolisme protein.
- globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang
dengan BM 66.000
Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan
Benda asing menusuk kena pembuluh darah yang beraksi adalah faktor ekstrinsi,
bila ada hubungan dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor intrinsik.Fibrin
harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan
Hati adalah pusat detoksikasi tubuh, Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi,
reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti
Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui
proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi - globulin sebagai
7. Fungsi hemodinamik
Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal 1500 cc/
menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica 25%
dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar
dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini
berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock.Hepar merupakan organ
C. Etiologi
Sirosis hepatis merupakan penyakit hati kronis yang memiliki dua klasifikasi
etiologi, yakni etiologi yang diketahui penyebabnya dan etiologi yang tidak
diketahui penyebabnya. Telah diketahui juga bahwa penyakit ini merupakan stadium
terakhir dari penyakit hati kronis dan terjadinya pengerasan dari hati (Sujono H,
1. Hepatitis virus
Hepatitis virus sering juga disebut sebagai salah satu penyebab dari sirosis hepatis.
Dan secara klinik telah dikenal bahwa hepatitis virus B lebih banyak mempunyai
kecenderungan untuk lebih menetap dan memberi gejala sisa serta menunjukkan
perjalanan yang kronis bila dibandingkan dengan hepatitis virus Penderita dengan
hepatitis aktif kronik banyak yang menjadi sirosis karena banyak terjadi kerusakan
2. Alkohol
Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi pada peminum minuman keras
fungsi sel hati secara akut dan kronik. Kerusakan hati secara akut akan berakibat
nekrosis atau degenerasi lemak. Sedangkan kerusakan kronik akan berupa sirosis
hepatis. Efek yang nyata dari etil-alkohol adalah penimbunan lemak dalam hati
3. Malnutrisi
timbulnya sirosis hepatis. Menurut Campara (1973) untuk terjadinya sirosis hepatis
4. Penyakit Wilson
Suatu penyakit yang jarang ditemukan, biasanya terdapat pada orang-orang muda
dengan ditandai sirosis hepatis, degenerasi ganglia basalis dari otak, dan terdapatnya
cincin pada kornea yang berwarna coklat kehijauan disebut Kayser Fleiscer Ring.
5. Hemokromatosis
Bentuk sirosis yang terjadi biasanya tipe portal. Ada 2 kemungkinan timbulnya
hemokromatosis, yaitu :
6. Sebab-sebab lain
Perubahan fibrotik dalam hati terjadi sekunder terhadap anoksi dan nekrosis
sentrilibuler.
Sebagai akibat obstruksi yang lama pada saluran empedu akan dapat
menimbulkan sirosis biliaris primer. Penyakit ini lebih banyak dijumpai pada kaum
wanita.
2. Sirosis pasca nekrotik, dimana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai
Sirosis bilier, dimana pembentukan jaringan parut terjadi dalam hati di sekitar
saluran empedu. Terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksi (kolangitis).
D. Patofisiologi
(Konthen, 2008):
Mual
Ikterus dengan air kemih berwarna seperti teh pekat, terjadi pada
dalam.
Hepar
- Ikterus - Varises esophagus/cardia
- Ascites
- Eritema Palmaris
- white nail
F. Komplikasi
Komplikasi sirosis hepatis adalah sebagai berikut:
Varises Esofagus
dari cairan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi
Sindrom hepatorenal
(Sudoyo, 2007).
Ensefalopati hepatikum
kerja bakteri dalam usus. Hasil metabolisme ini dapat memintas hati
karena terdapat penyakit pada sel hati. NH3 diubah menjadi urea
oleh hati, yang merupakan salah satu zat yang bersifat toksik dan
m
0 Kesadaran normal, hanya sedikit
dan koordinasi.
1 Gangguan pola tidur
2 Letargi
3 Somnolen, disorientasi waktu
Karsinoma hepatoselular
Tumor hati primer yang berasal dari jaringan hati itu sendiri. Sirosis
makan, berat badan menurun drastis, demam, perut terasa penuh, ada
(Wijayakusuma, 2008).
G. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang bisa didapatkan dari penderita sirosis
tinggi. AST lebih meningkat dibanding ALT. Namun, bila enzim ini
hipertensi porta
c. Peritoneoskopi (laparoskopi)
pembesaran limpa.
membuncit, libido
menurun, konsumsi
alkohol, riwayat
fosfatase, albumin-
globulin, elektroforesis
- FP
4. Endoskopi saluran cerna Varises, gastropati
atas
5. USG/CT scan Ukuran hati, kondisi v. Porta,
splenomegali, ascites,dll
6. Laparoskopi Gambaran makroskopik
visualisasi langsung
hepar
7. Biopsi hati Dilakukan bila koagulasi
memungkinkan dan
pasti
H. Penatalaksanaan / pengobatan
hepatotoksik
menghambat kolagenik
imunosupresif
Tirah baring
- Ceftriaxone
- Ciprofloxacin
Varises Esofagus
beta (propanolol)
Ensefalopati Hepatik
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk SHR.
I. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian Fokus
Anamnesa
a. Data demografi
perkawinan
b. Keluhan utama
toksoplasmosis
Wilson.
Pemeriksaan Fisik
berikut:
(kaput medusae)
infertil.
k. Penyuluhan/pembelajaran : riwayat kontak dengan zat toksik,
b. Diagnosa Keperawatan
akibat asites, distensi abdomen serta adanya cairan dalam rongga toraks
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dialami
9. Ansietas berhubungan dengan respon fisiologis terhadap penyakit
c. Intervensi Keperawatan
retensi cairan
lunak dilakukan
6. Pantaukesesuaian diet 5. Contoh diet dapat membantu
3. Pola nafas tidak efektif Pola nafas NOC: Respiratory NIC: Airway Management 1. Distres pernapasan dan
berhubungan dengan menjadi efektif status 1. Kaji fungsi pernapasan, perubahan tanda vital dapat
asites dan restriksi setelah Indikator: catat kecepatan pernapasan, terjadi sebagai akibat stres
pengembangan toraks dilakukan 1. Frekuensi dispnea, sianosis dan fisiologi atau dapat
akibat asites, distensi tindakan pernafasan perubahan tanda vital menunjukkan terjadinya syok
tidur).
sesuai indikasi
gangguan metabolism pucat tidak ada meningkatkan asupan mengetahui adanya abnormalitas
4. keluar darah dari
vitamin K dan pelepasan makanan kaya vitamin K dalam darah klien
anus atau melena 6. Kolaborasi dengan tim 6. mencegah terjadinya perdarahan
tromboplastin).
tidak ada medis lain terkait pemberian hemoroid
7. vitamin K berguna dalam proses
obat sesuai indikasi
pembekuan darah
8. pemberian obat dilakukan untuk
mencegah komplikasi akibat
yang besar.
d. Discharge Planning
(CCHCS, 2012):
berat,
berpikir, BAB hitam, peningkatan berat badan lebih dari 2,5 kg, penurunan