You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

PEWARISAN SIFAT YANG DI KENDALIKAN OLEH GEN MAJEMUK


(POLIGEN)
Dosen : Rahmat Taufiq, M.A.S, S.Si, M.IL

Asisten Dosen : Imas Rusmawati

Oleh :

Miftahussaadah (1167020047)

Moch. Sutan A (1167020048)

Nur Zamilah (1167020054)

Sri Hidayati (1167020075)

Sri Widia (1167020077)

Wilda Nur Farida (1167020079)

Zahra Salsabila (1167020081)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017
I. Pendahuluan
1.1 Tujuan
Mahasiswa mampu mengidentifikasi pola dan jumlah sulur jari tangan.
Mahasiswa mampu menghitung dan menginterpretasikan nilai x2 untuk menguji
populasi mahasiswa satu kelas, baik tentang pola sulur maupun jumlah sulur jari
tangan.
1.2 Dasar Teori

Dalam genetika kuantitatif, konsep poligen (polygenes, berarti banyak gen)


digunakan untuk menjelaskan terbentuknya sifat kuantitatif. Ronald Fisher (1918) dapat
menjelaskan bahwa sifat kuantitatif terbentuk dari banyak gen dengan pengaruh kecil, yang
masing-masing bersegregasi menuruti teori Mendel. Karena pengaruhnya kecil, fenotipe yang
diatur oleh gen-gen ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Meskipun demikian, penjelasan
Fisher ini tetap menempatkan gen-gen yang mengatur sifat kuantitatif sebagai sesuatu yang
abstrak karena hanya merupakan konsep. Langkah pembuktian mengenai adanya gen-gen
yang mengatur sifat kuantitatif mulai terbuka setelah tersedianya banyak penanda genetik
sehingga memungkinkan orang membuat peta pautan genetik yang dapat menjangkau
sebagian besar kromosom. Penanda-penanda genetik digunakan untuk menunjukkan situasi
alelik pada bagian kromosom tertentu. Variasi alel pada suatu penanda menjadi genotipe bagi
kromosom atau kelompok pautan (apabila kromosomnya belum teridentifikasi) (Rohmad,
2012).
Pada pewarisan sifat, kita dapat menemukan adanya variasi sifat yang diturunkan. Hal
ini disebabkan oleh gen ganda (multiple gen/poligen). Poligen merupakan suatu seri gen
ganda yang menentukan sifat secara kuantitatif. Dalam hal ini, pewarisan sifat dikendalikan
oleh lebih dari satu gen pada lokus yang berbeda dalam kromosom yang sama atau berlainan
(Campbell,2010).
Persoalan tentang pengaruh poligen ini baik pada tumbuh-tumbuhan maupun pada
hewan makin banyak mendapat perhatian karena cukup banyak sifat-sifat keturunan yang
relevan terhadap gizi makanan atau keuntungan lain bagi manusia, seperti berat buah,
besarnya telur ayam, tinggi tanaman, ketahanan terhadap hama atau penyakit, warna kulit
hewan, dll (Suryo, 2010).
Beberapa sifat keturunan pada manusia pun diwariskan lewat poligen. Berikut ini ada
beberapa contoh (Suryo, 2010):
1. Perbedaan pigmentasi kulit
Davenport dan Davenport menemukan pengaruh poligen pada pigmentasi kulit
manusia yang memperlihatkan variasi kuantitatif antara warna muda sampai hitam-arang.
Bila empat pasang gen yang mengambil peranan, maka untuk mendapatkan anak dengan
warna kulit yang ekstrem kemungkinannya.
2. Perbedaan tinggi tubuh
Menurut penyelidikan ada 4 pasang gen yang ikut mempengaruhi tinggi tubuh orang.
Akan tetapi di sini dapat dibedakan adanya gen-gen dasar (ialah gen-gen yang menentukan
tinggi dasar) dinyatakan dengan simbol a, b, c, d dan gen-gen ganda (yaitu gen-gen yang
memberi tambahan pada tinggi orang) dinyatakan dengan simbol T (untuk tinggi) dan t
(untuk rendah).
3. Sidik jari
Sidik jari orang merupakan contoh yang indah pula untuk mengetahui peranan poligen.
4. Bibir sumbing dan celah langit-langit
Kelainan ini pun disebabkan oleh poligen. Di Amerika Serikat terdapat seorang diantara 750
sampai 1000 kelahiran yang memiliki kelainan ini.
5. Warna mata manusia
Apabila mata manusia diperhatikan dengan baik, tampak bahwa warnanya berbeda-
beda tergantung dari kandung pigmen melanin di dalam iris. Jelaslah berbagai macam warna
mata manusia itu disebabkan oleh berperannya poligen.
6. Hidrosefali, diabetes, tekanan darah tinggi, beberapa penyakit jantung, dan intelegensia pun
diduga disebabkan oleh poligen.
Heritabilitas adalah proporsi ragam genetik terhadap besaran total ragam genetik
ditambah dengan ragam lingkungan, dengan kata lain heritabilitas merupakan proporsi
besaran ragam genetik terhadap besaran ragam fenotipe untuk suatu karakter tertentu. Ada
dua nilai heritabilitas yang dikenal dalam pemuliaan tanaman yaitu heritabilitas dalam arti
luas dan heritabilitas dalam arti sempit. Nilai heritabilitas dalam arti luas memperhatikan
ragam genetik total dalam kaitannya dengan keragaman fenotipe. Dalam hal ini genotipe
dianggap sebagai unit dalam kaitannya dengan lingkungan. Sementara itu heritabilitas dalam
arti sempit yang menjadi fokus perhatian adalah keragaman yang diakibatkan oleh peran gen
aditif merupakan bagian dari keragaman genetik total. Berdasarkan penjelasan ini dapat
dipahami bahwa nilai heritabilitas dalam arti sempit tidak akan pernah lebih besar
dibandingkan dengan nilai heritabilitas dalam arti luas untuk suatu karakter tertentu (Alif,
2008).
Parameter heritabilitas melibatkan semua tipe aksi gen dan oleh karena itu
membentuk suatu perkiraan heritabilitas yang luas. Pada kasus dominansi sempurna, bila
suatu gamet yang mengandung alel dominan aktif A2 berpadu dengan suatu gamet yang
mangandung alel A1 nol, fenotip yang dihasilkan bisa terdiri atas dua unit. Bila dua gamet A2
berpadu, hasil fenotipnya tetap akan terdiri atas dua unit. Sebaliknya, jika gen-gen yang tidak
mempunyai dominansi (gen-gen aditif) terlibat, maka gamet-gamet A2 akan menambah satu
unit kepada fenotip dari zigot yang dihasilkan, dengan tidak memandang kontribusi alel dari
gamet yang berpadu dengannya. Jadi hanya komponen aditif genetik dari variansi yang
mempunyai kualitas dapat diramalkan, yang perlua pada formulasi renca-renca pemuliaan.
Heritabilitas dalam arti yang lebih sempit ini adalah rasio variansi aditif genetik terhadap
variansi fenotip (Stansfield, 1991).
Harus ditekankan bahwa heritabilitas suatu sifat hanya berlaku pada populasi tertentu
yang hidup dalam suatu lingkungan khusus. Suatu populasi yang secara genetik berbeda
(mungkin suatu varietas bangsa, ras yang berbeda atau subspesies dari spesies sama) yang
hidup dalam lingkungan yang identik, kemungkinan besar mempunyai heritabilitas yang
berbeda bagi sifat yang sama. Begitu pula, populasi yang sama kemungkinan besar
memperlihatkan heritabilitas yang berbeda bagi sifat yang sama bila diukur dalam
lingkungan-lingkungan yang berbeda, karena suatu genotip tertentu tidak selalu memberikan
respon terhadap lingkungan-lingkungan yang berbeda dengan cara yang sama. Tidak ada satu
genotippun yang mempunyai daya adaptasi yang superior dalam segala macam lingkungan.
Hal inilah yang menyebabkan mengapa seleksi alam cenderung menimbulkan populasi-
populasi yang secara genetik berbeda dalam suatu spesies, suatu populasi beradaptasi secara
khas terhadap kondisi-kondisi setempat dan tidak secara umum beradaptasi terhadap semua
lingkungan dimana spesies itu ditemukan (Stansfield, 1991).
Pada tanaman pula ditemukan variasi yang disebabkan oleh poligen yaitu, karakter
tinggi tanaman, umur berbunga, jumlahpolong per tanaman dan bobot 100 butir termasuk
dalamkarakter kuantitatif yang dikendalikan oleh banyak genyang masing-masing gen
berpengaruh kecil terhadapekspresi suatu karakter yang menunjukkan bahwa karakter umur
berbungan dan tinggi tanaman pada tanaman padi sawah dikendalikan oleh poligen (Sarna,
2001).
II. Metode Kerja
2.1 Alat dan Bahan

No Nama alat jumlah Nama Bahan Jumlah


1. Bak stempel 1 buah Kedua tangan 10 jari
2. Kaca pembesar 1 buah
3. Alat tulis 1 set
4. Tinta stempel 1 buah

2.2 Prosedur Kerja

Sepuluh jari
tangan

ditempatkan pada bak stempel yang sudah diberi tinta (usahakan seluruh
permukaan ujung jari terkena tinta)
diletakkan masing-masing ujung jari tangan yang bertinta pada kertas (kertas
dibuat tabel dengan keterangan jenis masing-masing jari tangan
diamati hasil cetakan tersebut dengan menggunakan kaca pembesar dan
tentukan tipepola sulurnya
dituliskan masing-masing tipe sulur pada tabel sesuai jenis jari tangan
dihitung frekuensi masing-masing pola sulur pada seluruh kelas
dimasukan data pada tabel uji
diuji data dengan membandingkan dengan tabel x2 dengan taraf signifitasnya
5%
Hasil

III. Hasil Pengamatan


3.1 Tabel Pola Sulur Data Kelas

Pola Sulur
Nama Mahasiswa/i Jumlah
Arch Whorl Loop
Miftahus Saadah - 6 4 10
Mochamad Sutan A. - 7 3 10
Nur Zamilah - 2 8 10
Sri Hidayati - - 10 10
Sri Widia - - 10 10
Wilda Nur Farida - 3 7 10
Zahra Salsabila - - 10 10
Melfa E. - 6 4 10
Nurlaela - 5 5 10
Puji Nuriyah A. - - 10 10
Ricky Mushoffa S. - 8 2 10
Rina Agustina - 10 - 10
Riris Ismidiyati 1 3 6 10
Sannia Dwi N. - 6 4 10
M. Rifqi - 10 - 10
Nadila R. - 8 2 10
Novita A. - 6 4 10
Rida Rahayu K. - 2 8 10
Salma Salsabila - - 10 10
Savira Ngesti 1 4 5 10
Sri Rahayu - 10 - 10
Nurina Hidayanti - - 10 10
Prima Galla S. - - 10 10
Rizna Akmaliyah - - 10 10
Ulfah Nabilah S. - 5 5 10
Yuni Setyowati - 10 - 10
Zashika Meidita - 6 4 10
Mia Multifa - 5 5 10
Mutiara Ayunda B. - 7 3 10
Pia Sevianty - 2 8 10
Salsabila Aliansi - 5 5 10
Zahratul 3 2 5 10
Mukaromah
Zulkifli Gumilang R. - 4 6 10
Laela Hayati - 10 - 10
Muna Dzakiyyah - 4 6 10
Rizal Maulana - - 10 10
Lilih Solihat - 10 - 10
Silvy Y. - - 10 10
Shafira N. - 1 9 10
Siti Nurbaeni - - 10 10
5 167 228 400

3.2 Tabel X2 Data Kelas

Arch Whorl Loop Jumlah


O 5 167 228 400
E 20 280 100 400
D -15 -113 128 0
D2/E 112,5 45,6 163,84 321,94

Keterangan:
O = Observasi
E = Ekspektasi
D = Deviasi

3.3 Tabel Rigi Data Kelas

Jumlah Rigi
No. Kelompok Jumlah
Mahasiswa Mahasiswi
1. Kelompok 1 168 910 1078
2. Kelompok 2 212 1206 1418
3. Kelompok 3 187 1004 1191
4. Kelompok 4 193 929 1122
5. Kelompok 5 210 536 746
6. Kelompok 6 195 969 1164
1165 5554 6719
3.4 Tabel X2 Data Kelas

Jumlah Rigi
Mahasiswa Mahasiswi
O 17,34 % 82,66 %
E 15 % 85 %
D- 1,84 -2,84

( D - )2 0,226 0,095

IV. Pembahasan
Poligen adalah salah satu dari suatu seri gen ganda yang menentukan pewarisan
secara kuantitatif. Pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap jari-jari kedua tangan
pada seluruh mahasiswa Biologi 3b. Untuk menentukan pola sulur, seluruh jari ditempelkan
terlebih dahulu pada bak stempel yang telah diisi dengan tinta terlebih dahulu. Setelah itu jari
satu persatu ditempelkan pada kertas hasil pengamatan, kemudian akan nampak pola pada
kertas. Lalu diidentifikasi dari setiap pola yang nampak. Dari identifiksi pola dapat diketahui
bahwa pola sulur setiap jari individu berbeda-beda.Dan didapatkan hasil juga yang tertera
pada tabel hasil pengamatan.
Dari pengamatan tabel dapat diketahui jumlah polar sulur setiap kelompok berbeda-
beda, kelompok 1 mahasiswa = 168 masiswi = 910, kelompok 2 mahasiswa = 212 mahasiswi
= 1206, kelompok 3 mahasiswa = 187 mahasiswi = 1004, kelompok 4 mahasiswa = 193
mahasiswi = 929, kelompok 5 mahasiswa = 210 mahasiswi = 536 keompok 6 mahasiswa =
195 mahasiswi = 969.
Dari praktiukm ini juga dapat diketahui pola sulur yang mendominasi dari mahasiswa
Biologi 3b adalah pola whorl dan loop, untuk arch hanya beberapa individu saja yang
memilikinya. Untuk kelompok kami sendiri tidak ada yang memilik jari tangan pola
arch.Dari kelompok 1 pola whorl=40 loop=29 arch=1, kelompok 2 whorl=21bloop=19
arch=0, kelompok 3 whorl=25 loop=32 arch=3, kelompok 4 whorl=18 loop-52 arch=0,
kelompok 5 whorl=20 loop=50 arch=0, kelompok 6 whorl=35 loop326 arch=0.
Dari hasil pengamatan yang telah didapatkan, jumlah total sulur rata-rata mahasiswa
dan mahasiswi di kelas biologi 3B adalah 400 dengan pola arch rata-ratanya 5, pola whorl
167 dan pola loop 228 . Setelah di uji dengan X2 kelompok 1 arch 3,5, whorl 17,16 dan loop
60,36, kelompok 2 hasilnya arch 1,78, whorl 1,65 dan loop 7,56. Kelompok 3 arch 3,5, whorl
19,61, dan loop 68,01. Kelompok 4 arch 3, whorl 10,15, dan loop 36,4. Kelompok 5 arch 0,
whorl 6,88 dan loop 19,3. Kelompok 6 arch 1,78, whorl 4 dan loop 15,56. Dari data kelas
yang di dapat hasil rata-rata dari tabel X2 adalah 321,94. jumlah rata-rata rigi dari data kelas
biologi 3B adalah 6719, dengan mahasiswa sebanyak 1165 dan mahasiswi 4854.

V. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat di simpulkan sebagai berikut :

Mahasiswa telah mampu mengidentifikasi pola sulur yang diantaranya terdapat


tiga pola sulur yaitu; Arch, Wohrl, dan Loop. Mahasiwa juga telah mampu
menghitung jumlah sulur jari tangan.
Mahasiswa telah mampu menghitung dan menginterpretasikan nilai x 2 untuk
menguji populasi mahasiswa satu kelas, baik tentang pola sulur maupun jumlah
jari tangan sebagaimana yang telah di paparkan pada hasil pengamatan.
Daftar Pustaka

Alif, Muhammad Dzikri. 2008. Pola Pewarisan Beberapa Karakter Kualitatif dan Kuantitatif
pada Cabai (Capsicum annuum L.). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Campbell, Neil A. Reece, Jane B. dan Mitchell Lawrence. 2010. Biologi Jilid I Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Rohmad. 2012. Diktat Kuliah Genetika Ternak. Kadiri: Universitas Islam Kadiri.
Sarna. 2001. Buku Ajar Genetika. Singaraja: Undiksha.
Stansfield, William D. 1991. Genetika. Jakarta: Erlangga.
Suryo. 2010. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

You might also like