Soal 13 dan 14

Sebanyak 33 dari 62 orang ibu memilih air putih sebagai pilihan cairan saat anak dehidrasi
yang memegang sebanyak 53,2% manakala 29 orang ibu yang lain menyatakan tidak hanya
air putih yang bisa diberikan saat anak dehidrasi tetapi oralit, larutan gula garam, ASI dan air
kelapa bisa menjadi pilihan saat dehidrasi yang memegang sebanyak 46,8% dari pernyataan
nomor 13 dan 14 pada pretest, namun hasil post test menunjukkan hanya 4,8% yang tetap
memilih air putih sebagai pilihan saat dehidrasi. Dari pernyataan ini ternyata masaih banyak
ibu-ibu yang hanya memberikan minuman air putih saat anak mereka dehidrasi dan tidak
mengetahui bahwa minuman oralit, minuman larutan gula garam dan minuman kelapa bisa
digunakan untuk menggantikan cairan tubuh. Menurut Notoadmojo (2009) pemberian
minuman oralit atau minuman larutan gula garam lebih baik untuk menggantikan cairan
tubuh berbanding air putih.19

Soal 15 dan 16

Sebanyak 27,4% yaitu bersamaan dengan 17 orang ibu menggunakan es batu sebagai bahan
kompres saat anak mereka demam dan sebanyak 40,3% bersamaan dengan 25 orang ibu
memilih air dingin untuk bahan kompres demam pada anak pada pretest. Namun setelah
mendapat penyuluhan hanya seorang ibu yang setuju memberikan es batu saat kompres
demam pada anak dan 3 orang ibu setuju dengan pemberian air dingin saat kompres demam.
Pentingnya pemilihan metode dalam melakukan kompres demam tampaknya masih kurang
disadari oleh responden. Hal ini menunjukkan bahwa dalam melakukan kompres demam,
masyarakat tampaknya masih belum memahami tujuan dari kompres tersebut. Kompres
demam sering dilakukan karena masyarakat menerima kompres sebagai suatu pengelolaan
demam yang sudah turun temurun.19,20

Soal 17

Sebanyak 10 orang ibu setuju dengan tindakan menyelimuti anak dengan selimut tebal saat
demam pada pre-test dan setelah diberikan penyuluhan, hanya tinggal seorang ibu yang
setuju dengan tindakan tersebut manakala 98,4% yang lain tidak setuju. Pemberian selimut
tebal pada anak adalah tindakan yang harus dihindari karena membalut anak dengan selimt
tidak mengurangkan demam malah bisa meningkat kan suhu tubuh anak. Memberi aliran
udara yang baik, memaksa tubuh berkeringat, dan mengalirkan hawa panas ke tempat lain
juga akan membantu menurunkan suhu tubuh. Membuka pakaian dan menghindari selimut
yang tebal adalah bermanfaat karena mendukung terjadinya radiasi dan evaporasi.19,29
Soal 18 dan 19

Hampir 80,6% atau 50 orang ibu yang setuju dengan penyataan demam dapat diukur dengan
cara meraba dahi pada anak pada pretest. Namun setelah diberikan penyuluhan, hasil posttest
menunjukkan hanya 5 orang ibu atau 8,1% yang setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
jelas menunjukkan bahwa para ibu masih keliru dengan cara yang benar untuk mengukur
suhu anak saat demam. Kebanyakan ibu sering menggunakan patokan suhu tubuh mereka dan
meraba dahi anak untuk perbandingan suhu, meskipun kebanyakan ibu yaitu 40 orang atau
64,5% setuju dengan pernyataan 19 yaitu setiap ibu harus mempunyai thermometer di
rumah. Setelah penyuluhan dan post-test didapati, 55 orang ibu setuju bahwa setiap ibu harus
mempunyai thermometer di rumah. Pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer lebih
akurat daripada menggunakan perabaan tangan karena perabaan tangan bersifat subjektif
dan tidak dapat menilai suhu tubuh secara pasti. Mengukur tingginya demam dengan
menggunakan termometer dapat dilakukan di beberapa tempat antara lain rektal, oral, aksilla,
dan timpani.27,29

Soal 20

Sebanyak 33 orang ibu bersamaan 53,2% setuju bahwa anak saat demam tidak boleh mandi
pada pretest. Namun setelah penyuluhan, hasil post-test didapatkan hanya 10 orang ibu yang
setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu masih terpengaruh
dengan kepercayaan atau pun mitos bahwa saat demam anak tidak bisa mandi. Selain itu
kekurangan informasi juga menyebabkan para ibu tidak mengetahui bahwa dengan
memandikan dengan air hangat anak dapat menurunkan suhu tubuh kerana air hangat dapat
membuat pembuluh darah berdilatasi dan menghilangkan haba dari tubuh.22,31