You are on page 1of 5

Puskesmas

Pendahuluan

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotive dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes , 2014). Puskesmas memiliki fungsi
sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan kesehatan di suatu wilayah (Syafrudin,dkk., 2009).1,2

Mutu dalam layanan kesehatan di puskesmas adalah sebuah konsep manajemen


berfokus konsumen yang inovatif dan patisipatif yang memengaruhi setiap individu dalam
organisasi. Tujuannya adalah terwujudnya pelaksanaan proses perbaikan yang akan
berdampak positif outcome layanan kesehatan (Al.assaf, 2009).

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah


mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yang meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam
rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010.2

Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang


berkualitas, di antaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Di sini
peran Puskesmas dan jaringannya sebagai institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat menjadi sangat
penting. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya agar terwujudnya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Dengan demikian, akses terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan kinerja Puskesmas.

Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas dimaksud, diperlukan data dasar Puskesmas


di antaranya data yang berkaitan dengan bangunan, peralatan, sarana penunjang, tenaga, serta
pembiayaan di Puskesmas dan jaringannya yang digunakan untuk mendukung pengambilan
keputusan. Kemudian jaringan puskesmas juga sangat ikur berperan penting untuk meratakan
akses pelayanan masyarakat yang memadai jaringan puskesmas ini seperti; Jumlah dan
kondisi pusling roda 4 jumlah dan kondisi pusling Perairan (Perahu) Jumlah dan kondisi
pustu.

Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan
tenaga dan sarana yang tersedia. Jumlah Puskesmas Pembantu menurut kondisi adalah
informasi mengenai jumlah Puskesmas Pembantu yang dimiliki oleh Puskesmas yang
bersangkutan yang dirinci menurut kondisi fisik bangunannya. Rincian kondisi fisik tersebut
adalah:1,4

1. Baik; apabila bangunan yang bersangkutan dalam kondisi baik atau tidak mengalami
kerusakan.
2. Rusak Ringan; apabila bangunan yang bersangkutan terjadi kerusakan pada komponen
pintu, jendela, kaca, penggantung, pengunci, cat, dan sebagainya.
3. Rusak Berat; apabila bangunan yang bersangkutan terjadi kerusakan pada komponen
pokok dari bangunan seperti pilar, pondasi, sloope, ring balk.
4. Rusak Total; apabila bangunan yang bersangkutan sudah tidak dapat
digunakan/dimanfaatkan lagi.

Untuk melancarkan pelaksanaan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, puskesmas


pembantu merupakan bagian utama dalam jaringan pelayanan puskesmas, dalam jaringan
pelayanan Puskesmas di setiap wilayah Desa dan kelurahan pustu merupakanbagian integral
dari puskesmas, dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil dan derajat kecanggihan yang
lebih rendah. Di Kabupaten masalah keterbatasan penduduk miskin untuk menjangkau
pelayanan kesehataan juga sangat terasa. Dengan berbagai hambatan, letak geografis dan
sarana transportasi seharusnya pustu menjadi pilihan masyarakat untuk dimanfaatkan karena
merupakan satu-satunya pelayanan kesehatan yang bisa di jangkau oleh masyarakat. Namun
kenyataannya pemanfaatan pustu masih sangat rendah

Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan, puskesmas perlu ditunjang dengan


unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling.
a. Puskesmas pembantu. Puskesmas pembantu yang sering dikenal sebagai pustu atau pusban
adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang lebih kecil.

b. Puskesmas keliling. Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas keliling
berfungsi menunjang dan membantu kegiatan puskesmas dalam wilayah yang belum
terjangkau oleh pelayanan kesehatan.3

Pelaporan terpadu Puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu dari bulan Januari
sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Adapun formulir Laporan yang digunakan
untuk kegiatan SP2TP adalah: 1) Laporan bulanan, yang mencakup: Data Kedakitan (LB.1),
Data Obat-Obatan (LB.2), Gizi, KIA, Imunisasi dan Pengamatan Penyakit menular (LB.3)
serta Data Kegiatan Puskesmas (LB.4); 2) laporan Sentinel, yang mencakup: Laporan
Bulanan Sentinel (LB1S) dan, Laporan Bulanan Sentinel (LB2S); 3) Laporan Tahunan, yang
mencakup: Data dasar Puskesmas (LT-1), Data Kepegawaian (LT-2) dan, Data Peralatan
(LT-3). Laporan Bulanan (LB) dilakukan setiap bulan dan baling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II. Laporan bulanan sentinel LB1S dan LB2S
setiap tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II, Dati I dan Pusat
(untuk LB1S ke Ditjen PPM dan LB2S ke Ditjen Binkesmas), sedangkan Laporan Tahunan
(LT) dikirim selambat-lambatnya tanggal 31 januari tahun berikutnya. Khusus untuk laporan
LT-2 (data Kepegawaian) hanya di isi bagi pegawai yang baru/belum mengisi formulir data
Kepegawaian.5,6

Ada juga jenis laporan lain seperti laporan triwulan, laporan semester dan laporan
tahunan yang mencakup data kegiatan progam yang sifatnya lebih komprehensif disertai
penjelasan secara naratif. Yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan semua jenis data
yang telah dibuat dalam laporan sebagai masukan atau input untuk menyusun perencanaan
puskesmas ( micro planning) dan lokakarya mini puskesmas (LKMP). Analisis data hasil
kegiatan progam puskesmas akan diolah dengan menggunakan statistic sederhana dan
distribusi masalah dianalisis menggunakan pendekatan epidemiologis deskriptif. Data
tersebut akan disusun dalam bentuk table dan grafik informasi kesehatan dan digunakan
sebagai masukkan untuk perencanaan pengembangan progam puskesmas. Data yang
digunakan dapat bersumber dari pencatatan masing-masing kegiatan progam kemudian data
dari pimpinan puskesmas yang merupakan hasil supervisi lapangan.

Dinas kesehatan kabupaten/kota mengolah kembali laporan puskesmas dan


mengirimkan umpan baliknya ke Dinkes Provinsi dan Depkes Pusat. Feed back terhadap
laporan puskesmas harus dikirimkan kembali secara rutin ke puskesmas untuk dapat
dijadikan evaluasi keberhasilan program. Sejak otonomi daerah mulai dilaksanakan,
puskesmas tidak wajib lagi mengirimkan laporan ke Depkes Pusat. Dinkes kabupaten/kotalah
yang mempunyai kewajiban menyampaikan laporan rutinnya ke Depkes Pusat (Muninjaya,
2004).2
Daftar Pusaka

1. Departemen Kesehatan RI. 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-


2009. Jakarta. Menuju Indonesia Sehat 2010.Jakarta.
2. Muninjaya, A. 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal 44-49, 129-
164.
3. Amins, A. 2012. Manajemen Kinerja Pemerintah Daerah. Yogyakarta : Laksbang
Pressindi.
4. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, Sistem Pencatatan dan Pelaporan
5. Puskesmas (SP3), batasan operasional dan petunjuk pengisian, 2002.
6. AbouZahr1, Carla & Boerma1,Ties . Health information systems: the foundations
of public health in Bulletin of the World Health Organization August 2005, 83 (8)

You might also like