You are on page 1of 5

Informasi berupa laporan keuangan dihasilkan melalui proses akuntansi yang

panjang. Di mana pada proses tersebut terdapat tahap-tahap yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan hasil laporan yang baik, valid dan akuntabel. Tahap-tahap
itulah yang kemudian disebut sebagai siklus akuntansi.

ads

Pada dasarnya siklus akuntansi perusahaan meliputi 3 tahap, tahap pencatatan,


pengikhtisaran dan pelaporan. Jadi semua jenis perusahaan memiliki siklus yang
sama. Jadi siklus akuntansi perusahaan jasa tidak akan jauh berbeda dengan
siklus akuntansi perusahaan dagang maupun manufaktur. Yang membedakan
adalah proses kegiatan usaha dan produk yang dihasilkan. Di mana perbedaan itu
memengaruhi lembar kerja yang digunakan masing-masing perusahaan. (Baca
juga : Manfaat Akuntansi Manajemen)

Pada praktik perusahaan jasa hanyalah melakukan penawaran dan penjualan di


bidang jasa (produk tidak berwujud). Dan lembar-lembar kerja yang dipakai lebih
sederhana dibandingkan dengan perusahaan dagang maupun perusahaan
manufaktur yang memiliki transaksi keuangan yang lebih beragam dan kompleks.
Contoh transaksi yang membedakan, misal penjualan barang. Pada perusahaan
jasa hanya terdapat akun pendapatan untuk transaksi penjualan. Sedangkan
perusahaan dagang maupun manufaktur terdapat akun penjualan, persediaan dan
harga pokok persediaan serta harga pokok penjualan yang terlibat dalam
transaksi penjualan (barang).

Siklus akuntansi adalah tahap-tahap atau prosedur kegiatan akuntansi yang harus
dilalui dan dilakukan secara berurutan dan terus-menerus hingga menghasilkan
informasi keuangan yang valid dan akuntabel. Fungsi dari siklus akuntansi ini
adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan
dan berguna bagi pihak-pihak berkepentingan. Karena itu dalam siklus akuntansi
terdapat tahap-tahap yang disusun menggunakan prinsip akuntansi berterima
umum (PABU). (Baca juga : Kerangka Konseptual Akuntansi Keuangan)

ads

Seperti penjelasan di atas, maka terdapat 3 tahap dalam siklus akuntansi


perusahaan jasa. Tahap tersebut meliputi sebagai berikut :

Pencatatan dan Penggolongan


Dalam siklus akuntansi tahap pertama dibutuhkan data-data dari transaksi
keuangan perusahaan. Data-data ini harus otentik dan akurat agar informasi
keuangan yang dihasilkan valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu
harus ada bukti dari transaksi keuangan seperti kwitansi penjualan, nota
pembelian perlengkapan, dan sebagainya.

Jadi tahap pertama ini dimulai dengan mencatat transaksi keuangan yang sudah
terjadi melalui bukti transaksi yang ada. Pencatatan ini harus dilakukan dengan
rinci untuk kelancaran proses analisa laporan nantinya.

Di dalam tahap pertama ini juga ada tahap penggolongan, yaitu menggolongkan
data transaksi keuangan sesuai dengan jenis transaksi, tanggal terjadinya
transaksi, nomor dan nama akun yang sesuai dan sebagainya. Penggolongan ini
diwujudkan dengan adanya proses posting ke dalam buku besar. (Baca juga : Cara
Membuat Neraca Saldo)

Lebih jelasnya, dalam tahap pencatatan dan penggolongan ini meliputi langkah-
langkah sebagai berikut :

Menyiapkan dan mengumpulkan bukti-bukti transaksi keuangan. Bukti


transaksi bisa berupa nota, faktur, memo serta kwitansi.

Mencatat atau membukukan bukti transaksi ke dalam jurnal umum.

Memindahkan data dari jurnal umum ke dalam buku besar (pemostingan).


Dalam buku besar, akun-akun digolongkan menurut jenis akun dan nomor
akunnya. Setelah semua bukti transaksi selesai dicatat pada jurnal, selanjutnya
adalah memindahkan atau posting pada buku besar (ledger). Pemostingan ini
berdasarkan akun-akun transaksi yang tercatat pada jurnal. 1 nama akun akan
masuk dalam 1 buku besar. Jadi semua transaksi pada jurnal yang berhubungan
dengan kas akan masuk dalam 1 buku besar Kas. Setelah semua data selesai
diposting, masing-masing akun pada buku besar dihitung saldonya. Fungsinya
untuk mengetahui total nilai akun dan mempermudah dalam membuat neraca
saldo pada tahap kedua. (Baca juga : Sistem Pengendalian Manajemen Sektor
Publik)

Jadi pada tahap pertama ini bisa mengandung 2 langkah penting, yaitu :

Membukukan bukti transaksi ke dalam jurnal (pencatatan)

Memindahkan data jurnal ke dalam buku besar (penggolongan)

Sponsors Link

Tahap Pengikhtisaran
Ikhtisar berarti ringkasan. Maka tahap kedua ini adalah membuat ringkasan dari
data keuangan yang sudah diproses sebelumnya. Tahap pengikhtisaran atau
ringkasan ini menjadikan data semakin jelas dan mudah dibaca. Fungsinya adalah
untuk mempermudah dalam membaca dan menganalisa data-data keuangan
perusahaan. Jadi dalam tahap kedua ini meliputi beberapa langkah sebagai
berikut :

Menyusun Neraca Saldo

Nama lain dari neraca saldo adalah neraca percobaan (trial balance). Cara
membuat neraca saldo ini sangatlah mudah. Yaitu dengan mengutip atau menyalin
saldo semua akun yang ada dalam buku besar. Karena itulah menghitung saldo
tiap buku besar tadi sangat penting untuk mempermudah langkah ini. (Baca
juga : Cara Membuat Buku Besar)

Menyusun Jurnal Penyesuaian (adjusment entries)

Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk
melakukan koreksi dan atau menyesuaikan data catatan dengan data sebenarnya.
Yang umum dibuat ayat penyesuaian adalah koreksi kesalahan penjurnalan,
penyusutan aset tetap, penyesuaian sewa dibayar di muka yang berubah menjadi
beban sewa karena manfaatnya telah digunakan atau dilampaui, perlengkapan
yang berubah menjadi beban perlengkapan karena telah habis dipakai,
pendapatan diterima di muka yang dihapus menjadi pendapatan jasa sesuai
dengan produk jasa yang telah dijual, dan sebagainya.

Menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Selesai disusun ayat penyesuaian atas akun-akun tertentu, akun-akun yang


bersangkutan tersebut pasti mengalami perubahan nilai atau nominal. Sehingga
nilai saldonya perlu disesuaikan kembali dengan menyusun Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian. Teknisnya dengan menjumlahkan atau mengurangkan akun-akun
penyesuaian dengan saldonya pada Neraca Saldo. (Baca juga : Manfaat Jurnal
Khusus)

Menyusun Neraca Lajur (worksheet)

Neraca lajur adalah lembar kerja yang memudahkan untuk menyusun laporan
keuangan. Neraca lajur ini memuat semua data keuangan perusahaan. Karena itu
neraca lajur ini dapat menunjukkan perkembangan keuangan perusahaan.

Neraca lajur terdiri dari Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian, Lembar Laba Rugi, dan Neraca. Maka jika langkah-langkah di atas
telah terpenuhi, maka menyusun neraca lajur ini pun telah terpenuhi 50%.
Selanjutnya tinggal membuat kolom Laba Rugi dan Neraca yang berfungsi sebagai
dasar pembuatan laporan keuangan.
Dasar membuat kolom Laba Rugi dan Neraca adalah dengan melihat dan
memecah data dari Neraca Saldo Setelah Penyesuaian. Akun-akun yang dipecah
menjadi 2 kelompok, yaitu akun-akun nominal atau akun temporal untuk kolom
Laba Rugi, sedang akun-akun riil atau akun permanen untuk kolom Neraca. (Baca
juga : Cara Membuat Laporan Laba Rugi)

Tahap Pelaporan
Tahap ketiga atau tahap terakhir dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah
pelaporan atau penyajian laporan keuangan. Laporan ini merupakan kesimpulan
dan analisa dari 2 tahap sebelumnya. Maka ada beberapa poin dalam tahap
pelaporan ini, meliputi :

Laporan Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan yang berisi posisi keuangan perusahaan meliputi aset,
utang dan modal pada periode akuntansi tertentu. Menyusun laporan neraca ini
sangat mudah yaitu dengan mengambil data dari neraca lajur kolom Neraca dan
menyusunnya pada lembar laporan neraca yang sesuai berdasar bagian-bagian
yang terdapat dalam neraca.

Laporan Laba Rugi (Profit and Loss Report)

Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan perhitungan atas semua
pendapatan dan biaya perusahaan. Terdiri dari seluruh pendapatan yang diperoleh
perusahaan dikurangi dengan semua beban yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Menyusun laporan laba rugi juga sama mudahnya dengan
neraca tadi. Dengan mengambil data dari neraca lajur kolom Yaitu akun-akun
pendapatan seperti pendapatan jasa, pendapatan sewa dan sebagainya
dimasukkan terlebih dahulu. Baru kemudian ditulis beban-beban usaha yang telah
dikeluarkan perusahaan. (Baca juga : Prinsip-Prinsip Akuntansi )

Laporan Perubahan Modal (Equity Report)

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan perubahan posisi


modal perusahaan. Perubahan tersebut bisa terjadi karena penambahan
(tambahan modal disetor) atau pengurangan investasi (prive) dari pemilik modal
perusahaan. Kemudian hasilnya ditambah dengan laba atau dikurangi rugi
perusahaan dari Laporan Laba Rugi. Nantinya dapat diketahui berapa jumlah
modal perusahaan pada akhir periode akuntansi.

Sponsors Link
Laporan Arus Kas (Cash Flow Report)

Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan aliran dana kas masuk dan
keluar perusahaan pada aktifitas investasi, operasional, dan pendanaan dalam
satu periode akuntansi tertentu.

Catatan Atas Laporan Keuangan

Yaitu laporan tambahan yang berisi informasi yang lebih rinci atas akun tertentu.
Tujuannya adalah untuk memberikan nilai yang lebih komprehensif atas laporan
keuangan perusahaan. Dalam catatan ini biasanya terdapat informasi metode
pencatatan akuntansi yang digunakan perusahaan juga hal-hal yang perlu
diperbaiki guna kondisi manajemen dan keuangan perusahaan yang lebih baik.
(Baca juga : Jurnal Penerimaan Kas)

Setelah selesai dengan laporan keuangan di atas, bukan berarti siklus akuntansi
benar-benar telah selesai. Terdapat 2 langkah lagi yang harus dipenuhi dalam
siklus akuntansih karena berpengaruh pada pencatatan periode akuntansi
selanjutnya. Adapun langkah-langkah tersebut adalah :

Menyusun jurnal penutup, yaitu membuat jurnal untuk menutup semua akun
yang berkaitan dengan laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Tujuan
jurnal penutup ini adalah menhindari terjadinya perhitungan ulang pada periode
akuntansi berikutnya. Jadi yang ditutup meliputi akun-akun pendapatan, beban
dan perubahan modal.

Menyusun neraca saldo setelah penutupan. Tujuan dari neraca ini adalah
untuk melihat apakah akun telah seimbang (balance) untuk selanjutnya memulai
kegiatan akuntansi pada periode baru. Teknisnya dengan menyusun akun-akun
yang masih memiliki nilai saldo setelah dilakukan penutupan. (Baca juga : Fungsi
Buku Besar)

Menyusun jurnal pembalik, yaitu membuat jurnal untuk membalik akun-


akun yang telah dibuat jurnal penutup. Jurnal pembalik disusun pada awal periode
akuntansi baru. Fungsinya adalah untuk menyesuaikan akun-akun yang telah
dibuat jurnal penutup pada akhir periode. Jurnal ini dibuat sebelum perusahaan
mencatat transaksi baru pada periode akuntansi baru.

Itulah penjelasan siklus akuntansi perusahaan jasa yang tidak jauh berbeda
dengan siklus akuntansi pada perusahaan dagang maupun manufaktur.

You might also like