Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang trauma wajah dan maksilofasial khususnya fraktur tulang wajah jenis Le Fort I, II, dan III
2. Diagnosis ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen dan CT scan
3. Pengobatan trauma wajah dan maksilofasial meliputi perbaikan keadaan umum, operasi rekonstruksi tulang
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang trauma wajah dan maksilofasial khususnya fraktur tulang wajah jenis Le Fort I, II, dan III
2. Diagnosis ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen dan CT scan
3. Pengobatan trauma wajah dan maksilofasial meliputi perbaikan keadaan umum, operasi rekonstruksi tulang
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang trauma wajah dan maksilofasial khususnya fraktur tulang wajah jenis Le Fort I, II, dan III
2. Diagnosis ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti rontgen dan CT scan
3. Pengobatan trauma wajah dan maksilofasial meliputi perbaikan keadaan umum, operasi rekonstruksi tulang
Trauma Wajah dan Maksilofasial Dr. Aditiya Nurcahyanto
Nomer Dokumen Tanggal : 25 februari 2017 Nomer Revisi 0 A. Pengertian (Definisi) Trauma wajah yang mengakibatkan fraktur yang berhubungan dengan sistem pilar vertikal dan horizontal pada sepertiga tengah wajah. B. Anamnesis 1. Edema infra orbital 2. Hipestesi cabang N. V2 3. Maloklusi (Le Fort I II) 4. Epistaksis (LE Fort II III) 5. Kebocoran cairan otak (Le Fort III) 6. Mekanisme trauma : kekuatan, lokasi, arah benturan yang terjadi 7. Cedera bagian tubuh yang lain 8. Riwayat perubahan status mental dan penurunan kesadaran 9. Adanya disfungsi yang berhubungan dengan jalan nafas, penglihatan, saraf otak, atau pendengaran C. Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi: Evaluasi adanya kelainan lokal, luka, disproporsi wajah, asimetri wajah, gangguan fungsi mata, gangguan oklusi, trismus, paresis fasialis, dan edema jaringan lunak serta ekimosis 2. Palpasi: Daerah supra orbita, lateral orbita rim, zigoma, infra orbita, hidung, mandibula, sendi temporomandibula, palpasi bimanual (eksta intra oral) 3. Le Fort I : Fraktur horizontal antara maksila dan palatum (Guerin Fracture). Fraktur dapat ke arah posterior melalui Pterygoid Plate antara palatum dan maksila. Terdapat mobilitas atau pergeseran arkus dentalis, maksila dan palatum Maloklusi gigi 4. Le Fort II : Disebut juga sebagai fraktur piramid. Fraktur langsung horizontal kearah muka yang mengenai dari dagu, mandibula dan pertengahan muka. Fraktur mulai dari os nasal melewati proses frontal os maxila dan os lakrimal. Fraktur ke arah bawah mengenai dasar orbita rim infraorbita dan dinding sinus maksila lateral. Le Fort II sering melewati Pterygoid Plate. Palatum bergeser ke belakang. Maloklusi gigi. Deformitas hidung dan maksila 5. Le Fort III Fraktur akibat benturan langsung ke arah vertical buttresses dan sering bersamaan dengan fraktur muka lainnya. Fraktur melewati sutura nasofrontal proses frontal os maxilla, os lakrimal, sinus etmod, lamina papirasea. Fraktur tiga arah melewati dinding orbita lateral melalui sutura zigofrontal melalui arcus zygoma melalui Pterygoid Plate yang memisahkan muka dengan dasar tengkorak. Terdapat mobilitas dan pergeseran kompleks zigomatikomaksilaris. Komplikasi intrakranial misalnya: kebocoran cairan serebrospinal melalui sel atap etmoid dan lamina kribiformis. D. Kriteria Diagnosis Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. E. Diagnosis Trauma wajah dan maksilofasial F. Diagnosis Banding Fraktur multipel wajah.
G. Pemeriksaan Penunjang 1. Foto polos sinus paranasal : posisi Waters
2. Foto kepala lateral maupun servikal lateral 3. Tomografi komputer sinus paranasal dan wajah 3 dimensi 4. Rontgen toraks H. Terapi / Tindakan 1. Perbaikan keadaan umum : (ICD 9-CM) - Medikamentosa kausal Polipektomi (21.31) - Transfusi darah (bila perlu) 2. Operatif Rekonstruksi maksilofasial, yaitu: memperbaiki deformitas yang terjadi baik defek pada soft tissue maupun struktur tulang sehingga kembali ke bentuk dan fungsi semula (kode ICD-9CM : 76.46 other reconstruction of other facial bone). Dapat berupa : - Le Fort I: Fiksasi interdental dan inter-maksilar selama 4 6 minggu - Le Fort II: Seperti Le Fort I disertai fiksasi dari sutura zigomatikum atau rim orbita - Le Fort III: Reduksi terbuka dengan fiksasi interdental dan intermaksilar, suspensi dari sutura zigomatikum dan pemasangan kawat dari rim orbita. Dapat digunakan mini/microplate untuk mobilisasi segmen fraktur sebagaimpengganti kawat. Bila dengan teknik diatas tidak didapatkan fiksasi yang adekuat, digunakan alat fiksasi eksterna untuk membuat traksi lateral atau anterior. Pemasangan arch bar/MMF/splint bila terdapat displacement gigi, fraktur alveolar atau maloklusi
I. Edukasi 1. Penjelasan tentang rencana pengobatan dan operasi
2. Penjelasan penyakit utama dan tatalaksana selanjutnya 3. Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning) J. Prognosis Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam K. Tingkat Evidens II L. Tingkat Rekomendasi A M. Penelaah Kritis Kelompok staf medis (KSM) THT-KL RS PKU Muhammadiyah Karanganyar N. Indikator Medis O. Kepustakaan 1. Stack Jr BC. Ruggiero FP. Midface Fracture. In: Johnson JT, Rosen CA eds. Baileys Head and Neck Surgery-Otolaryngology Vol 1. Lippincot Williams and Wilkins. Philadelphia. 2014:1209- 24. 2. Doerr TD, Mathog RH. Le Fort Fractures (Maxillary fractures). In: Papel ID, Frodel JL eds. Facial Plastic and Reconstructive Surgery. Thieme. New York. 2008: 991-1000. 3. Loyo M, Boahene KDO. Maxillary and Mandibular. In : Sclafani AP. Sataloffs Comprehensive Textbook Of Otolaryngology Head and Neck Surgery Vol. 3. Jaypee. New Delhi. 2016: 947- 961. 4. Banks P, Brown A. Fractures of the facial skeleton. Wright; 2001 Karanganyar, 25 Januari 2017
Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :
Ketua Komite Medik Kelompok Medik Fungsional THT-KL
Prof.DR.Dr.Os.Hartanto,SpS (K) Dr. Iwan, Sp.THT-KL