Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang BERPIKIR KRITIS
DALAM KEPERAWATAN.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap ada nya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang. Semoga makalah sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membaca nya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
1
Kata pengantar ................................................................................................................1
Daftar isi .........................................................................................................................1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berpikir Kritis ..........................................................................................3
B. Karakteristik Berpikir Kritis.......................................................................................3
1. Konseptualisasi ........................................................................................................3
2. Rasional dan beralasan ............................................................................................3
3. Reflektif ...................................................................................................................3
4. Bagian dari satu sikap ..............................................................................................3
5. Kemampuan berpikir ...............................................................................................3
6. Berpikir kritis adalah berpikir kreatif ......................................................................3
7. Berpikir adil dan terbuka .........................................................................................3
8. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan .....................................................4
C. Asuhan keperawatan bermutu tinggi .........................................................................4
D. Asumsi dan model berpikir T.H.I.N.K. .....................................................................4
E. Model T.H.I.N.K. berpikir kritis ................................................................................5
F. Model pembelajaran berpikir kritis dalam keperawatan ............................................6
G. Fungsi berpikir dalam keperawatan ...........................................................................7
H. Berpikir kritis dalam setiap proses keperawatan .......................................................7
I. Penerapan berpikir kritis dalam transkultural keperawatan ........................................8
J. Manfaat berpikir kritis dalam keperawatan ................................................................10
K. Langkah-langkah pemecahan masalah ......................................................................10
Kesimpulan .....................................................................................................................10
Saran ...............................................................................................................................10
2
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau
komunikasi. Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat
mampu berpikir dengan sistematis dan menerapakan standar intelektual untuk menganalisis
proes berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip,
argumen, kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (bandman dan bandman,
1988).
3
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
menciptakan sesuatu pemikiran baru, dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
4
Asumsi keenam, berpikir kritis dalam keperawatan adalah campuran dari beberapa
aktivitas berpikir yang berhubungan dengan konteks dan situasi dimana proses berpikir itu
terjadi. Hal ini merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana.
5
New ideas and kreativity (ide ide baru dan kreativitas) adalah ide ide dan kreativitas
yang menentukan bentuk berpikir yang sangat khusus. Berpikir kreatif (creative thinking)
adalah kebalikan dari kebiasaan (habits). Berpikir kritis sangat menghargai adanya kesalahan
dan perbedaan terhadap nilai nilai yang dipelajari. Ide ide baru dan kreativitas dasar perlu
dikembangkan dalam keperawatan, karena keperawatan memiliki bannyak standar yang dapat
menjamin pekerjaan lebih baik.
6
G. FUNGSI BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktivitas keperawatan sehari hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu isu dalam keperaawatan.
3. Mengidentifikasikan dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing masing indikasi, penyebab dan tujuan,
serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumentasi dan isu isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
10. Digunakan dalam memberikan penjelasan, kerja sama, pembenaran, keyakinan, dan
kesimpulan serta tindakan keperawatan yang dilakukan.
11. Memberikan alasan alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
12. Merumuskan dan menjelaskan nilai nilai keputusan dalam keperawatan.
13. Mencari alasan, kriteria, prinsip prinsip, dan aktivitas nilai nilai keputusan.
14. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
7
c. Berpikir kritis dalam tahap implementasi
Berpikir kritis dalam tahap implementasi tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam
menguji hipotesis, karena tindakan keperawatan adalah tindakan nyata yang menentukan
tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui aktivitas khusus, yaitu asuhan
keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam perencanaan keperawatan, akan selalu
menggunakan pikiran tentang apa yang harus dilakukan, kapan, dimana, mengapa, dan
bagaimana intervensi keperawatan dilakukan.
d. Berpikir kritis dalam tahap evaluasi
Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan dimana perawat
harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien, dan
memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan kumpulkan informasi
tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan dilakukan.
Penerapan proses keperawatan. Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses
keperawatan, diantaranya :
a. Pengkajian: mengumpulkan data, melakukan observasi dalam pengumpulan data berfikir
kritis, mengelola dan mengkatagorikan data menggunakan ilmu-ilmu lain.
8
e. Evaluasi keperawatan: mengkaji efektifitas tindakan, perawat harus dapat mengambil
keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien.
Ketika seorang perawat yang dihadapkan dengan klien yang berbeda budaya, maka perawat
professional tetap memberikan asuhan keperawatan yang tinggi, demi terpenuhinya
kebutuhan dasar klien tersebut. Perawat professional akan berfikir kritis dalam menangani hal
tersebut. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21,
termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar.
Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar Negara (imigrasi)
dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Untuk
memahami perbedaan budaya yang ada maka perawat perlu berpikir secara kritis. Dalam
berpikir kritis seorang perawat harus bisa menyeleksi kebudayaan mana yang sesuai dengan
kesehatan atau yang tidak menyimpang dari kesehatan. Jika perawat dapat memahami
perbedaan budaya maka akan bisa meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dari perawat.
Budaya shock adalah kecemasan dan perasaan (dari kejutan, disorientasi, ketidakpastian,
kebingungan, dll) merasa ketika orang harus beroperasi dalam budaya yang berbeda dan tidak
dikenal seperti satu mungkin terjadi di negara asing. Ini tumbuh dari kesulitan dalam
asimilasi budaya baru, menyebabkan kesulitan dalam mengetahui apa yang sesuai dan apa
yang tidak. Hal ini sering digabungkan dengan atau bahkan tidak suka untuk jijik (moral atau
estetika) dengan aspek-aspek tertentu dari kebudayaan baru atau berbeda.
9
J. MANFAAT BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
Berikut ini merupakan manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan,
serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang
dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.
KESIMPULAN
Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi berpikir kritis
adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat
penilaian berdasarkan kata bukan pikiran.
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan profesional karena
cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.
SARAN
Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dalam keperawatan kita harus
mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat
mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian
hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam
keperawatan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa lebih
nyaman dan tidak merasa terganggu dengan tindakan perawat.
10