You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LANJUT

PENGENCERAN SERIAL TEKNIK PENCAWANAN MENGHITUNG SEL


HIDUP

Nama Dosen : Bahiyah, S.Pd.,M. Si

Nama Asisten : Fauziah Karlina

Nama : Novia rahmawati

Nim : 1157020056

Kelas : Biologi IVB

Kelompok : Kelompok I

Tanggal praktikum : 13 Maret 2017

Tanggal pengumpulan : 21 Maret 2017

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017 M/ 1438 H
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Tabel Pengamatan

A. Pengamatan Koloni Mikroba

No identifikasi 10-5 10-6 10-7 10-8


1. Kelompok
1

Tbud Tbud 182 koloni 111 koloni


(Dokumen (Dokumen Pribadi, (Dokumen Pribadi, (Dokumen
Pribadi, 2017) 2017) 2017) Pribadi, 2017)
2. Kelompok
2

Tbud 86 koloni 26 koloni 0


(Dokumen (Dokumen Pribadi, (Dokumen Pribadi, (Dokumen
Pribadi, 2017) 2017) 2017) Pribadi, 2017)
3. Kelompok
3

Tbud Tbud 106 koloni 83 Koloni


(Dokumen (Dokumen Pribadi, (Dokumen Pribadi, (Dokumen
Pribadi, 2017) 2017) 2017) Pribadi, 2017)

Pada praktikum kali ini menganai pengamatan pengenceran serial teknik pencawanan
untuk menghitung sel hidup. Menurut Torsvik (2002), menyatakan bahwa Metode hitungan
cawan dilakukan dengan mengencerkan sampel suspensi bakteri ke dalam nutrisi kaldu agar.
Pengenceran dilakukan agar setelah inkubasi, koloni yang terbentuk pada cawan tersebut dalam
jumlah yang dapat dihitung. Dimana jumlah terbaik adalah antara 30 sampai 300 sel mikroba per
ml, per gram atau per cm permukaan Terlihat dari tabel pengamatan, bahwa semakin rendah
pengenceran maka semakin banyak pertumbuhan mikroba, sebaliknya apabila semakin tinggi
pengenceran maka semakin sedikit pertumbuhan mikroba. Pada pengenceran 10-5 dan 10-6 yaitu
tb uda. Tbud adalah jumlah koloni yang lebih dari 300, 10-7 pertumbuhan bakteri minimum,
sedangkan 10-8 pertumbuhan bakteri sangat rendah bahkan tidak membentuk koloni. Hal itu
disebabkan menurut Li (2010), menyatakan bahwa Prinsip pengenceran adalah menurunkan
jumlah sehingga semakin banyak jumlah pengenceran yang dilakukan, semakin sedikit jumlah
mikroba, dimana suatu saat didapat hanya satu mikroba pada satu tabung.

B. Pengamatan Perhitungan Mikroba

Volume Jumlah Koloni


Pengenceran Rata Rata Koloni Cfu/Ml
Dicawankan I II III
-5 0.1 TBUD TBUD TBUD Tbud Tbud
-6 0.1 TBUD 86 TBUD Tbud Tbud
-7 0.1 182 26 106 104.6666667 1.04E+07
-8 0.1 111 0 83 64.66666667 6.46E+06
Rata-Rata 8.43E+06

Pada pengamatan selanjutnya jumlah koloni koloni mikroba, dihitung untuk mengetahui
rata-rata pertumbuhan koloni dan jumlah sel per ml yaitu menggunakan rumus :

Jumlah sel per ml = Jumlah koloni x Faktor Pengenceran

Nilai faktor pengenceran yaitu 1: 1x108 CFU/mL. diketahui dari tabel pada kultur I, II, dan III.
Rata-rata pertumbuhan koloni pada pengenceran 10-5 dan 10-6 yaitu TBUD (Terlalu Banyak
untuk dihitung), sedangkan pada kultur I,II, dan III untuk pengenceran 10-7 dan 10-8 yaitu
diperoleh nilai rata-rata pertumbuhan koloninya adalah 104.7 dan 64.7. dari nili rata-rata
pertumbuhan koloni tersebut dapat dihitung jumlah sel per ml. pada kultur I, II, dan III
pengenceran 10-7 yaitu 1.04E+07 dan 10-8 yaitu 6.46E+06. Dari data tersebut nilai rata-rata
jumlah sel per ml yaitu 8.43E+06.
Keuntungan perhitungan sel dengan menggunakan teknik pencawan dan pengenceran
serial dibandingkan dengan metode perhitungan lain yaitu menurut Hamadih (2009), menyatakan
bahwa teknik pencawanan dan pengenceran berdasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang
dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni. cawan yang dipilih untuk penghitungan
koloni adalah yang mengandung antara 30-300 koloni. Karena jumlah mikroorganisme adalah
sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan
yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut harus dilakukan
sederatan pengenceran dan pencawanan

Teknik pencawan dan pengenceran serial memiliki kelebih dan kekurangannya masing-
masing. Menurut Florensia (2012), menyatakan bahwa kelebihan dari teknik pencawanan dan
pengenceran serial yaitu bahwa untuk menumbuhkan bakteri yang berkoloni harus melakukan
pengenceran bertingkat, karena dengan adanya teknik pengenceran ini maka mikroba akan
tumbuh 30-300 koloni. Sedangkan kekurangannya yaitu apabila saat melakukan pengenceran
tidak sesuai maka pertumbuhan koloni mikroba tidak akan sesuai dengan literature atau gagal
dalam pertumbuhan koloni mikrobanya..

Menurut Faith (2008), menyatakan bahwa perbedaan pengenceran dengan faktor


pengenceran yaitu pada pengenceran merupakan mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar atau pelarut
lebih banyak dibandingkan zat terlarut, sedangkan faktor pengenceran faktor yg digunakan untuk
mengalikan hasil perhitungan dalan menetapkan kadar suatu zat dalam sampel jika sampel tsb
diencerkan dari kondisi semula menjadi konsentrasi yang lebih rendah. Dalam perhitungan
koloni mikroba, terkadang dalam satu cawan petri, tumbuh mikroba hingga 300 koloni lebih, hal
itu disebut TBUD (Terllau Banyak Untuk Dihitung), sedangkan bila pada cawan petri hanya
tumbuh 15 koloni maka disbeut TSUD yaitu Terlalu Sedikit untuk dihitung.

Menurut Pelczar (2006), mneyatakan bahwa apabila jumlah dalam sel air yang diamati
terlalu sedikit maka dapat disimpulkan menggunakan singkatan yaitu TSUD. TSUD yaitu
kepanjangan dari Terlalu Sedikit Untuk Dihitung.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semkain rendah serial
pengenceran maka semakin banyak pertumbuhan koloni mikroba, sebaliknya semakin tinggi
serial pengenceraan maka semakin sedikit pertumbuhan koloni mikroba. Untuk menghitung
jumlah sel per ml mikroba menggunakan rumus jumlah koloni x faktor pengenceran (1:1x 108
CFU/mL)
DAFTAR PUSTAKA

Faith, J. Jeremiah. 2008. Many Microbe Microarrays Database: Uniformly Normalized


Affymetrix Compendia With Structured Experimental Metadata. Journal of Biology.
36(3): 35-38.

Florensia, Stella. 2012. Pengaruh Ekstrak Lengkuas Pada Perendaman Ikan Bandeng Terhadap
Jumlah Bakteri Pengaruh Ekstrak Lengkuas Pada Perendaman Ikan Bandeng Terhadap
Jumlah Bakteri. Jurnal Biologi. 1(2): 20-25.

Hamadih, Micah.2009. Microbial Community Profiling For Human Microbiome Projects: Tools,
Techniques, And Challenges. Journal Genome Research. 19(1): 17-22.

Li, Peng. 2010. A Polycationic Antimicrobial And Biocompatible Hydrogel With Microbe
Membrane Suctioning Ability. Journal Nature Materials. 10(1): 149-156.

Pleczar, M.J.2006. Dasar Dasar Mikrobiologi.Ui-Press.Jakarta.

Torsvik, Vigdis. 2002.Novel Techniques For Analysing Microbial Diversity In Natural And
Perturbed Environments. Journal Of Biotechnology. 64(1): 53-62.
LAMPIRAN

You might also like