You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LANJUT

SARANA FISIK UNTUK PENGENDALIAN PANAS LEMBAB

Nama Dosen : Bahiyah, S.Pd.,M. Si

Nama Asisten : Fauziah Karlina

Nama : Novia rahmawati

Nim : 1157020056

Kelas: Biologi IVB

Kelompok: Kelompok I

Tanggal praktikum : 28 Februari 2017

Tanggal pengumpulan : 7 Maret 2017

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017 M/ 1438 H
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Tabel pengamatan

a. pengamatan kapang Saccharomycess cerevisae

Keterangan 150C 250C 400C


waktu
Sebelum

Sesudah

Keterangan 600C 800C 1000C


waktu
Sebelum

Sesudah
Pada praktikum kali ini pengamatan Jamur Saccharomycess cerevisae dan Aspergillus
niger. Pada kapang Saccharomycess cerevisae setelah dua hari timbul jamur pada cawan petri.
Terlihat dari hasil pengamatan jamur Saccharomycess dengan suhu 150C membentuk koloni
berwarna putih, dengan permukaan yang licin. Pada suhu 250C, jamur membentuk koloni dan
berwarna putih, permukaaan jamurnya terlihat lebih kasar daripada jamur dengan suhu 150C.
pada suhu 400C jamur membentuk koloni yang berbentuk bulat bulat kecil, permukaannya licin.
Pada suhu 600C, jamur membentuk koloni berbentuk bulat bulat kecil yang terpisah pisah, dan
hanya sedikit tidak sebanyak pada suhu sebelumnya. Pada suhu 800C, jamur hanya membentuk
sedikit koloni dengan warna putih dan permukaan sedikit kasar. Sedangkan pada suhu 1000C ,
media tidak terbentuk jamur Saccharomycess cerevisae, hal itu dikarenakan jamur tidak dapat
hidup disuhu tinggi. Jamur akan mati, dan tidak dapat tubuh bila ditempatkan disuhu tinggi.

Menurut Mcketta (2000), menyatakan bahwa Saccharomyces cerevisiae merupakan


khamir sejati yang secara morfologi hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong,
silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh strainnya. Dapat berkembang biak dengan
membelah diri melalui budding cell. Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
serta jumlah nutrisi yang tersedia bagi pertumbuhan sel. Penampilan makroskopik mempunyai
koloni berbentuk bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan
memiliki sel bulat dengan askospora 1 sampai 8 buah.

Menurut Lin (2006), menyatakan bahwa Saccharomyces merupakan jamur uniseluler.


Jamur ini biasa dikenal orang sebagai ragi, khamir, atau yeast. Ragi dapat bereproduksi secara
aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual biasa dilakukan dengan cara membentuk kuncup kecil
(budding) pada sel yang berbentuk oval. Kuncup tersebut membesar dan akhirnya terlepas dari
sel induknya. Menurut Nowak (2000) menyatkan bahwa reproduksi seksual terjadi jika suplai
makanan terhenti atau lingkungan tidak mendukung untuk melakukan reproduksi secara
aseksual. Akibatnya, terbentuk askus dan askospora. Askospora dari dua tipe yang berlainan
bertemu dan menyatu menghasilkan sel diploid. Selanjutnya, terjadi pembelahan secara meiosis
sehingga beberapa askospora (haploid) dihasilkan lagi. Askospora haploid tersebut berfungsi
secara langsung sebagai sel ragi baru.
Pada hasil pengamatan praktikum terlihat bahwa jamur Aspergillus niger berwarna abu-
abu dan permukaannya kasar karena terdapat kumpulan hifa hifa. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa koloni Aspergillus biasanya berwarna abu-abu hitam, dan cokelat. Berikut literature
menurut Jeon (2007) mengenai Saccharomyces cerevisae :

Tampak permukaanya kasar seperti ditumbuhi bulu bulu


halus. Hal tersebut karena jamur mengandung kumpulan kumpulan hifa sehingga tampak seperti
gambar literature diatas. Menurut Hepworth (2005), Saccharomyces merupakan mikroorganisme
bersel satu tidak berklorofil, termasuk termasuk kelompok Eumycetes. Tumbuh baik pada suhu
30oCdan pH 4,8. Beberapa kelebihan saccharomyces dalam proses fermentasi yaitu
mikroorganisme ini cepat berkembang biak, tahan terhadap kadar alkohol yang tinggi, tahan
terhadap suhu yang tinggi, mempunyai sifat stabil dan cepat mengadakan adaptasi. Karena itulah
jamur Saccharomyces dapat tumbuh pada suhu 800C walaupun hanya sedikit berkoloni.

B. pengamatan kapang Aspergillus niger

Keterangan 150C 250C 400C


waktu
Sebelum

(Dokumen Pribadi, 2017) (Dokumen Pribadi, 2017)


(Dokumen Pribadi, 2017)
Sesudah

(Dokumen Pribadi, 2017) (Dokumen Pribadi, 2017)


(Dokumen Pribadi, 2017)
Keterangan 600C 800C 1000C
waktu
Sebelum

(Dokumen Pribadi, 2017) (Dokumen Pribadi, 2017) (Dokumen Pribadi, 2017)


sesudah

(Dokumen Pribadi, 2017) (Dokumen Pribadi, 2017) (Dokumen Pribadi, 2017)

Pada pengamatan selanjutnya yaitu mengamati pertumbuhan jamur Aspergillus niger.


Jamur Aspergillus niger lebih cepat tumbuh setelah tiga hari diinkubasi. Terlihat dari hasil
pengamatan jamur Aspergillus niger dengan suhu 150C membentuk koloni berwarna abu-abu,
dengan permukaan yang kasar karena terdapat kumpulan hifa hifa pada permukaannya. Pada
suhu 250C, jamur membentuk koloni dan berwarna abu-abu, permukaaan jamurnya terlihat lebih
kasar daripada jamur dengan suhu 150C. pada suhu 400C jamur membentuk koloni berwarna abu
abu kekuningan dan permukaannya kasar. Pada suhu 600C, jamur membentuk koloniyang
berwarna abu-abu dengan permukaan yang kasar karena terdapathifa hifa, munculnya koloni
pada cawan petri tidak sebnayak seperti suhu suhu sebelumnya. Pada suhu 800C, pada cawan
petri tidak terbentuk jamur Aspergillus niger, hal itu disebabkan karena suhunya terlalu tinggi,
sehingga jamur Aspergillus niger tidak memungkinkan untuk hidup. Sedangkan pada suhu
1000C, media tidak terbentuk jamur Aspergillus niger hal itu dikarenakan jamur tidak dapat
hidup disuhu tinggi. Jamur akan mati, dan tidak dapat tubuh bila ditempatkan disuhu tinggi.

Menurut Ghasem (2004) gambar literature mengenai Aspergillus niger seperti berikut :

Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35C-37C


(optimum), 6C-8C (minimum), 45C-47C (maksimum) dan memerlukan oksigen yang cukup
(aerobik). Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan
konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam

Menurut Ergun (2000), menyatakan bahwa Aspergillus niger merupakan salah satu dari
tiga spesies Aspergillus. Aspergillus dapat hidup sebagai saprofit dan parasit pada substrat
makanan, pakaian, manusia, dan burung. Aspergillus biasanya tumbuh berkoloni pada makanan,
pakaian, dan alat-alat rumah tangga. Koloni Aspergillus biasanya tampak berwarna abu-abu,
hitam, cokelat, dan kehijauan. Menurut Camacho (2003), menyatakan bahwa Jamur ini dapat
tumbuh di daerah beriklim dingin maupun tropis. Aspergillus melakukan reproduksi secara
seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas
pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan
spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual
dilakukan oleh spora seksual.

Menurut Bardford (2002), menyatakan bahwa bagian tubuh dari Aspergillus niger yang
tampak ketika diamati dengan menggunakan mikroskop adalah bagian spora, sporangium dan
sporangiofor. Rizoid dari Aspergillus niger tidak tampak disebabkan ketika pengambilan.
Aspergillus niger dari medium kurang ke bawah, sehingga yang terambil hanyalah bagian
sporangiofor dan sporangiumnya saja. Menurut Alexander (2001) menyatakan bahwa, Spora
pada Aspergillus niger berfungsi sebagai reproduksi seksualnya sedangkan sporangium berfungsi
sebagai tempat spora berada. Aspergillus niger mempunyai hifa bersepta, koloninya berwarna
putih pada PDA 250C dan berubah menjadi hitam ketika konidia dibentuk. Kepala konidia
dari Aspergillus niger berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang
lebih longgar seiring dengan bertambahnya umur. Selain itu, Aspergillus niger memiliki warna
dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan konidiospora tebal berwarna coklat gelap
sampai hitam. Secara makroskopis, permukaan terlihat berwarna kehitaman, ketika diposisi
terbalik (berlawanan) terlihat berwarna putih kekuningan.
BAB IV

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

Aspergillus niger membentuk koloni berwarna abu abu, cokelat dan kehitaman dapat
hidup di suhu 35C-37C (optimum), 6C-8C (minimum), 45C-47C (maksimum). Sedangkan
pada Saccharomyces cerevisiae membentuk suatu koloni yang berbentuk bulat yang tidak begitu
kelihatan. Memiliki permukaan yang kasar, dan berwarna putih, kuning atau keabu-abuan. Dapat
tumbuh pada suhu tinggi 800C dan tidak dapat tumbuh diatas 800C
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M.A. & T.W. Jeffries. 2001. Respiratory Efficiency And Metabolize Partitioning As
Regulatory Phenomena In Yeasts. Enzyme Micobe Technol. 12 (1): 2-29.

Bardford, J.P. & R.J. Hall. 2002. An Examination Of The Crabtree Effect Insaccharomyces
Cerevisiae: The Role Of Respiration Adaptation. Journal Of General Microbiology. 114
(3): 267 275.

Camacho-Ruiz L, Prez-Guerra N, Roses RP. 2003. Factors Affecting The Growth Of


Saccharomyces Cerevisiae In Batch Culture And In Solid State Fermentation. Journal
Electron J Environ Agric Food Chem 2(5): 531-542.

Ergun M, Mutlu SF. 2000. Application Of A Statistical Technique To Production Of Ethanol


From Sugar Beet Molasses By Saccharomyces Cerevisiae. Bioresour Technol. 73 (5):
251-255.

Ghasem N, Habibollah Y., Ku S, Ku I. 2004. Ethanol Fermentation In An Immobilized Cell


Reactor Using Saccharomyces Cerevisiae. Bioresour Technol. 92(4):251260.

Hepworth, M.. 2005. Technical, Environmental And Economic Aspects Of Unit Operation For
The Production Of Bioethanol From Sugar Beet In The United Kingdom. CET IIA
Exercise 5, Corpus Christi College.

Jeon, Bo Young Et Al. 2007. Development Of A Serial Bioreactor System For Direct Ethanol
Production From Starch Using Aspergillus Niger And Saccharomyces Cerevisiae.
Biotechnology And Bioprocess Engineering. 12(3): 566-573.

Lin, Yan And Shuzo Tanaka. 2006. Ethanol Fermentation From Biomass Resources: Current
State And Prospects. Applied Microbiology Biotechnology. 69 (5): 627-642.

Mcketta, John J. And William Aaron Cunningham. 2000. Encyclopedia Of Chemical Processing
And Design. Inc., New York And Bessel.
Nowak, J. 2000. Ethanol Yield And Productivity Of Zymomonas Mobilis In Various
Fermentation Methods. Electronic Journal Of Polish Agricultural Universities. 3(2): 120
125.

You might also like