You are on page 1of 2

Aghnia Nadhira Abbad (2011510117)

Kuliah Lapangan IPAL PT SIER

PT SIER-PIER atau yang biasa disebut PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER)
merupakan sebuah perusahaan yang fokus di bidang dalam penyediaan pabrik siap pakai bagi
perusahaan yang akan menyewa. Selain pabrik, PT SIER juga menyiapkan ruang rapat dan hall
bagi perusahaan yang akan mengadakan rapat. Dengan banyaknya perusahaan yang telah
menggunakan lahan PT SIER tentu saja limbah yang dihasilkan sangatlah banyak, untuk itu PT
SIER memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang menggunakan pengolahan air
limbah dengan metode fisik (primary treatment) dan metoda biologi (secondary treatment) tanpa
menggunakan atau menambahkan bahan kimia. IPAL ini hanya mengolah limbah cair dari
perusahaan yang ada di dalam lahan tersebut, tentu saja limbah cair harus memiliki batas max
BOD, pH, dan masih banyak lagi. Batas max tersebut ditentukan oleh KLH dan PT-SIER
melakukan batasan tersebut sebagai acuan perusahaan yang akan membuang limbah di IPAL PT
SIER. Pengelolaan awal limbah yaitu menggunakan metode fisik, hal ini dikarenakan metode fisik
berfungsi untuk mengendapkan, menyaring dan menghilang- kan partikel-partikel pasir atau
pertikel dan benda yang lebih besar yang terapung atau tenggelam yang dapat menghambat bahkan
merusak kinerja mesin pada pengolahan selanjutnya.
Berikut merupakan tahapan dalam pengelolaan Limbah Cair di IPAL PT SIER

1. Penyaringan (Screening)
2. Pengolahan Awal
3. Pengendapan
4. Pengapungan (Floation)

Pada kuliah lapangan ini kami mendapat kesempatan untuk melihat langsung tahapan dan alat-
alat yang digunakan. Berikut merupakan masing masing bangunan pengolahan air limbah yang
ada di PT. IPAL SIER (Persero).
1. Sumur pengumpul
Sumur pengumpul ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air limbah yang
bersunber dari semua industri industri di kawasan PT. IPAL SIER (Persero).
Aghnia Nadhira Abbad (2011510117)

2. Bak pengendap pertama (primary settling tank)


Bak pengendap pertama atau settling tank mempunyai fungsi umum yaitu :
a) Mengendapkan pertikel partikel terutama zat padat tersuspensi secara gravitasi
b) Penyaringan kotoran terapung
c) Sebagai tempat homogenisasi air limbah sebelum masuk ke oxidation ditch.
d) Pemerataan beban hidrolisis dan organic sehingga tidak akan terjadi shock loading pada
proses selanjutnya akibat flokulasi beban.

3. Parit oksidasi (oxidation ditch)


Pada oxidation ditch ini, air limbah diolah secara biologis dengan bantuan mikroorganisme
pengurai air limbah, sehingga dibutuhkan oksigen untuk aktivitas organisme dalam menguraikan
bahan organic dalam air limbah. Kebutuhan oksigen diperoleh dari proses aerasi dengan
menggunakan Mammoth Rotor.
4. Distribution box
Di dalam bak pembagi ini lumpur aktif yang masih tercampur dengan air limbah dari oxidation
ditch akan dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian akan dialirkan ke bak pengendap kedua
(clarifier) dan satu bagian lagi akan dialirkan kedalam oxidation ditch (di recycle) sebesar 30%
dari total lumpur yang masuk ke bak pembagi (distribution box

5. Bak pengendap kedua (secondary clarifier)


Bak pengendap kedua ini berfungsi sebagai pengendap lumpur yang terkandung dalam air
limbah setelah melewati proses oksidasi sehingga air menjadi bersih untuk dibuang ke sungai.
Pada bak pengendap kedua ini dilengkapi dengan alat pengeruk lumpur atau scrapper. Alat ini
berbentuk jembatan (scrubber bridge) yang mampu membentang dari arah tengah bak seperti jari
jari lingkaran yang mampu mengintari bak.

6. Bak pengering Lumpur (sludge drying bed)

Bak ini berbentuk persegi panjang yang memiliki dasar kemiringan. Bak ini dilengkapi pasir kasar,
pasir halus dan batuan sebagai penyaring. Pasir ini harus terus diisi saat pengerukan limbah cair
karena jumlahnya akan terus berkurang pada saat pengerukan. Pengeringan di bak ini dilakukan
dengan bantuan dari sinar matahari langsung.

Setelah mengalami proses tersebut limbah yang telah di olah boleh di buang ke sungai atau laut.

You might also like