You are on page 1of 21

LAPORAN STUDI KASUS

PENANGANAN SUSP GLAUCOMA SEKUNDER EC KATARAK HIPERMATUR


MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KELURAHAN MENTENG
PERIODE 16 OKTOBER 17 NOVEMBER 2017

Disusun Oleh :

Iwa Fathi SYahdia


1102012133
Kelompok 5

Pembimbing :
dr. Hj. Sophianita G. T. Aminy, MKK, PKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

2017
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Desember 1936
Agama : Islam
Alamat : Jalan Menteng Sukabumi gang 8 RT15/ RW 08. Kelurahan
Kecamatan Menteng.
Suku Bangsa : Betawi
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal periksa : 18 Oktober 2017
No. RM :

B. Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 18 Oktober 2017

1. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan mata kiri sulit melihat, seperti
ada yang menghalangi sejak 2 bulan yang lalu.
2. Keluhan Tambahan : keluhan tersebut disertai dengan keluhan terasa nyeri di
daerah sekitar mata yang hilang timbul disertai sakit kepala.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 5 tahun yang lalu pandangan mata kiri pasien buram, seperti ada asap yang
menutupi pandangan, akan tetapi pasien tidak ingin memeriksakan ke dokter karna
pasien masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa.akan tetapi 2 bulan terkahir ini
pasien mengeluhkan pndangannya makin sempit sehingga menjadi sulit melihat.
Keluhan tersebut disertai dengan keluhan terasa nyeri di daerah sekitar mata yang hilang
timbul disertai sakit kepala. Pasien mengatakan sejak 6 bulan terakhir ini pasien sering
mengeluhkan nyeri di mata kirinya, tetapi tidak sepanjang hari. Saat mata kiri terasa
nyeri terkadang disertai dengan keluhan sakit kepala. Keluhan mual, muntah tidak ada,
dan mata berair-air tidak ada, kotoran pada mata disangkal. Keluhan mata
merah diakui oleh pasien sekitar 2 bulan yang lalu. Saat ini mata pasien sedang tidak
merah.
Pasien tidak ingin memeriksakan ke dokter lebih cepat karena pasien merasa takut. 15
tahun yang lalu pasien pernah merasakan keluhan yang sama pada mata kanannya. Pada saat itu
pasien dianjurkan untuk operasi karena dikatakan tekanan pada mata kanan pasien tinggi. Pasien
menyetujui untuk operasi. Tetapi setelah operasi pasien mengatakan menjadi tidak dapat melihat
sama sekali, dimana sebelum operasi pasien masih dapat melihat walaupun sedikit terhambat
melakukan aktivitas.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Hipertensi : pasien memilki hipertensi yang
diketahui sejak 3 tahun yanglalu dan rajin kontrol ke Puskesma
Menteng.
Riwayat Anemia : Disangkal
Riwayat Asma : Disangkal
Riwayat Alergi : Disangkal
Riwayat Diabetes melitus : Disangkal
Riwayat Penyakit jantung : Disangkal
Riwayat Sakit Kuning : Disangkal
Riwayat TB : Disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Hipertensi : Tidak tahu
Riwayat Anemia : Tidak ada
Riwayat Asma : Tidak ada
Riwayat Alergi : Tidak ada
Riwayat Diabetes melitus : Tidak ada
Riwayat Penyakit jantung : Tidak ada
Riwayat Sakit Kuning : Tidak ada
Riwayat TB : Tidak ada

6. Riwayat Pengobatan
Untuk keluhan darah tinggi pasien sering kontrol ke Puskesmas kecamatan Menteng.
Untuk keluhan mata yang dirasakan saat ini pasien belum pernah berobat
sebelumnya.
7. Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan
SOSIAL EKONOMI:
Keluarga Ny S tinggal bertiga di rumah kontrakan. Biaya hidup pasien
diperoleh dari penghasilan anak dan menantu pasien yang bekerja sebagai penjahit
dan buruh serabutan. Penghasilannya tiap bulan sebesar Rp 1.000.000,-. Jumlah
tersebut dirasakan kurang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

LINGKUNGAN:
Keluarag Ny. S tinggal disebuah bangunan semi permanen. Rumah
berukuran 1,5 x 7 m. Dinding rumah tersebut terbuat dari tembok, kemudian lantai
rumah tersebut beralaskan semen. Kondisi ventilasi dirumah tersebut kurang pada
setiap ruangan. Didalam rumah tersebut terdapat 1 ruang tamu yang bergabung
dengan tempat kerja anak pasien dan tempat berjualan es dan 1 ruang ruangan yang
bergabung dengan dapur dan tempat tidur. Kondisi kamar tidur didalam rumah
tersebut kurang baik, kurangnya pencahayaan dan cukup lembab. Keluarga Ny. S
menggunakan air PDAM untuk kegiatan sehari hari dan kegiatan cuci dan kakus
dilakukan di WC umum. Tidak terdapat tempat pembuangan sampah dihalaman
rumah Ny. S.

8. Riwayat Kebiasaan
Pasien sehari-hari bangun pagi pukul 04.00, kemudian beraktivitas sehari - hari
didalam rumah seperti beribadah yang dilanjutkan dengan menonton televisi.
Kemudian pasien membantu anaknya untuk membereskan rumah. Kegiatan
mencuci dan memasak dilakukan oleh anak pasien. Pasien saat ini sudah tidak
bekerja.
Pasien makan 2 kali dalam sehari menu makanan tergantung apa yang dimasak
anaknya. Pasien mengaku tidak memperhatikan kandungan gizi yang pasien
makan sehari-hari karena tidak tau dan keadaan ekonomi yang amat terbatas.

C. Pemeriksaan Fisik
(Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2017)
1. Keadaan Umum : Tampak Sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
2. Vital Sign
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Respirasi : 24 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36.8 C
3. Status Gizi
Berat badan : 42 kg
Tinggi badan : 148 cm
Berat badan ideal : (BBI) = ( TB cm - 100 ) 10%
= ( TB cm - 100 ) - ( TB cm - 100 ) x 10 %
= ( 148 -100) (148 100) x 10 %
=48 - 4,8
= 43,2
IMT : (IMT) = BB / TB2 (m)
= 42 / (1,48)2
= 42 / 2,19
=19,1

Status gizi : Kesan


4. Status Generalis
a. Kepala
Bentuk : Bentuk oval, simetris
Rambut : Berwarna putih, menipis
Mata :
Telinga : Tidak terdapat sekret
Hidung : septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
Mulut :bibir tidak sianosis
Tenggorokan : T1-T1 Tenang, Hiperemis (-)

b. Leher
Trakea di tengah
Pembesaran kelenjar getah bening (-)
c. Thorak
Pulmo
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruh paru, peranjakan paru-hati (+)
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (+/+), wheezing (-/-)
Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal, tidak terdapat pembesaran jantung
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur

d. Abdomen
Inspeksi : Perut datar tidak ada sikatrik
Palpasi : Hepar dan Lien sulit dinilai
Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
Auskultasi : Bising usus normal

e. Ekstremitas :
Superior : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)
Inferior : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)

D. Pemeriksaan Penunjang
E. Usulan pemeriksaan penunjang
- Funduscopy
- Tonometri
- Gonioskopi
- Tes Provokasi

F. Diagnosis
Susp Glaucoma sekunder OS ec Hipermatur katarak

G. Penatalaksanaan
- Non farmakologi : Edukasi pasien tentang penyakit pasien.
o Rujuk ke RS yang memiliki Pemeriksaan mata
yang lengkap
- Farmakologi:
-simptomatis
BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga
Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. J
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Status : Menikah
Alamat : Jalan Menteng Sukabumi gang 8 RT15/ RW 08. Kelurahan
Kecamatan Menteng.
Pekerjaan : Buruh Serabutan
Pendidikan : SD
Suku : Betawi
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny. P
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Alamat : Jalan Menteng Sukabumi gang 8 RT15/ RW 08. Kelurahan
Kecamatan Menteng.
Pekerjaan : Penjahit dan berjualan es
Pendidikan : SD
Suku : Betawi

c. Struktur Komposisi Keluarga


Bentuk keluarga ini menurut Friedman adalah Nuclear Family yaitu keluarga
yang terdiri dari ayah, ibu, anak yang diperoleh dari keturunannya atau
adopsi atau keduanya. Mereka yang tinggal dalam satu rumah Tn. J dan Ny.
E dan Tn.Y dan Nn. R
Tabel 1.1 Anggota keluarga yang tinggal serumah
No Nama Kedudukan Jenis Umur Pendidikan Pekerjaan
dalam keluarga Kelamin
1. Tn. J Kepala Keluarga L 58 tahun SD Buruh
Serabutan
2. Ny. P Istri P 49 tahun SD Penjahit
3. Ny. S Ibu kandung istri L 23 tahun - -

1. Fungsi Keluarga
a. Biologis
Untuk meneruskan keturunan
Memelihara dan membesarkan anak
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Psikologis :
Memberikan kasih sayang dan rasa aman
Memberikan perhatian kepada anggota keluarga
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
Memberikan identitas keluarga
Membina sosialisasi pada anak
Membina norma-norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak
Meneruskan nilai-nilai keluarga (kasih sayang, budi pekerti, tolong menolong)
c. Ekonomi :
Mencari sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga
Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang
misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua.
d. Pendidikan :
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perannya sebagai orang dewasa.
Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 4. Lingkungan Tempat Tinggal


Status kepemilikan rumah Kontrakan
Daerah perumahan Padat kumuh.
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 10,5 m2. Keluarga Ny S tinggal di rumah
Jumlah penghuni: 3 orang. kontrakan. Ny. S tinggal dalam rumah
Bertingkat/tidak bertingkat: Tidak yang tidak masuk dalam kategori sehat
bertingkat dengan lingkungan rumah yang padat dan
Lantai rumah: semen ventilasi yang kurang memadai yang
Dinding rumah: tembok dihuni oleh 3 Orang. Dengan penerangan
Jamban keluarga: tidak ada listrik 500 watt. Air PDAM sebagai
Ketersediaan air bersih: 500watt sarana air bersih keluarga dan WC umum

Tempat pembuangan sampah: tidak ada untuk kebutuhan cuci dan kakus.

b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga


1 buah mesin jahit
2 buah handphone
1 buah kulkas
1 buah kompor gas
1 buah motor

Denah Rumah
c. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 1.3. Pelayanan Kesehatan


Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai Keluarga berangkat dengan Letak Puskesmas Menteng tidak


pusat pelayanan berjalan kaki, menggunakan jauh dari tempat tinggal pasien,
kesehatan kendaraan pribadi berupa motor sehingga untuk mencapai
atau naik angkutan umum puskesmas keluarga pasien dapat
berjalan kaki, menggunakan
Tarif pelayanan Menurut keluarga, biaya
kendaraan pribadi berupa motor
kesehatan pelayanan kesehatan dinilai
atau menggunakan sarana
terjangkau, karena menggunakan
angkutan umum. Untuk biaya
bpjs sehingga bisa gratis biaya
pengobatan, keluarga pasien
Kualitas Menurut keluarga, kualitas mengatakan bahwa setiap kali
pelayanan pelayanan kesehatan yang datang berobat tidak dipungut
kesehatan diberikan oleh pihak puskesmas biaya karena memiliki BPJS dan
dinilai memuaskan. pelayanan yang diberikan oleh
pihak puskesmas pun dirasakan
sudah memuaskan

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


Perilaku terhadap sehat sakit
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Ny. S
terlebih dahulu membeli obat di warung. Apabila tidak ada perubahan, keluarga
Ny. S akan berobat ke Puskesmas Kecamatan Menteng.

Prilaku terhadap Pelayanan kesehatan


Seluruh anggota keluarga Nn. R memakai kartu Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) dalam pengobatan. Jarak dari rumah ke puskesmas dirasa
terjangkau dengan berjalan kaki, menggunakan kendaraan umum maupun pribadi.
Pasien merasa cukup puas dengan pelayanan Puskesmas.
Perilaku terhadap makanan

Keluarga Ny. S mempunyai kebiasaan makan sebanyak 2 kali dalam


sehari. Keluarga Ny. S belum menerapkan pola gizi seimbang sesuai dengan pedoman
gizi karena walaupun mereka sehari-hari telah membiasakan untuk makan dengan
porsi cukup namun kalori makanan yang mereka konsumsi kurang sesuai dengan
kebutuhan kalori basal. Keluarga Ny.S juga tidak memiliki menu makanan yang
bervariasi.
Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
Keluarga Ny. S tinggal di rumah yang berada pada lingkungan yang padat.
Rumah tersebut kurang nyaman untuk ditempati oleh tiga orang anggota keluarga
Rumah memiliki 1 ruangan yang berfungsi sebagai kamar tidur, dapur serta
penempatan barang, 1 ruang keluarga yang bergabung dengan tempat kerja anka
pasien sebagai penjahit dan berjualan es. Rumah Ny. S memiliki 2 jendela yang bisa
dibuka, 2 ventilasi, 1 pintu masuk. Keluarga Ny. R menggunakan air PDAM untuk
minum dan WC umum untuk kebutuhan cuci dan kakus. Di depan rumah tidak
terdapat tempat pembuangan sampah.
Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan
- Kebiasaan makan: Keluarga ini memiliki kebiasaan makan 2-3 kali dalam
sehari
- Menerapkan pola gizi seimbang: Keluarga Ny.S tidak menerapkan pola
makan dengan gizi yang seimbang. Keluarga ini makan dengan lauk-pauk
seadanya seperti nasi, ikan/ayam dan tempe/tahu, sayur tetapi jarang makan
buah dan bahan makanan dibeli langsung dari pasar atau terkadang belanja
pada tukang sayur keliling di sekitar rumah dan mengolahnya di dapur.
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Food recall Ny.S selama 3 hari terakhir:
Tabel 1.4. Food recall 16 Oktober 2017
Waktu Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Pagi Teh manis 100 kal 12,12gr 0 1,4 gr

Mie Instan 330kal 47 gr 8gr 12gr

Siang Nasi putih 204 kal 44gr 4,2gr 0,44gr


Telur ayam rbs 74kal 0,38gr 6,29gr 4,97gr
Tempe Goreng 34 kal 1,79gr 2gr 2,28gr

Malam Nasi putih 204 kal 44 gr 4,2 gr 0,4 gr

Tempe goreng 34 kal 1,79 gr 2 gr 2,28

Tempe goreng 34 kal 1,79 gr 2 gr 2,28

Jumlah 1.104 kal 147,75gr 50,59gr 28,25gr

Tabel 1.5. Food recall 17 Oktober 2017


Waktu Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Pagi Nasi Putih 204kal 44 gr 4,2gr 0,44gr


Telor Dadar 93kal 0,42gr 6,48gr 7,33gr

Siang Nasi Putih 204kal 44gr 4,2gr 0,44gr


Ayam goreng 260kal 10,76gr 14,55gr 21,93gr

Malam Nasi putih 204kal 44gr 4,2gr 0,44gr


Telur ayam rbs 74kal 0,38gr 6,29gr 4,97gr

Jumlah 1.039kal 148,28gr 37,26gr 35,54gr


Tabel 1.6. Food recall 18 Oktober 2017
Waktu Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Pagi Nasi Putih 204kal 44 gr 4,2gr 0,44gr


Mie Instan 330kal 47 gr 8gr 12gr

siang Nasi putih 204kal 44gr 4,2gr 0,44gr

Telur ayam rbs 74kal 0,38gr 6,29gr 4,97gr

Tempe goreng 34gr 1,79gr 2gr 2,28gr

Malam Nasi putih 204kal 44gr 4,2gr 0,44gr

Telur ayam rbs 74kal 0,38gr 6,29gr 4,97gr

Tempe Goreng 34kal 1,79gr 2gr 2,28gr

Jumlah 1.158 kal 159,28gr 45,94gr 40,87gr

Berat badan ideal : (BBI) = ( TB cm - 100 ) 10%


= ( TB cm - 100 ) - ( TB cm - 100 ) x 10 %
= ( 148 -100) (148 100) x 10 %
=48 - 4,8
= 43,2
IMT : (IMT) = BB / TB2 (m)
= 42 / (1,48)2
= 42 / 2,19
=19,1

Status gizi = (BB aktual : BB idaman) x 100%


= (42 kg : 43,2 kg) x 100%
= 97,2 % (Berat badan kurang)

Jumlah kebutuhan kalori per hari:


Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori
= 43,2 kg x 25 kalori = 1.080 kalori
Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 10-20 % karena aktivitas yang dilakukan pasien
termasuk aktivitas ringan.
20% x 1.080 kalori = 216 kalori
Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah :
1.080 kalori + 216 kalori = 1.296 kalori

Untuk Kebutuhan Harian :


a. Karbohidrat (60-70%) = 60% x 1.296 70% x 1.296 kkal = 777,6 907,2 kal
b. Protein (10-15%) = 10% x 1.296 15% x 1.296 kkal = 129,6 194,4 kal
c. Lemak (20-25%) = 20% x 1.296 25% x 1.296 kkal = 259,2 324 kal
d. Kalori selama tiga hari = 1.163 kal + 1.039 kal + 1.158 kal = 3.360 kal
e. Rata rata konsumsi kalori pasien per hari = 1.120 kalori/hari
f. Kekurangan kalori pasien = 1.296 kal 1.120 = 176 kalori/ hari

Kesan : Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food recall pasien selama
3 hari sebelum datang ke puskesmas maka dapat disimpulkan bahwa pada dari hari pertama
sampai hari ketiga menu makan pasien kurang dari jumlah energi/kalori dan kandungan gizi
yang dibutuhkan. Pasien disarankan agar memberikan tambahan makanan agar kebutuhan
kalori pasien tiap harinya dapat terpenuhi.

Pola dukungan keluarga


a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
Anak pasien mempunyai keinginan agar ibunya bisa sembuh dan mengantar
ibunya untuk berobat ke puskesmas. Pelayanan kesehatan pasien tidak dikenakan
biaya karena keluarga pasien memiliki BPJS.
b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
Keluarga pasien tidak langsung membawa pasien ke puskesmas dikarenakan
pasien tidak ingin menyelesaikan keluhan yang ada di matanya.

A. Fungsi Keturunan (Genogram)


1. Bentuk keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga kecil yang terdiri dari Tn.J sebagai
kepala keluarga dan Ny.P sebagai istri dan anak dari Ny. S. Tn.J dan Ny. E
memiliki 1 anak laki laki yang berusia 26 tahun dan tidak tinggal 1 rumah dengan
keluarganya.
2. Tahapan siklus keluarga
Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall
dan Miller (1998), tahapan siklus keluarga pasien termasuk pada tahap V yaitu
keluarga dengan anak dewasa muda.

Gambar 2. Genogram Keluarga Ny. S


3. Dinamika keluarga
Hubungan keluarga Tn. J dan Ny. E baik. Mereka selalu memperhatikan pasien
dengan baik. Pasien tidak kekurangan kasih sayang dari anaknya dan menantunya.
Fungsi keluarga:
a. Fungsi Biologis
Pasien memiliki 2 orang keturunan, salah satu anak pasien yaitu Ny. P yang
mengurusi pasien saat ini. Keluarga mampu membeli makanan untuk sehari -
hari, namun tidak sesuai dengan pola gizi seimbang.

b. Fungsi Psikologis
Masing-masing anggota keluarga saling menyayangi, komunikasi dan
perhatian yang diberikan kepada Ny. S cukup baik dan anak pasien selalu
memiliki waktu untuk bersama keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
Lingkungan tempat tinggal keluarga pasien tergolong padat penduduk.
Hubungan keluarga Tn.J dengan tetangga baik.
d. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga di dapat dari kepala keluarga sebagai buruh dan anak
pasien sebagai penjahit dengan jumlah penghasilan rata-rata Rp
1.000.000/bulan.
e. Fungsi Pendidikan
Ny S dulunya tidak bersekolah. Keluarga ini menyadari akan pentingnya
pendidikan, sehingga anak-anak Ny S disekolahkan hingga tamat SD
B. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Masalah dalam organisasi keluarga : Keseharian pasien sering berada didalam
rumah karena pasien sudah tidak bekerja
2. Masalah dalam fungsi biologis : Saat ini pasien sedang menderita hipertensi dan
susp glaukoma sekunder os ec katarak hipermatur
3. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan : Untuk biaya
pemenuhan kebutuhan terdapat keterbatasan ekonomi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan gizi pasien.
4. Masalah lingkungan: Lingkungan tempat tinggal pasien padat penduduk sehingga
kebersihan lingkungan kurang dan jarak antar rumah saling berdekatan. Dan
ventilasi udara dirumah juga kurang sehingga udara didalam rumah terasa lembab
dan cahaya matahari tidak masuk kedalam rumah.
5. Masalah perilaku kesehatan : keluarga tidak mengerti tentang cara batuk yang
benar dan pola makan sehat untuk lansia dengan hipertensi dan cara menjaga
kesehatan.
BAB II
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL DAN RENCANA PENATALAKSANAAN

A. Diagnosis Holistik
Untuk melakukan diagnostik holistik yang komprehensif maka diperlukan
tinjauan dari beberapa aspek antara lain:
1. Aspek personal
Alasan kedatangan: Pasien datang dengan keluhan mata kiri terasa makin sempit
untuk melihat dan terkadang terasa nyeri sejak 2 bulan yang lalu.
Harapan: Setelah berobat ke dokter keluarga berharap keluhan dapat berkurang
Kekhawatiran: Pasien khawatir untuk berobat ke dokter tentang keluhan mata
kirinya karena takut akan bernasib sama dengan mata kanannya yang sudah tidak
dapat melihat.
Persepsi: keluarga pasien merasa apabila keluhan di mata kiri pasien tidak
ditangani dengan baik, malah nantinya akan menganggu aktivitas sehari- hari
pasien.
Aspek Religi:
Pasien selalu berserah diri kepada Allah demi kesembuhan dirinya.
Pasien merasa sakit yang dialaminya merupakan ujian kesabaran untuknya
dan teguran dari Allah karena kurang memikirkan lingkungan kesehatan
disekitar tempat tinggalnya.
Pasien mempercayai, setiap sakit ada obat nya, dan semua penyakit
didatangkan oleh Allah SWT
Pasien selalu optimis bahwa sakitnya dapat disembuhkan oleh Allah
melalui perantara dokter dan obat yang diberikan.
2. Aspek klinik
Diagnosis Klinis: Ny S 81 tahun dengan diagnosis susp Glaucoma sekunder OS ec
hipermatur katarak.

3. Aspek Resiko Internal


Pasien sudah merasa takut terlebih dahulu sebelum berobat ke dokter. Taku
mata kirinya akan menjadi tidak bisa melihat apabila diberi tindakan oleh
dokter.
4. Aspek Psikososial Keluarga
-

5. Aspek Fungsional ( tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik


didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental )
Secara fungsional pasien dapat digolongkan pada tingkat ke 5 berdasarkan ECOG
yaitu pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa bantuan orang
lain

a. Rencana Pelaksanaan

Tabel 2.1. Tabel rencana pelaksanaan


Hasil yang
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu
diharapkan

Aspek Menjelaskan kepada pasien Pasien Saat - Pasien memahami


Personal bahwa penyakit yang pasien pasien mengenai penyakitnya
alami saat ini adalah penyakit berobat ke
- Pasien dan keluarga
katarak dan mengarah ke Puskesmas
tidak mengkhawatirkan
komplikasi glaukoma dan dan
lagi penyakit pasien.
penyakit ini ada obatnya. homevisit
Menjelaskan kepada pasien - Pasien dapat mengatur
agar pasien jangan takut untuk pola makan yang sehat
berobat kedokter mengenai dan minum obat teratur
mata kirinya agar dapat
- Keluarga pasien dapat
ditangani dengan tepat.
memperbanyak ibadah
Menjelaskan kepada pasien dan berdoa untuk
bahwa penyakit itu datangnya kesembuhan pasien
dari Allah SWT dan yang
dapat menyembuhkan hanya
Allah SWT.
Aspek Rujuk pasien ke RS karena Pasien Saat - di RS mendapatkan
Klinis penyakit pasien diperlukan pasien pemeriksaan yang tepat
pemeriksaan lebih lanjut yang berobat di sehingga dapat
tidak dapat dilakukan di puskesmas dilakukan tindakan
puskesmas yang tepat juga, serta
Menjelaskan kepada pasien untuk mencegah
apabila ada obat yang timbulnya komplikasi
diberikan saat ini, pasien harus - pasien sadar di rujuk
mengerti obat itu tidak ke RS bukan berarti
menyembuhkan tetapi puskesmas menolak
mengurangi keluhan yang ada untuk memberikan
pengobatan, tetapi
pelayanan puskesmas
tidak cukup mampu
untuk menangani
pasien

Tabel 2.1. Tabel rencana pelaksanaan

Aspek Menjelaskan pada pasien Pasien Saat home Pasien dapat memahami
Risiko tentang pentingnya menjaga visit tentang pentingnya
Internal kesehatan, terutama kesehatan berobat untuk
mata untuk melakukan mencegah komplikasi
aktivitas sehari- hari. yang mungkin terjadi

Aspek - Pasien Saat home -


Psikososial dan visit
keluarga keluarga
pasien
Aspek Pasien diharapkan mau untuk Pasien Saat di Mencapai kondisi
Fungsional dilakukan pemeriksaan lebih puskesmas kesehatan yang
lanjut pada mata kirinya dan dan home optimal,mencegah
bersedia apabila nanti perlu visit komplikasi dan agar
untuk dilakukan tindakan. dapat melakukan
aktivitas seperti biasa
lagi.

E. Prognosis
B. Ad Vitam : ad bonam
C. Ad Sanasionam : ad malam
D. Ad Fungsionam : ad bonam

You might also like