You are on page 1of 29

PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUM

A. Pengertian Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dariSanskerta: paca berarti lima dan la berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang
Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang
berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945,
tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Pancasila merupakan dasar negara serta falsafah bangsa dan negara Republik
Indonesia yang terdiri atas lima sila dan mempunyai arti yaitu panca yang berarti lima dan
sila yang berarti dasar. Dengan demikian pancasila artinya lima dasar.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum indonesia, yang berwujud di
dalam tertib hukumnya.
Yang dimaksud dengan tertib hukum, ialah keseluruhan dari pada peraturan-peraturan
hukum, yang memenuhi syarat-syarat:
a. Kesatuan subyek yang mengadakan peraturan-peraturan hukum tersebut, yang untuk
Indonesia ialah Pemerintahan Republik Indonesia.
b. Kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan peraturan-peraturan hukum itu, yang
untuk indonesia ialah Pancasila.
c. Kesatuan waktu yang menetapkan saat berlaku peraturan-peraturan tersebut, yang untuk
indonesia ialah sejak tanggal 18 Agustus 1945.
d. Kesatuan daerah, sebagai batas wilayah berlaku bagi peraturan-peraturan tersebut, yang
untuk Indonesia ialah seluruh wilayah bekas daerah Hindia Belanda, mulai dari Sabang
sampai Merauke.
Sebagai sumber hukum disini maksudnya ialah Pancasila sebagai asal, tempat setiap
pembentuk hukum di Indonesia mengambil atau menimba unsur-unsur dasar yang diperlukan
untuk tugasnya itu, dan merupakan tempat untuk menemukan ketentuan-ketentuan yang akan
menjadi sisi dari peraturan hukum yang akan di buat, serta sebagai dasar-ukuran (maatstaf),

1
untuk menguji apakah isi suatu peraturan hukum yang berlaku sungguh-sungguh merupakan
suatu hukum yang mengarah kepada tujuan hukum negara Republik Indonesia.
Karena pertumbuhan kesadaran dan pengertian manusia Indonesia terhadap
kedudukan Pancasila bagi kehidupan bernegara dan bermasyarakat serta pengalaman-
pengalaman selama ini, maka dirasa perlu suatu pemantapan dan penertiban dalam masalah
tertib hukum indonesia. Untuk maksud tersebut, Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-royong
(DPRGR), telah menyampaikan sebuah memorandum mengenai Sumber Tertib Hukum
Indonesia pada tanggal 9 Juni 1996, kepada Majelis Permusyawaratan Sementara. Adapun
menurut isi maksud dari memorandum tersebut dinyatakan bahwa Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum bagi Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2. Dekrit 5 Juli 1959.
3. Undang-undang Dasar Proklamasi.
4. Surat perintah 11 Maret 1966.

Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum sering
disebut sebagai dasar filsafat atau ideologi Negara. Dalam pengertiannya ini pancasila
merupakan suatu dasar niala serta norma untuk mengatur pemerintahan Negara. Pancasila
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelengaraan Negara. Konsekuensinya selurh
pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara terutama segala peraturan perundang=undangan
termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan dari nilai-nilai
Pancasila. Maka Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum, Pancasila
merupakan kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur Negara beserta
seluruh unsur-unsurnya.
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta
kaidah, baik moral maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar baik tertulis atau
UUD maupun tidak tertulis atau dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila
mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
Sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia maka
setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian
dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari
UUD 1945, serta hukum positif lainnya.

2
Secara yuridis-konstitusional, pancasila adalah dasar Negara yang di gunakan sebagai
dasar mengatur atau menyelenggrakan pemerintahan Negara.

B. PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUM

1. Sumber hukum ialah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturan
perundang-undangan,baik berupa sumber hukum tertulis maupun tidak tertulis.
2. Sejarah Pancasila sebagai dasar negara secara yuridis (hukum) tercantum dalam
Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 menjelaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI atas nama bangsa Indonesia menjadi dasar
negara Republik Indonesia.Memorandum DPR-GR disyahkan pula oleh MPRS melalui
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 ( jo Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dan Ketetapan
No. IX/MPR/1978 ).Dijelaskan bahwa pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
Indonesia yang hakikatnya adalah sebuah pandangan hidup.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum juga diatur dalam pasal 2 UU No.10
tahun 2004 tentang pembentukan perundang-undangan yang menyatakan Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum negara.
3. Dilihat dari materinya,
Pancasila digali dari pandangan hidup bangsa Indonesia yang merupakan jiwa dan
kepribadian bangsaIndonsia sendiri.Dasar Pancasila terbuat dari materi atau bahan dalam
negeri yang merupakan asli murni dan menjadi kebanggaan bangsa.Dasar negara Republik
Indonesia tidak diimpor dari luar,meskipun mungkin sajamendapat pengaruh dari luar.
4. Dalam ilmu pengetahuan hukum,
pengertian sumber dari segala sumber hukum dapat diartikan sebagai sumber
pengenal (kenbron van het recht) dan diartikan sebagai sumber asal,sumber nilai-nilai yang
menjadi penyebab timbulnya aturan hukum (welbron van recht). Maka pengertian Pancasila
sebagai sumber bukanlah dalam pengertian sumber hukum kenbron sumber tempat
ditemukannya,tempat melihat dan mengetahui norma hukum positif, akan tetapi dalam arti
welbron sebagai asal-usul nilai,sumber nilai yang menjadi sumber dari hukum positif. Jadi,
Pancasila merupakan sumber nilai dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya dibentuklah
norma-norma hukum oleh negara.
5. Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.

3
konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala
perundang-undangantermasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan
dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila.
6. Proklamasi kemerdekaan merupakan norma yang pertama sebagai penjelmaan pertama
dari sumber dari segala sumber hukum yaitu pancasila yang merupakan jiwa dan pandangan
hidup bangsa Indonesia.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia itu
dijelmakan dalam pembukaan UUD 1945 dan pembukaan kecuali merupakan penjelmaan
sumber dari segala sumber hukum sekaligus juga merupakan pokok kaidah negara yang
fundamental seperti yang diuraikan oleh Notonegoro.Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa proklamasi kemerdekaan merupakan penjelmaan pertama dari Pancasila sumber dari
segala sumber hukum dan pembukaan merupakan UUD 1945 merupakan penjelmaan kedua
dari Pancasila sumber dari segala sumber hukum yang memberi tujuan dasar dan perangkat
untuk mencapai tujuan itu.
7. Karena pembukaan UUD 1945 merupakan staatsfundamentalforms,
yang mengandung 4 pokok pikiran yang tidak lain adalah Pancasila itu sendiri,serta
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum,maka dapat disimpulkan bahwa
pembukaan UUD 1945 merupakan filsafat hukum Indonesia.
8. Penjabaran tentang filsafat hukum Indonesia terdapat pada teori hukumnya.
Sesuai dengan bunyi kalimat kunci dalam penjelasan UUD 1945 : Undang-Undang
dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan dan pasal-
pasalnya.
Apabila UUD 1945 merupakan filsafat hukum Indonesia,maka batang tubuh berikut
dengan penjelasan UUD 1945 adalah teoori hukumnya.Teori hukum tersebut meletakkan
dasar-dasar falsafatihukum positif kita.

4
OTONOMI DAERAH
A. Pengertian otonomi daerah
Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa
Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti
aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan sebagai kewenangan untuk mengatur
sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri.
Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan otonomi daerah selain
berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus
diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan
bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber
potensi yang ada di daerahnya masing-masing.

B. Hakikat otonomi daerah


Menurut UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, otonomi
diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil suatu
pengertian bahwa otonomi daerah adalah hak mengurus rumah tangga sendiri bagi suatu
daerah otonom. Hak tersebut bersumber dari wewenang dan urusan-urusan pemerintah
pusat yang diserahkan kepada pemerintah daerah, yang dalam penyelenggaraannya lebih
memberikan tekanan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan
keadilan serta memperhatikan potensi dan keragaman daerah. Otonomi daerah adalah
kemandirian rakyat di daerah untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan dan
melaksanakan pembangunan di daerah. Pada hakekatnya otonomi daerah mencakup dua hal,
yaitu pemberian wewenang dan pemberian tanggung jawab.dalam mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5
C. Sejaarah otonomi daerah
undang-undang nomor 22 tahun 1948 berfokos pada pengaturan tentang susunan
pemerintahan daerah yang demokratis. Di dalam undang-undang ini ditetapkan 29 jenis
daerah,ysitu daerah otonom biasa dan daerah otonom istimewa,sera 3 tingkatan daerah
otonom yaitu propinsi, kabupaten/kota besar dan desa/kota kecil.
Sistem otonomi daerah yang di maksud dengan faham atau sistem otonomi disini
ialah patokan tentang cara penentuan batas-batas urusan rumah tangga daerah dan tentang
tata cara pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepda daerah menurut suatu prinsip
atau pola pemikiran tertentu (sujamto;1990). Banyak istilah yang digunakan oleh para ahli
untuk menerjemahkan maksud tersebut diatas. Penulis paling tidak mengidentifikasi. ada
empat istilah yang digunakan oleh para ahli untuk memahaminya. Istilah-istilah itu antara
lain sistem, paham, ajaran, pengertian.
Adapun mengenai faham atau system otonomi tersebut pada umumnya orang
mengenal ada dua faham atau system otonomi formal. Oleh Sujamto(1990) kedua istilah ini
lazim juga disebut pengertian rumah tangga materil (materiele huishoudingsbegrip) dan
pengertian rumah tangga formil (formeele huishoudingsbegrip).
Koesoemahatmadja (1978) menyatakan ada tiga ajaran rumah tangga yang terkenal yaitu.
a. Ajaran rumah tangga materiil (materiele huishoudingsleer ) atau pengertian rumah
tangga materil(materiele huishoudingsbegrip).
b. Ajaran rumah tangga formil (formil huishoudingsleer) atau pengertian rumah tangga
formel (formele huishoudingsbegrip).
c. Ajaran rumah tangga Riil (riele huishoudingsleer) atau pengertian rumah tangga riil
(huishoudingsbegrip).

Perkembangan kebijakan otonomi daerah di indonesia.


a. Uu nomor 1 tahun 1945 tentang pembentukan komite Nasional daerah.
Dalam pasal 18 UUD 1945, dikatakan bahwa, pembagian daerah indonesia atas dasar
daerah besar dan daerah kecil,dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan
Undang-undang, dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam system
pemerintahan Negara, dan hak-hak asal usul dalam daerah bersifat istimewa. Oleh
karena itu indonesia dibagi dalam daerah-daerah yang lebih kecil yang bersifat otonom yang
pengaturnya dilakukan dengan undang-undang.

6
b. Undang-undang pokok tentang pemerintahan daerah Nomer 22 tahun 1948.
Peraturan kedua yang mengatur tentang otonomi daerah di indonesia adalah UU nomor 22
tahun 1948 yang ditetapkan dan dimulai berlaku pada tanggal 15 april 1948. Dalam UU
dinyatakan bahwa daerah Negara RI dalam iga tingkatan yakni:
o Propinsi
o Kabupaten/kota besar
o Desa /kota kecil,negeri, marga dan sebagainya.

D. Kesalah pahamn terhadap


Otonomi Daerah diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan kebijakan nasional yang
dapat mencegah kemungkinan terjadinya disintegrasi nasional. Otonomi daerah merupakan
sarana yang secara politik ditepuh dalam rangka memelihara keutuhan negara bangsa.
Otonomi daerah dilakukan dalam rangka memperkuat ikatan semangat kebangsaan
serta persatuan dan kesatuan di segenap warga bangsa.
Dengan Undang-Undang otonomi daerah, daerah bertanggung jawab memelihara
Negara Kesatuan Republik Indonesia, karena tuntutan tanggung jawab tersebut, daerah tidak
diberi peluang untuk mengambil inisiatif kebijakan yang sekiranya akan merugikan
kepentingan pemerintah nasional di Jakarta.
Kebijakan otonomi daerah melalui Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo.
Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 memberikan otonomi daerah yang sangat luas
kepada daerah, khususnya kabupaten dan kota. hal itu ditempuh dalam rangka
mengembalikan harkat dan martabat masyarakat di daerah, memberikan peluang pendidikan
politik dalam rangka peningkatan kuaitas demokrasi di daerah, meningkatkan efisiensi
pelayanan publik di daerah, meningkatkan percepatan pembangunan daerah, dan pada
akhirnya diharapkan mampu menciptakan cara berpemerintahan yang baik (good
governance).
Namun demikian dalam prakteknya kebijakan otonomi daerah banyak menimbulkan
kesalahfahaman. Beberapa salah paham yang muncul dari berbagai kelompok masyarakat
terkait dengan kebijakan dan implementasi otonomi daerah sebagai berikut:

Pertama, otonomi daerah dikaitkan semata-mata dengan uang. Sudah sangat lama
berkembang dalam masyarakat suatu pemahaman yang keliru tentang otonomi daerah, yaitu
untuk berotonomi daerah harus mencukupi sendiri segala kebutuhannya, terutama dalam
bidang keuangan. Ha itu muncul karena ada ungkapan yang dimunculkan oleh J. Wayong,

7
pada tahun 1950-an bahwa, "otonomi identik dengan outomoney". Ungkapan seperti
ini sama sekali tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tidak ada yang menafikan bahwa uang
memang merupakan suatu yang mutlak, namun uang bukakn satu-satunya alat dalam
menggerakan roda ppemerintahan. Kata kunci dari otonomi adalah " kewenangan". Dengan
kewenangan uang akan bisa dicari, dan dengan itu pula pemerintah, termasuk pemerintahan
daerah, harus mampu menggunakan uang dengan bijaksana, tepat guna, dan berorientasi
kepada kepentingan masyarakat.

Kedua, daerah belum siap dan belum mampu. Munculnya pandangan ini merupakan
pandangan yang keliru. Karena sebelum otonomi daerah yang berdasarkan Undang-Undang
Nomor 22 tahun 1999 jo. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 diterapkan, pemberian
tugas kepada pemerintahan daerah belum diikuti dengan pelimpahan kewenangan dalam
mencari uang dan subsidi dari pemerintahan pusat. Begitu juga, tak ada alasan untuk tidak
siap dan tidak mampu karena pemerintah daerah sudah terlibat dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam waktu yang sudah sangat lama dan berpengalaman dalam administrasi
pemerintahan.

Ketiga, dengan otonomi daerah maka pusat akan melepaskan tanggung jawabnya untuk
membantu dan membina daerah. Pendapat ini sama sekali tidak benar. Bersamaan dengan
kebijakan otonomi daerah, pemerintah pusat tetap harus tugas dan bertanggung jawab untuk
memebrikan dukungan dan bantuan kepada pemerintahan daerah, baik berupa bimbingan
teknis penyelenggaran pemerintahan kepada personel yang ada di daerah, ataupun
penyelenggaraan pemerintah kepaa daerah, baik berupa biimbingan teknis penyelnggaraan
pemerintahan kepada personel yang ada di daerah, ataupun berupa dukungan keuangan. Hal
itu sama sekali tidak mengurangi makna otonomi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Otonomi daerah dalam Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo. Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 menganut falssafah yang sudah sangat umum dikenal di
berbagai negara, yaitu "No mandate without funding" (tak ada mandat tanpa dukungan dana).
Artinya, setitap pemberian kewenangan dari pemerintah pusat kepda daerah harus disertai
dengan dana yang jelas dan cukup apakah itu berbentuk Dana Alokasi Umum (DAU),
ataupun Dana Alokasi Khusus (DAK), serta bantuan keuangan yang lainnya, misalnya kalau
terjadi bencana alam yang sangat mengganggu roda perekonomian daerah.

8
Keempat, dengan otonomi daerah maka daerah dapat melakukan apa saja. hakikat otonomi
memberikan kewenangan keadaan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
berlandaskan norma keputusan dalam kewajaran dalam sebuah tata kehidupan bernegara.
Daerah dapat menempuh segala bentuk kebijakan apa saja sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan hukum dan undang-undang yang berlaku secara nasional. Di samping itu,
kepentingan masyarakat merupakan landasan yang paling utama dalam mengambil kebijakan.
Bukan sebaliknya, pemerintah daerah mengambil langkah kebijakan dengan mengabaikan
berbagai aturan dan norma yang berlaku.

Kelima, otonomi daerah akan menciptakan daerah akan menciptakan raja-raja kecil di daerah
dan memindahkan korupsi ke daerah. Pendapat seperti ini dapat dibenarkan kalau pera
penyelenggara pemerintahan daerah, masyarakat, dan dunia usaha di daerah menempatkan
dirinya dalam kerangka sistem politik masa lalu (orde baru) yang sarat korupsi, kolusi, dan
nepotisme serta segala bentuk penyalahgunaan kekuasaan yang lainnya. Untuk menghindari
praktik kekuasaan tersebut, pilar-pilar penegakan demokrasi dan civil society seperti partai
politik, media massa, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Ombudsman, Komisi
Kepolisian, Komisi Kejaksaan, dan LSM yang mengawasi praktik korupsi, lembaga legislatif,
dan peradilan dapat memainkan perannya sebagai pengawas jalannya pemerinntahan daerah
secara optimal.

IDEOLOGI

1. Pegertian Ideologi
Pengertian Ideologi menurut beberapa ahli adalah debagai berikut,
Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat,
atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti
ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran
atau science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek
pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk
memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat
benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.

9
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any
group of ideas concerning various political and aconomic issues and social philosophies often
applied to a systematic scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-
cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Pengertian Ideologi menurut Ibnu Sina adalah Mabda secara etimologis adalah
mashdar mimi dari kata badaayabdau badan wa mabdaan yang berarti permulaan. Secara
terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang
)[dalam Al-Mausuah al-Falsafiyah, entry al-Mabda]. Al-Mabda(ideologi) : pemikiran
mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku. Dari segi
logika al-mabda adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan. Secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa Ideologi(mabda) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi
mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran
tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari
pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Sehingga dalam Konteks definisi ideologi inilah tanpa memandang sumber dari konsepsi
Ideologi, maka Islam adalah agama yang mempunyai kualifikasi sebagai Ideologi dengan
padanan dari arti kata Mabda dalam konteks bahasa arab.
Apabila kita telusuri seluruh dunia ini, maka yang kita dapati hanya ada tiga ideologi
(mabda). Yaitu Kapitalisme, Sosialisme termasuk Komunisme, dan Islam. Untuk saat ini dua
mabda pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa negara. Sedangkan mabda
yang ketiga yaitu Islam, saat ini tidak diemban oleh satu negarapun, melainkan diemban oleh
individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh
penjuru dunia.
Sumber konsepsi ideologi kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal
manusia, sedangkan Islam berasal dari wahyu Allah SWT (hukum syara).
Ibnu Sina mengemukakan masalah tentang ideologi dalam Kitab-nya "Najat", dia
berkata:"Nabi dan penjelas hukum Tuhan serta ideologi jauh lebih dibutuhkan bagi
kesinambungan ras manusia, dan bagi pencapaian manusia akan kesempurnaan eksistensi
manusiawinya, ketimbang tumbuhnya alis mata, lekuk tapak kakinya, atau hal-hal lain seperti
itu, yang paling banter bermanfaat bagi kesinambungan ras manusia, namun tidak perlu
sekali." Al - Marsudi
Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas

10
Puspowardoyo
Menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai
secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya
dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya. Berdasarkan
pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak
benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Harol H. Titus
Ideologi adalah suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai
bebagai macam masalah politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu
rencana yang sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan
masyarakat.
Ali Syariati
Mendefenisikan ideologi sebagai keyakinan-keyakinan dan gagasan-gagasan yang
ditaati oleh suatu kelompok, suatu klas sosial, suatu bangsa atau satu ras tertentu
Destutt de Tracy
Mengartikan ideology sebagai Science of ideas, dimana didalamnya ideologi dijabarkan
sebagai jumlah program yang diharapkan membawa perubahan institusional dalam suatu
masyarakat.
Kirdi Dipoyudo
Ideologi sebagai suatu kesatuan gagasan-gagasan dasar yang sistematis dan menyeluruh
tentang manusia dan kehidupanya baik individual maupun sosial, termasuk kehidupan
Negara.
Sastra Pratedja
Ideologi sebagai suatu kompleks gagasan atau pemikiran yang beerorientasi pada
tindakan yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur.
C.C. Rodee
Ideologi adalah kumpulan gagasan yang secara logis berkaitan dan mengidentifikasikan
nilai-nilai yang memberi keabsahan bagi institusi politik dan pelakunya. Ideologi dapat di
gunakan untuk membenarkan status quo atau membenarkan usaha untuk mengubahnya
(dengan atau tanpa dengan kekerasan).
Gunawan Setiardjo
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah 'aqliyyah (akidah yang sampai
melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan.

11
Thomas H
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat bertahan
dan mengatur rakyatnya.
Muhammad Ismail
Ideologi (Mabda) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar,
pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran
pemikiran yang lain.
Dr. Hafidh Shaleh
Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah
aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia.
Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk
mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode
menyebarkannya ke seluruh dunia.
Taqiyuddin An - Nabhani
Ideology adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan, yang dimaksud aqidah
adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang
apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada
sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda adalah suatu ide dasar yang
menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah
dan thariqah.
Karl Marx
Mengartikan Ideologi sebagai pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan
kepenti-ngan golongan atau kelas sosial tertentu dalam bidang politik atau sosial ekonomi.
Notonegoro
Mengemukakan bahwa Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang
menjadi dasar bagi suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang
bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang antara lain memiliki ciri:
1) Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan;
2) Mewujudkan suatu asas kerokhanian, pandangan dunia, pedoman hidup, pegangan hidup
yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
Kamus Bahasa Indonesia ,319
Ideologi adalah kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian)
yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Atau cara berfikir seseorang
atau suatu gagasan.

12
Destutt de Tray ( 1801-orang yang pertama mengemukakan ideologi )
Ideologi adalah ilmu yang tentang gagasan yang menunjukan jalan yang benar menuju masa
depan.
Moerdiono
Ideology adalah kompleks pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan menjadi landasan
bagi seorang ( masyarakat ) untuk memahami jagad raya dan bumi seisinya serta menentukan
sikap dasar untuk mengelolanya.
Alfian
Ideology , Alfian mendefinisikan ideologi sebagai akumulasi nilai-nilai yang dianggap baik
dan benar tentang tujuan yang ingin dicapai masyarakat, sekaligus menjadi pedoman dan
cita-cita pengatur perilaku masyarakat dalam berbagai kehidupan. Karenanya, ideologi
berfungsi menjadi tujuan dan cita-cita bersama masyarakat, serta menjadi pedoman dan alat
ukur perilaku dalam hubungannya dengan kebijakan negara serta sebagai pemersatu
masyarakat karena menjadi prosedur penyelesaian konflik yang muncul dalam masyarakat
tersebut. (Alfian, Idiologi, Idealisme dan Integrasi Nasional, Prisma,1976)..
Destutt de Tray
Ideology adalah untuk menujuk suatu ilmu, yaitu analsisis ilmiah dari pikiran manusia.
Napoleon
Ideology adalah kumpulan ide ( pendapat ) yang abstrak ( tidak realities).
Karl Mark
Ideology adalah dalam arti khusus, yaitu ideology digolongkan bersama dengan agama,
filsafat, dan moral.
Laboratorium IKIP Malang
Ideology adalah seperangkat ide, nilai, dan cita-cita beserta pedoman dan metode
melaksanakan atau mewujudkan.
Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan, idea,
keyakinan, kepercayaan, yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut:
a. Bidang Politik (termasuk Pertahanan dan Keamanan)
b. Bidang Sosial
c. Bidang Kebudayaan
d. Bidang Keagamaan

13
2. Pengertian Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia yang tak lain adalah ideologi
terbuka. Pancasila sebagai ideologi terbuka artinya nilai-nilai dasar Pancasila bersifat tetap,
namun dapat dijabarkan menjadi nilai instrumental yang berubah dan berkembang secara
dinamis dan kreatif sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat Indonesia .
Tatanan nilai mempunyai tiga tingkatan fleksibelitas ideology pancasila mengandung
nilai-nilai sebagai berikut :
a. Nilai Dasar
b. Nilai Instrumental
c. Nilai Praktis
Menurut Alfian, kekutan suatu ideology tergantung pada 3 dimensi yang terkandung
di dalamnya yaitu sebagai berikut :
a. Dimensi Realitas
b. Dimensi idealis
c. Dimensi fleksibel

3. Arti pancasila sebagai Ideologi bangasa dan Negara Indonesia


Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat,
atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang berarti
ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran
atau science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai
komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau
masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar
untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap
apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any group of
ideas concerning various political and aconomic issues and social philosophies often applied
to a systematic scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang
digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang suatu cita-
cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.

14
Bila kita terapkan rumusan ini pada Pancasila dengan definisi-definisi filsafat dapat
kita simpulkan, maka Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari
kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu kesanggupan yang
digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.
Hasil pemikiran manusia yang sungguh-sungguh secara sistematis radikal itu
kemuduian dituangkan dalam suatu rumusan rangkaian kalimat yang mengandung suatu
pemikiran yang bermakna bulat dan utuh untuk dijadikan dasar, asas, pedoman atau norma
hidup dan kehidupan bersama dalam rangka perumusan satu negara Indonesia merdeka, yang
diberi nama Pancasila.
Kemudian isi rumusan filsafat yang dinami Pancasila itu kemudian diberi status atau
kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan memenuhi persyaratan sebagai suatu
sistem filsafat. Termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat
maka filsafat Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang diterima
dan didukung oleh seluruh bangsa atau warga Negara Indonesia.
Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu rangkaian kesatuan yang
bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar moral, kaidah fundamental bagi peri kehidupan
bernegara dan masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke daerah-daerah.
Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup
masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal mencakup segala macam nilai-nilai
sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup oleh seluruh masyarakatnya.
Sebagai ideologi bangsa, maka keberadaannya selalu diimplementasikan ke dalam perilaku
kehidupan dalam rangka berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Kalau dikaji dari butir-
butir kelima sila dalam ideologi Pancasila tersebut, sebenarnya sudah mencakup gambaran
pembentukan karakter manusia Indonesia yang ideal, sebagai mana yang diharapkan para
penggali dari pancasila itu sendiri.
Gambaran pembentukan manusia Indonesia seutuhnya itu, dapat diilustrasikan
Pada sila pertama tersirat bagaimana manusia Indonesia berhubungan dengan
Tuhannya atau kepercayaannya.
Pada sila kedua tergambar bagaimana manusia Indonesia harus bersikap hidup dengan
orang lain sebagaimana layaknya manusia yang punya pikiran dan ahklak hingga dia bisa
bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan dengan mahkluk lainnya yaitu
binatang.

15
Sila ketiga menerangkan bagaiama manusia Indonesia menciptakan suatu pandangan
betapa pentingnya arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada bercerai berai seperti pada
pepatah bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh.
Sila keempat telah menegaskan bagaimana manusia Indonesia mengimplementasikan
cara bersikap dan berpendapat serta memutuskan sesuatu menyangkut kepentingan umum
secara bijak demi kelangsungan kehidupan berdemokrasi yang terlindungi antara
menyuarakan hak dan kewajibannya berimbang dalam mengimplementasikannya.
Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia mewujudkan suatu
keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia itu sendiri. Dari penjabaran
kelima sila tersebut di atas, maka sudah sepantasnya bahwa Pancasila beserta kelima silanya
itu layak dijadikan sebagai pandangan dan pegangan hidup serta dijadikan sebagai
pembimbing dalam menciptakan kerangka berpikir untuk menjalankan roda demokratisasi
dan diimplementasikan dalam segala macam praktik kehidupan menyangkut berbangsa,
bernegara dan bermasyarakat di dalam Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.maka
mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif
dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa
saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni
hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar
Negara disertai sanksi-sanksi hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai
weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-
sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat
dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan
kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di
Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai
dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan
pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari
tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar
Negara, yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia
dapatlah disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara.

16
4. Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa
Berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada tanggal 28 Mei 1945
hingga 1 Juni 1945. Ketika itu, dr. Radjiman Widyodiningrat dalam pidato pembukaannya
selaku ketua BPUPKI mengajukan pertanyaan kepada seluruh anggota sidang mengenai dasar
negara apa yang akan dibentuk untuk Indonesia. Pertanyaan ini menjadi persoalan paling
dominan sepanjang 29 Mei-1 Juni 1945 dan memunculkan sejumlah pembicara yang
mengajukan gagasan mereka mengenai dasar filosofis Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir. Soekarno mengemukakan gagasannya
mengenai dasar negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul Lahirnya Pancasila.
Menurut Drs. Mohammad Hatta, pidato tersebut bersifat kompromis dan dapat meneduhkan
pertentangan tajam antara pendapat yang mempertahankan Negara Islam dan mereka yang
menghendaki dasar negara sekuler. Perdebatan tersebut pada akhirnya dimenangkan
kelompok yang menginginkan Islam sebagai dasar negara, terbukti dengan dikeluarkannya
Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ternyata beberapa rumusan Piagam Jakarta
diganti dan menimbulkan kekecewaan umat Islam terhadap pemerintahan Soekarno dan
Mohammad Hatta dan terus berkembang hingga masa pemerintahan Soeharto, sampai-sampai
Carol Gluck mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang terlalu banyak meributkan
masalah ideologi dibandingkan negara-negara lain. Melihat pada perkembangan perumusan
Pancasia sejak 1 Juni sampai 18 Agustus 1945, dapat diketahui bahwa Pancasila mengalami
perkembangan fungsi. Pada tanggal 1 dan 22 Juni, Pancasila yang dirumuskan Panitia
Sembilan dan disepakati oleh Sidang Pleno BPUPKI merupakan modus kompromi antara
kelompok yang memperjuangkan dasar negara nasionalisme dan kelompok yang
memperjuangkan dasar negara Islam. Akan tetapi, pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila
yang dirumuskan kembali oleh PPKI berkembang menjadi kompromi antara kaum nasionalis,
Islam dan Kristen-Katolik dalam hidup bernegara.
Pada era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi paling sering dibicarakan oleh
kebanyakan orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-an, Pancasila sudah bukan lagi
merupakan kompromi atau titik temu bagi semua ideologi. Dikarenakan Pancasila telah
dimanfaatkan sebagai senjata ideologis untuk melegitimasi tuntutan Islam bagi pengakuan
negara atas Islam yang kemudian pada rentang tahun 1948-1962 terjadi pemberontakan Darul
Islam terhadap pemerintah pusat. Setelah pemberontakan berhasil ditumpas, atas desakan AH
Nasution, selaku Pangkostrad dan kepala staf AD, pada 5 Juli 1959 Ir. Soekarno

17
mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali pada UUD 1945 sebagai satu-satunya konstitusi
legal Republik Indonesia dan pemerintahannya dinamai dengan Demokrasi Terpimpin.
Pada masa Demokrasi Terpimpin pun ternyata tidak semulus yang diharapkan.
Periode labil ini justru telah membubarkan partai Islam terbesar, Masyumi, karena dianggap
ikut andil dalam pemberontakan regional berideologi Islam. Bahkan, Soekarno membatasi
kekuasaan partai politik yang ada serta mengusulkan agar rakyat menolak partai-partai politik
karena mereka menentang konsep musyawarah dan mufakat yang terkandung dalam
Pancasila. Soekarno juga menganjurkan sebuah konsep yang dikenal dengan NASAKOM
yang berarti persatuan antara nasionalisme, agama dan komunisme. Kepentingan politis dan
ideologis yang saling bertentangan menimbulkan struktur politik yang sangat labil sampai
pada akhirnya melahirkan peristiwa G 30S/PKI yang berakhir pada runtuhnya kekuasaan
Orde Lama.
Selanjutnya pada masa Orde Baru, Soeharto berusaha meyakinkan bahwa rezim baru
adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden pertama. Soeharto mengambil Pancasila
sebagai dasar negara dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk melegitimasi
kekuasaannya. Berbagai bentuk perdebatan ternyata tidak semakin membuat stabilitas negara
berjalan dengan baik, tetapi justru struktur politik labil yang semakin mengedepan
dikarenakan Soeharto seringkali mengulang pernyataan tegas bahwa perjuangan Orde Baru
hanyalah untuk melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen, yang berarti bahwa
tidak boleh ada yang menafsirkan resmi tentang Pancasila kecuali dari pemerintah yang
berkuasa.
Pada masa reformasi (setelah rezim Soeharto runtuh), seolah menandai adanya jaman
baru bagi perkembangan perpolitikan nasional sebagai anti-tesis dari Orde Baru yang
dianggap menindas dengan konfrimitas ideologinya. Pada era ini timbul keingingan untuk
membentuk masyarakat sipil yang demokratis dan berkeadilan sosial tanpa kooptasi penuh
dari negara. Lepas kendalinya masyarakat seolah menjadi fenomena awal dari tragedi besar
dan konflik berkepanjangan. Tampaknya era ini mengulang problem perdebatan ideologi
yang terjadi pada masa Orde Lama, Orde Baru, yang berakhir dengan instabilitas politik dan
perekonomian secara mendasar. Berbagai bentuk interpretasi monolitik selama ini cenderung
mengaburkan dan menguburkan makna substansial Pancasila dan berakibat pada Pancasila
yang menjadi sebuah mitos, selalu dipahami secara politis-ideologis untuk kepentingan
kekuasaan serta nilai-nilai dasar Pancasila menjadi nilai yang distopia, bukan sekedar utopia

18
5. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia
Nilai nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan
kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai pancasila tergolong nilai
kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis,
baik nilai material, vital, kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun religius. Nilai-
nilai-nilai Pancasila bersibat obyektif dan subyektif, artinya hakikat nilai-nilai pancasila
bersifat universal atau berlaku dimanapun, sehingga dapat diterapkan di negara lain.
Nilai nilai pancasila bersifat objektif, maksutnya :
1. Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan adanya
sifat umum universal dan abstrak
2. Inti dari nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa Indonesia
3. Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia
Sedangkan nilai-nilai pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan nilai-nilai
pancasila itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri karena,
1. Nilai- nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
3. Nilai-nilai pancasila terkandung nilai kerohanian yang sesuai dengan hati nurani bangsa
Indonesia.
6. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan
republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia
yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya ( cultural
bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan
secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam
kehidupanehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar
dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu.
Alfianmengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi
yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila

19
sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi itu
lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu mencerminkan
realita masyarakat pada awal kelahirannya.
2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam nilai dasar
itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan masyarakat
tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktikkehidupan bersama
sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi
dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses perkembangan zaman tanpa
menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai
dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan tafsiran
tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita -realita baru
yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila
dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka. Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan dalam
pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan Negara.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos
yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi maksimal
setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisas saja terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat
lima prinsip dasar di dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan,
kepribadian dan prestasi. Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi
pembangunan sebuah masyarakat, bangsa dan personal-personal di dalamnya.

20
Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai alat lalu
lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut, masyarakat akan
memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main yang telah disepakati. Ketika
Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah konsensus, maka Pancasila berperan
sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga mengalami
tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila mampu
bertahan sebagai ideologi atau berakhir seperti dalam perkiraan David P. Apter dalam
pemikirannya The End of Idiology. Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah
bangsa Indonesia sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan
bernegara, yaitu religius monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan
dalam keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan sosial.
Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi
mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan
Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran, pemahaman dan pengamalan para
pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak
bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus
bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia
dengan keterbukaannya tersebut.
Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta Pancasila sebagai
ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam badai globalisasi dan
modernisme. Sebagai generasi penerus, marilah kita menjaga Indonesia dan Pancasila agar
saling berdampingan dan tetap utuh hingga anak cucu kita nantinya sebagai penerus
kelangsungan negara ini.
Nilai nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari
kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi
penerus bangsa harus mampu menjaga nilai nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka
perlu adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Upaya
upaya tersebut antara lain :
1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila pada
setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai nilai tersebut dalam kehidupan sehari hari.

21
4. Memberikan sanksi kepada pihak pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
pancasila.
5. Menolak dengan tegas faham faham yang bertentangan dengan pancasila.

PENGERTIAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP


Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman
hidup, dimana dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di cita
citakan. Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan sarana ampuh untuk mempersatukan
bangsa Indonesia dan memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan
lahir dan batin dalam masyarakat kita yang beraneka ragam sifatnya.

Manfaat Pandangan Hidup


1. Kekokohan dan tujuan, setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui jelas
kearah mana tujuan yang ingin dicapai memerlukan pandangan hidup
2. Pemecahan masalah, dengan pandangan hidup suatu bangsa akan memandang persoalan
yang dihadapi dan menentukan cara bagaimana memecahkan persoalan
3. Pembangunan diri, dengan pandangan hidup suatu bangsa akan memiliki pegangan dan
pedoman bagaiman memecahkan masalah politik, ekonomi, social dan budaya dalam
gerak masyarakat yang makin maju dan akan membangun dirinya

Isi Pandangan Hidup


1. Konsep dasar, dalam pandangan hidup terkandung konsep dasar ialah pikiran pikiran
yang di dalamnya terkandung gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik
yang dicita citakan suatu bangsa.
2. Pikiran dan gagasan, dalam pandangan hidup terkandung pula pikiran yang terdalam dan
gagasan suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik

Kristalisasi dan nilai, pandangan hidup adalah kristalisasi nilai yang dimiliki bangsa
itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk mewujudkannya

22
AKTUALISASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
Aktualisasi berasal dari kata actual, yang berarti betul betul ada, terjadi, atau
sesungguhnya. Aktualisasi pancasila adalah bagaimana nilai nilai pancasila benar-benar dapat
tercermin dalam sikap dan prilaku seluruh warga Negara, mulai dari aparatur dan pimpinan
nasional samapi kepada rakyat biasa.

Aktualisasi pancasila dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :


A. Aktualisasi Pancasila Objektif
Pelaksanaan pancasila dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan
Negara, baik di bidang legislative, eksekutif, yudikatif maupun semua bidang kenegaraan
lainnya.
B. Aktualisasi Pancasila Subyektif
Pelasanaan dalam sikap pribadi perorangan, setiap warga Negara, setiap individu,
setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang di Indonesia.

ARTI BUDI PEKERTI DALAM PERAWATAN


Budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak seseorang yang diterapkan oleh
tradisi, adat, dan kebiasaan. Budi pekerti dalam perawatan khususnya berarti tata susila yang
berhubungan dengan cita cita adat dankebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat
dalam menunaikan pekerjaannya.
Sila sila dalam pancasila yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan kegiatan di
bidang keperawatan antara lain:
1. Sila I (Ketuhanan Yang Maha Esa)
Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT ), yang akan selalu
mengawasi segala tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan perawat. Bila perawat
melakukan Malpraktik, mungkin ia bias lolos dari hukuman dunia. Tetapi hokum Tuhan
sudah menanti disana (akhirat). Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan baik,
merawat pasien sebagai mana mestinya.
2. Sila II ( Kemanusiaan Yang adil dan Beradap )
Disini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat dalam
menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi pasien, baik itu
kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat sesuai dengan
penyakit yang diderita pasien.

23
TUJUAN NORMA DAN BUDAYA PROFESI PELAYANAN KESEHATAN
1) seorang perawat harus dapat mempertanggung jawabkan secara moral dan etika atas
tindakan yang dilakukan.
2) seorang perawat harus memiliki Loyalitas kerja yang tinggi terhadap pasien.
3) seorang perawat harus dapat membedakan sesuatu hal yang baik dan benar.
4) seorang perawat hendaknya memiliki etos kerja, dengan produktivitas kerja, cara kerja
yang efisien dan efektif, kinerja yang maksimal, mutu hasil pekerjaan yang setinggi
mungkin, displin kerja antara lain dalam arti ketaatan pada jam kerja yang berlaku.
5) seorang perawat hendaknya memiliki sifat keterbukaan pada pasien,keluarga maupun
tenaga medis lain.
6) menciptakan tenaga keperawatan yang kompeten.
7) ketaatan pada peraturan perundangan-undangan, mutlak diperlukan demi terpeliharanya
kehidupan sosial yang harmonis dan menjadi tanggung jawab pemerintah untuk
mengaturnya.
8) Sebagai tolak ukur dalam tindakan medis,serta meminimalisir tindakan yang menyimpang
dalam bidang medis.

RULE OF LAW
DAFTAR ISTILAH KUNCI
DGHE = Directorate General of Higher Education (Direktorat jenderal dari/tentang
pendidikan lebih tinggi)
Rule of Law = Penegakan hukum
Doktrin = Ajaran dari suatu rezim yang dianggap benar sehingga harus dipatuhi
HELTS = Higher Education Long Term Strategy (Pendidikan lebih tinggi strategi
jangka panjang)
Isu = Berita yang belum tentu kebenarannya sehingga harus dibuktikan
Kompetensi = Seperangkat tindakan cerdas yang harus dimiliki peserta didik
Visi = Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai
Misi = Penjabaran operasional dari visi
Premis = Pernyataan awal dari suatu fakta

24
A. Latar Belakang Rule of Law
Latar belakang kelahiran rule of law:
1. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan pemerintahan
Negara.
2. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional.
3. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara hukum.
Rule of law adalah doktrin hukum yang muncul pada abad ke 19, seiring degan
negara konstitusi dan demokrasi. Rule of law adalah konsep tentang common law yaitu
seluruh aspek negara menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip
keadilan dan egalitarian. Rule of law adalah rule by the law bukan rule by the man.
Unsure-unsur rule of law menurut A.V. Dicey terdiri dari:
Supremasi aturan-aturan hukum.
Kedudukan yang sama didalam menghadapi hukum.
Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan
pengadilan.
Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut
rule of law adalah:
1. Adanya perlindungan konstitusional.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6. Pendidikan kewarganegaraan.
Ada tidaknya rule of law pada suatu negara ditentukan oleh kenyataan, apakah
rakyat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil, baik sesame warga Negara maupun
pemerintah.
Untuk membangun kesadaran di masyarakat maka perlu memasukan materi
instruksional rule of law sebagai salah satu materi di dalam mata kuliah Pendidikan
Kewareganegaraan (PKn). PKn adalah desain baru kurikulum inti di PTU yang menjunjung
pencapaian Visi Indonesia 2020 (Tap. MPR No. VII/MPR/2001) dan Visi Pendidikan Tinggi
2010 (HELTS 2003-2010-DGHE). Materinya merupakan bentuk penjabaran UU No. 2 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

25
B. Pengertian Rule of Law
Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu:
Pertama, pengertian secara formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum
yang terorganisasi (organized public power), misalnya nrgara. Kedua, secara
hakiki/materiil (ideological sense), lebih menekankan pada cara penegakannya karena
menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Rule of law terkait erat
dengan keadilan sehingga harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh masyarakat.
Rule of law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan dapat
dilayani melalui pembuatan system peraturan dan prosedur yang objektif, tidak memihak,
tidak personal dan otonom.

C. Prinsip-prinsip Rule of Law di Indonesia


Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang
menyatakan:
a. bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan eri keadilan;
b. kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur;
c. untuk memajukan kesejahteraan umum,dan keadilan social;
d. disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia;
e. kemanusiaan yang adil dan beradab;
f. serta dengan mewujudkan suatu eadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat
terutama keadilan social.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal
UUD 1945, yaitu a. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3), b. Kekuasaan
kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggaraakan peradilan guna
menegakan hokum dan keadilan (pasal 24 ayat 1), c. Segala warga Negara bersamaan
kedudukanya didalam hokum dan pemerintahan, serta menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1), d. Dalam Bab X A Tentang Hak Asasi
Manusia, memuat 10 pasal, antara lain bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama dihadapan hokum
(pasal 28 D ayat 1), dan e. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2).

26
Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) erat kaitannya dengan (penyelenggaraan
menyangkut ketentuan-ketentuan hukum) the enforcement of the rules of law dalam
penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam penegakan hukum dan implementasi prinsip-
prinsip rule of law.
Berdasarkan pengalaman berbagai Negara dan hasil kajian, menunjukan keberhasilan
the enforcement of the rules of law bergantung pada kepribadian nasional setiap bangsa
(Sunarjati Hartono: 1982). Hal ini didukung kenyataan bahwa rule of law merupakan institusi
social yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budayanya yang
khas pula. Karena bersifat legalisme maka mengandung gagasan bahwa keadilan dapat
dilayani dengan pembuatan system peraturan dan prosedur yang sengaja bersufat objektif,
tidak memihak, tidak personal dan otonom.
Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang terkait rule of law telah
banyak dihasilkan di Indonesia, tetapi implementasinya belum mencapai hasil yang optimal
sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan
dimasyarakat.

D. Strategi Pelaksanaan (Pengembangan) Rule of Law


Agar pelaksanaan rule of law bias berjalan dengan yang diharapkan, maka:
a. Keberhasilan the enforcement of the rules of law harus didasarkan pada corak
masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing setiap bangsa.
b. Rule of law yang merupakan intitusi sosial harus didasarkan pada budaya yang tumbuh dan
berkembang pada bangsa.
c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan social, gagasan tentang
hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakan secara adil juga
memihak pada keadilan.

Untuk mewujudkannya perlu hukum progresif (Setjipto Raharjo: 2004), yang


memihak hanya pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau keperluan lain.
Asumsi dasar hokum progresif bahwa hukum adalah untuk manusia, bukan sebaliknya.
Hukum progresif memuat kandungan moral yang kuat.
Arah dan watak hukum yang dibangun harus dalam hubungan yang sinergis dengan
kekayaan yang dimiliki bangsa yang bersangkutan atau back to law and order, kembali
pada hukum dan ketaatan hukum negara yang bersangkutan itu.

27
Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ada pengakuan dan perlindungan hak asasi.
2. Ada peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak terpengaruh oleh kekuasaan atau
kekuatan apapun.
3. Legalitas terwujud dalam segala bentuk.
Contoh: Indonesia adalah salah satu Negara terkorup di dunia (Masyarakat Transparansi
Internasional: 2005).

Beberapa kasus dan ilustrasi dalam penegakan rule of law antara lain:
o Kasus korupsi KPU dan KPUD;
o Kasus illegal logging;
o Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung (MA);
o Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika ;
o Kasus perdagangan wanita dan anak.

28
DAFTAR PUSTAKA

DR. Kaloh J, 2007, Mencari Bentuk otonomi Daerah, Suatu Solusi Dalam Menjawan
Kebutuhan Lokal Dan Tantangan Global, Jakarta, Rhineka Cipta.
Jarmanto. (1982). Pancasila Suatu Tinjauan Aspek Historis Dan Sosio-Politik.
Yokyakarta: Liberty.
Kartahadiprodjo, Soedirman. (1980). Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila.
Bandung: Alumni.
Notonagoro. (1968). Pancasila Secara Ilmiah Populer. Yokyakarta: Universitas
Gajah Mada.
Kosasih, Ahmad. 2008. Djahiri,Pancasila sebagai ideologi bangsa.Jakarta: Prenada Media
Buku pokok pokok materi pendidikan pancasila ( Moesadin Malik, Ir., M.Si)
http://susisitisapaah.blogspot.com/2011/03/sejarah-perkembangan-otonomi-daerah-di.html.
http://bodohtapisemangat.blogspot.co.id/2015/03/makalah-pancasila-otonomi-daerah.html
http://pancasila.univpancasila.ac.id/?p=343
http://smpn1ciemas.sch.id/materi/40-pendidikan-kewarganegaraan/107-nilai-nilai-pancasila-
sebagai-ideologi.html
http://www.langkahpembelajaran.com/2014/11/makalah-pancasila-sebagai-ideologi.html
http://bayuahmadprakoso.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-pancasila-sebagai-
pandangan.html
https://yogisaputera.wordpress.com/2012/11/24/pancasila-sebagai-sumber-dari-segala-
sumber-hukum/
http://pedabuntung.blogspot.co.id/2013/10/pancasila-sebagai-sumber-dari-segala.html

http://fitafaulina.blogspot.co.id/2012/11/pancasila-sebagai-norma-dan-budaya.html

29

You might also like