You are on page 1of 2

NEURITIS OPTIK

Neuritis optik merupakan peradangan pada syaraf optik dengan gejala penurunan
pengelihatan secara mendadak pada syaraf yang sakit. Penyebab dari neuritis optik antara
lain: autoimun, infeksi jamur Cryptococcosis, infeksi Mycobacterium tuberculosis, sifilis,
infeksi virus ensefalitis, rubella, herpeszoster, parotitis dan ISPA. Penyakit ini umumnya
terjadi pada perempuan dengan umum 20-40 tahun dan bersifat unilateral.

Ketajaman pengelihatan umumnya akan turun selama 2 minggu. Dijumpai juga sakit
pada rongga orbita terutama pada pergerakkan mata, pengelihatan warna terganggu, dan
dijumpai tanda Uhthoff (pengelihatan turun seletah olahraga atau suhu badan naik). Pada
salah satu mata akan tampak defek pupil aferen relatif (Marcus Gunn Pupil), terdapat sel di
badan kaca, dan edem papil dengan perdarahan lidah api.

Pengobatan neuritis optik tergantung pada penyebabnya. Untuk mengetahui


etiologinya, dapat digunakan pemeriksaan penunjang berupa foto sinar X kanal optik, sela
tursika, atau dilakukan CT scan mata dan kepala. Pengobatan neuritis secara umum yaitu
kortikosteroid berupa metilprednisolon 250 mg IV disusul dengan tablet atau ACTH dengan
tambahan antibiotik, vasodilator, atau vitamin.

A. Neuritis Intraokular (Papilitis)


Papilitis merupakan peradangan serabut syaraf optik retina yang masuk kedalam papil
saraf optik yang ada di bola mata. Pengelihatan akan terganggu dengan lapang pandang
menciut, bintik buta melebar, skotoma sentral, sekosentral dan altitudinal. Pada papil
tampak perdarahan, eksudat star figure di daerah papil ke makula, diiringi dengan
perubahan pada pembuluh darah retina dan arteri yang menciut dengan vena melebar.
Komplikasi penyakit ini adalah atrofi papil sehingga banyak ditemukan jaringan fibrosis
dan penyempitan arteri.
B. Neuritis Retrobulbar
Radang syaraf optik pada daerah belakag mata dan berjalan akut mengenai satu atau
kedua mata. Penyakit ini disebabkan oleh sklerosis multiple, anemia perniosiosa,
diabetes mellitus, dan intoksikasi. Gejalanya akan tampak seperti perasaan berat pada
belakang bola mata saat digerakkan. Rasa sakit akan bertambah bila bola mata ditekan,
bahkan kadang disetai dengan sakit kepala. Gambaran yang didaptkan saat awal yaitu
fundus normal dan didapatkan reaksi pupil lambat, namun akan semakin parah sehingga
tampak papil yang pucat karena degenerasi. Pada pemeriksaan lapang pandang dan tajam
pengelihatan akan turun secara berat. Pada pemeriksaan lapang pandang akan ditemukan
skotoma sentral, parasental, dan cincin.

Sumber: Ilmu Penyakit Mata Edisi kelima (Prof. dr. H. Sidarta Ilyas, Sp.M)

You might also like