You are on page 1of 3

JAKARTA, Indonesia financial freedom atau berkecukupan secara keuangan adalah salah satu elemen

dalam hidup yang didambakan oleh banyak orang. Berkecukupan secara finansial seringkali diidentikan
dengan kepemilikan seseorang atas sumberdaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya;
terbebas dari lilitan hutang; ataupun memiliki simpanan yang dapat membuat diri merasakan
kenyamanan tanpa perlu bekerja keras di hari tua nanti.

Standar berkecukupan secara finansial memang relatif bagi setiap orang, tapi kewajiban untuk bekerja
ekstra keras untuk bisa merasakan ini adalah hal yang absolut. Karena kita setuju, usaha yang dilakukan
akan selalu berbanding lurus dengan hasil yang didapatkan. Maka usaha keras adalah hal yang mutlak
harus dilakukan oleh semua orang yang mendambakan hal ini.

Sayangnya, kenyataan tidak sesederhana itu. Banyak orang yang mengaku telah bekerja ekstra keras,
membanting tulang, berpeluh keringat setiap harinya selama puluhan tahun, namun hingga kini belum
bisa merasa cukup secara finansial. Apa yang salah?

Data dari Bank Dunia menunjukan, pada tahun 2015 tingkat pertumbuhan penduduk kelas menengah di
Indoesia mencapai angka 70% dibanding tahun sebelumya. Hal ini menandakan perbaikan kondisi
ekonomi yang signifikan bagi banyak penduduk Indonesia. Sayangnya perbaikan kondisi ekonomi, juga
diikuti oleh meningkatnya perilaku konsumtif, terutama pada kaum millenial. Penelitian yang dilakukan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menunjukan masyarakat Indonesia cenderung semakin konsumtif,
dan meninggalkan kebiasaan untuk menabung.

Tentu perlu diakui, perilaku konsumtif yang tidak terkontrol tentu akan berefek buruk pada kondisi
keuangan kita. Pengeluaran yang setara pemasukan, bahkan melebihi, menjadi hadangan terbesar bagi
orang-orang yang mendambakan untuk merasakan financial freedom. Maka selain kerja keras,
perencanaan keuangan yang baik juga mutlak dibutuhkan agar kita bisa merasakan hal tersebut.

Melihat permasalahan ini, Ken Handersen yang juga merupakan seorang millennial Young Entepreneuer,
tergerak untuk membagikan pengalamannya tentang mengelola keuangan, pemahaman literasi
keuangan yang baik, serta pentingnya merencakan keuangan sejak dini.

Ken dulunya juga seorang millennial dengan perilaku konsumtif, bekerja mendapatkan uang untuk
kemudian dihabiskan hanya demi hal remeh seperti baju, sepatu, dan hal-hal konsumtif lainnya. Hingga
pendiri dari Handersen Success Academy ini melalui sebuah fase dalam hidupya yang mengubah cara
pandangnya terhadap pengelolaan keuangan, bahwa pengelolaan keuangan yang baik adalah hal yang
mutlak dibutuhkan bagi semua orang yang mendambakan hidup nyaman dan berkecukupan secara
finansial.

Baginya, investasi keuangan untuk kebutuhan masa depan lebih penting dibanding memenuhi hasrat
kebahagiaan sesaat di masa sekarang lewat perilaku konsumtif. Dan investasi terpenting menurut Ken
Handersen, adalah dalam hal pendidikan dan edukasi. Setelah menemukan formula pengelolaan
keuangan yang mutakhir lewat investasi pendidikan, Ken Handersen pun menginisiasi kegiatan yang
diberi nama Gaterich, sebuah seminar edukasi keuangan interaktif untuk memberdayakan generasi
millennial agar dapat mencapai financial freedom sejak dini.
Dikejar-kejar oleh uang

Seminar edukasi keuangan interaktif Gaterich akan membagkan ilmu mengenai konsep financial
freedom, cara mengelola keuangan serta instrumen-instrumen yang dibutuhkan untuk mencapai
kebebasan finansial tersebut.

Ken Handersen menyadari, ilmu yang diajarkan di sekolah kadang belum cukup bagi seseorang untuk
bersaing mengejar kesuksesan di dunia ini. Sekolah mungkin mengajarkan ilmu akuntansi, namun
seringkali tidak mengajarkanbagaimana mengatur keuangan pribadi dengan baik. Sekolah
menganjurkan muridnya untuk berteman sebanyak-banyaknya, namun tidak mengajarkan cara
berkomunikasi dengan baik agar punya banyak teman.

Lewat Handersen Success Academy dan Gaterich, Ken akan berusaha mengajarkan delapan kunci sukses
dalam bisnis dan kehidupan, yakni: entepreneurship, financial planning, marketing, selling, public
speaking, leadership, serta fast-learning dan inner strength. Selain itu lewat acara Gaterich, Ken akan
menghadirkan kegiatan ekstrem seperti membakar uang dan hujan uang untuk merombak mindset para
peserta mengenai keuangan.

Tak hanya diisi oleh Ken Handersen yang telah sukses menjadi motivator dan coach perihal pengelolaan
keuangan, acara Gaterich juga menggandeng 2 pengusaha muda yang telah merasakan kesuksesan di
usia nya yang terbilang muda.

Tentu kita mengenal Andika Sutoro Putro, seorang Stock Investor yang telah menjadi milyuner di
usianya yang baru menginjak 18 tahun, serta Yasa Singgih, pengusaha muda Indonesia yang masuk
daftar pengusaha muda Asia tersukses versi Forbes. Bersama Ken, ketiga orang tersebut akan
memberikan insight beserta rahasia yang mereka lakukan untuk bisa merasakan financial freedom di
usia yang masih sangat muda.

Mengelola keuangan memang bukan hal yang mudah, tidak sesederhana menetapkan berapa dana yang
harus ditabung, berapa yang harus diinvestasi, tapi juga memahami kendaraan yang tepat utuk
mencapai financial freedom tersebut. Lewat acara yang akan diadakan sabtu , 22 Juli 2017 di Ballroom
Hotel Ibis Mangga Dua ini, ketiga coach dengan segudang ilmu dan pengalaman akan memberikan
pemahaman menyeluruh mengenai 3 kendaraan yang dapat digunakan untuk mencapai financial
freedom di usia muda: property, bisnis, dan paper assets.

Anda akan disuguhi oleh segudang ilmu yang membuat anda yakin akan dikejar-kejar oleh uang selepas
pulang dari acara ini. Karena pada dasarnya, dikejar uang bukanlah hal yang mustahil terjadi, jika tahu
caranya.

Jadi, jangan ragu untuk datang di acara ini, hanya dengan berinverstasi Rp 499.00,- anda bisa bergabung
bersama 300 millenial untuk belajar delapan kunci kesuksesan dalam hidup dan berbisnis,
berkesempatan menjalin network dengan calon pengusaha muda sukses, serta belajar segudang trik dan
rahasia untuk meraih sukses di usia muda. Segera hubungi 0878-7776-6100 untuk mendapatkan tempat
di acara spektakuler ini!

You might also like