You are on page 1of 14

LAPORAN PENDAHULUAN PELAKSANAAN

SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Praktek Profesi Keperawatan Komunitas Dan Keluarga

Disusun Oleh:
Novitri Minang Astuti, S.Kep.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA PADANG
TAHUN 2015
LAPORAN PENDAHULUAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA

A. Latar Belakang
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun. Proses menua merupakan
proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai
sejak permulaan kehidupan menjadi tua merupakan prosese alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap
ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis Memasuki usia tua berarti
mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat (Nugroho, 2012).
Penuaan (proses terjadinya tua) adalah proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh
akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit
degenerative. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia (Keliat, 1999). Bertambahnya usia akan diiringi dengan berbagai
penyakit yang menyertai dewasa, salah satunya adalah hipertensi (tekanan darah
tinggi).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian dan
kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena
hipertensi merupakan pembunuh tersembunyi karena disamping karena prevalensinya
yang tinggi dan cenderung meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat
keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian mendadak.
Sehingga kehadiran hipertensi pada kelompok dewasa muda akan sangat membebani
perekonomian keluarga, karena biaya pengobatan yang mahal dan membutuhkan
waktu yang panjang, bahkan seumur hidup (Bahrianwar, 2009).
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan
penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat, mengingat
dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga
membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang menyeluruh dan terpadu.
Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa masyarakat perkotaan lebih
banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain
dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan
resiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga,
merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Hipertensi merupakan penyakit kronis serius yang bisa merusak organ tubuh.
Setiap tahun hipertensi menjadi penyebab 1 dari setiap 7 kematian (7 juta per tahun)
disamping menyebabkan kerusakan jantung, otak dan ginjal. Di negara berkembang
Penyakit yang menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di
Indonesia maupun di beberapa berkembang lainnya ada di dunia. Diperkirakan sekitar
80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari
sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di
tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka pasien hipertensi saat ini dan
pertambahan penduduk saat ini (Zamhir, 2006). Commented [DM1]: Data terbaru adakah? Profil kesehatan
2014?
Berdasarkan riset kesehatan dasar (riskedas) 2007 prevalensi Hipertensi di
Indonesia sangat tinggi, yakni mencapai 31,7 persen dari total jumlah penduduk
dewasa. Prevalensi Hipertensi di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Singapura yang mencapai 27,3 persen, Thailand dengan 22,7 persen dan Malaysia
mencapai 20% persen. Namun demikian, banyak orang yang tidak mengetahui dan
menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi (www.today.co.id/2012).
Dari 33 Propisnsi di indonesia terdapat 8 propinsi yang kasus pasien hipertensi
melebihi rata rata nasional yaitu : Sulawesi Selatan (27%), Sumatera Barat (27%),
Jawa Barat (26%), Jawa Timur (25%), Sumatera Utara 24%, Sumatera Selatan (24%),
Riau (23%), dan Kalimantan timur (22%). sedangkan dalam perbandingan kota di
Indonesia kasus hipertensi cenderung tinggi pada daerah urban seperti : Jabodetabek,
Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar yang mencapai 30 34% (Zamhir, 2006).
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastic (Dede Kusmana, 2006).
Sehubungan dengan permasalahan diatas maka kami Mahasiswa Praktek
Profesi Keperawatan Gerontik STIKes Indonesia tahun 2016 tertarik untuk
mengajarkan senam hipertensi pada lansia di Puskesmas Lubuk Kilangan.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum Commented [DM2]: Gk usah

Setelah dilakukan senam hipertensi 1x40 pada lansia dengan Hipertensi, sehingga
lansia dengan hipertensi dapat memahami tentang senam hipertensi.
2. Tujuan Intruksional Khusus
a. Menjelaskan pengertian penyakit Hipertensi/Darah Tinggi dengan benar.
b. Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
c. Menjelaskan Manfaat senam Hipertensi
d. Mampu redemontrasikan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi
e. Menjelaskan hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Keperawatan Senam Hipertensi
2. Sasaran dan Target : Lansia
3. Metode : Senam
4. Media dan Alat : Peraga Commented [DM3]: Peraga? Apa peraga nya?

5. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Sabtu, 23 Januari 2016
Jam : 08.00 Wib
Tempat : Puskesmas Lubuk Kilangan
6. Setting tempat
: Pembimbing Akademik

: Penyaji/role model

: Fasilitator

: Audien

D. Kegiatan Penyuluhan Commented [DM4]: Bukannya sdh saya jelaskan pada


bimbingan di puskesmas? Lihat punya mili

Kegiatan
No. Penyuluhan Tugas Penyuluh Respon Audien Waktu

1. Pembukaan. a. Menyampaikan salam a. Menjawab salam 5 Menit


b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Menyampaikan tujuan c. Memberi respon
d. Kontrak waktu

2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan pengertian a. Mendengarkan 25 Menit


Hipertensi dengan seksama
b. Menjelaskan pengertian
senam hipertensi
c. Menjelaskan Manfaat
senam hipertensi
d. Mempraktikkan cara
senam hipertensi.
e. Hal hal yang perlu di b. Memberikan
perhatikan Pertanyaan
f. Tanya jawab.

3. Penutup a. mengajukan a. Memberi respon 10 Menit


pertanyaan pada warga
b. memberikan
reinforcemen positif b. Mendengarkan
atas jawaban yang
diberikan
c. Menutup pembelajaran
dengan salam
c. Menjawab salam.

40 Menit
F. Evaluasi Hasil Commented [DM5]: Bikin 3, struktur, proses dan hasil

a. Mampu Menjelaskan pengertian penyakit hipertensi dengan benar.


b. Mampu Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
c. Mampu Menjelaskan Manfaat hipertensi/Darah tinggi
d. Mampu mempraktikkan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi
e.Mampu Menjelaskan hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi

Mengetahui, Padang, Januari 2016


Pembimbing Akademik Mahasiswa

(Ns.Hardani, S.Kep) (Novitri Minang Astuti, S.Kep)


MATERI
PENANGGULANGAN HIPERTENSI DENGAN SENAM HIPERTENSI
PADA LANSIA

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri (nadi) secara terus-menerus lebih dari suatu periode.
Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010).
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau
tekanan darah diastolic 90 mmHg. Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih
dianggap normal adalah 140/90 mmHg, Sedangkan tekanan darah 160/95 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normal tensi dan hipertensi
disebut sebagai borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO tidak
membedakan usia dan jenis kelamin.

B. Pengertian Senam Hipertensi Commented [DM6]: Refrensinya?

Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan senam ,


karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan perubahan yang
menguntungkan dalam tubuh seseorang yang melaksanakannya. Hal ini merupakan
usaha preventif /pencegahan, tujuannya untuk meningkatkan jumlah interaksi oksigen
yang diproses di dalam tubuh dalam waktu tertentu.

C. Manfaat Senam Hipertensi Commented [DM7]: Refrensinya?

Manfaat senam Hipertensi adalah sebagai berikut :


a. Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar lemak
yang berlebihan di tubuh, karena aktifitas gerak untuk menguatkan, membentuk
otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti: Pinggang, Paha, Pinggul, Perut
dan dll.
b. Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya tahan dan
sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya. Bila seseorang
mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat menjadi suatu program penurunan
berat badan.

D. Cara Senam Hipertensi Commented [DM8]: Refrensinya?

Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang sehat. Untuk itu,
perlu Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya harus bertahap dan tidak
boleh memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas ringan dapat dilakukan perlahan
sesuai kemampuan. Menurut Niniek Soetini SSt Ft, Fisioterapis Siloam Hospitals
Surabaya, contoh latihan yang bisa diterapkan setiap hari adalah sebagai berikut:
1. Jalan Ditempat Dan Setelah Itu 10. Tekan Jari-Jari 2x8
Buka Kedua Kaki Selebar 11. Buka Dan Mengepal 2x8
Bahu 12. Menepuk Punggung Tangan 4x8
2. Tepuk Tangan 4x8 13. Menepuk Lengan Dan Bahu 4x8
3. Tepuk Jari 4x8 14. Menepuk Pinggang 2x8
4. Jalin Tangan 4x8 15. Menepuk Paha 4x8
5. Silang Ibu Jari 4x8 16. Menepuk Samping Betis 2x8
6. Adu Sisi Kelingking 2x8 17. Jongkok Berdiri 2x8
7. Adu Sisi Telunjuk 2x8 18. Menepuk Perut 2x8
8. Ketok Pergelangan 2x8 19. Kaki Jinjit 2x8
9. Ketok Nadi 2x8

E. Hal - Hal yang Perlu di Perhatikan Penderita Hipertensi


Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan senam secara rutin
dengan takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat perhatian:
1. Jika Kelebihan Berat Badan.
Seseorang yang mengalami kelebihan bobot badan, kemungkinan mengalami
hipertensi meningkat lebih dari tiga kali lipat. Resiko itu akan terus meningkat
dengan bertambahnya bobot badan. Menurunkan bobot badan merupakan strategi
sangat efektif dalam mengatur pola hidup untuk menormalkan tekanan darah. Bila
kita berhasil menurunkan bobot badan 2,5 5 kg saja, tekanan darah diastolik dapat
diturunkan sebanyak 5 mmHg. Penurunan bobot badan 10 kg dapat melipat duakan
perbaikan ini.
2. Kurangi Asupan Natrium (Sodium). Commented [DM9]: Refrensinya?

Bila seseorang mendapat asupan garam secara berlebihan dalam jangka waktu lama
kemungkinannya mengalami tekanan darah tinggi juga lebih besar. Karena itu,
kurangi asupan garam sampai kurang dari 2.300 mg (satu sendok teh) setiap hari.
Dalam banyak penelitian diketahui, pengurangan konsumsi garam menjadi setengah
sendok teh per hari, dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan
tekanan darah diastolik sekitar 2,5 mmHg. Pengaruh ini kebanyakan terjadi pada
lansia.
3. Usahakan Cukup Asupan Kalium (Potasium).
Kalium banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur mayur. Mineral ini
menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan jumlah natrium yang terbuang
bersama air kencing. Dengan mengkonsumsi buah-buahan sebanyak 3 - 5 kali dalam
sehari, seseorang bisa mencapai asupan potasium yang cukup.
4. Batasi Konsumsi Alkohol.
Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Para peminum
berat mempunyai resiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar ketimbang
mereka yang tidak minum-minuman beralkohol. Jika mereka menghilangkan
kebiasaan tersebut tekanan darahnya akan bisa turun.
MATERI
PENANGGULANGAN HIPERTENSI DENGAN SENAM HIPERTENSI
PADA AGREGAT DEWASA Commented [DM10]: Copas ya?

A. DEFENISI
Banyak orang yang menganggap ringan penyakit hipertensi karena tidak ada
gejalanya dan tidak terlihat dari luar. Padahal sekali seseorang divonis terkena hipertensi
maka selamanya penyakit ini akan terus berada di dalam tubuh kalau seseorang tidak
rajin mengusirnya.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat diartikan dengan dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg (Brunnern &
Suddarth. 2002). WHO dan kesepakatan dunia mengatakan bahwa batas tekanan darah
normal adalah tekanan systole 140 mmHg dan tekanan darah diastole 90 mmHg yang
biasanya dituliskan 140/90 mmHg. Apabila tekanan systole diatas 140 atau tekanan
diastole diatas 90, maka tekanan darah sudah dianggap sebagai tekanan darah tinggi atau
hipertensi. Sebaliknya apabila tekanan systole dibawah 80 mmHg dan tekanan diastole
dibawah 60 mmHg atau bahkan tidak dapat diukur disebut sebagai tekanan darah rendah
atau hipotensi (Sayoga. 2013).

B. KLASIFIKASI
Ridjab.D dan Ridwan.C (2002) mengatakan klasifikasi tekanan darah pada orang
dewasa umur 18 tahun atau lebih sebagai berikut :
Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
mmHg mmHg
Tekanan darah optimal Kurang dari 120 Kurang dari 80
Tekanan darah normal 120-129 Dan 80-84
Tekanan darah normal 130-139 Atau 85-89
kategori tinggi
Hipertensi tingkat 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tingkat 2 160-179 Atau 100-109
Hipertensi tingkat 3 180 ke atas Atau 110 ke atas
Sumber : Denio A. Ridjab dan Carmeolita Ridwan pada Medika NO. 5 Mei 2002
Apabila hipertensi dibiarkan saja maka akan menyebabkan halusinasi atau
pengenyalan buluh-buluh darah di dalam otak. Oleh karena itu hipertensi harus
dikendalikan sedini mungkin. Bergantung dari tingkat hipertensi, pengendalian dapat
dimulai dengan diet rendah garam dengan mengubah pola hidup dan pola makan,
dengan berolah raga sehat dan terat2ur atau dengan obat yang ringan
sifatnya,dikemukakan dalam artikel Tjipto Haryono dalam Medika no.5 mei 2002.
Hipertensi tidak hanya merusak otak saja, hipertensi juga dapat merusak jantung, ginjal,
mata dan pembuluh darah arteri. Apabila terjadi kerusakan pada organ tersebut maka
akan timbul gejala-gejala seperti pembengkakan jantung seperti pembengkakan jantung
disusul dengan gagal jantung (heart failure).

C. Etiologi
Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan kerusakan pada organ
target seperti otak, ginjal, mata, dan jantung. Bila tak teratasi, hipertensi dapat
menimbulkan stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan penyakit jantung koroner (PJK).
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 bagian yaitu: (Mansjoer
Arif, dkk, 2001)
1) Esensial (primer/idiopatik) etiologi tak diketahui, dapat dipercepat atau maligna,
namun banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek dari eksresi
Na, obesitas, merokok dan stress.
2) Sekunder atau hipertensi renal disebabkan oleh proses penyakit dasar. Dapat
diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil, gangguan endokrin dan lain-lain.

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi


terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.
Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yaitu:
a) Genetik
Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
b) Obesitas
Terkait dengan level insulin yang tinggi dapat mengakibatkan tekanan darah
meningkat.
c. Stress Lingkungan
d. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arteri sklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah. Faktor-faktor yang mempertinggi resiko terjadinya hipertensi antara
lain:
(1) Keturunan
(2) Usia
(3) Berat badan
(4) Perokok
(5) Pola makan dan gaya hidup
(6) Aktivitaas olah raga

D. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada hipertensi adalah :
Sakit kepala dan pusing
Nyeri kepala berputar
Rasa berat di tengkuk
Marah/emosi tidak stabil
Mata berkunang kunang
Telinga berdengung
Sukar tidur
Kesemutan
Kesulitan bicara
Rasa mual / muntah
E. KOMPLIKASI
Jadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan darah diastolik sama atau lebih
besar dari 130 mmHg, atau kenaikan tekanan darah yang terjadi secara mendadak, alat-
alat tubuh yang sering terserang hipertensi antara lain:
1) Mata
Berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan.
2) Ginjal
Berupa gagal ginjal
3) Jantung
Berupa payah jantung, jantung koroner.
4) Otak Commented [DM11]: Refrensinya?
DAFTAR ISI

Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to Athletic Performance.
2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company.
Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita Penyakit Jantung.
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
John MF Adam. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Makassar: Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Made Astawan. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan.
www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20&Itemid=3 - 23k -
(online 11 Juni 2007).
http://www.indomedia.com/intisari/1999/september/hipertensi.htm (online 31 Juli 2007)
Niniek Soetini. Meningkatkan Stamina Penderita Hipertensi.

You might also like