Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Nama : Nur Amin
No. Mahasiswa : 11525005
ii
5. Bapak Sabar selaku pembimbing lapangan saat di PT. Sarihusada Generasi
Mahardika
6. Segenap karyawan, teknisi dan kru, petinggi, satpam, dan semua orang
yang ada di PT. Sarihusada Generasi Mahardika yang telah memberi
keleluasaan penyusun dalam melaksanakan kerja praktek.
7. Ibuku dan Bapakku, yang selalu memotivasi dan mendoakan ku agar
selalu sukses menjalankan tugas. Kasih sayangmu tak pernah habis.
8. Semua dosen dan karyawan FTI UII yang selalu membuat suasana
menjadi nyaman.
9. Kawan kawan Teknik Mesin UII 2011 dan HMTM UII
10. Dan semua pihak yang telah mendukung penyusun yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari apa yang
diharapkan, sehingga kritik dan saran akan sangat penyusun apresiasi, agar
berguna untuk perbaikan di masa depan. Semoga laporan kerja praktek ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Wabillahitaufiq walhidayah,
penyusun,
NUR AMIN
NIM. 11525005
iii
ABSTRAK
Ini adalah penelitian mengenai debit air dalam pipa water make-up pada
instalasi chillerdi PT. Sarihusada Generasi Mahardika (SGM) Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan perhitungan awal pada instalasi tersebut. Penelitian ini
dilakukan karena pipa water make-up akan selalu terisi oleh air dengan intensitas
hampir setiap hari, tetapi tidak ada flowmeter pada pipa. Sehingga pihak
operator tidak mampu memantau jumlah air yang masuk. Pipa water make-up
merupakan pipa yang memasok air dari luar untuk menstabilkan jumlah air di
dalam instalasi chiller. Instalasi chiller sebenarnya tidak membutuhkan air lagi
dari luar, karena menganut sistem tertutup. Perhitungan ini dilakukan agar
operator mampu memantau jumlah air yang mengalir setiap pengisian dan
mengendalikan jumlah pasokan air. Sehingga kerugian perusahaan, dalam hal ini
air dapat ditekan seminimal mungkin.
iv
DAFTAR ISI
v
4.4.2 Prinsip Kerja Chiller .............................................................. 24
4.4.3 Bagian-bagian Instalasi Chiller .............................................. 24
4.5 Analisis Masalah .............................................................................. 29
4.5.1 Prinsip Kerja dan Analisis Permasalahan di Sistem 29
Penambahan Air (water make-up) Pada Instalasi Chiller
4.5.2 Analisa Perhitungan Debit Air pada Pipa Water Make-Up .... 31
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Sarihusada Generasi Mahardika 7
Gambar 2.2 Contoh Produk PT. Sarihusada Generasi Mahardika 9
Gambar 3.1 Balance Tank 10
Gambar 3.2 Silo I 11
Gambar 3.3 Pasteurizer 11
Gambar 3.4 Boiler 14
Gambar 4.1 Skema Chiller 21
Gambar 4.2 Penampang Heat Exchanger pada Chiller 21
Gambar 4.3 Skema Cooling Water dengan Cooling Tower 22
Gambar 4.4 Skema Chiller, Chilled Water dan Cooling Water 23
Gambar 4.5 Diagram Proses Pendinginan Air oleh Refrigerant di dalam 24
Instalasi Chiller
Gambar 4.6 Layout instalasi chiller di PT. SGM 25
Gambar 4.7 Bagian-bagian Mesin EVAP. Condenser 26`
Gambar 4.8 EVAP. Condenser tampak samping dan tampak atas 27
Gambar 4.9 Plan View EVAP. Condenser 27
Gambar 4.10 Sabroe Screw Compressor 1 dan 2 28
Gambar 4.11 Konfigurasi pemipaan air dingin pada chiller 29
Gambar 4.12 Konfigurasi pemipaan air dingin dan water make-up pada 30
chiller
Gambar 4.12 Katup elektronis pada pipa water make-up 31
Gambar 4.13 Skema Aliran dalam Pipa 32
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Kerja Praktek
Lampiran 2. Agenda Kegiatan Kerja Praktek
Lampiran 3. Chiller Equipment Layout
Lampiran 4. Chiller Piping Layout
Lampiran 5. Amonia Flow Sheet
Lampiran 6. Gambar 2 Dimensi EVAP. Condenser
Lampiran 7. Scan Equipment Detail dari Buku Paduan Chiller
Lampiran 8. Gambar gambar Bagian Instalasi Chiller
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kompressor dan evaporator. Tugas utama dari mesin ini adalah untuk
mendinginkan air yang nantinya akan dikirim untuk proses produksi dan
menjadikan sistem mesin chiller ini menjadikan komponen utama dari produksi
PT. Sarihusada Generasi Mahardika.
1.2 Pelaksanaan
Kerja praktek dilaksanakan dalam waktu 1 bulan, dimulai dari tanggal 21
Oktober 2013 sampai dengan 20 November 2013 di PT. Sarihusada Generasi
Mahardika unit I yang berlokasi di Jl. Kusumanegara No.173, Desa Muja muju,
Kecamatan Umbulharjo, Kotamadya Yogyakarta. Metode pengambilan data pada
saat kerja praktek:
a. Metode pengamatan secara langsung.
b. Metode bimbingan.
c. Metode wawancara.
d. Studi pustaka.
1.3 Tujuan
Tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui beberapa hal yang harus dilakukan dalam maintenance suatu
mesin di industri.
b. Mengetahui penerapan teori dan praktik yang dipelajari di bangku
perkuliahan pada industri
c. Mengetahui jumlah dan perhitungan water inlet pada sistem chiller untuk
menghindari terbuangnya air.
d. Mengetahui peranan bidang studi teknik mesin di industry terutama industri
susu.
1.4 Manfaat
Pelaksanaan dan penulisan laporan kerja praktek ini diharapkan dapat
memberikan manfaat, diantaranya:
a. Untuk perusahaan, yakni:
2
1. Peningkatan wawasan pekerja/karyawan mengenai hal yang berkaitan
dengan produksi perusahaan.
2. Membuka akses pencarian tenaga kerja bagi perusahaan.
3. Membangun hubungan baik antara mahasiswa dengan perusahaan.
b. Untuk universitas, yakni:
1. Menjalin kerjasama yang baik antara perusahaan dengan universitas.
2. Menambah akses informasi ketenagakerjaan bagi perusahaan dan
universitas.
c. Untuk mahasiswa, yakni:
1. Mengetahui dan memahami kondisi di dunia kerja yang sesungguhnya.
2. Mengetahui dan memahami mengenai penerapan bidang studi teknik
mesin di dunia kerja.
3. Menambah pengalaman kerja.
3
BAB II
Pada tahun 1962 hubungan Indonesia dengan UNICEF dan FAO terputus,
sehingga pengelolaan NV Saridele diserahkan kepada Badan Pimpinan Umum
(BPU) Farmasi Negara dan berubah menjadi Perusahaan Negara (PN Saridele).
Pada tahun 1968, perusahaan ini diakuisisi PT. Kimia Farma, sebuah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada tahun 1972, seiring dengan dibelinya
sebagian sahamnya oleh PT Tiga Raksa, nama NV Saridele diubah menjadi PT
Sari Husada.
Pada Tahun 1983, perusahaan ini pun masuk bursa dan saham-sahamnya
diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1992, sebagian besar saham
Sari Husada dimiliki PT Tiga Raksa. Pada tahun 1996 PT Sari Husada Tbk telah
mempersiapkan diri dalam menghadapi Era Globalisasi dengan mengadakan
restrukturisasi pada semua bidang meliputi:
4
Untuk memperkuat kedudukannya dalam peta persaingan global, pada
tahun 1998 Sari Husada beraliansi dengan Nutricia International, BV (Royal
Numico), yang memiliki kelebihan pada aspek Internasional yaitu: research and
development, teknologi, International marketing, pengalaman, dan modal yang
besar.
Ada empat nilai inti yang terwujud dalam dasar tingkah laku yang memungkinkan
kami mewujudkannya dalam pekerjaan kami, yang dikenal dengan 'HOPE' atau:
5
PROXIMITY (Kedekatan): "Menjadi lebih dekat berarti adanya pengertian yang
lebih besar. Dan pengertian itu sendiri adalah suatu bentuk penyesuaian." Yang
berarti: Aksesibilitas, Kredibilitas, Empati.
Turut serta meningkatkan status gizi ibu dan anak melalui komitmen Nutrisi untuk
Bangsa yaitu :
6
2.3. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
PRESIDENT
DIRECTOR
INTERNAL
FINANCE SALES QA-R & D MARKETING HRD OPERATION CORPORATE
CONTROL
DIRECTOR DIRECTOR DIRECTOR DIRECTOR DIRECTOR DIRECTOR SECRETARY
MANAGER
PRL
MKT SUPORT
MANAGER
MANAGER
MKT & JO
EMPLOYEESE
V & POLY SPT
7
2. Pabrik Unit I (Plant Sari Husada I)
Plant ini merupakan pusat pabrik untuk pengolahan dan administrasi.
Lokasi Plant Sari Husada I terletak di timur kota Yogyakarta tepatnya di Jalan
Kusumanegara No. 173, Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta, DI Yogyakarta,
Indonesia.
Untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, PT SGM membangun
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebagai sarana pembuangan air sisa
pencucian alat-alat produksi dan merupakan pencontohan IPAL di DIY dan
Jateng. Ini terletak di bantaran sungai Gajah Wong yang jaraknya sekitar 300
meter sebelah timur Plant Sari Husada I.
3. Pabrik Unit II (Plant Sari Husada II)
Plant Sari Husada II terletak di desa Kemudo, Prambanan, lebih tepatnya
di Jalan Raya Yogya-Solo KM 19 Desa Kemudo, Prambanan, Klaten, Jawa
Tengah. Di lokasi ini dilakukan kegiatan produksi secara lengkap dari proses
produksi, finishing, packaging, IPAL, sarana bahan baku serta gudang barang atau
produk jadi. Luas Plant Sari Husada II sekitar 20 Hektar.
2.5 PRODUK
PT. SGM memproduksi susu yang berkualitas tinggi untuk ibu dan anak. Menurut
PT. SGM kesehatan ibu juga bagian penting dari kesehatan anak. Berikut adalah
produk-produk yang diproduksi di PT. SGM dan dibagi menurut peruntukannya.
8
- SGM Bunda Presinutri (menyusui)
9
BAB III
Alat dan mesin yang digunakan mengolah susu menjadi Cream Milk powder
dapat diklasifikasikan sbb :
10
Kapasitas : 1000 L/jam
Jumlah : 1 Buah
Bahan : Stainless Steel
4. Silo I
Fungsi : Menampung susu segar yang telah didinginkan
Kapasitas : 50.000 L/ jam
Jumlah : 1 Buah
Pelengkap : isolasi glass woll, tebal 8 cm
11
6. Silo II
Fungsi : menampung susu hasil pasteurisasi
Jumlah : 1 Buah
7. Evaporator
Fungsi : memekatkan susu dengan cara menguapkan ait yang terkandung
didalam susu sehingga mengubah total solid susu 10-40%
kapasitas : 6000L/jam
jumlah : 1 Buah
8. Tangki Susu Kental
Fungsi : menampung susu kental dari hasil evaporasi
Kapasitas : 500 L
Jumlah : 1 Buah
Pelengkap : Pengaduk untuk mencegah pemisahan bagian susu dan untuk
menyeragamkan komposisi susu
9. Plate Heat Exchanger
Fungsi : mendinginkan dan memanaskan susu kental
Kapasitas : 5000 L
Jumlah : 1 Buah
3.1.2 Rangkaian Alat Pembuat Susu Bubuk
1. Compounding Tank
Fungsi : mencampur susu kental dalam rework sehingga terbentuk
adonan
Kapasitas : 5000 L
Jumlah : 2 Buah
2. Homogenizer
Fungsi : Mengubah globula lemak hingga berukuran 2
Kapasitas : 5000 L/jam
Jumlah : 1 Buah
3. Mix Stronge Tank
Fungsi : Menampung susu kental sebelum masuk pengering
Kapasitas : 6000 L/jam
Jumlah : 2 Buah
12
4. Pre Hearer
Fungsi : memanaskan susu kental sebelum masuk ke pengering dengan
suhu 8C
Kapasitas : 5000 L
Jumlah : 1 Buah
5. Dumplex Filter
Fungsi : Menyaring susu kental
Jumlah : 1 Buah
6. High Pressure Pump
Fungsi : Memberi tekanan sampai dengan 1000-2000 Psi
Kapasitas : 4000 L/jam
Jumlah : 1 Buah
7. Total From Drayer (TFD) 315
Fungsi : Berfungsi mengeringkan susu kental yang telah dikabutkan
Kapasitas : 1200 kg / jam
Pelengkap :
Nozzel, melewatkan susu cair yang akan dikeringkan menjadi butiran
halus
Pengeruk, untuk menfumpulkan bubuk susu yang berada di lantai
Filter, untuk menyaring bubuk susu yang berada di lantai
Filter, untuk menyaring bubuk susu yang terbawa udara
Konveyor, untuk membawa susu bubuk keluar dari pengering ke tempat
penampungan
Bkower, untuk menghembuskan udara segar ke air heater (pemanas
udara)
Radiator, untuk memanaskan udara pengering hingga antara 149-177C
Penyaring udara, untuk udara sefar dalam proses penyaringan
8. Shifter
Fungsi : Memisahkan susu kasar dari susu bubuk dengan saringan
Kapasitas : 300 kg susu bubuk / jam
Jumlah : 1 Buah
13
9. Silo Powder
Fungsi : Menyimpan sementara susu bubuk hasil saringan
Kapasitas : 20.000 kg
Jumlah : 3 Buah
10. Filling hopper
Fungsi : Mengisi bubuk susu dari silo kedalam kemasan
Pelengkap : saringan 18-20 Mesh
14
3.2 PROSES PRODUKSI
Susu segar didatangkan ke pabrik dari koperasi unit desa (KUD) yang
merupakan anggota dari Gabungan Koperasi Susu Desa (GKSI). Susu segar
tersebut langsung diuji kualitasnya oleh bagian Quality Assurance (QA) agar
terhindar dari bahay pemalsuan susu, bahan kontaminan baik itu racun ataupun
dari mikroorganisme pathogen yang dapat menurunkan kualitas dari susu yang
tidak memenuhi syarat akan dikembalikan ke KUD pengirim susu tersebut,
sedangkan jika memenuhi syarat dan lulus uji maka susu tersebut dapat diterima
sebagai bahan baku.
Susu segar sudah dapat status released dari QA kemudian segera dipompa
untuk bisa dialirkan ke tangki penampungan sementara (balance tank) dilengkapi
dengan penyatingan dan kutup yang berfungsi untuk mengatur kontinuitas aliran
susu yang akan masuk ke proses pendinginan.
15
berasal dari chilled water plant (unit penghasil air dingin) dengan sistem
refrigerasi menggunakan amoniak dan gas Freon.
Pendingin susu segar dilakukan dari suhu 7-12C hingga mencapai 2-4C
dengan kecepatan aliran 1000 liter / jam. Proses pendinginan dilakukan bertujuan
agar dapat menghambat mikroba dari susu segar, mencegah auto oksidasi serta
meningkatkan efisiensi pasteurisasi sehingga aman untuk disimpan dalam tangki
susu segar (TSS).
D. Pateurisasi
Pasteurisasi adalah proses pemanasan setiap partikel dalam susu pada suhu
620C selama 20 detik dan pemanasan susu pada suhu 720C selama 15 detik.
Proses ini dilakukan dengan regenerated spiroterm, yaiut suatu unit yang terdiri
dari 3 baian yaitu regerasi, pasteurisasi dan bagian pendingin. Alat ini dapat
menghasilkan suhu pasteurisasi 1210C selama 4 detik.
E. Evaporasi
F. Pendinginan (Colller)
Pada jalur Anhydro Spray Dryer, susu kental akan dipompa ke plate cooler
untuk dapat didinginkan hingga mencapai 5 - 100C. Setelah itu susu disimpan.
16
3.2.2 Proses Pembuatan Susu Bubuk
A. Pemanasan
B. Pencampuran
Dalam tangki ini susu kental dicampur dengan bahan bahan tambahan
sekitar 15 menit hingga menghasilkan spesifikasi tertentu sesuai dengan yang
dikehendaki pabrik. Apabila susu telah tercampur dengan baik, maka proses
selanjutnya ada ah homogenisasion.
C. Homogenisasi
D. Pemanasan
E. Penyaringan
17
F. Pengeringan
Setelah dari ruang Spray DryerI, susu disaring dalam filter dilengkapi
dengan screen yang digerakkan dengan bantuan vibrator, sehingga susu yang
didinginkan dilewatkan pada Rotary Valve dengan sistem pneumatik melalui silo
dan bubuk yang tidak disaring akan dibuang. Dari silo kemudian akan diangkut ke
Filling hopper dan dimasukkan ke dalam kertas atau sak lalu dikemas.
18
BAB IV
Dalam pembuatan susu terdapat alat alat yang sangat berkaitan langsung
dan alat pendukung. Alat utama adalah alat alat yang digunakan untuk membuat
susu cari menjadi susu bubuk sebagai produk akhirnya. Alat pendukung adalah
alat yang membatu alat atau mesin mesin utama agar bekerja sesuai dengan
kebutuhan dan kemauan dari target PT. SGM. Mesin pendukung seperti Boiler
dan Chiller.
Permasalahan akan timbul saat volume air yang masuk lebih sedikit
daripada volume air yang keluar dari instalasi chiller. Chiller akan membutuhkan
pasokan air tambahan karena mesin produksi utama membutuhkan volume air
yang tetap. Kerugian akan timbul jika selalu ada tambahan air atau water makeup.
19
Generasi Mahardika plan SH 1 dengan harapan memberikan kejelasan angka
volume water makeup dikarenakan tidak adanya flow meter pada sistem pemipaan
water makeup.
20
Gambar 4.1 Skema Chiller
Chiller dapat dibuat dengan prinsip siklus refrigerasi kompresi uap atau
sistem absorbsi. Dalam tulisan ini yang dibahas adalah chiller yang menggunakan
sistem refrigerasi kompresi uap. Sistem refrigerasi yang digunakan dalam chiller
tidak jauh berbeda dengan AC biasa, namun perbedaannya adalah pertukaran
kalor pada sistem chiller tidak langsung mendinginkan udara.
21
Di Heat Exchanger tersebut terjadi pertukaran kalor antara refrigeran yang
dengan air. Kalor dari air ditarik ke refrigeran sehingga setelah melewati Heat
exchanger air menjadi lebih dingin. Air dingin ini kemudian dialirkan ke AHU
(Air Handling Unit) untuk mendinginkan udara. AHU terdiri dari Heat exchanger
yang berupa pipa dengan kisi-kisi di mana terjadi pertukaran kalor antara air
dingin dengan udara.
Air dingin yang telah melewati AHU suhunya menjadi naik karena
mendapatkan kalor dari udara. Setelah melewati AHU air akan mengalir kembali
ke Chiller (Bagian Evaporator) untuk didinginkan kembali.
Cooling Water
22
Kondenser ini juga merupakan Heat exchanger berupa pipa yang didalamnya
terdapat pipa. Pipa yang lebih besar untuk aliran air dan pipa yang lebih kecil
untuk aliran refrigeran. Di Heat exchanger ini terjadi pertukaran kalor dimana
kalor yang dibuang kondenser diambil oleh air. Akibatnya air yang telah melewati
kondenser akan menjadi lebih hangat. Kemudian air ini dialirkan ke cooling tower
untuk didinginkan dengan udara luar. Setelah air ini menjadi lebih dingin,
kemudian alirkan kembali ke kondenser untuk mengambil kalor yang dibuang
kondenser.
Jadi di dalam sistem Chiller yang dijelaskan diatas dapat dijadikan satu
kesatuan sistem yang terdiri dari tiga buah siklus, yaitu: siklus refrigerasi
(Chiller), Siklus Chilled Water, dan siklus Cooling Water.
23
4.4.2 Prinsip Kerja Chiller
Prinsip kerja dari mesin Water Chiller ini adalah mendinginkan suatu
media yang menghasilkan panas dengan cara di aliri air yang dingin, sehingga
melalui air ini panas bisa di redam sesuaidengan kemampuan mesin &
temperature yang diharapkan.Air dingin dari mesin Water Chiller ini di pompa
menuju media yang di dinginkan, seperti Matras Mesin moulding, Transformator,
SCR Tig Welding Dll. setelah melewati Media yang dikehendaki, air kembali
menuju ke bak pendinginan untuk di dinginkan oleh evaporator. setelah di
dinginkan dalam bak oleh evaporator, air kembali di pompa menuju media yang
dikehendaki. begitulah singkat proses dari kerja water Chiller ini.
Chiller adalah suatu instalasi yang memuat banyak mesin. Mesin mesin
tersebut saling berkesinambungan untuk melakukan proses yang hasil akhirnya
adalah air dingin dengan suhu 5oC. Chiller digunakan untuk mendinginkan air,
24
maka sebagian besar instalasi berisi tabung dan pipa. Berikut adalah layout dan 2
mesin utama yang membentuk instalasi chiller.
Instalasi chiller di PT. SGM seluas 372.100.000 mm2 atau seluas 372,1
m2. Hal ini dibuktikan dengan salinan layout asli yang penulis dapatkan di
dokumen bagian maintenance. Instalasi ini memiliki mesin mesin yang
berukuran tidak kecil dan harus memenuhi standar dari keamanan mesin dan
noise. Berikut adalah bagian dari layout instalasi chiller.
B. EVAP. Condenser
25
Kondensor di PT. Sarihusada Generasi Mahardika berjumlah 2 buah yang
masing- masing berada dalam instalasi sama dan hidup bergantian sesuai
kebutuhan. Tujuan dari penghidupan yang bergantian adalah untuk menjaga umur
dan durability dari kondensor dan meminimalisir perawatan atau maintenance
yang terlalu sering. Faktor kebutuhan jumlah pasokan air dingin ke lini produksi
juga sangat berpengaruh terhadap jumlah jam atau waktu kinerja kondenser dan
instalasi chiller itu sendiri.
26
Gambar 4.8 EVAP. Condenser tampak samping (kiri) dan tampak atas (kanan)
27
proses yang lebih besar. Secara umum kompresor dibagi menjadi dua jenis yaitu
kompresor dinamik dan kompresor perpindahan positif (possitive displacement).
28
4.5 Analisis Masalah
A. Prinsip Kerja
29
tetap agar dapat tetap bekerja sesuai dengan kapasitas yang sejak awal telah
ditentukan. Water make-up sumbernya adalah penampung air pada pabrik atau
mengambil air baru dengan jumlah tertentu yang berasal dari luar sistem. Berikut
adalah skema pada saat pipa water make-up di sertakan.
Gambar 4.12 Konfigurasi pemipaan air dingin dan water make-up pada chiller
B. Analisis Permasalahan
Pipa water make-up dikendalikan dengan katup elektronis yang bisa diatur
dengan mode otomatis atau manual oleh operator. Indikator katup elektronis
adalah saat pressure atau tekanan dari instalasi chiller (TFD 500) kurang dari 3
bar dengan tekanan standar 3,7 bar. Katup terbuka selama 1 3 detik (sesuai
keterangan operator) sampai tekanan standar terpenuhi. Ukuran pipa 3/4 inch
dengan panjang keseluruhan 10,1 meter.
30
sekali. Oleh karena itu penulis ingin menghitung debit air dan lalu menghitung
volume air jika katup terbuka selama 3 detik. Berikut adalah gambar penampakan
pipa water make-up.
L1 (panjang 1) : 2.8 m
L2 (panjang 2) : 7.3 m
Ltot (panjang total) : 7.3 m + 2.8 m
: 10.1 m
R (jari-jari pipa) : inch
: 0.75 x 2.54 cm
: 0.01905 m
Tekanan air yang mengalir antara outlet pada valve sangat berbeda dari tekanan
awal pada inlet valve elektronis.
31
Maka setelah diketahui data dari lapangan diatas, penulis bertujuan untuk
menghitung debit air pada water make-up yaitu menggunakan rumus pada Hukum
Poiseuille. Sebelum masuk pada rumus hukum poiseuille maka sebelumnya
dihitung P dengan satuan bar menjadi 2
1 bar : 1.01971621 2
: 0.7 bar
P : 0.7 bar x 1.01971621 2
: 0.7138 2
: 7138 2
7138 2
=
0.102
= 69980.52
Aliran dalam pipa dengan Hukum Poiseuille dapat digambarkan sebagai berikut:
32
Makin ke tengah kecepatan mengalir semakin besar, dengan adanya gaya
(F) yang bekerja pada penampang (A) maka kecepatan aliran berbentuk parabola.
Apabila volume zat cair yang mengalir melalui penampang tiap detiknya disebut
debit (Q) maka menurut Poiseuille
4 ()
=
8
: 3.14
r : jari-jari pipa
P : selisih tekanan inlet dan outlet
: konstanta vikositas
Ltot : Panjang total pipa
Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui suatu pipa
akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan pangkat
empat jari-jari pipa. Maka perhitungan debit air di isntalasi chiller pada pipa
water make-up adalah sebagai berikut:
0.01905 4 (69980.52)
=
8 0.001 10.1
Q = 0.358
3
= 0.358 3
Volume = 1.074 m3
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari serangkaian kerja praktek yang dilakukan di PT. Sarihusada Generasi
Mahardika Yogyakarta, didapat kesimpulan :
1. Chiller memiliki beberapa mesin utama seperti compressor dan evaporator
dan menggunakan bahan kimia amoniak sebagai pendingin air.
2. Debit air pada pipa water make-up adalah 0.358
3. Volume air yang mengalir pada pipa selama 3 detik berjumlah 1.704 m3
5.2 Saran
1. Bagi PT. Sarihusada Generasi Mahardika Yogyakarta
a. Setiap sistem pipa yang krusial diharapkan dilengkapi flow meter agar lebih
mudah diawasi dan di kendalikan.
b. Pembimbingan terhadap mahasiswa yang melakukan kerja praktek industri
agar lebih ditingkatkan, untuk meningkatkan kemampuan kerja dari
mahasiswa yang melakukan kerja praktek di industri.
2. Bagi Universitas Islam Indonesia
a. Agar selalu memantau dan melakukan kontroling kepada mahasiswa yang
sedang melakukan kerja praktek di industri, agar tidak terjadi kebingungan
ketika menghadapi persoalan persoalan dalam lingkungan kerja.
b. Selalu memberikan semangat dan motivasi, agar mahasiswa dalam
melakukan kerja praktek meningkat kemauan serta semangatnya dalam
menjalankan kerja praktek industri.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAMPIRAN
36
37
38
39
40
41
42
43
44