You are on page 1of 14

Anatomi dan Fisiologi

Sistem Hematologi

Disusun Oleh :

AGSTRI DWI MARSELA (G2A016088)

PROGRAM STUDI SI- ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2017/2018
ANATOMI dan FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI

1) Pengertian Sistem Hematologi (Handayani & Hariwibowo, 2008)


Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah,
organ pembentuk darah dan jaringan limforetikuler serta kelainan-kelainan
yang timbul darinya. Hematologi mempelajari baik keadaan fisiologis maupun
patologis organ-organ. Sistem Hematologi tersusun atas darah dan tempat
darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limfa. Sedangkan darah
sering disebut cairan kehidupan berguna untuk membawa oksigen dan zat
makanan esensi ke seluruh sel-sel jaringan tubuh dan organ-organ
penting.Darah adalah medium transport tubuh, volume darah manusia sekitar
7%-10% berat badan dan berjumlah sekitar 5 liter. Darah merupakan
penompang utama keberlansungan proses kehidupan manusia. Darah juga
menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yg bertujuan
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari
sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Pembentukan darah pada janin
terjadi di hati dan limfa sedangkan pada orang dewasa tejadi di tulang pipih
dan tulng panjang. Darah terdiri dari dua komponen utama yaitu plasma darah
dan sel darah (leukosit,trombosit,eritrosit).
1. Plasma Darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas,
elektrolit dan protein darah
2. Butir-butir darah, yang terdiri atas komponen-komponen berikut:
a. Eritrosit : sel darah merah
b. Leukosit : sel darah putih
c. Trombosit : keping darah
Hematopoisis adalah proses pembentukan darah dan system imun, menghasilkan
semua sel darah tubuh, termasuk sel darah untuk pertahanan imunologis. Terjadi
disumsum tulang, dimana sel batang multipotensial memunculkan 5 jenis sel
yang berbeda yang dikenal sebagai sel batang unipotensial.
2) Fungsi Darah (Wijaya & Putri, 2013)
A) Sebagai alat pengangkut, yaitu:
1. Mengambil oksigen atau zat pembakaran dari paru-paru untuk
diedarkan keseluruh jaringan tubuh
2. Mengankut karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui
paru-paru
3. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan keseluruh jaringan atau alat tubuh.
4. Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
B) Sebagai Pertahanan Tubuh
Sebagai Pertahanan Tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam
tubuh dengan perantaran leukosit dan antibody untuk mempertahankan
tubuh terhadap invansi mikroorganisme dan benda asing (leukosit) dan
proses homeostatis (trombosit)
C) Sebagai Pengatur Regulasi :
1. Mempertahankan pH dan konsentrasi elektrolit pada cairan interstitial
melalui pertukaran ion-ion dan molekul pada cairan interstitial.
2. Darah mengatur suhu tubuh melalui transport panas menuju kulit dan
paru-paru.
3) Komponen dalam Darah
1. Plasma Darah (Handayani & Hariwibowo, 2008)
Plasma adalah bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya
bening kekuning-kuningan. Hampir 90% plasma darah terdiri dari air.
Apabila elemen seluler diambil darah, bagian cairan yang tersisa
dinamakan plasma darah. Plasma darah mengandung ion, protein dan
zat lain. Apabila plasma dibiarkan membeku , sisa cairan yang
tertinggal dinamakan serum. Serum mempunyai kandungan yang
sama dengan plasma, kecuali kandungan fibrinogen dan beberapa
faktor pembekuan.
Zat-zat yang terdapat dalam plasma peristiwa pembekuan darah.
1. Fibrinogen yang berguna dalam pembekuan darah
2. Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium dan lain-
lain) yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan
osmotik.
3. Protein darah (albumin, globulin) meningkatkan viskositas darah
juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara
keseimbangan cairan dalam tubuh
4. Zat makanan (asam amino, glukosa, lemak,mineral, dan vitamin)
5. Hormon, yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh
6. Antibobi
Fungsi Plasma Darah :
a. Mengangkut air dan sekaligus menyerbakan kedalam tubuh.
b. Mengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi.
c. Mengangkut Oksigen dan disebarkan keseluruh tubuh.
d. Menjaga temperatur suhu tubuh.
e. Mengangkut getah hormon dari kelenjar buntu.
f. Mengatur dan menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
g. Mengangkut sari makanan
h. Mencegah infeksi terhadap sel darah putih.

Protein pada Plasma (Panil, 2008)

Kadar Protein Plasma total pada orang dewasa normal berkisar 7-7,5
g/100ml. 3 golongan besar protein plasma yaitu: Fibrinogen,albumin, dan
globulin. Sedangkan protein serum ada 2 yaitu : albuin dan globulin.
Yang termasuk globulin dan glikoprotein diantaranya :
a. Mukoprotein dan glikoprotein
b. Lipoprotein
c. Metal biding protein
d. Gamma Globulin atau immunoglobulin (Ig) yang dibagi: IgA, IgG,
IgM,IgD, dan IgE

Protein plasma terususun terutama oleh albumin dan globulin (Panil, 2008)
A. Globulin adalah salah satudari tiga jenis protein serum, yang lainnya
adalah albumin dan fibrinogen.Beberapa globulin diproduksi di
hati,sementara yang lain dibuat oleh sistem kekebalan tubuh. Globulin
Istilah meliputi kelompok heterogen yang tinggi khas, dan kedua kelarutan
dan tingkat migrasi darah adalah 2,2-3,9 g/dL.Globulin tersusun atas fraksi
alfa, beta dan gama yang dapat dilihat dengan ujilaboratorium yang
dinamakan elektroforesis protein. Masing-masingkelompok disusun oleh
protein tertentu.
B. Gama globin yang tersusun terutama oleh natibodi. Protein ini dihasilkan
oleh limfosit dan sel plasma. Protein plasma penting dalam fraksi alfa
dan beta adalah globulin traspor dan faktor pembekuan yang dibentuk
dihati. Globulin tranport membawa berbagai zat dalam bentuk terikat
sepanjang sirkulasi. Misalnya tiroid terikat globulin transport membawa
tiroksin dan transferin membawa besi. Faktor pembekuan, termasuk
fibrinogen, tatap dalam keadaan tidak aktif dalam plasma darah sampai
diaktifasi pada reaksi tahap-tahap pembekuan
C. Albumin adalah protein yang ada adalah darah yang diperlukan oleh tubuh
untuk memelihara dan memperbaiki jaringan. Selama proses dyalisis,
albumin dalam darah membantu pembuangan cairan dengan cara menarik
cairan yang berlebih dalam jaringan kembali ke dalam darah yang
kemudian akan disaring oleh ginjal. Albumin terutama penting
pemeliharaan volume cairan dalam sistemvaskuler. Dinding kapiler tidak
permeabel terhadap albumin, sehingga keberadaanya dalam plasma
menciptakan gaya onkotik yang menjaga cairan dalam rongga vaskuler.
Albumin, yang dihasilkan oleh hati, memiliki kapasitas mengikat berbagai
zat yang ada dalam plasma. Dalam hal ini,albumin berfungsi sebagai
protein trasnport untuk logam, asam lemak, bilirubin, dan obat-obatan
diantara zat lainya.

D. Fibrinogen
Fibrinogen adalah salah satu protein yang disintesis oleh hati yang
merupakan reaktan fase akut berbentuk globulin beta. Protein ini berguna
untuk membantu proses homestatis dengan menstimulasi pembentukan
trombus. Rasio plasma normal dari fibrinogen berkisar anatara 200-400
mg/dL.
Fungsi Protein Plasma
Berperan dalam pertukaran cairan, sebagai buffer darah, sebagai cadangan
protein badan, sedangkan peranan yang lain adalah pengangkut bahan
yang larut dalam lemak, misalnya hormon,obat-oabatan, lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak,antibody dan lain-lain.
2. Butir-Butir Darah
A. Sel Darah Merah

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel Darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf dengan


diameter sekitar 7 mikron. Bikonkavsitas memungkinkan gerakan
oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang
pendek anata membrane dan inti sel. Warnanya kuning kemerah-
merahan karena didalamnya mengandung zat Hemoglobin. Sel
darah merah tidak memiliki inti, mitokondria, ribosom, serta tidak
dapat bergerak. Sel ini juga tidak dapat melakukan mitosis,
fosfolirasi, oksidatif sel atau pembentukan protein.
Komponen eritrosit :
a. Membran eritrosit dan sistem enzim G6PD.
b. Hemoglobin yang memiliki komponen, heme (gabungan
portofofirin dengan besi) dan globin (protein).
Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel darah
merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen, setelah berikatan
disebut oksihemoglobin. Tugas akhir hemoglobin adalah
menyerap karbondioksida dan ion hydrogen serta membawanya
ke paru tempat zat tersebut dilepaskan dari hemoglobin.

Dalam keadaan normal eritropoesis pada orang dewasa terutama


terjadi di sumsum tulang belakang. Eritrosit hidup sekitar
120hari. Pada usia ini sistem enzim mereka gagal, membrane sel
berhenti berfungsi dengan adekuat, dan sel ini dihancurkan oleh
sistem retikulo endotenial.

Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa sekitar 11,5-15 gram


dalam 100 cc darah. Normal hemoglobin (Hb) pada laki-laiki
13%mg dan perempuan 11,5%mg.

Sifat sel darah merah :

a. Normositik : ukuran normal.


b. Normokromik : jumlah hemoglobin normal.
c. Mikrositik : ukuran terlalu kecil.
d. Makrositik : ukuran terlalu besar.
e. Hipokormik : jumlah hemoglobin teralalu sedikit.
f. Hiperkromik : jumlah hemoglobin terlalu banyak.

Besi yang akan di kembalikan ke pool besi dan di gunakan ulan dan
bilirubin Sel darah merah memiliki beberapa antigen spesifik yang
terdapat pada membrane selnya dan tidak ditemukan pada sel lain yaitu
antigen A,B,O dan Rh.

Proses patologis (hemolisis). Hemolisis yang terjadi akan mengakibatkan


terurainya komponen-komponen hemoglobin menjadi dua :

a. Komponen protein, yaitu globin yang akan dikembalikan ke pool


proyein dan dapat digunakan kembali.
b. Komponen heme akan dipecah menjadi yang akan diekskresikan
melalui hati dan empedu.

B. SEL DARAH PUTIH


Sel Darah Putih (Leukosit)
Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak melalui
perantara kaki palsu (pseudopobia). Memiliki inti sel sehingga
dapat bertahan hidup berbulan-bulan, tidak mengandung
hemoglobin sehingga tidak berwarna merah dan ukurannya
lebih besar dari eritrosit. Sel darah putih dibentuk di sum-sum
tulang dari sel-sel bakal.

Menurut Anas Tamsuri (2008:48) fungsi sel darah putih (Leukosit):

a. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh atau memakan bibit


penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan RES
( Sistem retikulo endotel).
b. Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut atau membawa zat
lemak dari dinding usus melalui limfa lalu ke pembuluh darah.
c. Mempunyai enzim yang dapat memecah protein yang
merugikan tubuh dengan mengikat dan membuangnya serta
mengepung darah yang sedang terinfeksi.

Sel darah putih berdasarkan karakteristik sitoplasmanya dibagi


menjadi dua yaitu:

a. Polimorfonuklear(Granulosit) merupakan sel darah putih yang


sitoplasmanya bergranula. Granulosit terdiri dari :
- Neutrofil, merupakan sel darah putih yang granulanya menyerap
zat warna yang bersifat netral, berfungsi memakan kuman
penyakit, contohnya bakteri.
- Eosinofil merupakan sel darah putih yang granulanya menyerap
zat warna yang bersifat asam, berfungsi untuk mengatasi jenis-
jenis penyakit karena alergi.
- Basofil merupakan sel darah putih yang granulanya menyerap
zat warna yang bersifat basa. Basofil menghasilkan heparin yang
berfungsi dalam proses pembekuan darah.
b. Morfonuklear(Agranulosit) merupakan kelompok sel darah
putih yang sitoplasmanya tidak bergrabula. Agranulosit terdiri
dari limfosit dan monosit.
- Limfosit tidak dapat bergerak dan berfungsi untuk membentuk
antibodi yang berperan dalam menjaga kekebalan tubuh.
Limfosit terdapat 2 yaitu limfosit T yang meninggalkan sumsum
tulang dan berkembang lama, kemudian bermigrasi menuju ke
timus. Nantinya sel ini akan menghasilkan bahan kimia yang
menghancurkan mikroorganisme dan memberitahu sel-sel darah
putih bahwa telah terjadi infeksi. Terdapat limfosit B terbentuk
di sum-sum tulang lalu bersirkulasi dalam darah sampai
menjumpai antigen dimana mereka telah dirpogram untuk
mengenalinya.
- Monosit dapat bergerak dan bersifat fagosit, ukuran dan
protoplasmanya lebih besar dari limfosit serta memiliki bintik-
bintik sedikit kemerahan. Berfungsi sebagai fagosit.
Pada orang dewasa, jumlah sel darah putih total 4,0-11,0x10 9/l
yang terbagi sebagai berikut :
A) Granulosit :
1.
Neutrofil : 2,5-7,5 x 109
2. Eosinofil : 0,04- 0,44 109
3. Basofil : 0-0,10 109
B) Agranulosit :
1.
Limfosit : 1,5-3,5 x 109
2.
Monosit : 0,2-0,8 x 109
C. Keping Darah (Trombosit)
Berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti dan
hidup sekitar 10hari. Jumlah trombosit sekitar 150.000-
400.000/milliliter, sekitar 30-40% terkonsentrasi di dqlam limfa
dan sisanya bersikulasi dalam darah.
Fungsi utama trombosit atau platelet adalah untuk
pembekuan darah. Ketika pembuluh darah luka atau bocor, maka
tubuh akan melakukan 3 mekanismr utama untuk menghentikan
perdarahan yang sedang berlangsung, yaitu :
a. Melakukan pengkerutan (kontriksi) pada bagian pembuluh
darah yang terluka.
b. Aktivitas trombosit.
c. Aktivitas komponen pembekuan darah lainnya di dalam plasma
darah.
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan
darah. Trombosit dalam keadaan normal bersirkulasi ke seluruh
tubuh melalui aliran darah, namun dalam beberapa detik setelah
kerusakan suatu pembuluh, trombosit akan menyumbat lubang-
lubang kecil pada pembuluh darah, mula-mula sejumlah trombosit
melekat ke kolagen yang terpapar dalam dinding pembuluh darah
yang rusak. Trombosit melepaskan ADP yang menyebabkan
sejumlah besar trombosit bersatu (pembentukan sumbat
hemostatik) dan selanjutnya melepaskan lipid yang diperlukan
untuk pembentukan bekuan. (Waterbury L, 2001). Fungsi lain dari
trombosit adalah untuk mengubah bentuk dan kualitas setelah
berikatan dengan pembuluh yang cedera. Trombosit tersebut
menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat
trombosit. Sumbat trombosit tersebut secara efektif menambal
daerah yang luka. (Corwin EJ, 2001).
Pembatasan fungsi trombosit
Penimbunan trombosit yang berlebihan dapat menyebabkan
penurunan aliran darah ke jaringan atau sumbat menjadi sangat
besar sehingga lepas dari tempat semula dan mengalir ke hilir
sebagai suatu embolus dan menyumbat aliran ke hilir. Untuk
mencegah pembentukan suatu emboli, maka trombosit-trombasit
tersebut mengeluarkan bahan-bahan yang membatasi luas
penggumpalan mereka sendiri. Bahan utama yang dikeluarkan oleh
trombosit untuk membatasi pembekuan adalah prostaglandin
tromboksan A2 Tromboksan A2 merangsang penguraian dan
menyebabkan vasokontriksi lebih lanjut pada pembuluh darah.
HEMAPTOPOESIS
Hematopoiesis merupakan proses pembentukan komponen sel
darah, dimana terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi
secara serentak. Proliferasi sel menyebabkan peningkatan atau
pelipatgandaan jumlah sel, dari satu sel hematopoietik pluripotent
menghasilkan sejumlah sel darah. Maturasi merupakan proses pematangan
sel darah, sedangkan diferensiasi menyebabkan beberapa sel darah yang
terbentuk memiliki sifat khusus yang berbeda-beda.
Hematopoiesis pada manusia terdiri atas beberapa periode :
a. Mesoblatic : dari embrio umur 2 10 minggu. Terjadi di dalam yolk
sac. Yang dihasilkan adalah HbG1, HbG2, dan Hb Portland.
b. Hepatic : dimulai sejak embrio umur 6 minggu terjadi di hati
Sedangkan pada limpa terjadi pada umur 12 minggu dengan produksi
yang lebih sedikit dari hati. Disini menghasilkan Hb.
c. Mieloid : dimulai pada usia kehamilan 20 minggu terjadi di dalam
sumsum tulang, kelenjar limfonodi, dan timus. Di sumsum tulang,
hematopoiesis berlangsung seumur hidup terutama menghasilkan
HbA, granulosit, dan trombosit. Pada kelenjar limfonodi terutama sel-
sel limfosit, sedangkan pada timus yaitu limfosit, terutama limfosit T.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan sel darah di


antaranya adalah asam amino, vitamin, mineral, hormone, ketersediaan
oksigen, transfusi darah, dan factor faktor perangsang hematopoietik.
HEMOSTATIS
Menurut John Gibson (2003:163) Hemostasis adalah upaya tubuh
untuk mencegah terjadinya perdarahan dan mempertahankan keenceran
darah di dalam sirkulasi supaya tetap bisa mengalir dengan baik. Proses
hemostasis ada empat mekanisme utama, yaitu:
a. konstriksi pembuluh darah.
b. pembentukan sumbatan platelet/trombosit.
c. pembekuan darah.
d. pembentukan jaringan fibrosa.

PEMBEKUAN HEMATOLOGI
Pembekuan hematologi adalah proses dimana komponen cairan
hematologi ditransformasi menjadi material semisolid yang dinamakan
bekuan hematologi. Menurut howell proses pembekuan hematologi dibagi
menjadi tiga stadium yaitu:
a. Stadium I : pembentukan tromboplastin.
b. Stadium II : perubahan dari protrombin menjadi thrombin.
c. Stadium III : perubahan dari fibrinogen menjadi fibrin.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, W., & Hariwibowo, A. S. (2008). Buku ajar Asuhan Keperawatan


pada klien dengan gangguan sistem hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Panil, Z. (2008). Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar Medis. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Waterbury, Larry. 2001. Buku Saku Hematologi edisi 3. Jakarta: EGC

Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah KMB 2 (1st
ed.). Yogyakarta: Nuha Medika.

You might also like