You are on page 1of 5

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Gambaran fungsi kognitif pada penderita hipertensi


di Kelurahan Kakaskasen III Kecamatan Tomohon Utara
periode September-Oktober 2016

1
Janiffer F. Watulingas
2
Mieke A. H. N.Kembuan
2
Winifred Karema

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: janiffer.watulingas@yahoo.com

Abstract: Hypertension is a desease that occurs due to increased blood pressure.


Hypertension is classified in two major types, primary hypertension which cause is still
unknown and secondary hypertension caused by renal disease, endocrine disease, heart
disease, etc. Although hypertension usually does not show up any symptom, as the blood
pressure keeps increasing it could lead to a serious complication. Due to that reason,
hypertension has to be detected early by doing a periodical check-up of blood pressure. In
daily life, cognitive function in hypertension patients is less needed. Hypertension itself is
one of the risk factors of cardiovascular disease that shows an existence of the correlation
between the risk factors themselves and the decline of cognitive function. MMSE
examination showed that 42.50% of the respondens had cognitive impairment meanwhile
CDT examination showed that 47.50% of the respondents had cognitive impairment.
Keywords: hypertension, MMSE, CDT, Cognitive function.

Abstrak: Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan tekanan
darah. Hipertensi biasa diklasifisikan menjadi 2 jenis, hipertensi primer yang penyebabnya
tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit
endokrin, penyakit jantung,dll. Hipertensi biasanya tidak menimbulkan gejala, dan sementara
tekanan darah terus menerus menigkat dan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan
komplikasi. Oleh karena itu hipertensi sebaiknya harus dideteksi dini dengan melakukan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala. Dalam keseharian fungsi kognitif pada penderita
hipertensi kurang diperhatikan dan akan diperhatikan jika penderita hipertensi telah
mengalami stroke. Hipertensi sendiri ialah salah satu faktor resiko penyakit kardiovaskular
yang menunjukkan adanya hubungan faktor risiko tersebut dengan penurunan fungsi
kognitif. Hasil pemeriksaan fungsi kognitif pada penderita hipertensi menggunakan MMSE
mendapatkan bahwa yang mengalami gangguan kognitif sebesar 42,50% sedangkan pada
pemeriksaan menggunakan CDT didapatkan yang mengalami gangguan kognitif sebesar
47,50%.
Kata kunci: hipertensi, MMSE, CDT, fungsi kognitif.

Hipertensi merupakan penyakit yang ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung,


terjadi akibat adanya peningkatan tekanan dll. Hipertensi biasanya tidak menimbulkan
darah. Hipertensi biasa diklasifisikan gejala, dan sementara tekanan darah terus
menjadi 2 jenis, hipertensi primer yang menerus menigkat dan dalam jangka waktu
penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi lama bisa menyebabkan komplikasi. Oleh
sekunder yang disebabkan oleh penyakit karena itu hipertensi sebaiknya harus
Watulingas, Kembuan, Karema: Gambaran fungsi kognitif...

dideteksi dini dengan melakukan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk


pemeriksaan tekanan darah secara berkala.1 mengevaluasi dan konfirmasi status fungsi
Kesadaran masyarakat untuk melakukan kognitif. MMSE adalah pemeriksaan yang
kontrol tekanan darah masih jauh dari yang cepat untuk dilakukan, hanya berupa 30
diharapkan. Hal ini kemungkinan point-test terhadap fungsi kognitif yang
disebabkan karena meningkatnya tekanan berisikan uji orientasi, memori kerja dan
darah tidak menunjukan gejala-gejala, memori episodik, bahasa. Untuk CDT
disamping kurangnya pengetahuan tentang akang dilakukan tes kemampuan
factor resiko meningkatnya tekanan darah pemahaman, konsentrasi, pengetahuan
tersebut. Saat ini hipertensi merupakan angka, kemampuan visual spasial , ingatan
tantangan besar di Indonesia karena visual.6
merupakan kondisi yang sering ditemukan
pada pelayanan kesehatan primer. METODE PENELITIAN
Berdasarkan survei riset dasar kesehatan Penelitian ini adalah penellitian potong
nasional (RISKESDAS) pada tahun 2013 lintang (cross sectional) yang bersifat
hipertensi memiliki prevalensi yang tinggi, deskriptif dengan data primer untuk
yaitu sebesar 25,8%. Disamping itu mengetahui gambaran fungsi kognitif pada
pengontrolan hipertensi belum adekuat penderita hipertensi. Penelitian dilakukan di
meskipun sudah banyak tersedia obat- Kelurahan Kakaskasen III, Kec. Tomohon
obatan yang efektif.2,3 Utara periode september-oktober 2016. Pasien
Dalam keseharian kita biasanya fungsi yang diambil menjadi sampel adalah yang
kognitif pada penderita-penderita hipertensi memenuhi kriteria, yaitu pasien yang
kurang diperhatikan dan yang biasa akan mempunyai riwayat hipertensi atau pasien
diperhatikan jika penderita hipertensi telah yang menderita hipertensi.Variabel
mengalami stroke. Hipertensi sendiri penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan. Setelah data diambil
merupakan salah satu faktor risiko penyakit
maka pengolahan data dilakukan secara
kardiovaskular yang menunjukkan adanya
hubungan faktor resiko tersebut dengan manual dengan mengelompokkan data
penurunan fungsi kognitif. Menurut hasil yang telah diperoleh berdasarkan variable
penelitian lainnya, terdapat 12,3% penelitian dan kemudian menghitung dalam
mengalami gangguan kognitif yang bentuk distribusi variabel kemudian
disebabkan karena tekanan darah tinggi. Di menyajikan data dalam bentuk tulisan,
Indonesia menurut data dari KEMENKES grafik, dan tabel frekuensi.
tahun 2012 bahwa prevalensi penderita
HASIL PENELITIAN
hipertensi yang mengalami penurunan Dari hasil penelitian yang telah
fungsi kognitif sebesar 7-9%.3,4 dilakukan pada penderita riwayat hipertensi
Fungsi kognitif sendiri adalah di Kelurahan Kakaskasen III, Kec.
merupakan kemampuan berpikir dan Tomohon utara dengan menggunakan
memberikan rasional, termasuk proses pemeriksaan Mini Mental State
belajar, mengingat menilai, orientasi, Examination (MMSE) dan Clock Drawing
persepsi dan memperhatikan.5 Dalam hal Test (CDT) untuk melihat fungsi kognitif
ini penulis tertarik untuk dapat mengetahui pada 40 responden yang telah dipilih maka
gambaran fungsi kognitif pada penderita di dapatkan hasil:
hipertensi yang ada di Kelurahan Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
Kakaskasen III, kec. Tomohon Utara. distribusi penderita dengan riwayat
Untuk melakukan atau menilai fungsi hipertensi berdasarkan jenis kelamin lebih
kognitif pada penderita hipertensi di banyak didapatkan pada perempuan yaitu
Kelurahan Kakaskasen III, Kecamatan sebanyak 26 orang (65%) daripada laki-laki
Tomohon Utara, maka akan digunakan the hanya berjumlah 14 orang (35%).
mini mental state examination (MMSE) dan
clock drawing test (CDT) ,sebagai
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Tabel 1. Distribusi penderita berdasarkan Test (CDT) didapatkan dengan


jenis kelamin pemeriksaan MMSE yang termasuk dalam
kategori normal sebanyak 23 orang
Jenis kelamin Jumlah (%) (57,5%) dan yang masuk dalam kategori
Laki laki 14 35 dengan fungsi kognitif terganggu sebanyak
Perempuan 26 65 17 orang (42,5%) (Tabel 5).
Total 40 100
Tabel 4. Distribusi penderita berdasarkan
Tabel 2. Distribusi penderita berdasarkan pekerjaan
usia
Pekerjaan Jumlah (%)
Usia Jumlah (%) Pedagang 7 17,5
20 39 5 12,5 PNS 7 17,5
40 59 24 60 TNI/Polri 0 0
60 79 9 22,5 Buruh/Tani 6 15
80 2 5 Pensiunan 2 5
Total 40 100 Wiraswasta 4 10
IRT 14 35
Dalam Tabel 2 dapat dilihat bahwa Profesional 0 0
dari golongan usia didapatkan usia 40-59 Total 40 100
tahun lebih banyak yaitu sebesar 24 orang
(60%) dan yang paling sedikit didapatkan Tabel 5. Pemeriksaan MMSE
pada golongan usia >80 tahun yang hanya 2
orang (5%). MMSE
Normal Terganggu
Tabel 3. Distribusi penderita berdasarkan Variabel n % n %
tingkat pendidikan Jenis kelamin
Laki-laki 9 22,5 5 12,5
Pendidikan (n) (%) Perempuan 14 35 12 30
SD 6 15 Umur
SMP 11 27,5 20-39 5 12,5 0 0
SMA 14 35 40-59 16 40 8 20
>SMA 9 22,5 60-79 2 5 7 17,5
Total 40 100 80 0 0 2 5
Pendidikan
Dari Tabel 3 didapatkan bahwa SD 2 5 4 10
penderita dengan riwayat hipertensi paling SMP 6 15 5 12,5
banyak pada tingkat pendidikan SMA SMA 6 15 8 20
sebanyak 14 orang (27,5%) dan yang >SMA 9 22,5 0 0
paling sedikit yaitu pada tingkat SD Pekerjaan
Pedagang 5 12,5 2 5
sebanyak 6 orang (15%) yang didapatkan.
PNS 7 17,5 0 0
Berdasarkan hasil Tabel 4 didapatkan TNI/Polri 0 0 0 0
bahwa penderita dengan riwayat hipertensi Buruh/Tani 0 0 6 15
terbanyak pada golongan pekerjaan sebagai Pensiunan 0 0 2 5
IRT dengan jumlah 14 orang (35%) dan Wiraswasta 3 7,5 1 2,5
yang paling sedikit didapat pada golongan IRT 8 20 6 15
pekerjaan sebagai pensiunan sebanyak 2 Profesional 0 0 0 0
orang (5%).
Dari hasil penelitian yang telah Dari hasil pemeriksaan CDT sesuai
didapatkan terhadap 40 responden dengan pada diagram yang termasuk dalam
menggunakan Mini Mental State kategori normal sebanyak 21 orang
Examination (MMSE) dan Clock Drawing (52,5%) dan yang masuk dalam fungsi
Watulingas, Kembuan, Karema: Gambaran fungsi kognitif...

kognitif terganggu sebanyak 19 orang hanya 40,5%.7 Pada penelitian ini


(47,5%) didapatkan bahwa perempuan lebih banyak
mengalami gangguan kognitif daripada
Tabel 6. Pemeriksaan CDT laki-laki. Hal ini dikarenakan jumlah
perempuan lebih banyak dari laki-laki
CDT dalam penelitian ini. Apabila distribusi
Normal Terganggu berdasarkan jenis kelamin seimbang antara
Variabel n % n % laki-laki dan perempuan mungkin dapat
Jenis memberikan hasil yang berbeda.
kelamin 6 15 8 20
Distribusi usia responden pada tabel 2
Laki-laki 15 37,5 11 27,5
Perempuan
didapatkan usia 40-59 paling banyak di
Umur temukan dengan persentase sebanyak 60%
20-39 3 7,5 2 5 dan yang paling rendah pada usia >80
40-59 15 37,5 9 22,5 tahun dengan persentase hanya 5% dari
60-79 3 7,5 6 15 total responden sebanyak 40 orang. Di
80 0 0 2 5 Indonesia prevalensi hipertensi terus-
Pendidikan menerus meningkat dan paling banyak
SD 0 0 6 15 meningkat pada usia >50 tahun sebanyak
SMP 4 10 7 17,5 20-30%.8 Data dari pemeriksaan fungsi
SMA 10 25 4 10 kognitif yang telah dilakukan, ditemukan
>SMA 7 17,5 2 5 bahwa usia 40-59 tahun lebih banyak
Pekerjaan mengalami gangguan kognitif. Pada
Pedagang 3 7,5 4 10
penelitian yang dilakukan sebelumnya di
PNS 5 12,5 2 5
TNI/Polri 0 0 0 0 RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou malalayang
Buruh/Tani 1 2,5 5 12,5 didapatkan yang responden hipertensi
Pensiunan 0 0 2 5 terbanyak adalah pada umur 46-55 tahun.9
Wiraswasta 4 10 0 0 Pada Tabel 3 distribusi berdasarkan
IRT 8 20 6 15 tingkat pendidikan didapatkan bahwa
Profesional 0 0 0 0 tingkat pendidikan SMA yang paling
banyak dari 40 responden yaitu sebanyak
BAHASAN 14 orang (35%) dan yang paling sedikit
Penelitian ini dilakukan pada pasien ditemukan pada tingkat pendidikan SD
dengan riwayat hipertensi di Kelurahan hanya 6 orang (15%). Sesuai dengan hasil
Kakaskasen III, Kecamatan Tomohon pemeriksaan fungsi kognitif yang telah
Utara dengan jumlah responden sebanyak dilakukan bahwa yang mengalami
40 orang dan semua responden termasuk gangguan fungsi kognitif paling tinggi
dalam kriteria yang ditentukan. yaitu pada tingkat pendidikan SMA
Dapat dilihat dari data yang telah dikarenakan jumlah responden pada tingkat
didistribusi, pada gambaran jenis kelamin SMA paling tinggi. Berbeda dari penelitian
responden perempuan sebanyak 26 orang yang dilakukan sebelumnya di Indonesia
(65%) dan responden laki-laki sebanyak 14 pada wilayah tertentu ditentukan oleh
orang (35%). Ini berarti bahwa jumlah tinggi rendahnya pendidikan dan yang
responden yang memiliki riwayat paling banyak ditemukan dan terjadi pada
hipertensi didapatkan lebih banyak pada pendidikan yang rendah yaitu sebesar
perempuan dibandingkan laki-laki dari total 77,33%.7
jumlah responden sebanyak 40 orang. Hasil Pada Tabel 4 distribusi berdasarkan
ini juga sesuai dengan prevalensi yang tingkat pekerjaan didapatkan dari 40
dilakukan dalam penelitian lain di RSUD responden, yang paling banyak adalah
dr. Zainoel Abidin Bandah Aceh yang dengan pekerjaan sebagai IRT sebanyak 14
dimana prevalensi perempuan lebih banyak orang (35%) dan paling sedikit dengan
yaitu sebesar 59,5% dibandingkan laki-laki pekerjaan sebagai pensiunan sebanyak 2
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

orang (5%). Dari pemeriksaan fungsi DAFTAR PUSTAKA


kognitif yang telah dilakukan, yang paling 1. Bianti N. 2015. Risk Factors of
banyak mengalami gangguan fungsi Hypertension. Available online at
kognitif pada IRT. juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php
Pada Tabel 5 didapatkan bahwa /majority/article/download/602/606
responden yang paling banyak ialah 2. Hou X. Urban-rural disparity of overweight,
hypertension, undiagnosed
responden yang menderita hipertensi 5 hypertension, and untreated
tahun (77,5%) dan yang paling banyak hypertension in China. Asia Pac J
mengalami penurunan fungsi kognitif Public Health. 2008;20(2):159-69.
adalah yang mengalami hipertensi 5 3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
tahun. Tidak jauh berbeda dengan Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:
penelitian Pandean dan Surachmanto9 yang Badan Penelitian Pengembangan
pernah dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kesehatan Departemen Kesehatan
Kandou Manado bahwa penderita yang Republik Indonesia. 2013.
mengalami hipertensi lebih dari 5 tahun 4. Hendrie HC. Albert MS. Butters MA. Gao
dapat berpengaruh pada fungsi kognitifnya. S, Knopman DS, Launer LJ, et al.
The NIH Cognitive and Emotional
Health Project: Report of The Critical
SIMPULAN Evaluation Study Committee.
Dari hasil penelitian fungsi kognitif Alzheimers Dement. 2006;2(1):12-
yang telah dilakukan di Kelurahan 32.
Kakaskasen III Kecamatan Tomohon Utara 5. Herlina. Pengaruh Triterpen Total Pegagan
pada 40 responden yang mempunyai Terhadap Fungsi Kognitif Belajar dan
riwayat hipertensi dengan menggunakan Mengingat pada Mencit Jantan
MMSE didapatkan gangguan kognitif Albino. Palembang: FMIPA
sebesar 42,50% sedangkan dengan Universitas Sriwijaya; 2010.
menggunakan CDT didapatkan gangguan 6. Taufik ES, Purwoko Y, Muhartomo H.
kognitif sebesar 47,50%. 2014. Pengaruh hipertensi terhadap
fungsi kognitif pada lanjut usia.
Available from:
SARAN http://eprints.undip.ac.id/44611/3/Ed
penelitian lebih lanjut sebaiknya win_22010110120099_Bab2KTI.pdf
dilakukan dengan jumlah sampel dan 7. Amalia DR. 2014. Hubungan hipertensi
variabel yang lebih banyak dan luas dan dengan fungsi kognitif. Available
penelitian harus terus dilakukan agar from:
kiranya dapat membantu memberikan http://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.ph
pengetahuan para praktisi medis mengenai p?id=5179&page=31
dampak fungsi kognitif sendiri dan 8. Kartikawati A. 2008. Prevalensi dan
bagaimana untuk dapat mengatasinya. determinan hipertensi pada pasien
Perlu adanya informasi yang lebih luas puskesmas di Jakarta tahun 2007.
Available from:t
kepada masyarakat-masyarakat umum
lib.ui.ac.id/file?file=digital/122551-S-
mengenai dampak fungsi kognitif sendiri 5407-Prevalensi%20dan-HA.pdf
agar mereka dapat lebih mengetahui 9. Pandean GV. Surachmanto EE. 2016.
pentingnya pengetahuan mengenai fungsi Hubungan hipertensi dengan fungsi
kognitif sendiri. Kiranya untuk penderita kognitif di Poliklinik SMF Ilmu
dengan gangguan fungsi kognitif dengan Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R.
riwayat hipertensi dapat selalu dipantau dan D. Kandou Manado. Available from:
di berikan penangan yang komprehensif. ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclini
c/article/download/12147/11728

You might also like