You are on page 1of 4

BAB IX

UKURAN KORELASI DAN TES SIGNIFIKANSINYA

KOEFISIEN KONTINGENSI : C
Fungsi

- KoefisienKontingensi C
adalahsuatuukurankadarasosiasiataurelasiantaraduahimpunanatribut.
- Bergunakhususnyauntuk data yang hanyamempunyaiinformasikategori (skala nominal),
mengenaisatudiantarahimpunan-himpunanatributataukeduahimpunanatributitu.
- Pengukuraninidapatdipergunakankalauinformasitentangatributterdiridarisuaturangkaianf
rekuensi yang tidakberurut.

Metode

- Untukmenghitungkoefisienkontingensiantaraskor-skorduahimpunankategori, misalnya
A1, A2, A3, , Akdan B1, B2, B3, , Bkdisusundarisuatutabelkontingensi2x2, 2x5,
4x4, 3x7 atausembarangtabel k x r.
- BentukTabelkontingensi, untukmenghitung C
A1 A2 Ak Total

B1 (A1B1) (A2B1) (AkB1)

B2 (A1B2) (A2B2) (AkB2)

. .

. .

. .

Br (A1Br) (A2Br) (AkBr)

Total N

- Padakontingensiantaraskor-skor, semakinbesarperbedaanantaraharga-harga yang


diharapkandenganhargasel yang diobservasi, makasemakinbesar pula
tingkatasosiasiantarakeduavariabelitudandengandemikiansemakintinggiharga C.

- Koefisienkontingensidapatdiketahuidarisuatutabelkontingensifrekuensi, dengan:
2
C=
+ 2

dengan:

2
( )2
=

=1 =1

Dimana:
Oij = banyak kasus yang diobservasi yang dikategorikan dalam baris ke-i pada
kolomke-j
Eij = banyak kasusdi bawah H0 untuk dikategorikan dalam baris ke-i dan kolomke-
j

Harga Eij diperoleh dengan mengalikan kedua jumlah marginal bersama dan kemudian
membagi hasilnya dengan N

ContohSoal:

Diberikan data
pendaftaranPemudaElmtowndarilimakelassosialdalamtigakemungkinankurikulumSekolahMene
ngahAtassepertitabelberikut:

Kelas
Kurikulum Jumlah
I & II III IV V
PersiapanPerguruanTinggi 23 40 16 2 81
Umum 11 75 107 14 207
Perdagangan 1 31 60 10 102
Jumlah 35 146 183 26 390

Harga C dapat dihitung dengan menentukan harga 2 dengan menghitung terlebih dahulu nilai
Eij

(35 x 81)
E11 = /390 = 7,3
(35 x 207)
E12 = /390 = 18,6
(35 x 102)
E13 = /390 = 9,1
Dengan cara yang sama diperoleh, nilai Eij seperti dalam tabel,
denganharga2dapatditentukandenganmembuattabel2, sebagaiberikut:
Kelas
Kurikulum Jumlah
I & II III IV V
PersiapanPerguruanTinggi 7,3 30,3 38,0 5,4
23 40 16 2 81

Umum 18,6 77,5 97,1 13,8


11 75 107 14 207

Perdagangan 9,1 38,2 47,9 6,8


1 31 60 10 102
Jumlah 35 146 183 26 390


2
( )2
=

=1 =1
(23 7,3)2 (40 30,3)2 (10 6,8)2
2 = + + +
7,3 30,3 6,8

2 = 33,8 + 3,1 + + 1,5

2 = 69,2

Harga C dapatditentukan:

2
C=
+ 2

69,2
C=
390 + 69,2

C = 0,39

MengujiSignifikansiKoefisienKontingensi

Untukmengujihipotesis-nol (H0)digunakanhipotesis statistic:


TolakH0 :jika p
TerimaH0 :jika p
Dengan menggunakanTabel C sebagai acuan, dapat ditentukan bahwa 2 > 69,2 dengan db =
(k-1) (r-1) = 6 mempunyai kemungkinan kemunculan dibawah H0 yang besarnya kurang dari
0,001. Dengan demikian H0 ditolak pada tingkat signifikansi 0,001 dan menyimpulkan bahwa
status kelas sosial dan pilihan kurikulum sekolah menengah atas mempunyai hubungan dalam
populasi yang terhadap remaja-remaja Elmtown sebagai suatu sampel. Sedangkan kesimpulan
bahwa C = 0,39 secara signifikan berbeda dengan nol.

Ikhtisar Prosedur
Adapun langkah-langkah dalam pengujian koefisien kontingensi
1. Mengatur frekeunsi-frekuensi observasi dalam suatu Tabel Kontingensi k x r.
2. Menentukan frekuensi yang diharapkan di bawah H0 untuk tiap-tiap sel dengan mengalikan
kedua jumlah tepi yang sama-sama dimiliki sel itu, dan kemudian membagi hasilnya
dengan N, yakni jumlah total kasus.
3. Menghitung harga 2 dengan menggunakan rumus 2.
4. Dengan harga 2, menghitung harga C dengan menggunakan rumus koefisien kontingensi.
5. Menguji harga C, yang memberikan petunjuk terdapat asosiasi antara kedua variable di
dalam populasi yang diambil sampelnya, dengan terlebih dahulu menentukan kemungkinan
yang berkaitan dengan harga 2 yang diobservasi di bawah H0, dengan db = (k-1) (r 1)
dengan menggunakan Tabel C.

Kelebihan dan kekurangan Koefisien Kontingensi


Kelebihan:
Uji kontingensi mudah dalam perhitungannya serta bebas dari anggapan-anggapan yang
mengikat manakala ukuran korelasi lain tidak dapat diterapkan.

Kekurangan
1) Dimana asosiasi/ korelasi tidak terdapat sama sekali, koefisien kontingensi harus
sama dengan nol dan jika variable-variabelnya menunjukkan ketergantungan, maka
koefisien kontingensi sama dengan satu.
2) Datanya harus sesuai untuk kemungkinan perhitungan 2 sebelum C dipergunakan
secara tepat, dimanates 2 dapat dipergunakan bila kurang 20% sel-selnya
mempunyai harapan kurang dari 5 dan tidak satu sel pun mempunyai frekuensi
harapan kurang dari 1.
3) Bahwa koefisien kontingensi C tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan
ukuran korelasi lain.

You might also like